Sanksi FIFA ke Indonesia Pasca Batalnya Piala Dunia U-20 2023

Setelah dicabutnya status tuan rumah Indonesia untuk Piala Dunia U-20 2023, publik sepak bola tanah air harap-harap cemas dengan sanksi apa yang akan dijatuhkan FIFA ke Indonesia. Ada yang menilai sanksi FIFA ke Indonesia bisa sangat fatal, salah satunya pengucilan Indonesia dari sepak bola internasional.

Untungnya, sanksi FIFA yang ditakutkan tersebut tidak separah yang dibayangkan. Jumat, 7 April 2023, ketua PSSI, Erick Thohir mengumumkan Indonesia tidak mendapatkan sanksi berat dari FIFA. Adapun sanksi yang diberikan merupakan sanksi administrasi. Menurutnya, Indonesia mendapatkan ‘kartu kuning’.

Indonesia Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

Indonesia-Gagal-Jadi-Tuan-Rumah-Piala-Dunia-U-20-2023

Penolakan hadirnya timnasIsrael dalam ajang Piala Dunia U-20 oleh sejumlah politis dianggap menjadi penyebab gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah ajang internasional tersebut. FIFA akhirnya mencabut status tuan rumah Indonesia. Masalah tidak berakhir di sana karena Indonesia bisa disanksi FIFA.

Sanksi FIFA menjadi mimpi buruk dan hal yang ‘dinanti’ oleh publik sepak bola tanah air. Pasca Tragedi Kanjuruhan, sanksi FIFA berpotensi dijatuhkan ke Indonesia. Setelah lolos dari sanksi FIFA di Kanjuruhan, Indonesia akan menghadapi sanksi FIFA yang jauh lebih pasti dan bisa mematikan untuk Indonesia.

Pasca pencabutan status tuan rumah Indonesia dari Piala Dunia U-20 2023, banyak spekulasi mengenai sanksi FIFA yang akan dijatuhkan ke Indonesia. Menghadapi hal tersebut, ketua PSSI Erick Thohir terbang ke Perancis untuk bertemu dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino. Sanksi FIFA adalah sebuah kepastian.

Jumat pekan lalu, sanksi FIFA untuk Indonesia akhirnya diumumkan. Sanksi FIFA untuk Indonesia memang sudah dijatuhkan pekan lalu. Namun, ada banyak hal menarik yang bisa dibahas pasca sanksi yang diberikan FIFA. Sanksi FIFA ke Indonesia wajib disikapi serius dan dibahas secara komprehensif.

Apa Saja Sanksi FIFA ke Indonesia? Ini Faktanya

Hal-hal-Menarik-terkait-Sanksi-FIFA-ke-Indonesia

Berikut adalah beberapa hal penting yang menarik untuk dibahas terkait sanksi FIFA ke Indonesia.

1. Sanksi Administrasi

FIFA menjatuhkan sanksi administratif kepada Indonesia akibat dari ‘perkembangan situasi’ yang membuat dicabutnya status tuan rumah Indonesia dalam ajang Piala Dunia U-20 2023. Sanksi administratif tersebut adalah pembekuan dana FIFA Forward untuk PSSI. Hal tersebut patut disyukuri publik sepak bola nasional.

Dana FIFA Forward yang diperuntukkan untuk operasional PSSI dipastikan tidak akan diberi oleh FIFA. Sanksi tersebut dianggap sebagai kartu kuning bukan ‘kartu merah’. Dijatuhkannya sanksi administrasi tersebut menggugurkan dugaan dan prediksi sepak bola Indonesia akan dikucilkan dari sepak bola dunia.

2. Blueprint Transformasi Sepak Bola Indonesia

Selain melakukan lobi terkait sanksi yang akan dijatuhkan FIFA ke Indonesia, ketua PSSI Erick Thohir juga membawa blueprint transformasi sepak bola Indonesia. Blueprint tersebut diberikan ke FIFA sebagai bentuk kejelasan dan kesiapan pemerintah Indonesia dalam mengembangkan sepak bola nasional.

Erick mengutarakan kesiapan pemerintah dalam melakukan renovasi 22 stadion untuk kegiatan timnas dan liga. FIFA menerima blueprint tersebut dan akan mempelajarinya. Lobi yang dilakukan Erick Thohir merupakan upaya PSSI untuk membuat sepak bola Indonesia terhindar dari sanksi yang sangat berat.

3. Indonesia Tetap Rugi

Kendati sanksi yang ditampilkan merupakan sanksi administratif, Indonesia tetap mengalami kerugian. Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer meminta semua pihak tidak menganggap sanksi FIFA sebagai hal yang sepele. Sanksi administratif yang dijatuhkan tetap berdampak negatif untuk Indonesia.

Lebih lanjut, Akmal mengatakan bahwa terdapat hukuman moral yang Indonesia dapatkan dan FIFA telah menegakkan kedaulatannya di mata para anggota. Nama Indonesia sendiri sudah termasuk tercoreng karena kegagalan menyelenggarakan ajang besar. Reputasi dan kredibilitas Indonesia diragukan.

Indonesia dinilai harus memiliki aturan yang jelas mengenai kaitan antara cita-cita politik dengan penyelenggaraan kompetisi sepak bola. Jangan sampai ada bentrok antara keduanya yang berdampak pada gagalnya dan sulitnya Indonesia menyelenggarakan turnamen besar internasional di masa depan.

4. Perubahan Sanksi FIFA

Sanksi FIFA ke Indonesia mungkin bertambah atau berkurang. Akmal Marhali menyatakan sanksi susulan untuk Indonesia masih mungkin dijatuhkan. FIFA sendiri sedang meninjau blueprint sepak bola Indonesia yang diberikan PSSI. Ibaratnya, FIFA sedang menguji Indonesia dengan memberi sanksi yang ringan.

Indonesia tidak boleh jemawa, harus introspeksi diri, dan jangan memiliki kepercayaan diri berlebihan. Jangan sampai ada pikiran Indonesia berhasil menaklukkan FIFA. Kendati dinilai ringan, sanksi administratif yang diberikan FIFA kepada Indonesia, khususnya PSSI harus dipandang sebagai hal serius.

Alasan Indonesia Disanksi Ringan

Pasca gagalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia, bayangan dan kemungkinan sanksi FIFA ke indonesia umumnya adalah hal berat dan menjatuhkan. Bayangan timnas tidak bisa tampil dalam semua kompetisi FIFA begitu jelas. Untungnya, bayangan tersebut tidak menjadi kenyataan karena sanksinya relatif ringan.

Menurut Mohamad Kusnaeni terdapat 2 hal yang menjadi dasar bagi sanksi ringan yang dijatuhkan FIFA untuk Indonesia. Kedua alasan tersebut adalah kegagalan Indonesia dalam menyelenggarakan Piala Dunia U-20 dianggap FIFA bukan karena kesalahan fatal dan lobi blueprint sepak bola nasional.

Gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah dan menyelenggarakan Piala Dunia U-20 2023 diakibatkan aspek lain di luar aspek teknis sepak bola. FIFA sangat menentang diskriminasi dan menganggap penolakan dan syarat serta ketentuan terkait keikutsertaan tim nasional Israel sebagai bentuk diskriminasi.

Kendati demikian, FIFA masih menganggap pemerintah Indonesia memiliki komitmen kuat. Lebih lanjut, lobi ketua PSSI dengan menyerahkan blueprint transformasi sepak bola nasional berhasil membuat FIFA urung menjatuhkan sanksi berat. FIFA menganggap Indonesia memiliki masalah dengan transformasi.

Pasca Tragedi Kanjuruhan, Indonesia seharusnya berbenah dan melakukan banyak perubahan. Diberikannya blueprint tersebut mengindikasikan Indonesia memiliki komitmen yang jelas mengenai bagaimana memperbaiki sepak bola nasional. Transformasi yang dilakukan tentu menyeluruh.

Perbaikan dan perubahan tidak hanya dilakukan pada aspek infrastruktur, melainkan aspek sumber daya manusia, pengelolaan kompetisi, dan termasuk pengembangan pemain muda. Indonesia patut bersyukur, karena setelah ‘kekacauan’ yang terjadi, FIFA masih memberikan komitmen dan bantuan untuk Indonesia.

Indonesia Main di SEA Games 2023

Sanksi FIFA ke Indonesia sama sekali tidak menyinggung dan menyentuh keterlibatan tim nasional Indonesia di Sea Games 2023. Hal tersebut bukan hal yang aneh. SEA Games yang merupakan kompetisi olahraga yang diikuti negara-negara Asia Tenggara memang tidak termasuk dalam kalender resmi FIFA.

Apapun yang terjadi antara Indonesia dengan FIFA tidak memberi pengaruh pada partisipasi timnas Indonesia di SEA Games 2023. Dengan demikian, Indonesia dipastikan bisa bertempur di ajang tersebut. Indonesia masuk dalam Grup A cabor sepak bola bersama Kamboja, Myanmar, Timor Leste, dan Filipina.

Grup tersebut relatif ringan. Timnas dinilai akan lolos ke babak selanjutnya dan menghadapi lawan berat di semifinal. Tampil di bawah sanksi FIFA, timnas harus tetap tampil penuh konsentrasi dan tentu saja membawa pulang medali emas yang bisa menjadi pelipur lara dari gagalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia.

Rasa lega atas sanksi FIFA ke Indonesia yang ternyata relatif ringan harus dibarengi dengan kewaspadaan dan pembenahan yang serius. Masih ada perkembangan yang bisa membuat sanksi tersebut menjadi ringan/berat. Indonesia harus berkomitmen penuh pada transformasi yang dijanjikannya.

Baca Juga: