Perbedaan Kalimat Aktif dan Pasif dalam Bahasa Indonesia & Contoh

Bahasa merupakan alat utama bagi manusia dalam berkomunikasi dan menyampaikan pesan. Dalam bahasa, terdapat berbagai macam struktur kalimat yang digunakan, salah satunya adalah kalimat aktif dan pasif.

Pemahaman yang baik tentang perbedaan dan penggunaan kalimat pasif maupun aktif sangat penting dalam penulisan, terutama dalam konteks akademik, jurnalistik, maupun komunikasi sehari-hari.

Lantas bagaimana cara membedakannya? Dan seperti apa contoh penggunaan kalimatnya? Berikut ini kami berikan penjelasannya.

Pengertian Kalimat Aktif dan Pasif

Pengertian-Kalimat-Aktif-dan-Pasif

Kalimat aktif merupakan jenis kalimat di mana subjek menjadi pelaku atau penggerak dari tindakan maupun aktivitas dalam kalimat tersebut.

Dimana kalimat ini berperan penting dalam memberikan penjelasan tentang tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh seseorang (subjek) baik yang sedang maupun pernah dilakukan.

Umumnya dalam kalimat ini lebih menekankan unsur subjek, predikat, dan tambahan keterangan dalam tulisan maupun percakapan sehari-hari.

Sebaliknya, kalimat pasif merupakan jenis kalimat di mana subjek mendapatkan perlakuan atau tindakan dari orang atau hal lain. Sehingga, peran pelaku dipegang oleh objek bukan subjek.

Dalam penggunaannya, kedua kalimat ini saling bertentangan atau bertolak belakang. Meskipun begitu, keduanya saling terhubung satu sama lain.

Sehingga kalimat aktif bisa diubah menjadi kalimat pasif, begitu juga sebaliknya, kalimat pasif juga bisa diubah menjadi kalimat aktif.

Ciri-Ciri Kalimat Aktif dan Pasif

Ciri-Ciri-Kalimat-Aktif-dan-Pasif

Pada praktiknya, baik kalimat aktif maupun kalimat pasif memiliki ciri-ciri yang berbeda baik secara lisan maupun tulisan. Berikut ini kami berikan perbedaannya.

Ciri-Ciri Kalimat Aktif

1. Subjek Sebagai Pelaku Tindakan

Dalam kalimat aktif, subjek berperan sebagai pelaku atau penggerak dari tindakan atau aktivitas yang diungkapkan dalam kalimat.

Contohnya: “Ayu membeli buah.” – pada kalimat tersebut, “Ayu” adalah subjek yang melakukan tindakan “membeli buah”.

2. Menggunakan Imbuhan me- atau ber- Pada Predikat

Untuk membentuk kalimat aktif, dibutuhkan imbuhan “me”- atau “ber-“ pada predikat. Dimana imbuhan “me-“ digunakan ketika subjek dalam kalimat melakukan tindakan atau aktivitas pada objek.

Contohnya: “beli” menjadi “membeli” atau “makan” menjadi “memakan”.

Sedangkan imbuhan “ber-“ digunakan untuk mengungkapkan aktivitas atau tindakan subjek tanpa objek yang jelas.

Contohnya: “lari” menjadi “berlari” atau “bicara” menjadi “berbicara”.

3. Struktur Gramatikal

Kalimat aktif umumnya memiliki struktur penulisan SPOK atau pola kalimat dengan urutan subjek yang diikuti oleh predikat, objek, dan terdapat tambahan keterangan di akhir.

Selain itu, kalimat aktif juga memiliki struktur SPK dengan urutan subjek, diikuti predikat, dan diakhiri dengan keterangan.

Contohnya :

  • Pola SPOK : Ayu (subjek) membeli (predikat) buah (objek) di pasar (keterangan tempat)
  • Pola SPK : Ayu (subjek) makan (predikat) pada malam hari (keterangan waktu)

2. Ciri-Ciri Kalimat Pasif

1. Objek Sebagai Fokus atau Penerima Tindakan

Dalam kalimat pasif, objek menjadi fokus utama atau penerima dari tindakan atau aktivitas yang diungkapkan dalam kalimat.

Contohnya: “Buah itu dibeli Ayu.” – pada kalimat ini, “buah” adalah objek yang menjadi fokus karena menjadi penerima tindakan “dibeli”.

2. Menggunakan Imbuhan ter-, di-, ter- -an, dan ke- -an Pada Predikat.

Untuk membentuk kalimat pasif, diperlukan imbuhan ter-, di-, ter- -an, dan ke- -an pada kata kerja atau predikat. Contohnya:

  • Apel dimakan adik.
  • Buku itu terjatuh dari meja.

3. Terdapat Kata Ganti yang Menunjukkan Kepemilikan

Beberapa kata ganti yang membentuk kalimat pasif, yaitu ini, itu, dan tersebut. Contohnya “Buah itu dibeli Ayu” – pada kalimat tersebut, terdapat kata ganti “itu” yang menunjukkan kepemilkan.

Selain itu, dalam kalimat pasif biasanya juga sering menggunakan kata “oleh” atau “dengan” di dalam kalimatnya.

Jenis-Jenis Kalimat Aktif dan Pasif

Diketahui, kalimat pasif maupun aktif dibagi ke dalam beberapa jenis sesuai dengan hubungan subjek dengan objeknya.

Jenis Kalimat Aktif

Terdapat tiga jenis kalimat aktif yang meliputi kalimat aktif semitransitif, transitif, dan dwitransitif. Berikut ini penjelasannya.

1. Kalimat Aktif Transitif

Kalimat aktif transitif merupakan jenis kalimat yang memerlukan objek untuk melengkapi predikatnya. Sehingga pola kalimat yang terbentuk adalah Subjek-Predikat-Objek (S-P-O).

2. Kalimat Aktif Semitransitif

Selanjutnya, pada kalimat aktif semitransitif juga memerlukan pelengkap pada predikat, namun tidak membutuhkan objek sebagai pelengkap kalimat. Sehingga terbentuklah pola kalimat Subjek-Predikat-Pelengkap (S-P-Pel)

3. Kalimat Aktif Dwitransitif

Terakhir, kalimat aktif dwitransitif merupakan jenis kalimat dimana predikat membutuhkan objek maupun pelengkap untuk membentuk kalimat yang sempurna. Sehingga membentuk pola Subjek-Predikat-Objek-Pelengkap (S-P-O-Pel)

Jenis Kalimat Pasif

Sementara itu, pada kalimat pasif dibagi menjadi empat jenis, yakni kalimat pasif transitif, Intransitif, tindakan, dan keadaan. Berikut ini penjelasannya.

1. Kalimat Pasif Transitif

Kalimat pasif jenis transitif merupakan perubahan bentuk pasif dari kalimat aktif transitif. Sehingga pola kalimatnya berubah menjadi Objek-Predikat-Subjek (O-P-S). Dimana dalam kalimat ini predikat menggunakan imbuhan “di-“ atau “di-an”.

2. Kalimat Pasif Intransitif

Selanjutnya, kalimat pasif Intransitif merupakan jenis kalimat pasif yang tidak membutuhkan objek, sehingga pola kalimatnya menjadi Subjek-Predikat-Pelengkap (S-P-Pel) atau Subjek-Predikat-Keterangan (SPK)

3. Kalimat Pasif Tindakan

Kemudian, pada kalimat pasif tindakan, predikat memiliki peran sebagai bentuk Tindakan atau aktivitas tertentu. Umumnya, pada kalimat pasif Tindakan menggunakan imbuhan “di-kan” tergantung konteks kalimat yang dibuat.

4. Kalimat Pasif Keadaan

Terakhir, kalimat pasif keadaan merupakan jenis kalimat pasif dimana predikat memiliki peran dalam membentuk keadaan. Biasanya pada jenis ini, imbuhan yang diperlukan adalah “ke-an”.

Contoh Kalimat Aktif dan Pasif

Berikut ini kami berikan sederet contoh kalimat pasif maupun aktif untuk memudahkan Anda dalam memahaminya.

15 Contoh Kalimat Aktif

  1. Ibu memasak sayur.
  2. Bibi menjahit baju.
  3. Sarah menyelesaikan pekerjaannya.
  4. Rina memakan ayam goreng
  5. Juan membeli buku di toko.
  6. Salsa bernyanyi dengan sangat merdu.
  7. Rendi berlari dengan sangat kencang.
  8. Rara mengeluh kelaparan.
  9. Para Siswa belajar dengan rajin.
  10. Ayu menggigil kehujanan.
  11. Aku mengendarai sepeda ke sekolah.
  12. Ia mengirim surat kepada kekasihnya.
  13. Ayah membelikan adik mainan baru.
  14. Ibu memasak telur untuk makan malam.
  15. Ibu membuatkan ayah segelas teh.

15 Contoh Kalimat Pasif

  1. Apel itu dimakan oleh Ayu.
  2. Sita disekolahkan di SMP Negeri 8.
  3. Susu itu diminum adik.
  4. Fajar terpeleset di kamar mandi.
  5. Arya kesakitan akibat jatuh dari motor.
  6. Ia merasa kedinginan di malam hari.
  7. Dina terkunci sendirian di dalam Gudang.
  8. Mobil ini dicuci Ayah.
  9. Bima ditunjuk sebagai ketua OSIS
  10. Rumah itu sedang direnovasi.
  11. Paket itu telah dikirim oleh kurir.
  12. Pintu itu sedang diperbaiki.
  13. Film Marvel telah ditonton jutaan orang.
  14. Laporan itu sedang dipersiapkan.
  15. Komputer ini sedang diperiksa teknisi.

Demikian pembahasan tentang pengertian kalimat aktif dan pasif beserta dengan contohnya. Dengan menggunakan kalimat aktif maupun pasif secara baik dan benar bisa meningkatkan kejelasan, kualitas tulisan, serta pesan yang disampaikan menjadi lebih mudah untuk dipahami.

Baca Juga: