Pengertian Sedimentasi, Jenis, Proses dan Cara Mengatasinya

Jika kita pelajari lebih lanjut tentang permukaan bumi, ada suatu proses yang dinamakan dengan sedimentasi. Lalu, apa pengertian sedimentasi ini? Sedimentasi sering disebutkan dengan proses pengendapan.

Pada kesempatan ini, kita akan mempelajari secara lebih lengkap tentang sedimentasi dan jenisnya. Peristiwa sedimentasi ini juga disebabkan oleh beberapa faktor tertentu. Materi ini akan dibahas untuk mata pelajaran Geografi SMA kelas 10.

Pengertian Sedimentasi

Pengertian-Sedimentasi

Lalu, apa itu sedimentasi? Pengertian sedimentasi adalah proses pengendapan berbagai bahan hasil dari erosi yang terjadi di suatu wilayah. Ada material yang mengalami pengendapan karena beberapa penyebabnya seperti bahan yang terbawa angin, terbawa gletser, atau terbawa oleh air yang mengalir.

Keitka bahan tersebut terbawa oleh beberapa faktor ini, nantinya bahan itu akan menumpuk di suatu tempat dan akhirnya akan bergelombol. Itulah yang disebut dengan pengertian sedimentasi.

Selanjutnya, bahan yang terendapkan ini lama kelamaan akan mengeras dan membentuk batuan yang kita kenal dengan sebutan batuan sedimen.

Jenis Sedimentasi Berdasarkan Sebabnya

Jenis-Sedimentasi-Berdasarkan-Sebabnya

Setelah membahas tentang pengertian sedimentasi, akan dilanjutkan dengan jenis sedimentasi berdasarkan penyebabnya. Jenis tersebut terbagi menjadi 3 bagian, yaitu sedimentasi akuatis, Aeolis, dan marine. Simak perbedaannya berikut ini.

1. Sedimentasi Akuatis

Sedimentasi pertama adalah sedimentasi akuatis. Akuatis berkaitan dengan air sehingga sedimentasi ini disebut juga sebagai sedimentasi air sungai.

Alasannya karena penyebab pengendapan bahan alam ini dilakukan oleh air sungai. Jadi, pada suatu waktu, aliran sungai ini akan bergerak menuju dataran rendah. Saat air sungai tersebut mengalir, ada beberapa material seperti tanah dan material anorganik yang terbawa oleh arus sungai tersebut.

Arus sungai ini akan menuju ke dataran rendah atau hilir dan mengendap disana karena aliran sungai yang semakin rendah. Hasil dari sedimentasi akuatis ini contohnya berupa kipas alluvial atau dataran banjir.

2. Sedimentasi Aeolis

Jenis sedimentasi berikutnya adalah sedimentasi Aeolis. Penyebab sedimentasi yang satu ini karena pengaruh angin. Angin punya kekuatan untuk membawa material di permukaan bumi dan memindahkannya ke daerah yang lain.

Sedimentasi Aeolis ini mengendapkan bahan yang diterbangkan oleh angin contohnya debu, pasir, dsb. Contoh sedimentasi Aeolis ini yaitu gumuk pasir yang biasa terjadi di daerah gurun atau pantai.

3. Sedimentasi Marine

Jenis sedimentasi berikutnya adalah sedimentasi marine atau sedimentasi air laut. Pengertian sedimentasi marine adalah proses pengendapan yang disebabkan oleh air laut. Air laut memiliki gelombang yang bisa membawa berbagai material yang terhantam oleh gelombang air laut tersebut.

Nantinya, gelombang ini akan mengendapkan bebrapa bahan material seperti karang, batu, dan pasir. Contoh hasil dari sedimentasi marine yaitu tombolo dan sedimentasi karang di daerah pantai.

4. Sedimentasi Glasial

Terakhir, ada sedimentasi glasial yaitu pengendapan yang disebabkan oleh peristiwa gletser. Gletser sendiri adalah proses pembentukan bongkaan es atau daratan es karena salju.

Pada saat gletser terbentuk, lama kelamaan akan mencair dan membawa berbagai material seperti batuan dan tanah di permukaan bumi di lembah pegunungan. Sedimentasi ini umumnya terjadi di wilayah beriklim dingin atau di pegunungan.

Jenis Sedimentasi Berdasarkan Lokasinya

Selain jenis sedimentasi dari penyebabnya, ada juga kategori sedimentasi yang dilihat dari lokasi terbentuknya sedimentasi tersebut. Jenis ini terbagi menjadi 5 jenis, yaitu sebagai berikut:

  • Sedimen marine: endapan yang ada di laut.
  • Sedimen lakustris: endapan yang ada di danau paling dalam atau dasar danau.
  • Sedimen limnis: endapan yang terbentuk di daerah rawa.
  • Sedimen fluvial: endapan yang terbentuk di di dasar sungai. Sedimen fluvial yang terlalu banyak bisa mengakibatkan pendangkalan sungai dan pembentukan daratan akibat penumpukan tanah di sungai tersebut.
  • Sedimen teristris: endapan yang terbentuk karena pembentukan di darat atau dataran banjir.

Proses Sedimentasi

Secara umum, proses pengendapan ini akan menciptakan batuan sedimen yang berguna dalam membentuk permukaan bumi. Contoh sedimentasi yait pasir dan lempung yang bisa terbawa oleh air sungai.

Saat aliran sungai sudah sampai ke daerah yang rendah, terjadi proses pengendapan. Jika terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama, maka material ini akan menyatu dan membentuk batu lanau dan batu pasir melalui proses litifikasi.

Dari proses tersebut, dapat disimpulkan jika sedimentasi ini terjadi mealui proses yang panjang dan tidak bisa dilakukan satu waktu saja. Adapun dalam prosesnya, sedimentasi ini terbagi menjadi dua yaitu proses yang dipercepat dan proses geologis.

Berdasarkan proses sedimentasi yang dipercepat, pembentukan endapan ini berlangsung dalam waktu yang lebih singkat. Alasannya karena ada campur tangan aktivitas manusia sehingga pengendapan yang berjalan bisa dilakukan lebih cepat dibandingkan sedimentasi geologis.

Contohnya seperti adanya proses penambangan dimana terjadi penggerukan tanah oleh alat berat sehingga penimbunan bisa terjadi secara cepat. Namun, ada kekurangan yang dialami oleh sedimentasi yang dipercepat.

Kekurangannya adalah ada proses sedimentasi yang dipercepat bisa mengganggu ekosistem dan keseimbangan alam yang terjadi. Sedangkan sedimentasi secara geologis adalah pembentukan endapan melalui proses yang alami.

Ada beberapa tahapan dalam proses ini yaitu mulai dari pelapukan, erosi, transportasi, lalu baru terjadi proses pengendapan yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti yang sudah disebutkan di atas.

Cara Mengatasi Sedimentasi

Adanya sedimentasi memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Contohnya mengganggu aliran air sungai dan terjadi pendangkalan sungai. Hal ini mengakibatkan resiko banjir. Oleh sebab itu, Anda perlu melakukan pencegahan dengan mencari penyebab endapan tersebut terlebih dahulu.

Kemudian, Anda bisa melakukan tindakan pencegahan agar tidak mengakibatkan sedimentasi, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Menanggulangi Erosi Permukaan

Untuk mencegah sedimentasi, Anda perlu mengatasi erosi terlebih dahulu. Erosi adalah pengikisan tanah yang terjadi di suatu wilayah. Jika erosi berhasil dicegah, tentu tidak ada pemindahan material atau pengendapan di wilayah tertentu.

Adapun cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya adalah menanam vegetasi untuk mencegah kerusakan tanah. Anda bisa melakukannya dengan menanam pohon, melakukan reboisasi, mencegah kebakaran hutan, melestarikan DAS, DSB.

Cara lain untuk mengatasi erosi permukaan yaitu membuat bangunan untuk memperlambat kecepatan aliran air sehingga mengurangi sedimentasi. Cara ini dilakukan dengan membuat terasering agar mencegah erosi.

2. Mengendalikan Bahan Sedimen

Cara untuk mengendalikan material sedimen dilakukan dengan membuat penahan sedimen, membuat sabo dam, penahan sedimen, membuat kantong lumpur, dan menjalankan metode bottom control structure.

Bottom control structur ini berfungsi untuk mengatur kemiringan dari dasar sungai.

3. Pengendalian Sedimentasi

Cara terakhir yang dapat Anda lakukan yaitu mengupayakan agar pengendapan bisa terkontrol dan ada di wilayah tertentu. Contohnya dengan penggerukan endapan untuk dipindah ke wilayah lain, pembangunan tempat endapan sungai, pembuatan kantong lumpur, dsb.

Dari penjelasan di atas, sudah jelas pengertian sedimentasi dan beberapa jenis sedimentasinya yang  dilihat dari beberapa kategori. Jadi, sedimentasi adalah proses pengendapan berbagai bahan yang ada di permukaan bumi yang mengakibatkan terbentuknya batuan atau penumpukan tanah.

Baca Juga: