Penyebab Runtuhnya Konstantinopel, Kronologi dan Dampaknya

Keyword turunan: Dampak jatuhnya konstantinopel, apa itu konstantinopel, mengapa konstantinopel diperebutkan, nama konstantinopel sekarang, dampak jatuhnya konstantinopel bagi Eropa

Pada abad pertengahan di Eropa, Konstantinopel merupakan kota yang besar dan punya peran penting. Kota ini punya letak yang strategis dalam berbagai aspek, mulai dari perdagangan, ekonomi, hingga politik. Runtuhnya Konstantinopel membuat bangsa Eropa mendapatkan pukulan besar.

Kota ini sejak abad ke-3 Masehi hingga permulaan ke-15 menjadi ibukota kerajaan Bizantium, yakni Romawi Timur. Setelah akhirnya ditaklukan oleh Turki Ottoman pada 1453, kota ini berubah dari kota perdagangan Eropa menjadi kota perdagangan untuk umat Islam.

Sejarah Kota Konstantinopel

Sejarah-Kota-Konstantinopel

Awalnya Konstantinopel merupakan kota yang dikembangkan oleh koloni bangsa Yunani di tahun 667 SM. Namun di tahun 196 M kota ini mendapat serangan parah dari bangsa Romawi, meski begitu bangsa Romawi membangunnya kembali.

Karena perkembangannya yang pesat, Konstantinopel akhirnya menjadi ibu kota kerajaan Romawi Timur dengan nama Bizantium. Nama Konstantinopel sekarang adalah Istanbul dan masih menyisakan berbagai peninggalan bangunan di masa lalu.

Konstantinopel ditaklukkan lagi oleh Turki Ottoman pada 1453 dan dirubah menjadi kota yang besar dan makmur. Letaknya yang strategis membuat kota ini menjadi rute pelayaran antara Eropa dan Asia sekaligus menjadi titik penyeberangan.

Penyebab Runtuhnya Kota Konstantinopel

Penyebab-Runtuhnya-Kota-Konstantinopel

Kota Konstantinopel tak runtuh begitu saja, ada penyebab yang membuat negara ini goyah dan akhirnya kalah dari pengepungan Turki Ottoman. Beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya Konstantinopel adalah:

1. Adanya Perang Saudara

Ketika Konstantinopel berada di bawah kuasa bangsa Eropa, Perang Salib ke-4 antara sesama umat Katolik membuat kota ini kehilangan kekuatannya. Adanya perang yang berlangsung secara terus menerus juga membuat Konstantinopel mengalami krisis ekonomi.

2. Pemerintah yang Kurang Cakap

Kepemimpinan yang ada di Konstantinopel tak dilakukan secara terpusat, melainkan dipegang secara tak langsung. Pusat kepemimpinan kerajaan Romawi Timur ada di wilayah lain, sedangkan pemegang kekuasaan di Konstantinopel hanyalah perwakilan.

3. Serangan Turki Ottoman

Runtuhnya kota Konstantinopel tak lepas dari adanya serangan dari Turki Ottoman. Pihak Turki Ottoman yang di pimpin oleh Muhammad al Fatih menggerakkan tentara yang besar untuk mengepung dan menaklukan kota ini.

Alasan Konstantinopel Diperebutkan

Mengapa Konstantinopel diperebutkan oleh bangsa Eropa dan Islam? Bagi bangsa Eropa, Konstantinopel punya peran penting sebagai jalur pelayaran antara Asia dan Eropa. Kota ini juga menjadi daya tarik yang besar di bidang ekonomi dan kultural masyarakat.

Sehingga penaklukan Konstantinopel yang dilakukan oleh Mehmed II akan memberikan dampak yang besar bagi perekonomian kekaisaran Romawi Timur. Sedangkan bangsa Islam sendiri menggangap Konstantinopel sebagai tembok yang membatasi penyebaran Islam.

Karena alasan itulah Mehmed II ingin menaklukan Konstantinopel dan meruntuhkan dominasi kekuatan Kristen di wilayah Bizantium. Mehmed II juga ingin membuktikan kekuatan Islam sekaligus menguasai kegiatan perdagangan internasional yang ada disana.

Kronologi Runtuhnya Konstantinopel

1. Naiknya Mehmed II

Mehmed II atau Muhammad al Fatih naik ke tahta kerajaan Turki Ottoman di usia 19 tahun pada 1451, naiknya Mehmed II tak membuat pihak Eropa khawatir. Di saat yang bersamaan, Eropa sudah memiliki hegemoni Kristen yang besar di wilayah Balkan dan Laut Aegea.

Berdasarkan prediksi bangsa Eropa, dengan umur yang masih muda, Mehmed II tak akan melakukan penaklukan melewati Laut Aegea. Bangsa Eropa sempat merayakan penobatan Mehmed II, harapannya kenaikan Mehmeh II dengan pengalaman memimpim yang minim bisa membuat Turki Ottoman runtuh.

2. Persiapan Penyerangan Konstantinopel

Pada 1452 Mehmed II mulai menjalankan rencananya untuk menaklukan Konstantinopel. Mehmed II memulai rencananya dengan membangun benteng di wilayah Bosphorus, jaraknya hanya beberapa mil dari wilayah Konstantinopel.

Di tahun yang sama, Mehmed II menempatkan paukan di Peloponnese untuk melakukan blokade pada pasukan Thomas dan Demetrios. Kedua pasukan ini memang dimaksudkan untuk memberikan bala bantuan jika Turki Ottoman menyerang Konstantinopel.

3. Penyerangan Konstantinopel

Mehmed II yang ingin menaklukan Konstantinopel akhirnya melakukannya dengan mengirimkan 80 ribu pasukan muslim pada 1953. Pasukan Mehmed II melawan pasukan Kristen di bawah pimpinan Konstantin XI, kaisar Bizantium ke-57 dengan jumlah sebanyak 8 ribu orang.

Dengan jumlah pasukan yang besar, Mehmed berhasil meruntuhkan kota Konstantinopel. Runtuhnya Konstantinopel ditandai dengan berhasilnya Mehmed II melewati tembok pertahanan kota dan mengepung Konstantinopel selama 53 hari.

4. Berubah Menjadi Ibu Kota Turki Ottoman

Keberhasilan Mehmed II menaklukan Turki Ottoman membuat kota ini langsung berada di bawah kendali umat Islam. Keruntuhan Konstantinopel juga menjadi penanda berakhirnya kekuasaan Romawi Timur dan berakhirnya abad pertengahan di Eropa.

Setelah berhasil menaklukan Konstantinopel, Mehmed II kemudian memindahkan ibukota Turki Ottoman ke kota ini. Sebelumnya pusat ibu kota Turki Ottoman ada di wilayah Adrianople. Perpindahan ini juga membuat kota Konstantinopel beralih menjadi pusat perdagangan umat Islam.

Dampak Jatuhnya Konstantinopel

Dampak jatuhnya Konstantinopel terasa tak hanya oleh masyarakat Eropa saja, namun juga bangsa Ottoman yang akhirnya menguasai wilayah tersebut, diantaranya:

1. Perubahan Peta Kekuatan di Mediterania

Penaklukan kota Konstantinopel membuat peta kekuatan di Mediterania mengalami perubahan. Bangsa Ottoman dari pihak Islam berhasil memperluas wilayah kekuasannya, bahkan hingga menjangkau wilayah yang sebelumnya dimiliki oleh bangsa Kristiani.

Bangsa Kristen pun menganggap penaklukan kota Konstantinopel sebagai ancaman yang berat. Kehidupan beragama, militer, hingga ekonomi mengalami perubahan yang drastis. Banyak yang khawatir jika kerajaan Kristen Eropa lainnya akan bernasib sama seperti Konstantinopel.

2. Pindahnya Cendekiawan ke Eropa

Ilmuwan Yunani dan Romawi yang sebelumnya tinggal di Konstantinopel akhirnya pindah ke Eropa setelah penaklukan Mehmed II. Dengan mengungsi dan pindahnya kaum cendekiawan disana, maka pusat ilmu pengetahuan juga berpindah ke kawasan Eropa lain.

Inilah yang menyebabkan runtuhnya Konstantinopel sebagai batas akhir Abad Pertengahan di Eropa. Tak hanya itu, imperium Romawi yang sebelumnya sudah berdiri berabad-abad di Konstantinopel juga ikut runtuh dan berakhir.

3. Munculnya Renaisan di Eropa

Dampak jatuhnya Konstantinopel bagi Eropa yang lainnya adalah munculnya Renaisan di wilayah Eropa. Renaisan atau masa pencerahan merupakan masa kebangkitan bangsa Eropa yang sebelumnya lebih mementingkan urusan agama dan menolak perkembangan ilmu pengetahuan.

Selain muncul gerakan Renaisan, muncul pula gerakan Reformasi Gereja. Gerakan ini sebagai bentuk aksi atas kekhawatiran bangsa Kristen atas dominasi umat Muslim yang mulai memasuki dan menaklukan wilayahnya.

4. Munculnya Penjelajahan Samudera

Karena pusat perdagangan bangsa Eropa di Konstantinopel dikuasai oleh bangsa Ottoman, maka bangsa Eropa mencari jalur lain untuk melakukan perdagangan. Apalagi di saat yang bersamaan bangsa Ottoman juga mempersulit aktifitas ekonomi bangsa Eropa disana.

Akhirnya bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudera untuk mencari sumber komoditas perdagangan. Inilah yang akhirnya membuat bangsa Eropa memilih Nusantara sebagai tempat jual beli karena banyaknya rempah dan berbagai kebutuhan ekonomi lainnya.

Runtuhnya Konstantinopel memberikan perubahan yang signifikn bagi masyarakat dunia. Secara tak langsung Nusantara juga menjadi pihak yang terdampak karena adanya penjelajahan samudera yang dilakukan bangsa Eropa.

Baca Juga: