Penggunaan Huruf Kapital yang Benar Sesuai Kaidah PUEBI

Huruf kapital adalah huruf besar pada alfabet seperti A, B, C, D yang merupakan kebalikan dari huruf alfabet kecil seperti a, b, c, d. Terdapat kaidah penggunaan huruf kapital yang telah diatur di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia atau PUEBI yang harus dipahami.

Mengetahui penggunaan huruf kapital menurut EYD sangat penting terutama jika Anda harus menulis teks yang sifatnya formal seperti surat dinas, dokumen instansi pemerintahan dan sebagainya. Aturan PUEBI mencakup pada kondisi apa saja huruf kapital bisa diterapkan ke dalam sebuah kata.

13 Aturan Penggunaan Huruf Kapital

13-Aturan-Penggunaan-Huruf-Kapital

Terdapat aturan penggunaan huruf kapital yang sudah dijelaskan di dalam Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Di situ dijelaskan bahwa huruf kapital harus diterapkan pada saat tertentu dan juga ada kondisi dmana huruf kapital justru tidak boleh digunakan.

1. Diletakkan pada Huruf Pertama Awal Kalimat

Setiap awal kalimat baik awal paragraf maupun kalimat di tengah dan akhir paragraf harus menggunakan huruf kapital pada huruf pertamanya. Kalimat yang menggunakan huruf kapital pada huruf pertamanya apabila kalimat tersebut dipisahkan tanda titik di depannya, tanda tanya atau tanda seru.

Berikut contoh penggunaan huruf kapital:

  • Diana senang memasak nasi goreng untuk sarapan. Dia akan bangun pukul 5 pagi untuk bersiap memasak di dapur.
  • Bagaimana caranya kita bisa sampai ke sekolah sebelum jam 8 pagi?
  • Jangan pernah menyisakan makanan lagi!

2. Huruf Pertama untuk Nama Orang dan Julukan

Huruf kapital juga digunakan untuk menulis huruf pertama dari nama orang baik nama depan atau nama belakang. Julukan yang dimiliki seseorang juga harus dituliskan dengan huruf kapital untuk huruf depannya. Berikut contoh pemakaian huruf kapital:

  • Lydia Cantika
  • Budi Rahardjo
  • Dian Meriana
  • Bapak Pembangunan Indonesia

3. Untuk Mengawali Kalimat dalam Petikan Langsung

Dalam sebuah teks tertulis seperti novel, cerpen dan sebagainya biasanya akan ada petikan langsung yang berisi dialog percakapan antar tokoh. Huruf kapital dituliskan pada huruf pertama di awal kalimat petikan langsung terlepas dari apakah petikan langsung ada di awal atau akhir kalimat.

  • Budi berkata kepada Andi, “Tolong bawakan buku tugas ke sekolah!”
  • “Para pelajar yang akan mengikuti ujian sudah bersemangat datang sejak pagi,” kata penjaga sekolah
  • “Dia akan datang,” kata Rina dengan lemas, “pasti dia akan sampai sebentar lagi.”

4. Menulis Gelar Kehormatan, Gelar Keagamaan, Gelar Akademik dan Sebagainya

Huruf kapital juga digunakan untuk menulis huruf pertama dari gelar-gelar kehormatan seperti gelar akademik, gelar keagamaan, gelar kebangsawanan, gelar keturunan yang setelah gelar tersebut diikuti oleh nama seseorang. Contoh gelar yang ditulis huruf besar adalah Doktor, Ustadz, Teuku dan sebagainya.

Berikut contoh penggunaan huruf kapital untuk gelar kehormatan:

  • Doktor Adyaksa Budiharjo
  • Teuku Muhammad Umar
  • Mahaputra Hatta
  • Kyai Haji Ahmad Dahlan

5. Gelar atau Sapaan Kehormatan

Huruf kapital juga digunakan untuk menyebut sapaan kehormatan baik sapaan tersebut terkait dengan sapaan keagamaan, sapaan profesi, keturunan, ataupun nama jabatan. Huruf kapital bisa digunakan meskipun sapaan kehormatan tidak disertai dengan nama orang.

Berikut contoh pemakaian huruf kapital untuk sapaan kehormatan:

  • Terimakasih telah datang, Yang Mulia
  • Terimakasih untuk bantuannya, Dokter
  • Maafkan saya, Kyai
  • Siap laksanakan, Jenderal!
  • Selamat datang, Prof

6. Nama Orang yang Digunakan Sebagai Nama Teori atau Rumus

Beberapa nama ilmuan atau ahli di dunia ini diabadikan menjadi nama sebuah teori atau rumus baik untuk ranah sains ataupun ilmu sosial. Nama ilmuan atau ahli yang digunakan sebagai nama teori atau rumus harus dituliskan dengan huruf kapital seperti berikut:

– rumus Phytagoras

– hukum Pascal

– teori Newton

7. Nama Suku, Bahasa, Bangsa dan Aksara

Huruf kapital juga digunakan untuk menuliskan nama suku, bangsa, bahasa, dan juga aksara. Namun huruf kapital tidak digunakan untuk menulis kata “bahasa, suku, bangsa” yang diikuti nama di belakangnya. Berikut contoh pemakaian huruf kapital:

  • suku Jawa
  • bangsa Arya
  • bahasa Jepang
  • aksara Kaganga

8. Penulisan Nama Kitab Suci, Nama Agama, dan Hal yang Terkait dengan Ketuhanan

Huruf pertama dari nama suatu agama atau kepercayaan, nama kitab suci serta hal yang berkaitan dengan ketuhanan harus dituliskan menggunakan huruf kapital sebagai bentuk penghormatan. Berikut contohnya:

  • Islam
  • Kristen
  • Katolik
  • Hindu
  • Buddha
  • Al Qur’an
  • Tripitaka
  • Tuhan
  • Allah Yang Maha Besar
  • Atas kehendak-Nya kita pasti menang

9. Unsur Nama Jabatan Serta Pangkat

Huruf kapital juga digunakan untuk menuliskan unsur nama jabatan serta pangkat dari seseorang yang di belakangnya diikuti dengan nama tempat, nama instansi atau nama orang. Berikut contoh penggunaan huruf kapital untuk unsur nama jabatan dan pangkat:

  • Sekretaris Jenderal ASEAN
  • Jenderal Besar TNI Raden Soedirman
  • Guru Besar Universitas Indonesia
  • Duta Besar Jepang untuk Indonesia

10. Nama Hari, Bulan dan Tahun Serta Hari Raya

Penulisan nama hari, bulan serta tahun harus menggunakan huruf besar atau kapital. Nama hari raya dan hari besar keagamaan juga harus menggunakan huruf kapital. Berikut contoh dari pemakaian huruf besar untuk nama-nama hari, bulan dan sebagainya.

  • tahun Masehi
  • tahun Hijriah
  • bulan September
  • bulan Januari
  • hari Maulid
  • hari Nyepi

11. Penulisan Unsur Geografi yang Diikuti Nama Geografi

Unsur-unsur geografi seperti benua, sungai, lembah, teluk, danau, laut, samudera dan bentang alam di muka bumi yang diikuti dengan nama geografi harus ditulis menggunakan huruf besar atau kapital. Berikut contoh pemakaian huruf kapital terkait dengan nama geografi:

  • Samudera Hindia
  • Benua Asia
  • Selat Bali
  • Pulau Kalimantan
  • Danau Singkarang
  • Sungai Kapuas
  • Gunung Fuji

Namun unsur geografi seperti danau, sungai, laut, pulau yang di belakangnya tidak dibubuhkan nama tempat tidak perlu ditulis dengan huruf kapital. Berikut contoh kata yang tidak menggunakan huruf kapital adalah makan di atas danau, berenang di sungai, menyeberangi laut, mengelilingi pulau.

12. Menulis Asal Daerah untuk Suatu Produk dan Kebudayaan

Produk yang berasal dari daerah tertentu umumnya akan dituliskan dengan mencantumkan nama asal daerah. Nama asal daerah untuk produk atau kebudayaan seperti tarian, lagu dan sebagainya harus ditulis dengan huruf kapital. Berikut contoh penulisannya:

  • batik Solo
  • coto Makasar
  • tari Aceh
  • film Korea

13. Nama Negara, Provinsi, Kota dan Organisasi

Huruf kapital untuk menuliskan nama negara, nama kota dan juga organisasi. Berikut contohnya:

  • Inggris
  • Perserikatan Bangsa-Bangsa
  • London

Nama-Negara,-Provinsi,-Kota-dan-Organisasi

Penggunaan huruf kapital yang lumrah diketahui adalah pada kata di awal kalimat. Namun selain untuk awal kalimat, huruf kapital juga digunakan pada penyebutan nama tempat, nama orang, nama bulan dan lainnya. Mengetahui kaidah pemakaian huruf kapital sangat penting dalam penulisan kalimat baku.

Baca Juga: