Pengertian Jaringan Hewan, Jenis-jenis dan Fungsinya Lengkap

Tubuh hewan terdiri dari berbagai macam jaringan dengan fungsi yang berbeda-beda. Pada mata pelajaran Biologi kelas 11 dipelajari tentang jaringan hewan ini. Agar lebih memahami materinya, sebaiknya simak penjelasan lengkap yang akan diberikan di bawah ini.

Pertama, mari pahami pengertian dari jaringan pada hewan itu sendiri:

Jaringan Hewan Adalah

Jaringan-Hewan-Adalah

Istilah ini bisa didefinisikan dengan sekumpulan sel yang memiliki bentuk serta fungsi sama sehingga terbentuklah jaringan. Hewan adalah makhluk hidup atau organisme multiseluler atau memiliki banyak sel pada tubuhnya.

Sel-sel di dalam tubuh hewan ini berkelompok sesuai dengan bentuk dan fungsinya sehingga terbentuklah jaringan pada hewan. Secara umum, jaringan pada tubuh hewan terbagi ke dalam jenis berbeda, yaitu somatis atau jaringan tubuh dan germinal atau jaringan benih.

Somatis adalah jaringan yang ada sejak awal kehidupan dan akan terus ada sepanjang hidup hewan tersebut. Pada mamalia atau hewan tingkat tinggi, somatis terbagi lagi ke dalam 4 jenis jaringan dasar, yaitu epitel, ikat, saraf, serta jaringan otot.

Sementara germinal adalah jaringan yang selalu menghasilkan benih baru dengan cara membelah diri. Jaringan germinal ini letaknya ada di dalam gonad, yaitu organ tubuh yang menghasilkan ovum maupun sel sperma.

Jenis-jenis Jaringan Hewan

Jenis-jenis-Jaringan-Hewan

Pada penjelasan mengenai pengertian di atas, sudah sedikit disebutkan mengenai jenis-jenis jaringan dalam tubuh hewan. Untuk lebih memahami masing-masing jenis dan perbedaannya, silakan simak penjelasan yang akan diberikan berikut.

1. Jaringan Epitel

Jaringan ini ada di sisi paling luar pada organ-organ tubuh hewan. Umumnya, letak jaringan epitel pada hewan berada di lapisan permukaan tubuh, menjadi pembatas antara satu organ dengan lainnya, dan membatasi organ dengan rongga-rongga tubuh.

Fungsi utamanya antara lain menghindari kehilangan cairan, cairan mikroorganisme, dan luka mekanik. Hal ini bisa dilakukan oleh jaringan epitel karena sel-selnya saling terikat dengan kuat. Selanjutnya, jaringan epitel terbagi lagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan bentuk dan susunannya, antara lain:

Epitel Kubus

Jaringan ini memiliki bentuk seperti kubus, memiliki nukleus di bagian tengah berbentuk bulat. Epitel kubus terbagi ke dalam 3 jenis, pertama ada epitel kubus selapis yang berguna sebagai pelindung serta berfungsi dalam sekresi. Contohnya ada di lensa mata, permukaan ovarium, serta kelenjar tiroid.

Berikutnya ada epitel kubus berlapis banyak yang tersusun dari beberapa sel berbentuk kubus. Fungsinya ada pada absorpsi dan sekresi, misalnya di kelenjar keringat dan kelenjar minyak pada kulit.

Terakhir ada epitel kubus berlapis banyak semu, disebut demikian karena ketinggian sel penyusunnya tidak sama sehingga terlihat berlapis, tapi sebenarnya hanya terdiri dari 1 lapisan saja. Fungsinya adalah sebagai perlindungan, gerakan zat, serta sekresi di trakea dan rongga hidung.

Epitel Silindris

Nukleus pada jaringan epitel ini letaknya ada di bagian dasar sel dan berbentuk bulat, sementara jaringannya sendiri berbentuk seperti silinder atau batang. Sama seperti epitel kubus, epitel silindris terbagi ke dalam dua jenis berdasarkan lapisan penyusunnya.

Epitel silindris selapis adalah jenis pertama yang berfungsi untuk proses sekresi dan absorpsi, melumasi permukaan saluran, serta menghasilkan mukus. Jaringan epitel silindris selapis bisa dijumpai pada saluran pernapasan bagian atas, kantung empedu, lambung, dan jonjot usus.

Jenis yang kedua adalah epitel silindris berlapis banyak karena tersusun atas banyak sel berbentuk batang. Fungsinya adalah menghasilkan mukus, melindungi, gerakan zat melalui permukaan, serta saluran ekskresi kelenjar susu dan ludah.

Epitel Pipih

Seperti namanya, jaringan epitel ini memiliki bentuk pipih dengan nukleus berada di tengah dan berbentuk bulat. Jaringan ini juga terbagi ke dalam dua jenis jika dibedakan berdasarkan lapisan penyusunnya.

Epitel pipih selapis hanya tersusun atas satu lapisan sel pipih dan sangat rapat susunannya. Fungsinya adalah untuk proses sekresi, filtrasi, osmosis, serta difusi. Contohnya adalah ginjal, glomerulus, pembuluh limfa, alveolus, dan pembuluh darah.

Epitel Transisional

Terakhir ada jaringan epitel transisional, yaitu jaringan epitel dengan bentuk sel yang berlapis dan selalu berubah. Sel akan berbentuk silinder atau kubus ketika jaringan ini menggelembung. Lapisan atas jaringan ini memiliki bentuk pipih dan lapisan tengahnya berbentuk kubus.

Contoh jaringan epitel transisional bisa dijumpai pada kantung kemih. Jaringan ini bisa menyesuaikan bentuknya sesuai kebutuhan, yaitu untuk menahan tekanan yang diberikan pada urine serta membantu kantung kemih untuk memberikan ruang pada cairan sisa tersebut.

2. Jaringan Ikat

Jaringan ikat memiliki beberapa nama lain seperti jaringan penunjang atau penyokong. Sesuai dengan namanya tersebut, fungsi dari jaringan ini adalah menyatukan jaringan-jaringan menjadi sebuah organ serta melindunginya.

Penyusun jaringan ikat antara lain sel-sel, cairan ekstraseluler, dan serabut. Terdapat 3 jenis serabut dalam jaringan ikat, antara lain serabut retikuler, elastis, dan kolagen. Jaringan ikat terbagi menjadi 2 jenis berdasarkan fungsi serta strukturnya, yaitu jaringan ikat padat dan longgar.

Ikat Padat

Jaringan ikat padat juga disebut serabut putih. Disebut demikian karena penyusunnya adalah serabut kolagen yang memang berwarna putih. Jaringan ikat padat ada di tendon, ligamen, fascia, selaput pembungkus otot, serta selaput urat.

Ikat Longgar

Disebut sebagai jaringan ikat longgar karena sel-selnya lebih jarang. Sebagian jaringannya terdiri dari matriks yang mengandung serabut elastis serta kolagen. Jaringan ini punya fungsi untuk membungkus organ tubuh, saraf, dan pembuluh darah.

3. Jaringan Otot

Berikutnya adalah jaringan otot yang fungsi utamanya adalah menggerakkan organ tubuh. Jaringan otot punya kemampuan untuk berkontraksi, yaitu proses memanjang dan memendeknya sel otot yang tersusun atas molekul-molekul protein.

Jaringan otot hewan selanjutnya terbagi ke dalam 3 jenis berbeda dan akan dijelaskan di bawah ini.

Otot Polos

Otot polos memiliki fibril atau serabut yang homogen, biasanya terdapat pada saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan dinding pembuluh darah. Nah, otot polos bekerja di bawah kendali saraf otonom sehingga mampu berkontraksi secara refleks serta reaksinya lambat.

Otot Lurik

Jenis jaringan otot yang kedua disebut otot lurik karena terdiri dari garis-garis terang dan gelap dan saling melintang. Jaringan otot lurik bisa berkontraksi secara cepat serta bekerja sesuai dengan keinginan hewan itu sendiri. Pasalnya, otot lurik ini bekerja di bawah kendali saraf sadar.

Hampir seluruh otot lurik di dalam tubuh hewan melekat pada rangka tubuh. Karena hal inilah, otot lurik juga kerap disebut sebagai otot rangka. Fungsi utamanya adalah menggerakkan tulang-tulang sesuai keinginan hewan.

Selain itu, otot lurik juga berfungsi untuk melindungi tulang atau kerangka dari benturan keras yang bisa merusaknya.

Otot Jantung

Terakhir ada otot jantung yang letaknya ada di jantung, sesuai dengan namanya. Fungsinya adalah membantu memompa darah ke seluruh tubuh. Dilihat dari strukturnya, otot jantung hampir sama seperti otot lurik serta bekerja dibawah kendali saraf otonom.

4. Jaringan Saraf

Jenis jaringan hewan terakhir adalah jaringan saraf yang tersusun dari neuron atau sel saraf. Masing-masing neuron terdiri dari cabang akson, cabang dendruit, dan badan sel saraf. Setiap sel saraf dihubungkan dengan cabang-cabang tersebut sehingga terbentuk suatu jaringan saraf.

Sel saraf punya kemampuan membawa impuls-impuls saraf atau disebut dengan konduktivitas. Selain itu, sel saraf uga mampu bereaksi terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan sekeliling hewan, ini disebut dengan iritabilitas.

Ada 3 jenis sel yang membentuk jaringan saraf. Pertama ada sel motorik untuk menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat menuju efektor. Kedua ada sel sensorik untuk menghantarkan rangsang menuju sumsum saraf pusat.

Terakhir ada sel saraf penghubung yang fungsinya untuk menghubungkan antara satu sel saraf dengan sel saraf lainnya sehingga mampu berfungsi dengan baik.

Selain 4 jaringan yang telah dijelaskan di atas, beberapa ahli juga menambahkan beberapa jenis lainnya dalam jaringan hewan. Jenis lainnya adalah jaringan darah dan limfa serta jaringan tulang atau rangka.

Baca Juga: