Proses terjadinya hujan masuk dalam materi hidrosfer. Hidrosfer sendiri adalah lapisan air sehingga ilmu hidrosfer berkaitan tentang air termasuk terjadinya hujan. Proses ini dinamakan juga sebagai daur air.
Dimana, terjadi dalam beberapa tahapan. Hujan sendiri merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui karena tidak akan pernah habis. Air akan selalu ada karena terjadi suatu siklus. Dengan demikian, air bisa dijadikan sebagai sumber yang penting untuk kehidupan.
Hujan dan Pentingnya Hujan
Proses terjadinya hujan akan dipelajari di bangku sekolah sehingga Anda juga perlu mengetahuinya. Ilmu ini adalah pengetahuan dasar tentang bagaimana hujan terbentuk sehingga kita dapat memahaminya dengan baik bahwa hujan tidak serta merta turuan dari langit tanpa sebab.
Ada beberapa faktor dan tahapan yang berlangsung yang nantinya akan kalian pelajari. Namun, sebelum itu, Anda harus paham apa itu hujan dan pentingnya hujan.
Hujan adalah bentuk endapan atau hasil dari presipitasi cairan atau padat (hujan salju) yang berasal dari pendinginan lalu jatuh ke permukaan bumi. Semua makhluk hidup pada dasarnya pasti membutuhkan air baik itu manusia, hewan, dan tumbuhan.
Hal ini karena air termasuk kebutuhan yang paling mendasar untuk keberlangsungan hidup. Contohnya untuk air minum, mandi, mencuci, dsb. Semua itu membutuhkan air agar kehidupan manusia dan makhluk hidup bisa berlangsung.
Selain itu, adanya air juga penting untuk mendapatkan oksigen untuk kita bernafas. Seperti yang kita ketahui, oksigen berasal dari respirasi tumbuhan. Jika tidak ada air, bisa dibayangkan nantinya tidak akan ada tumbuhan sehingga pasokan oksigen di bumi menjadi berkurang.
Manfaat hujan lainnya yaitu untuk mengairi lahan pertanian sehingga manusia bisa mendapatkan nilai ekonomi dari lahan tersebut. Tak hanya itu, hujan juga dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan dan juga dibutuhkan untuk kepentingan industri.
Dari situ, dapat kita nilai betapa pentingnya air untuk ekosistem. Proses terbentuknya air ini yang disebut sebagai hujan. Air yang jatuh dari awan ini yang disebut dengan hujan. Penting dipahami jika tidak semua air yang jatuh sampai ke permukaan.
Air hujan ada yang menghilang di tengah-tengah udara sebelum sempat jatuh ke daratan karena menguap saat ada suhu yang terlalu tinggi.
Proses Terjadinya Hujan
Berikut ini adalah proses terjadinya hujan yang ringkas dan umum terjadi yaitu sebagai berikut:
1. Evaporasi
Tahapan terjadinya hujan yang pertama adalah evaporasi. Evaporasi disebut juga dengan penguapan. Penguapan ini bisa terjadi di sungai, laut, sampai danau. Intinya evaporasi ini terjadi karena air menguap kemudian menjadi butiran uap air di udara.
Penyebab evaporasi karena terjadinya kenaikan suhu di permukaan bumi akibat dari pemanasan sinar matahari. Air permukaan ini akan menguap dan nantinya uap air akan naik ke atmosfer kemudian menggumpal membentuk awan.
Banyaknya uap air yang terbentuk ini tergantung pada suhu atau intensitas matahari yang menyinarinya. Jika penyinaran tersebut berlangsung lama dan intensitasnya tinggi, maka suhu akan meningkat sehingga air permukaan semakin banyak menguap ke udara.
Hal itu yang menyebabkan hujan yang muncul menjadi semakin deras. Jadi, apabila di suatu daerah tersebut memiliki panas matahari yang sangat terik maka sinar matahari yang didapatkan juga akan semakin cepat.
2. Kondensasi
Berikutnya adalah proses kondensasi atau peristiwa pengembunan atau pendinginan. Setelah air permukaan mengalami evaporasi dan menjadi uap air, maka uap tersebut akan terbang ke udara. Selanjutnya, air tersebut akan mengembun dan menjadi partikel es yang kecil.
Hal ini terjadi karena proses pendinginan akibat ketinggian. Partikel es ini yang nantinya akan berubah menjadi partikel yang lebih kecil lagi. Partikel ini yang akhirnya akan membentuk awan putih yang mendekat satu sama lain.
Istilah untuk menyebut partikel es saling mendekat disebut dengan koalesensi yang akhirnya akan membentuk gumpalan awan. Di tahap ini, es dengan ukuran yang besar dengan jari-jari antara 5-20 mm ini akan jatuh ke bumi karena awan tersebut tidak bisa menampungnya lagi.
Butiran es ini akan jatuh ke permukaan bumi dengan kecepatan antara 0,01 – 5 cm/s. Lalu, apa penyebeb perubahan uap air menjadi es? Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan suhu dan ketinggian.
Semakin tinggi awan yang terbentuk, maka suhu akan dingin hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam hukum gradien suhu. Setiap naik 100 m udara berkurang 0,6 derajat Celcius. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggu uap air naik ke atas, maka suhu semakin dingin sehingga mudah menjadi es.
Uap air ini akan naik ke atas sampai ketinggian yang cukup untuk pembentukan kristal es sehingga nantinya akan menjadi hujan. Penting diketahui bahwa proses terjadinya hujan ini tidak selalu membentuk awan.
Proses kondensasi hanya terjadi ketika uap naik menjadi kabut dan naik ke langit sehingga terbentuklah awan. Namun, ada juga yang sebagiannya mengembun di dekat permukaan bumi sehingga tidak membentuk awan.
3. Presipitasi
Proses terjadinya hujan yang terakhir adalah presipitasi yaitu tahapan dimana kristal es tersebut mencair dan menjadi tetesan hujan dan jatuh ke permukaan bumi. Proses presipitasi ini yang sering disebut dengan peristiwa hujan.
Telah diketahui sebelumnya bahwa telah terbentuk awan yang nantinya akan tertiup angin menuju ke daratan (siklus sedang dan siklus panjang). Setelah awan tersebut ke daratan, maka akan turun hujan karena awan sudah tidak bisa menampung uap air yang terlalu padat.
Awan tidak bisa menahan beban air yang terlalu berat sehingga akhirnya akan turun hujan. Tempat awan dengan udaranya yang sangat dingin dengan ketinggian yang tinggi membuat hujan yang dihasilkan berupa es atau salju.
Selanjutnya, semakin turun dari daratan ini menyebabkan es tersebut mencair dan akhirnya menjadi air hujan.
Jenis-jenis Hujan
Selain mengenal tahapan terjadi hujan, Anda juga perlu mengetahui apa saja jenis-jenis hujan yang umum terjadi. Diantaranya adalah sebagai berikut:
- Hujan Konvektif: proses hujan yang terjadi akibat perbedaan panas antara lapisan atmosfer dengan permukaan bumi. Udara panas menjadi dingin saat naik ke lapisan udara sehingga membentuk awan cumulonimbus.
- Hujan orografis: hujan yang terjadi di daratan tinggi seperti pegunungan atau perbukitan. Hal ini terjadi ketika angin mendorong udara nak sehingga menjadi lebih dingin dan mengalami kondensasi. Setelah itu, terbentuklah awan dan turun hujan di daerah pegunungan tersebut.
- Hujan frontal: jenis hujan selanjutnya adalah hujan frontal yang muncul di pertemuan antara udara dingin dan hangat. Hal ini terjadi saat udara dengan suhu yang lebih tinggi nak ke atmosfer. Lalu, udara panas ini bertabrakan dengan udara dingin di atasnya. Sehingga akan terbentuk awan stratus dan turun hujan.
Proses terjadinya hujan umumnya terdiri dari 3 tahapan yaitu evaporasi, kondensasi, dan presipitasi. Hujan ini terbentuk karena adanya siklus hujan atau disebut daur hidrologi. Hujan juga memiliki berbagai jenis seperti hujan konvektif, orografis, dan frontal yang memiliki ciri khas berbeda.
Baca Juga: