Latar Belakang Runtuhnya Kerajaan Majapahit dan Kronologinya

Faktor penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit cukup kompleks. Sebagai kerajaan yang besar, Majapahit tak hanya punya masalah sosial, ekonomi, dan keamanan saja. Di dalam tubuh kerajaan sendiri juga ada konflik internal yang menyebabkannya runtuh secara perlahan.

Majapahit merupakan kerajaan Hindu – Budha dengan kekuasaan yang luas. Daerah yang ada di bawah kerajaan ini antara lain Semenanjung Malaya, Jawa, Kalimantan, Filipina, Papua, Sumatera, Papua, dan lainnya.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit

Penyebab-Runtuhnya-Kerajaan-Majapahit

Kerajaan Majapahit berdiri selama kurang lebih 200 tahun. Di tahun terakhir berdirinya kerajaan ini, banyak faktor yang menyebabkan Majapahit mengalami kemunduran dan secara perlahan runtuh. Faktor penyebab keruntuhan dari kerajaan ini antara lain:

1. Kematian Gajah Mada

Membahas Majapahit pasti berkaitan dengan adanya Gajah Mada, patih dan panglima perang dari kerajaan ini. Majapahit bisa meluaskan kerajaannya karena Gajah Mada mampu memimpin pasukan kerajaan dengan apik. Ketika menjadi panglima perang, Majapahit berada di masa kejayaan.

Terkenal dengan Sumpah Palapa yang ia ucapkan, Gajah Mada mampu menyatukan seluruh Nusantara di bawah kerajaan Majapahit. Tak hanya bisa menguasai berbagai pulau, Gajah Mada juga bisa menaklukan kerajaan yang ada di Pahang, Temasik, dan juga Palembang.

Pada tahun 1364, Gajah Mada meninggal dan membuat Majapahit kehilangan pemimpin militernya. Setelah kematian Gajah Mada, kemerosotan politik di pusat pemerintahan Majapahit mulai terasa. Penerus dari Gajah Mada juga dinilai tak mampu untuk membuat keputusan dan strategi sebaik dirinya.

Karena tak mampu menangani berbagai masalah militer dan keamanan, selepas Gajah Mada wafat, kekuasaan yang Majapahit miliki mulai  berkurang. Banyak wilayah yang memilih memberontak pada Majapahit dan memisahkan dirinya dari kekuasaan kerajaan tersebut.

2. Kematian Hayam Wuruk

Runtuhnya kerajaan Majapahit juga tak bisa lepas dari kematian Hayam Wuruk. Hayam Wuruk merupakan pemimpin kerajaan Majapahit yang menjabat bersamaan dengan Gajah Mada. Bersama dengan Gajah Mada, Hayam Wuruk mampu memimpin Majapahit hingga mencapai puncak kejayaan.

25 tahun setelah Gajah Mada meninggal, Hayam Wuruk akhirnya mangkat dari jabatannya dan wafat. Serupa dengan kematian Gajah Mada, kematian Hayam Wuruk membuat Majapahit menjadi lemah. Belum lagi pengganti dari Hayam Wuruk tak bisa berbuat banyak untuk menjaga keutuhan kerajaan.

Setelah kematian Hayam Wuruk, masalah internal di dalam kerajaan makin memanas. Ada perebutan tahta kerajaan dari para pewaris keluarga Hayam Wuruk, menyebabkan kepincangan politik yang parah. Pihak yang menggantikan Hayam Wuruk adalah menantunya.

Bernama Wikramawardana, pemerintahan Majapahit mengalami kemunduran secara perlahan. Pergolakan politik yang terjadi di dalam dan luar kerajaan ternyata tak bisa Wikramawardana hadapi. Secara perlahan, Majapahit pun kehilangan kekuatan dan kekuasannya atas daerah yang di miliki.

3. Perang Saudara

Wikramawardana yang naik tahta menjadi raja Majapahit ternyata juga menjadi penyebab adanya perang saudara. Perang saudara yang lebih terkenal dengan nama Perang Paregreg ini merupakan perang antara Wikramawardana dengan Bhre Wirabhumi.

Bhre Wirabumi merupakan anak dari Hayam Wuruk, namun dari selirnya. Menurut Bhre, ia layak menjadi penerus kerajaan Majapahit karena menjadi anak dari Hayam Wuruk. Memang, saat Hayam Wuruk sakit, ia sempat mewasiatkan jabatan untuk Bhre.

Hyam Wuruk berpesan bahwa Wikramawardana-lah yang akan menjadi raja Majapahit. Tak hanya itu, Bhre Wirabhumi juga mendapat jabatan dengan di beri kerajaan di sebelah timur Jawa. Setelah Hayam Wuruk akhirnya wafat, Bhre memang mendapatkan kerajaannya sendiri.

Sayangnya Bhre tak mau tunduk dengan perintah Wikramawardana sebagai pemimpin Majapahit pusat. Dalam Perang Paregreg tersebut, Bhre akhirnya meninggal dan konflik kerajaan selesai. Namun masih timbul perpecahan di dalam tubuh kerajaan.

4. Berdirinya Kerajaan Demak

Penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit selanjutnya adalah berdirinya kerajaan Demak, kerajaan ini di pimpin oleh Raden Patah. Raden Patah merupakan anak dari putra raja Majapahit bernama Kertabumi. Kertabumi memang sempat menikah dengan seorang perempuan Tionghoa, Siu Ban Chi.

Dari pernikahan tersebut, Raden Patah lahir dan menjadi seorang pangeran yang hebat dan cakap. Ketika memimpin kerajaan Demak, Raden Patah berhasil menguasai dua pelabuhan utama di Jepara dan Gresik. Dengan menguasai dua pelabuhan tersebut, perdagangan kerajaan Demak maju pesat.

Selain meningkatkan perdagangan, kerajaan Demak juga menguasai dataran penanaam padi di sekitar wilayah tersebut. Secara ekonomi, kerajaan Demak berada dalam kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan kerajaan Majapahit.

Kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam juga mulai menghimpit kerajaan Majapahit di tanah Jawa. Situasi yang tak menentu di dalam internal kerajaan Majapahit membuat Demak unggul dalam berbagai bidang, secara perlahan Majapahit pun kehilangan kewibawaannya.

5. Serangan Kerajaan Demak

Runtuhnya kerajaan Majapahit disebabkan oleh serangan yang dilakukan kerajaan Demak. Penyerangan tersebut dilakukan pada tahun 1518 ketika Patih Udara menjadi raja Majapahit. Majapahit mendapat serangan mendadak dari Pati Unus, patih dari kerajaan Demak.

Saat itu Demak tengah di pimpin oleh Raden Patah dan mulai membangun kekuatan militer yang besar. Penyerangan tersebut memang tak membuat Majapahit langsung runtuh, namun di tahun 1527, sekali lagi kerajaan Demak menyerang Majapahit.

Penyerangan kedua ini di pimpin oleh patih Sultan Trenggana, yang akhirnya membuat Majapahit mengalami pukulan besar. Serangan yang dilakukan oleh Sultan Trenggana tak hanya sekali, tapi berkali-kali, hingga membuat Majapahit kalah.

Setelah kekalahan tersebut, Majapahit berada di bawah kekuasaan kerajaan Demak. Kekalahan Majapahit ini masih berlangsung di pemerintahan Raden Patah. Ketika Raden Patah akhirnya berhasil mengalahkan Majapahit, ia mengganti gelarnya menjadi Sultan Patah.

6. Bangkitnya Kesultanan Melaka

Faktor lain yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Majapahit adalah bangkitnya kesultanan Melaka. Kebangkitan kerajaan ini mulai terlihat menjadi ancaman serius bagi Majapahit di sekitar tahun 1400. Saat itu kerajaan Melaka di pimpin oleh raja bernama Paramiswara.

Paramiswara merupakan raja Palembang dari anak Sang Aji, salah satu gubernur Majapahit. Melihat kekuasaan Majapahit yang makin lemah, Sang Aji memutuskan untuk membangkang dan mendirikan kerajaannya sendiri, yang kemudian dikenal sebagai kerajaan Melaka.

Aspek yang menyebabkan kesultanan Melaka unggul adalah kepemilikannya pada selat Melaka. Kesultanan ini punya peranan yang besar dalam perkembangan selat Melaka, yang saat itu sudah menjadi pusat perdagangan yang besar.

Karena selat Melaka menjadi pusat perdagangan yang lebih menjanjikan, banyak pedagang dari luar negeri yang memilih berdagang di selat Melaka. Pelabuhan dan pusat perdagangan yang Majapahit miliki tak lagi di lirik karena dinilai tak mendatangkan keuntungan.

Runtuhnya Kerajaan Majapahit

Runtuhnya-Kerajaan-Majapahit

Karena mengalami berbagai masalah, baik secara internal atau eksternal, kerajaan Majapahit akhirnya runtuh. Tahun keruntuhan Majapahit masih menjadi perdebatan antar sejarawan. Ada yang mengatakan runtuhnya Majapahit terjadi di tahun 1389 setelah Hayam Wuruk wafat.

Namun ada pula yang mengatakan bahwa kerajaan ini runtuh di tahun 1478 ketika Perang Paregreg terjadi. Ada pula yang mengatakan Majapahit runtuh ketika di serang Sultan Trenggana pada 1527.

Demikianlah berbagai penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit. Kerajaan ini mengalami banyak masalah sebelum benar-benar runtuh, yang membuat pertahanan politik dan militernya lemah.

Baca Juga: