Niat Puasa Rajab Sekaligus Qadha Ramadhan, Apakah Boleh?

Puasa qadha Ramadhan memang sangat dianjurkan diselesaikan sebelum masuk waktu Ramadhan berikutnya. Namun jika sudah masuk waktu rajab, niat puasa rajab sekaligus qadha Ramadhan bolehkah dilakukan? Puasa Rajab sendiri tidak boleh dilakukan satu bukan penuh.

Puasa di bulan Rajab diperbolehlan dilakukan pada hari-hari utama seperti yaumul bidh, senin-kamis, dan lain-lain. Puasa Rajab sendiri harus diniatkan, baik itu niat dalam hati maupun diucapkan. Berbeda dengan Puasa Ramadhan, puasa Rajab niatnya bisa diucapkan malam hari hingga sebelum berbakat.

Niat yang terlambat diucapkan adalah ketika seseorang puasa Rajab namun ia lupa tidak niat, maka siang harinya selama belum makan dan minuman apapun boleh meniatkan segera. Sedangkan niat Puasa Ramadhan sendiri harus dilakukan pada malam harinya karena hukum puasanya wajib.

Niat Puasa Rajab Sekaligus Qadha Ramadhan Serta Ketentuannya

Niat Puasa Rajab Sekaligus Qadha Ramadhan Serta Ketentuannya

Ketika seorang Muslim masih memiliki hutang puasa Ramadhan, maka saat masuk bulan Rajab ia boleh mengqadha’ puasanya di bulan Rajab sekaligus puasa Rajab. Lantas bagaimana niat dan ketentuannya? Sebenarnya niat dan ketentuan ini sederhana.

Seseorang hanya perlu niat puasa qadha dan Rajab sekaligus. Artinya puasa Rajab yang dibersamai dengan puasa qadha Ramadhan diperbolehlan atau sah hukumnya. Sedangkan niatnya cukup dikatakan dalam hati bahwa ia niat qadha Ramadhan sekaligus Rajab.

Namun ada juga yang berniat dengan melafalkan niat tersebut. Untuk pelafalan niatnya bisa hanya mengucapkan niat puasa Ramadhan karena puasa Rajab tergolong sunnah yang niatnya tidak mutakhir ditentukan. Menurut Syekh Al Barizi, seseorang pada bulan Rajab boleh berniat puasa Ramadhan saja.

Lantas dengan puasa qadha nya yang dilakukan di bulan Rajab ia otomatis akan mendapatkan pahala Rajab sekaligus. Ketentuan yang diungkapkan Syekh Al Barizi ini tertuang dalam Fathul Mu’in yaitu:

وبالتعيين فيه النفل أيضا فيصح ولو مؤقتا بنية مطلقة كما اعتمده غير واحد (وقوله ولو مؤقتا) غاية في صحة الصوم في النفل بنية مطلقة أي لا فرق في ذلك بين أن يكون مؤقتا كصوم الاثنين والخميس وعرفة وعاشوراء وأيام البيض أو لا كأن يكون ذا سبب كصوم الاستسقاء بغير أمر الإمام أو نفلا مطلقا (قوله بنية مطلقة ) متعلق بيصح فيكفي في نية صوم يوم عرفة مثلا أن يقول نويت الصوم ( قوله كما اعتمده غير واحد) أي اعتمد صحة صوم النفل المؤقت بنية مطلقة وفي الكردي ما نصه في الأسنى ونحوه الخطيب الشربيني والجمال الرملي الصوم في الأيام المتأكد صومها منصرف إليها بل لو نوى به غيرها حصلت إلخ زاد في الإيعاب ومن ثم أفتى البارزي بأنه لو صام فيه قضاء أو نحوه حصلا نواه معه أو لا وذكر غيره أن مثل ذلك ما لو اتفق في يوم راتبان كعرفة ويوم الخميس انتهى

 

Artinya:

Dan dikecualikan dengan persyaratan ta’yin (menentukan jenis puasa) dalam puasa fardhu, yaitu puasa sunah, maka sah berpuasa sunnah dengan niat puasa mutlak, meski puasa sunah yang memiliki jangka waktu sebagaimana pendapat yang dipegang oleh lebih dari satu ulama. Ucapan Syekh Zainuddin, meski puasa sunah yang memiliki jangka waktu, ini adalah ghayah (puncak) keabsahan puasa sunah dengan niat puasa mutlak, maksudnya tidak ada perbedaan dalam keabsahan tersebut antara puasa sunnah yang berjangka waktu seperti puasa Senin-Kamis, Arafah, Asyura’ dan hari-hari tanggal purnama. Atau selain puasa sunah yang berjangka waktu, seperti puasa yang memiliki sebab, sebagaimana puasa istisqa dengan tanpa perintah imam, atau puasa sunnah mutlak. Ucapan Syekh Zainuddin, dengan niat puasa mutlak, maka cukup dalam niat puasa Arafah dengan niat semisal, saya niat berpuasa. Ucapan Syekh Zainuddin, sebagaimana pendapat yang dipegang oleh lebih dari satu ulama, maksudnya lebih dari satu ulama berpegangan dalam keabsahan puasa sunah dengan niat puasa mutlak. Dalam kitabnya Syekh al-Kurdi disebutkan, dalam kitab Al-Asna demikian pula Syekh Khatib al-Sayarbini dan Syekh al-Jamal al-Ramli, berpuasa di hari-hari yang dianjurkan untuk berpuasa secara otomatis tertuju pada hari-hari tersebut, bahkan apabila seseorang berniat puasa beserta niat puasa lainnya, maka pahala keduanya berhasil didapatkan.

Lantas Apakah ada ketentuan lain dari puasa qadha Ramadhan yang digabungkan dengan Rajab ini? Ketentuan puasanya sama saja seperti puasa Ramadhan pada umumnya. Yang membedakan hanyalah pahala dan keutamaannya.

Keutamaan Qadha Ramadhan dan Puasa Rajab

Keutamaan Qadha Ramadhan dan Puasa Rajab

Selain niat puasa Rajab sekaligus qadha Ramadhan, dua puasa yang digabungkan tentu punya keutamaan yang bisa didapatkan apabila dilaksanakan. Beberapa keutamaan yang bisa diraih diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengajarkan Kesabaran Dalam Hal Ketaatan

Menjadi hamba yang taat pada Allah bisa dibilang mudah namun juga bisa dibilang sulit. Sulit yang dirasakan seorang hamba untuk taat pada setiap perintah Allah adakah karena adanya Hawa nafsu dan keimanan yang masih lemah.

Ada banyak sekali amalan yang bisa mengajarkan seorang Muslim untuk sabar dalam ketaatannya kepada Allah, salah satu amalan tersebut adalah qadha Ramadhan yang dilaksanakan saat umumnya orang lain tidak berpuasa.

Hal tersebut karen tidak semua orang melaksanakan puasa sunnah Rajab di bulan Rajab. Untuk itu puasa qadha Ramadhan dan Rajab ini juga sekaligus bisa menjadi pelajaran untuk menguatkan keimanan seseorang.

2. Memberi Syafaat di Hari Kiamat

Seorang Muslim yang menjalankan puasa wajib Ramadhan tidak menutup kemungkinan mendapatkan syafaat pada hari kiamat jika puasanya dilakukan dengan cara dan niat yang benar.

Hal ini juga berlaku bagi orang-orang yang mengganti puasanya di bulan Rajab karena memiliki kendala saat puasa di bulan Ramadhan. Tentunya kendala yang dimaksud ini berkaitan dengan hal-hal yang diperbolehkan dalam Islam.

3. Menjadi Perisai Dari Api Neraka

Saat seorang hamba niat puasa Rajab sekaligus qadha Ramadhan, maka ia akan diberikan ampunan dan pahala yang amat besar. Dengan ampunan dan pahala yang didapatkannya ini, seorang Muslim akan mendapatkan perisai yang bisa melindunginya dari api neraka.

Inilah keistimewaan yang didapatkan saat seseorang benar-benar berniat untuk mengganti puasa wajibnya dan melaksanakan puasa sunnah di bulan yang suci, yakni bulan Rajab. Apalagi bulan Rajab ini juga dikenal sebagai bulan yang baik untuk melakukan berbagai amalan Muslim.

4. Mendapatkan Kemuliaan

Pada dasarnya seseorang yang melaksanakan puasa karena ketaatannya kepada Allah maka ia akan mendapatkan kemuliaan baik di dunia maupun di akhirat. Hal ini juga berlaku untuk setiap umat Muslim yang mengqadha puasa Ramadhannya bersamaan dengan puasa Rajab.

Allah akan mengangkat derajat hidupnya, memberikan pahala kepadanya, memberikan berkah dan keridhoaan-Nya dan berbagai kemuliaan lainnya. Mendapatkan kemuliaan di sisi Allah adalah hal yang sangat berharga dalam hidup seorang Muslim.

5. Menjadi Jembatan Menuju Syurga

Selain mendapatkan kemuliaan, puasa qadha Ramadhan yang dilakukan di bulan Rajab ini akan menjadi jembatan bagi seorang Muslim untuk bisa ke Syurganya Allah. Seperti yang kita semua tahu, seseorang bisa masuk ke dalam Syurga sejatinya bukan karena amalan yang selama ini ia lakukan.

Seseorang bisa masuk ke Syurga adalah karena rahmat dan ridho dari Allah SWT.  Sudah pasti saat seseorang benar-benar berniat mengganti puasa wajibnya yang harus ditinggalkan saat bulan Ramadhan maka Allah akan meridhoinya.

Hal tersebut karena menjalankan puasa Ramadhan adakah suatu bentuk ketaatan seorang hamba. Ditambah lagi ia melakukan puasa tersebut di bulan mulia Rajab yang tentunya akan mendapatkan dua jenis pahala sekaligus.

Dengan melakukan amalan yang menghasilkan keridhoaan Allah tersebut, maka sudah pasti Hal tersebut bisa menjadi jembatan baginya untuk bisa masuk ke Syurga Allah.

6. Mendapatkan Ampunan

Sebagai seorang manusia biasa, tentunya tak luput dari kesalahan dan dosa. Bahkan dosa-dosa kecil maupun besar yang menumpuk bisa menjadi penghalang terkabulnya doa-doa. Maka memperoleh ampunan dari Allah atas segala kesalahan dan dosa adalah hal yang luar biasa.

Bulan Rajab sendiri dikenal sebagai bulan ampunan dan bulan permohonan. Hal ini juga dijelaskan dalam sebuah hadits yang bunyinya:

Nabi Muhammad SAW bersabda: Bulan Rajab adalah bulan permohonan pengampunan bagi umatku, maka hendaklah mereka memperbanyak istighfar di dalamnya. Yakni: Astaghfirullaha Wa Atuubu Ilaihi (Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya)”

Karena merupakan bulan permohonan dan ampunan maka siapa saja yang melaksanakan niat puasa Rajab sekaligus qadha Ramadhan akan mendapatkan keutamaan berupa ampunan dari Allah SWT.

Saat seseorang memperoleh ampunan dari Allah maka sudah pasti ia akan mendapatkan rahmat dan ridho dari Allah. Hidupnya akan dipenuhi dengan berkah dan kemudahan, dan pada saat di akhirat akan dimudahkan jalannya Menuju Syurga.

7. Bulan Mustajab Untuk Berdoa

Meskipun banyak melakukan dosa dan kesalahan, namun sejatinya manusia masih membutuhkan Allah untuk mengabulkan segala permintaan dan doa-doanya. Secara umum memang saat berpuasa adalah saat yang mustajab untuk berdoa.

Artinya kemungkinan terkabulnya doa ini sangat besar. Dan bulan Rajab memang dikenal sebagai bulan permohonan yang mana sangat mustajab untuk memanjatkan doa-doa kepada Allah.

Untuk itu Allah memberikan kesempatan yang sangat besar bagi siapa saja yang berpuasa di bulan Rajab agar memanjatkan doa-doanya dengan jaminan waktu yang mustajab untuk terkabul. Hal ini tentu saja berlaku juga untuk puasa qadha Ramadhan yang dilakukan di Rajab.

Dari berbagai penjelasan yang sudah dirincikan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa sesungguhnya niat puasa Rajab sekaligus qadha Ramadhan diperbolehkan. Sedangkan niatnya sendiri boleh diucapkan di dalam hati pada saat malam hari sebelum besoknya mulai berpuasa.

 

Lihat Juga :