Batuan-Beku--Pengertian,-Proses,-Jenis,-dan-Contohnya

Batuan Beku: Pengertian, Proses, Jenis, dan Contohnya

Batuan merupakan unsur yang menutupi lapisan litosfer. Jadi, batuan ini menjadi penyusun utama dari lapisan tersebut. Mayoritas batuan yang kita temukan berasal dari batuan beku. Batuan ini berasal dari magma yang mengalami proses pembekuan karena perubahan suhu.

Untuk memahaminya secara lebih mendalam, akan dijabarkan lebih detail tentang batuan ini mulai dari pengertian, proses, sampai ke ciri-cirinya.

Pengertian Batuan Beku

Pengertian-Batuan-Beku

Pembahasan pertama yang akan kita ulas adalah pengertian dari batuan beku atau disebut juga dengan batuan igneus. Batuan igneus adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mengalami proses pembekuan dan mengeras.

Hal ini terjadi pada di bawah permukaan bumi atau di atas permukaan bumi. Pasalnya, magma tersebut bisa keluar pada saat terjadi aktivitas letusan gunung api. Batuan yang terbentk bisa setengah cair dari magma ataupun yang sudah mengeras di kerak bumi atau bagian mantel bumi.

Proses Pembentukan

Proses-Pembentukan

Setelah Anda mengetahui pengertian batuan beku, penting juga memahami bagaimana proses pembentukan batuan tersebut. Batuan ini terbuat dari proses pendinginan dan kristalisasi magma dengan ciri yang berbeda tergentung pada proses pembentukannya.

Contohnya seperti batuan plutonik yang termasuk jenis batu igneus dalam. Pembekuan batuan tersebut terjadi di dekat dapur magma sehingga  berlangsung secara lambat dan perlahan-lahan.

Akibatnya, batuan yang terbentuk memiliki kandungan kristal yang berukuran besar. Contoh batuan dengan ciri ini adalah batu granit, batuan gabro, dan batu peridotim.  Berikutnya, ada juga yang proses pembentukan batuannya ada di bagian korok atau gang tempat lubang keluarnya magma.

Proses pembentuan batuan yang ada di korok ini berlangsung cukup cepat sehingga batuan yang terbentuk berukuran besar dan ada juga yang kecil. Jenis batuan ini ada yang mengkristal dan ada yang tidak.

Adapun contoh batuannya yaitu batu granit porfir. Terakhir, yaitu pembentukan batuan igneus yang ada di luar permukaan bumi. Hal ini terjadi ketika magma keluar dalam bentuk lava cair yang berpijar.

Proses ini disertai dengan pembekuan yang ada di bagian kawah atau di udara. Karena suhunya yang lebih dingin dibandingkan di dalam permukaan, maka proses pembekuan menjadi batuan lebih cepat.

Hal itu yang mengakibatkan prosesnya berlangsung singkat dan batuan yang terbentuk tidak mengandung kristal atau yang disebut dengan amorf.

Ciri Batuan Beku

Setelah Anda memahami beberapa proses pembentukan batuan igneus ini, terdapat juga ciri-cirinya yang membedakan batuan ini dengan jenis batuan lainnya seperti batuan sedimen dan metamorf. Adapun karakteristiknya adalah sebagai berikut:

  • Punya sifat yang keras hal ini bisa langsung terlihat secara fisik.
  • Bentuk batuannya terlihat sangat padat.
  • Tidak ada pelapisan pada batuan sehingga langsung terbentuk secara kompak.
  • Tidak ada fosil karena tidak mengalami proses pelapukan seperti pada batuan sedimen. Namun, bisa saja terjadi apabila batuan tersebut tertimbun oleh bahan piroklastik.
  • Batuannya bersifat homogen.

Pentingnya Batuan Igneus

Batuan ini memiliki sifat yang penting dalam kehidupan terutama dalam aspek geologisnya. Beberapa alasan kenapa jenis batuan ini sangat penting adalah sebagai berikut:

  • Untuk kondisi tertentu, batuan ini merupakan tempat dari berkumpulnya berbagai biji logam seperti timah, uranium, tungsten yang banyak dibutuhkan untuk pertambangan.
  • Fitur dari batuan tersebut termasuk menggambarkan karakteristk dari terktonik tertentu sehingga dari situ Anda bisa belajar dan menganalisis rekonstruksi tektoniknya.
  • Diketahui umur pasti dari batuan tersebut dengan menggunakan jenis penanggalan radiomatik tertentu. Oleh sebab itu, dapat dipastikan strata geologi yang berdekatan dan jarak geologi yang berdekatan sesuai dengan urutan waktu pembentukannya.
  • Mengandung berbagai mineral sehingga dapat diketahui komosisi dari mantel tersebut dan dapat digunakan untuk berbagai fungsi kehidupan.

Jenis Batuan Beku

Batuan igneus ini tidak hanya memiliki satu jenis, tetapi terbagi lagi menjadi beberapa jenis berdasarkan berbagai aspek. Ada batuan yang dikategorikan berdsarkn cara terjadinya, ada yang berdsarkan kandungan SI02 di batuan tersebut, samai ada indeks warna batuan.

1. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Proses Terjadinya

Apabila dilihat dari proses terjadinya, batuan ini dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

  • Deep Seated Rock: jenis batuan igneus yang sudah terbentuk di dasar atmosfer bumi. Jenis batuan ini dikenal juga dengan istilah batuan plutonik. Proses pembentukannya terjadi di dapur magma.
  • Dike Rock: batuan igneus yang terbentuk di bagian korok atau gang yaitu jalur antara dapur magma dan permukaan bumi. Dapat dikatakan jika batuan tersebut terbentuk di dekat permukaan bumi.
  • Effusive Rock: batuan ini terbentuk di permukaan bumi disebut juga dengan batuan vulkanik karena terbentuk setelah magma mengalir ke permukaan atau yang dikenal dengan lava.

2. Klasifikasi Batuan Beku dari Kandungan SIO2

Berikutnya adalah jenis batuan dari kandungan unsur SIO2 yang  ada di batuan tersebut. Pembagiannya terdiri dari 4 jenis, yaitu sebagai berikut:

  • Batuan igneus asam batu dengan kadar SIO2 yang cukup besar dibandingkan lainnya yaitu lebih dari 66%. Contoh batuannya yaitu riolit.
  • Batuan igneus intermediate yaitu jenis batuan dengan kandungan SIO2 berkisar 52-66%. Contoh batuan intermediate ini adalah dasit.
  • Batuan igneus basa. Jenis batuan dengan kasar SIO2 dari 45-55%. Contohnya yaitu batu andesit.
  • Batuan igneus ultra basa. Kandungan SIO2 paling kecil sehingga bersifat basa yaitu kurang dari 45%. Adapun contohnya adalah batu basalt.

3. Klasifikasi Batuan Beku  Berdasarkan Indeks Warna

Pembagian jenis-jenis batuan igneus yang terakhir adalah berdasarkan dari indeks warna batuan tersebut. Jika dilihat dari warnanya, batu beku ini terbagi menjadi 3 sampai 4 jenis. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari ahli terkait pembagian batuan.

Pembagian indeks warna menurut S.J Shand dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

  • Mesococtik rock: memiliki kandungan mineral mafik antara 30-60%.
  • Leucoctaris rock: punya kandungan mineral mafik kurang dari 30%.
  • Melanocractik rock: batuan yang memiliki mafik paling besar yaitu lebih dari 60%.

Selain menurut S.J Shand, pembagian batuan dari indeks warna ini juga dikemukakan oleh S.J Ellis. Bedanya, pembagian jenis ini terbagi menjadi 4 dengan nama-nama yang berbeda. Diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Holofelsic: batuan dengan indeks warna paling sedikit yaitu kurang dari 10%.
  • Felsic: indeks warna berkisar 10-40%.
  • Mafelsic: indeks warna yang berada sekitar 40-70%.
  • Mafik: indeks warna lebih dari 70%.

Contoh Batuan Beku

Telah diketahui bahwa ada berbagai jenis batuan igneus dengan karakteristiknya masing-masing. Beberapa contoh batuan igneus yang terkenal adalah sebagai berikut:

1. Batu Obsidian

Batu obsidian disebut juga batu kaca karena memiliki ciri permukaannya yang halus dan mengkilap. Warna dari batu ini yaitu hitam dan coklat tua. Pembentukannya terjadi di permukaan bumi sehingga proses pembentukannya berlangsung cepat.

2. Batu Granit

Batu ini terbentuk dari butiran kasar dengan warnanya yang menarik yaitu ada putih sampai warna abu-abu. Batuan ini biasa dipakai untuk bahan bangunan. Proses terbentuknya di bagian dalam kerak bumi.

Penjelasan lengkap tentang batuan beku sudah dipaparkan dengan jelas sesuai dengan petunjuk di atas.

Baca Juga: