5 Jenis-jenis Konjungsi Lengkap Beserta Contoh Kalimatnya

Konjungsi merupakan bagian tata bahasa yang berperan dalam menghubungkan kata, frasa, klausa, maupun kalimat dalam suatu teks. Dimana terdapat jenis-jenis konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kata atau kalimat tersebut.

Tentunya, konjungsi banyak digunakan dalam berbagai kebutuhan tulisan maupun percakapan sehari-hari. Sehingga pengetahuan akan hal ini sudah sepatutnya dipahami supaya tidak keliru saat menggunakannya.

Oleh karena itu, berikut kami berikan rangkuman lengkap tentang pengertian konjungsi, fungsi, dan jenis-jenis konjungsi beserta contohnya untuk Anda.

Pengertian Konjungsi

Pengertian-Konjungsi

Melansir dari KBBI daring, konjungsi merupakan sebuah ungkapan atau kata penghubung antarfrasa, antarklausa, antarkata, dan antarkalimat.

Dimana konjungsi berperan sebagai penghubung kata atau frasa untuk membentuk hubungan makna yang jelas dan koheren antara kalimat maupun antar paragraf, sehingga lebih padu dan mudah untuk dipahami.

Fungsi Konjungsi

Diketahui, konjungsi atau kata hubung memiliki beberapa fungsi antara lain:

  • Menghubungkan kata atau frasa
  • Menghubungkan klausa dalam kalimat kompleks
  • Menggambarkan hubungan antar kata dan klausa
  • Menjelaskan suatu istilah atau kalimat tertentu.
  • Digunakan sebagai penghubung agar suatu kalimat atau paragraf saling berkesinambungan.

Jenis-jenis Konjungsi dan Contohnya

Jenis-jenis-Konjungsi-dan-Contohnya

Pada dasarnya, konjungsi memiliki jenis yang cukup banyak dan tentunya hal ini juga disesuaikan dengan fungsi serta satuan bahasanya.

Di sisi lain, hanya terdapat lima jenis konjungsi yang biasa dikenal dan digunakan sehari-hari. Berikut ini kami berikan penjelasannya untuk Anda.

1. Konjungsi Koordinatif

Konjungsi koordinatif atau yang merupakan kata hubung setara biasanya digunakan untuk menggabungkan dua klausa dengan kedudukan yang setara. Dimana menghasilkan kalimat majemuk setara.

Diketahui, terdapat lima pembagian konjungsi koordinatif, yakni:

Konjungsi Koordinatif Perlawanan

Konjungsi koordinatif perlawanan digunakan untuk menghubungkan dua klausa yang memiliki makna berlawanan. Dimana kata hubung yang sering digunakan, yakni “tetapi” dan “melainkan”.

Contohnya:

  • Rumah Andi sangat jauh dari kantor, tetapi Ia selalu datang tepat waktu.
  • Ia ingin membeli sepatu baru, tetapi uangnya sudah habis
  • Bukan keahliannya yang dipertanyakan, melainkan kemampuannya yang kurang.

Konjungsi Koordinatif Pertentangan

Konjungsi koordinatif pertentangan merupakan jenis konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan dua klausa yang saling bertentangan atau bertolak belakang. Dimana dalam penggunaannya menggunakan kata hubung “padahal” dan “sedangkan”.

Contohnya:

  • Amelia tetap masuk sekolah, padahal Ia sedang sakit perut.
  • Saya suka minum teh, sedangkan Ia lebih memilih kopi.
  • Saya suka berlibur ke pantai, sedangkan dia lebih suka ke gunung.

Konjungsi Koordinatif Pemilihan

Konjungsi koordinatif pemilihan adalah konjungsi yang digunakan untuk menyatakan pilihan atau alternatif antara dua atau lebih klausa atau frasa dalam sebuah kalimat. Kata hubung yang digunakan ialah “atau” dan “maupun”.

Contohnya:

  • Saya belum memutuskan apakah akan pergi ke pesta atau tidak.
  • Salsa bingung mau memakai baju warna pink atau biru.
  • Dia suka menulis karya fiksi maupun nonfiksi.

Konjungsi Koordinatif Penambahan

Konjungsi koordinatif penambahan adalah konjungsi yang digunakan untuk menyatakan penambahan informasi atau elemen dalam suatu kalimat. Kata hubung yang digunakan adalah “dan”.

Contohnya:

  • Dia senang makan buah-buahan, seperti pisang, alpukat, apel, dan jeruk.
  • David mengerjakan tugas matematika dan biologi dalam waktu dua jam.
  • Ia membeli coklat dan keju di supermarket.

Konjungsi Koordinatif Pendamping

Terakhir, konjungsi koordinatif pendamping digunakan untuk menggabungkan dua kata maupun klausa yang sejenis atau memiliki kedudukan sama. Kata hubung yang dipakai adalah “serta”.

Contohnya:

  • Saya belajar matematika, kimia, serta fisika untuk persiapan ujian besok.
  • Saya baru saja membeli buku baru serta pulpen warna-warni.
  • Rafi mengikuti ekstrakurikuler basket, sepak bola, serta pencak silat.

2. Konjungsi Subordinatif

Selanjutnya konjungsi subordinatif merupakan jenis konjungsi yang berfungsi untuk menggabungkan dua atau lebih kata atau klausa yang tidak setara. Dimana menghasilkan kalimat majemuk bertingkat.

Dimana jenis-jenis konjungsi subordinatif meliputi:

Konjungsi Subordinatif Syarat

Merupakan jenis konjungsi subordinatif yang digunakan untuk menyatakan syarat atau kondisi. Kata hubung yang sering digunakan yakni “Jika”, “Kalau”, dan “Apabila”.

Contohnya:

  • Kamu akan berhasil dalam ujian jika kamu belajar dengan giat.
  • Apabila Ia datang tepat waktu, maka kita akan mulai rapat.
  • Sania mengatakan kalau Ia tidak menyukai pelajaran olahraga.

Konjungsi Subordinatif Waktu

Jenis konjungsi subordinatif waktu biasanya digunakan untuk menyatakan waktu atau urutan kejadian. Kata yang sering digunakan yakni “sejak”, “semenjak”, dan “sewaktu”.

Contohnya:

  • Ia tidak pernah berbicara dengan tetangganya sejak pindah ke rumah baru.
  • Semenjak Ia berhenti merokok, kesehatannya menjadi semakin baik.
  • Sewaktu mereka berada di luar negeri, mereka mengunjungi banyak tempat wisata.

Konjungsi Subordinatif Pengandaian

Merupakan jenis konjungsi subordinatif yang digunakan untuk mengindikasikan kondisi atau pengandaian dalam kalimat kompleks. Kata hubung yang digunakan yaitu “seandainya” dan “seumpama”.

Contohnya:

  • Seandainya cuaca cerah, kita bisa pergi piknik.
  • Seandainya kamu datang lebih awal, kita bisa makan bersama.
  • Seumpama kamu bisa mengajukan cuti, kita bisa pergi berlibur besok.

Konjungsi Subordinatif Perbandingan

Konjungsi subordinatif perbandingan biasanya berfungsi untuk membandingkan antara dua hal atau lebih dengan menggunakan kata hubung “seperti”.

Contohnya:

  • Dia mengenakan gaun seperti bidadari.
  • Rambutnya hitam, panjang, dan halus seperti sutra.
  • Ia melompat tinggi seperti kanguru.

Konjungsi Subordinatif Sebab

Konjungsi ini biasanya digunakan untuk mengindikasikan hubungan sebab-akibat antara dua klausa dengan menggunakan kata hubung “sebab” dan “karena”.

  • Dia terlambat masuk kantor karena jalanan sangat macet.
  • Andi tidak lolos seleksi sebab persyaratan yang tidak terpenuhi.

3. Konjungsi Korelatif

Konjungsi korelatif merupakan kata yang menghubungkan frasa atau klausa yang memiliki hubungan sederajat. Biasanya menggunakan kata hubung seperti “tidak hanya…”, “tetapi juga…”, dan “sehingga…”

Contohnya:

  • Bagas tidak hanya pandai dalam akademik, namun juga dalam bidang olahraga.
  • Ia belajar sangat giat, sehingga berhasil meraih juara kelas.

4. Konjungsi Antarkalimat

Selain itu, terdapat juga konjungsi antar kalimat yang menghubungkan antara kalimat satu dengan kalimat lain. Biasanya menggunakan kata sambung seperti “meskipun demikian”, “setelah itu”, “sebaliknya”, “bahkan”, dan “akibatnya”

Contoh konjungsi antarkalimat:

  • Ia bekerja keras untuk meraih juara kelas bahkan sampai mengorbankan waktu tidurnya.
  • Proyek itu terhenti karena kekurangan dana, akibatnya pekerjaan terpaksa dihentikan sementara.

5. Konjungsi Antar Paragraf

Terakhir, konjungsi antar paragraf berfungsi untuk menghubungkan dua paragraf hingga menjadi suatu paragraf yang sistematis, dengan menggunakan kata hubung “di samping itu”, “oleh karena itu”, dan “jadi”.

Contoh konjungsi antar paragraf:

Tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap Pendidikan. Akibatnya masih banyak anak-anak yang tidak bisa sekolah karena terhalang oleh faktor ekonomi atau sosial.

Oleh karena itu, pemerintah harus memberikan perhatian khusus untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi masyarakat yang kurang mampu.

Demikian ulasan lengkap mengenai kata hubung yang biasa digunakan dalam penulisan maupun percakapan sehari-hari.

Dimana dengan memahami pengertian, fungsi, dan jenis-jenis konjungsi dengan baik, bisa membantu Anda dalam menyusun kalimat yang efektif serta memastikan struktur kalimat yang tepat.

Baca Juga: