Siklus Hidup Lalat, Penjelasan dari Telur Sampai Imago Lengkap

Lalat merupakan serangga yang sering kali ditemui di berbagai tempat. Bagaimana siklus hidup lalat? Apa yang dilakukan lalat setelah menyelesaikan proses metamorfosis? Kenapa manusia tidak disarankan untuk mengonsumsi makanan yang sudah dihinggapi lalat?

Pertanyaan-pertanyaan semacam itu barangkali pernah terlintas di benak Anda. Jika penasaran dan ingin tahu lebih lengkap, maka langsung saja baca artikel tentang lalat di bawah ini!

Sekilas Tentang Lalat

Sekilas-Tentang-Lalat

Lalat masuk dalam kelompok serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Siklus hidup lalat diawali dari telur berukuran kecil, kira-kira sebesar satu butir beras, dan berwarna putih. Telur lalat hanya butuh satu hari untuk menetas menjadi larva.

Seekor lalat betina akan menempatkan telurnya di lokasi yang tersedia banyak makanan. Induk lalat berusaha mencari tempat yang cocok agar ketika telur menetas, maka larva bisa langsung memperoleh makanan.

Lantas, berapa banyak lalat betina mampu menghasilkan telur dalam satu kali periode penetasan? Lalat sebetulnya terdiri dari beberapa jenis, tetapi umumnya lalat betina mampu menghasilkan 150 butir telur per periode.

Siklus Hidup Lalat

siklus-hidup-lalat

Lalat mengalami metamorfosis sempurna yang dimulai dari telur, larva, pupa, hingga imago. Bagaimana penjelasan lengkap tentang masing-masing fase metamorfosis ini? Jika belum tahu dan penasaran, maka berikut ini penjelasan lengkap masing-masing fase dalam metamorfosis yang dilalui oleh lalat, yaitu:

1. Telur

Telur merupakan tahap awal dalam rangkaian daur hidup lalat. Bentuk telur lalat seperti butiran beras dengan ukuran yang sangat kecil. Induk lalat biasanya meletakkan telurnya di medium yang bisa menjadi lokasi perlindungan larva.

Contoh tempat-tempat yang sering digunakan induk lalat untuk menyimpan telur, seperti bangkai binatang, sampah, makanan busuk, atau tempat-tempat kotor dan basah lainnya. Telur-telur ini kemudian akan menetas dalam kurun waktu 12 hingga 24 jam.

Bagaimana cara lalat mencari asupan energi selama memelihara telurnya? Gampang saja, induk lalat akan mengonsumsi darah yang ada pada bangkai, sisa makanan busuk, sisa makanan di tempat sampah, dan sejenisnya. Tempat lalat meletakkan telurnya nanti juga akan menjadi sumber makanan bagi larva.

2. Larva

Larva atau lebih dikenal dengan istilah belatung merupakan telur lalat yang baru menetas. Pada siklus ini, larva cenderung bersifat rakus sehingga akan terus mengonsumsi makanan agar dapat tumbuh dengan sempurna. Selain itu, larva juga memerlukan energi untuk bertahan hidup.

Ukuran larva akan terus bertambah seiring dengan jumlah makanan yang dikonsumsi. Periode makanan ini berjalan selama beberapa hari atau minggu, sesuai kondisi suhu lingkungan, jenis lalat, dan kualitas makanan. Biasanya larva lalat melewati empat kali pergantian cangkang sepanjang hidupnya.

Pada siklus ini, larva akan terus berada di dalam medium perindukannya sampai waktunya bertransformasi menjadi pupa. Ketika momen pupasi sudah dekat, larva cenderung mencari medium yang lebih kering, dan meninggalkan medium yang lama.

Tahapan metamorfosis larva menuju pupa bisa berlangsung selama beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan. Cepat atau tidaknya proses transformasi pupa tergantung jenis lalat, kondisi lingkungan, dan makanannya.

3. Pupa

Apa saja siklus hidup lalat setelah berubah menjadi larva? Ketika larva memasuki masa pupasi, maka selanjutnya akan bertransformasi menjadi pupa. Pupa lalat memiliki bentuk lonjong dan berwarna cokelat tua.

Pupa lalat tidak makan apa pun, tidak pula melakukan gerakan tertentu. Hal uniknya, pupa hanya akan berada di dalam cangkang sampai tiba waktunya berubah menjadi lalat dewasa. Periode ini normalnya terjadi selama satu minggu, tetapi bisa juga hanya menghabiskan beberapa hari atau bulan.

4. Imago

Siklus selanjutnya, larva yang berada di dalam cangkang atau memasuki tahap pupasi selanjutnya akan berubah menjadi cacing. Cacing inilah yang nantinya tumbuh sebagai imago.

Imago atau disebut juga lalat dewasa merupakan tahap akhir dari daur hidup lalat. Imago akan terlepas dari cangkang setelah 3 hingga 6 hari sejak mengalami perubahan wujud. Lalat yang telah meninggalkan cangkang bisa mulai terbang saat berumur 3 hari.

Apa yang dilakukan lalat setelah berumur 3 hari? Jenis serangga yang satu ini akan langsung terbang mencari pasangan untuk kawin. Masa hidup lalat sebenarnya memang terjadi sangat singkat.

Jenis-Jenis

Lalat tersebar di berbagai belahan dunia, tetapi ada beberapa jenis yang paling umum dijumpai di Indonesia. Berikut ini jenis-jenis lalat yang sering Anda jumpai, yaitu:

1. Musca domestica

Musca domestica atau lebih dikenal dengan istilah lalat rumah, merupakan pembawa bibit penyakit yang hampir pasti ada di setiap rumah. Lalat ini memiliki ketertarikan yang kuat terhadap segala jenis makanan, layak konsumsi ataupun tidak.

Lalat rumah akan menyebarkan bibit penyakit di tempat-tempat yang pernah disinggahi. Bukan hanya makanan, limbah dan kotoran pun dihampiri oleh lalat jenis ini.

Cukup mudah untuk mengenali lalat rumah melalui ciri-cirinya. Rongga dada berwarna abu-abu dengan garis-garis kecil yang sempit. Ukuran serangga yang bisa terbang ini antara 5 hingga 8 mm.

Perut lalat rumah berwarna kuning. Saat masih menjadi larva, warnanya tampak putih. Sementara itu, bentuk kepalanya agak meruncing.

2. Calliphora vomitoria

Anda pasti lebih mengenal istilah lalat hijau dibandingkan Calliphora vomitoria. Dinamakan lalat hijau karena memang ciri khasnya adalah tubuh yang tampak hijau mengkilap. Lalat ini membawa bakteri salmonella bersamanya, sehingga cukup berbahaya.

Lalat hijau senang hinggap di tempat-tempat yang kotor, seperti bak sampah, bangkai hewan, atau lokasi berbau busuk lainnya. Serangga bernama ilmiah Calliphora vomitoria dapat pula menjadi penyebab penyakit disentri.

3. Psychodidae

Pernahkah Anda mendengar tentang ngengat? Psychodidae merupakan lalat limbah atau yang lebih dikenal dengan sebutan ngengat. Lalat ini sangat sering terlihat di area pembuangan dan limbah.

Lalat limbah mempunyai ukuran yang amat kecil, hanya 2 mm. Tubuhnya berwarna abu-abu gelap dengan corak cokelat muda. Bersayap padat yang ditutupi rambut-rambut halus.

Psychodidae menyukai area yang lembab. Anda akan sering menjumpai lalat-lalat ini di limbah rumah, septic tank, dan saluran pembuangan.

4. Spiriperva lunulata

Cukup sulit untuk menjumpai lalat jenis ini di lingkungan sekitar setiap hari. Spiriperva lunulata atau lalat pasir biasanya hanya muncul antara bulan April sampai September. Tahapan siklus hidup lalat pasir sangat lambat, perlu waktu sekitar 2 tahun hanya untuk mencapai fase larva.

Lalat pasir memiliki ukuran yang cukup panjang antara 10 hingga 11 mm. Tubuhnya berwarna abu-abu pucat, sedangkan kaki dan matanya cokelat kemerahan.

5. Sarcophagidae

Sarcophagidae atau lalat daging senang menempatkan telurnya pada daging yang telah membusuk, seperti bangkai hewan. Jenis lalat tersebut memiliki ukuran yang beragam, antara 6 hingga 14 mm.

Daging yang dihinggapi oleh Sarcophagidae bukan hanya hewan darat, melainkan pula hewan laut. Tubuhnya mempunyai garis panjang yang berwarna abu-abu terang. Lalat ini dapat menularkan penyakit basil kusta.

Apakah penularan penyakit basil kusta oleh lalat daging terjadi begitu saja? Anda akan terkena penyakit tersebut jika mengonsumsi daging yang mengandung larva Sarcophagidae.

Rangkaian siklus hidup lalat memang singkat. Serangga ini pun berukuran kecil dan bisa mati dalam sekali tepuk. Namun, sebaiknya tetap tidak mengonsumsi makanan yang telah dihinggapi lalat karena boleh besar kemungkinan sudah terkontaminasi bibit penyakit!

Baca Juga: