Apa itu ideologi liberalisme? Liberal sendiri sering dikaitkan dengan hal-hal yang merujuk pada kebebasan individu. Paham liberalisme sendiri menjadi salah satu ideologi politik yang diterapkan oleh beberapa negara di dunia.
Seperti yang disebutkan di awal, liberalisme merupakan sebuah paham dan pemikiran yang menjunjung tinggi dan mengutamakan kebebasan dalam segala aspek. Untuk memahami secara lebih mendalam tentang ideologi tersebut, mari kita ulas bersama-sama melalui pembahasan berikut.
Pengertian Ideologi Liberalisme
Pada awalnya liberalisme muncul sebagai upaya untuk menggantikan hak istimewa yang diwariskan secara turun temurun, monarki absolut, maupun konservatisme tradisional dengan supremasi hukum dan demokrasi perwakilan.
Paham liberalisme dipopulerkan oleh John Locke yang memiliki pemikiran bahwa setiap manusia memiliki hak untuk hidup, hak atas kebebasan maupun tempat tinggal. Sehingga pemerintah harus menghormati hak alami tersebut dan tidak boleh dilanggar.
Terkait dengan pengertian liberalisme, yang pertama bisa dilihat dari segi bahasanya. Liberalisme berasal dari Bahasa Latin “liber” yang artinya adalah bebas. Makna kata tersebut kemudian mengalami perkembangan sesuai dengan konteks yang dibicarakan.
Liberal kemudian dimaknai sebagai bebas dari pengekangan, bebas dari kefanatikan, bebas dari prasangka sempit, dan lain sebagainya. Seiring dengan berjalannya waktu, liberalisme mengalami pergeseran makna. Namun secara garis besar, berkaitan dengan kebebasan dan persamaan hak.
Jadi ideologi atau paham liberalisme merupakan pandangan filsafat moral dan politik yang berlandaskan kebebasan, persamaan hak di depan hukum, serta persetujuan pemerintah. Didalamnya juga terdapat dukungan terhadap hak-hak individu, termasuk hak asasi manusia dan hak sipil.
Ciri-ciri Ideologi Liberalisme
Konsep kebebasan yang menjadi dasar bagi liberalisme tentu membuat ideologi ini memiliki ciri khas yang berbeda dari ideologi lainnya. Untuk lebih memahami pengertian liberalisme secara menyeluruh, berikut adalah beberapa ciri yang perlu diperhatikan:
1. Kesempatan dan Perlakukan yang Sama
Masing-masing individu yang menjadi warga negara liberal memiliki kesempatan dan mendapatkan perlakuan yang sama. Tanpa memandang status sosial, kedudukan maupun jabatannya.
Kesempatan dan perlakuan yang sama tersebut berlaku untuk semua bidang, seperti ekonomi, hukum, politik, sosial dan pendidikan. Penerapan norma hukum dan HAM di negara yang menganut paham liberalisme sangat dijunjung tinggi.
2. Persamaan Kedudukan di Hadapan Hukum
Hukum yang berlaku di negara penganut paham liberalisme menerapkan prinsip rule of law yang benar-benar ditegakkan. Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak dari seluruh warga negara dari berbagai ancaman dan tindakan yang merugikan.
Hukum dijadikan sebagai pilar tertinggi untuk menghormati hak dan kebebasan individu. Selain menjadi pelindung, hukum juga digunakan untuk menjamin persamaan kedudukan setiap individu di hadapan hukum dan semua aspek kehidupan.
3. Negara Merupakan Alat
Di dalam paham liberalisme, negara hanya merupakan sebuah alat bagi warga negara untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu sistem pemerintahan juga dipegang sepenuhnya oleh rakyat sehingga setiap kebijakan yang dibuat harus atas persetujuan rakyat.
Dalam hal ini rakyat akan diwakili suaranya oleh wakil rakyat. Pemilihan wakil rakyat tersebut dilakukan melalui proses pemilu. Jika kebijakan yang diambil merugikan rakyat, maka pemerintahan bisa dijatuhkan oleh rakyat.
4. Menerapkan Sistem Demokrasi
Salah satu ciri-ciri negara yang menganut ideologi liberalisme adalah menerapkan sistem demokrasi. Hal ini sesuai dengan penjelasan sebelumnya yang menunjukkan bahwa kekuasaan tertinggi tetap di tangan rakyat.
Pemerintah harus bisa menjalankan tugas dan membuat kebijakan sesuai kehendak rakyat. Karena rakyatlah yang akan menentukan siapa saja yang pantas untuk mewakili mereka dalam menjalankan roda pemerintahan.
5. Tidak Menerima Dogmatisme
Ciri lainnya yang menunjukkan sebuah negara menganut paham liberalisme adalah tidak diterimanya ajaran dogmatis di negara tersebut. Dogmatis sendiri identik dengan ideologi yang hanya memegang satu keyakinan dan menentang keyakinan lainnya yang berbeda.
Kelebihan dan Kekurangan Ideologi Liberalisme
Secara garis besar, setiap ideologi yang dianut oleh suatu negara memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Seperti pada paham liberalisme dengan kelebihan dan kekurangan seperti berikut:
Kelebihan Liberalisme
Jika dilihat dari sisi positifnya, negara liberalisme sangat menjunjung tinggi kebebasan setiap warga negaranya sehingga tidak memberikan batasan yang mengekang. Dan berikut ini adalah beberapa kelebihannya:
- Munculnya keinginan serta inisiatif masyarakat untuk berkembang.
- Setiap individu memiliki hak dan kebebasan yang sama dalam kehidupan bermasyarakat.
- Munculnya persaingan positif karena semua pihak ingin menghasilkan produk berkualitas.
- Kebebasan pers dalam memberikan kritikan tajam kepada pemerintah tanpa melanggar kode etik.
- Adanya kebebasan untuk memilih partai politik tanpa pengaruh pihak lain.
- Aktivitas ekonomi lebih berkembang karena masyarakat memiliki motif untuk mencari keuntungan.
Kekurangan Liberalisme
Sementara jika dilihat dari sisi negatifnya, negara yang menganut liberalisme cenderung mengajarkan sikap yang semaunya sendiri tanpa ada batasan norma yang berlaku. Adapun kekurangan dari liberalisme adalah:
- Munculnya kesenjangan sosial dan ekonomi karena pihak yang memiliki sumber daya akan cenderung mengeksploitasi pekerja.
- Bisa memunculkan monopoli terhadap masyarakat miskin.
- Kebebasan pers bisa dimanfaatkan pihak tertentu untuk mencapai tujuannya.
- Munculnya persaingan bebas yang menyebabkan tidak meratanya pendapatan.
- Bisa memunculkan sekelompok masyarakat yang merasa derajatnya lebih tinggi.
Negara yang menganut Ideologi Liberalisme
Dengan menerapkan ideologi yang mementingkan kebebasan individu dalam setiap aspek kehidupan, paham liberalisme rupanya dianut oleh beberapa negara seperti berikut:
1. Amerika Serikat
Jika membahas tentang paham liberalisme, pasti pandangan kita akan langsung tertuju kepada negara adidaya Amerika Serikat. Seperti yang diketahui, Amerika dikenal sebagai negara yang sangat menjunjung tinggi kebebasan.
Bahkan paham liberalisme yang diterapkan di negara ini dianggap sebagai yang paling murni. Hal ini terjadi karena kebebasan individu di Amerika Serikat benar-benar terjamin.
2. Jerman
Selain Amerika Serikat, Jerman rupanya juga menganut ideologi liberalisme. Liberalisme di Jerman mulai diterapkan semenjak Tembok Berlin runtuh di tahun 1989.
Selanjutnya pada tahun 1990, sistem parlementer yang menjadi tonggak berkembangnya paham liberalisme di Jerman resmi diterapkan. Hal ini semakin diperkuat dengan adanya partai bernama Demokrat Liberal yang memiliki dominasi di kursi parlemen.
3. Australia
Negara berikutnya yang menganut paham liberalisme adalah Australia. Negara ini telah menerapkan ideologi yang diwariskan oleh pendatang asal Benua Eropa. Penerapannya bisa dilihat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
4. Perancis
Peristiwa Revolusi Perancis menjadi awal negara ini menganut paham liberalisme. Pemberontakan yang terjadi di Perancis disebabkan karena adanya pembagian golongan masyarakat yang membuat golongan kelas bawah sangat menderita karena haknya terbatas.
5. Inggris
Inggris sebelumnya menganut sistem monarki dan kemudian menganut paham liberalisme. Hal ini diawali dengan lahirnya Magna Charta yang akhirnya membawa demokrasi di Inggris. Salah satu ciri khas dari liberalisme di Inggris adalah menggunakan peraturan yang tidak tertulis.
6. Jepang
Di wilayah Asia, ada Jepang yang menganut paham liberalisme. Kondisi ini ditandai dengan adanya sistem parlementer di pemerintahan. Selain itu, parlemen Jepang juga didominasi partai demokrasi liberal sejak 1955 sampai saat ini.
Jadi kesimpulannya ideologi liberalisme adalah paham yang mengutamakan kebebasan individu dalam setiap aspek kehidupan. Dengan adanya kebebasan yang dilindungi maka setiap individu memiliki kesempatan yang sama serta kedudukan yang sama di depan hukum.
Baca Juga: