Dahulu, bencana alam seperti gempa bumi tidak bisa diprediksi karena belum muncul alat untuk mengukurnya. Namun, saat ini, dampak akibat gempa bumi bisa diminimalisir berkat adanya alat seismograf dan seismometer. Lalu, apa perbedaan diantara keduanya?
Seperti yang kita tahu, kerak bumi selalu mengalami pergerakan karena adanya gelombang dari dalam bumi yang merambat ke permukaan mulai dari lemah sampai yang kuat. Saat gelombang tersebut lemah, maka pergerakannya akan sulit dirasakan sampai ke permukaan.
Untuk itu, muncullah alat seismograf dan seismometer yang berkaitan dalam pengukuran gelombang gempa. Supaya Anda lebih paham tentang perbedaannya, mari kita simak uraian berikut.
Pengertian Seismograf
Sebelum memahami perbedaan antara seismograf dan seismometer, akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian dari seismograf. Seismograf merupakan alat yang dipakai untuk mencatat gempa bumi.
Dari alat ini, nantinya akan muncul hasil berbentuk kurva yang tercetak dalam kertas. Dari kurva ini seorang ahli bisa menilai apakah gempa bumi yang ditimbulkan berbahaya atau tidak. Cara kerja dari seismograf ini biasanya dipasang di tanah.
Selanjutnya, dari alat tersebut akan mendeteksi getaran yang nantinya akan ditampilkan grafik dari getaran tersebut. Istilah hasil dari seismograf ini disebut dengan seismogram. Seismograf ini memiliki beberapa perangkat yang terdiri dari pena, beban, dan gulungan kertas.
Dari alat ini nantinya akan menilai jarak, kekuatan, arah, sampai dengan arah dari gelombang yang terjadi di lapisan litosfer tersebut. Jika dilihat secara teknis, seismograf adalah alat untuk merekam getaran dari tanah ketika terjadi bencana alam gempa bumi.
Ada dua metode dari alat ini yaitu seismograf vertikal dan seismograf horizontal. Metode sesimograf vertikal adalah merekam getaran tanah dari atas ke bawah. Sedangkan yang dimaksud dengan seismograf horizontal yaitu mengukur pergerakan tanah yang merabat dari kanan ke kiri atau sebaliknya.
Perbedaan Seismograf dan Seismometer
Seismograf dan seismometer punya beberapa perbedaan meskipun sama-sama alat yang diterapkan untuk merekam gempa. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut.
1. Seismometer Bagian dari Seismograf
Perbedaan pertama adalah seismometer adalah bagian yang berasal dari seismograf. Hal ini sebagaimana yang telah dijelaskan dalam buku dengan judul Struktur Bangunan Tahan Gempa karangan Moh Nur Shaleh.
Jadi, dapat dikatakan bahwa seismograf adalah bagian besar yang di dalamnya terdapat seismometer.
2. Pengertian Seismometer
Seismometer juga berbeda dengan seismograf jika dilihat dari pengertiannya. Adapun yang dimaksud dengan seismometer adalah sensor yang digunakan untuk merekam adanya gerakan di tanah selanjutnya akan merekamnya agar bisa mudah dianalisis oleh manusia.
Jadi, dapat dikatakan jika seismometer adalah bagian sensor dari seismograf. Adapun satuan dari getaran tersebut diukur dengan Skala Richter (SR). Skala ini adalah logaritma amplitudo maksimum.
Adapun dalam menggunakan seismometer ini, nantinya akan mengukur amplitudo yang diukur dengan jarak 100 km dari titik gempa itu terjadi dengan satuan mikrometer. Seismometer telah mengalami perkembangan teknologi.
Hal ini terjadi karena telah muncul teknologi seismometer dengan teknik laser. Dengan teknik ini, bisa digunakan untuk mendeteksi adanya tegangan gempa di dalam bumi. Cara kerjanya adalah mengukur perbedaan jarak yang ada di dua titik yang telah ditentukan.
Titik ini ada di dua ujung pipa yang dilewati oleh laser sehingga laser ini yang akan mendeteksi tegangan seismik dengan baik.
Apa Itu Seismogram dan Hubungannya dengan Seismograf dan Seismometer
Setelah Anda mengetahui perbedaan seismograf dan seismometer, ada juga istilah lainnya dengan nama seismogram. Seismogram adalah grafik yang dimunculkan oleh seismometer. Jadi, ketiganya memiliki hubungan yang erat.
Seismogram bukan alat pendeteksi gempa, tetapi alat untuk menampilkan hasil grafik berupa garis hitam yang dibuat oleh kertas. Seismogram kini juga mengalami perkembangan dari yang awalnya dalam bentuk gambar dicetak oleh seismogram, saat ini sudah ada yang dalam bentuk digitalnya.
Cara kerja antara seismograf, seismometer, dan seismogram berkaitan erat dan berhubungan. Awalnya, seismograf ini akan diletakkan ke daerah tertentu terutama ke daerah yang ingin dideteksi gempa.
Setelah terpasang, pengamat akan memastikan terjadi guncangan atau tidak di area tersebut. Apabila terjadi guncangan, alat dari seismograf ini juga akan bergerak kecuali massa pegas yang akan tetap pada kondisi semula.
Dari pergerakan ini yang membuat pegas tersebut akan mengalirkan voltase yang nantinya akan dihasilkan dalam bentuk grafik. Kurva atau grafik ini termasuk dalam seismogram. Seismograf ini disertai dengan akselerometer karena kecepatan tanah ini tidak seperti gelombang.
Jadi, untuk menangkap gerakan seismik dengan tepat diperlukan adanya gelombang seismik.
Industri yang Menggunakan Seismograf
Banyak industri yang menggunakan alat seismograf ini untuk berbagai keperluan. Umumnya juga sering digunakan oleh para ahli geologi dan peneliti yang ingin memahami besar kecilnya gempa di wilayah tersebut.
Alat ini sangat penting untuk mengetahui perubahan di dalam tanah dan meliputi suatu wilayah tertentu. Adanya pergerakan yang diketahui sebelumnya dapat memberikan manfaat bagi penduduk disekitarnya agar bisa melakukan mitigasi bencana alam dan melakukan evakuasi lebih dini.
Dengan begitu, risiko kecelakaan akibat bencana alam bisa dicegah dan diminimalisir. Kini, juga sudah tersedia alat digital yang dapat memberikan peringatan ke HP masing-masing sehingga lebih cepat mengatasinya dengan baik.
Namun, ada juga kegunaan lain dari seismograf yaitu tidak hanya mendeteksi gempa bumi saja. Seismograf ini juga bisa untuk melakukan eksplorasi keberadaan gas dan minyak alam. Caranya dengan memancarkan gelombang ke dalam tanah.
Selanjutnya, gelombang ini akan terjadi pemantulan yang dari pantulan inilah bisa dilihat apakah di dalam tanah tersebut memiliki sumber minyak alam dan gas. Jadi, alat ini bisa dijadikan sebagai cara yang membantu geosurveynya dengan baik.
Sejarah Seismograf
Seismograf pertama kali dibuat oleh Zhang Heng yang merupakan seorang filsuf China. Alat ini awalnya dibuat dengan bentuk silinder dan masih sederhana. Ada delapan kepala naga yang terdiri 8 titik kepala naga yang mulutnya berisi bola.
Ketika muncul getaran, bola tersebut akan keluar dari mulut naga tersebut. Jika bola ini sudah keluar, maka akan terdengar suara sesuai tingkat getarannya. Namun, alat ini masih belum bisa untuk merekam kekuatan gempa tetapi hanya untuk memahami apa yang terjadi.
Lalu, seismograf pertama yang modern muncul di tahun 1975. Pembuatnya adalah Filippo Cechi. Cechi adalah ahli dalam bidang seismograf yang digunakan menggunakan pendulum. Selanjutnya, alat ini kemudian dibuat dengan yang lebih canggih oleh ilmuan yang bernama Sir James Alfred, Thomas Gray, dan John Milne.
Seismograf ini dibuat setelah ada gempa bumi yang besar terjadi di Yokohama, Tokyo. Dari ketiga ahli yang membuat seismograf ini, alat yang paling terkenal adalah buatan John Milne. Pendulum dari seismograf tersebut bisa dimanfaatkan untuk mencatat gempa bumi dan dinilai cukup akurat.
Itulah penjelasan lengkap terkait dengan seismograf dan seismometer disertai dengan perbedaan. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan seismograf adalah alat untuk mencatat gelombang dan menangkap sinyal dari gempa bumi.
Baca Juga: