Pada dasarnya, sosiologi merupakan ilmu sosial yang memiliki fokus untuk mempelajari dan mengkaji seluruh peristiwa dalam kehidupan masyarakat. Jika dilihat dari sejarah lahirnya sosiologi, ilmu ini mulai berkembang sejak abad ke-19 dan masih mengalami perubahan hingga saat ini.
Sama seperti ilmu pengetahuan lainnya, sosiologi juga memisahkan diri dari filsafat dan berdiri sebagai kajian baru. Menurut sejarah perkembangannya, ilmu sosiologi lahir karena adanya sebuah perubahan yang sangat besar di Eropa Barat.
Kronologi dan Sejarah Lahirnya Sosiologi
Terdapat beberapa peristiwa sejarah yang melatarbelakangi lahirnya sosiologi sebagai salah satu ilmu pengetahuan sosial di dunia. Melalui serangkaian peristiwa ini, sosiologi terus mengalami perkembangan mengikuti perubahan pada tatanan masyarakat.
1. Revolusi Politik atau Revolusi Prancis
Sejarah lahirnya sosiologi dan perkembangannya diawali dengan peristiwa politik yang dikenal sebagai Revolusi Prancis. Peristiwa besar yang terjadi pada tahun 1789 ini mampu menyulut semangat para pakar untuk memahami perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat.
Serangkaian konflik dan peperangan yang terjadi selama Revolusi Prancis telah menyebabkan banyak kerugian. Sehingga pada saat itu para pakar berusaha untuk memperbaiki tatanan masyarakat yang bercerai berai.
Bahkan mereka berpikir secara ekstrim untuk berupaya mengembalikan keadaan seperti saat abad pertengahan. Hingga pada akhirnya fokus ilmu sosiologi bergeser pada isu ketertiban sosial yang kini dikenal sebagai sosiologi klasik.
Di samping itu Auguste Comte berpendapat bahwa masyarakat Prancis tidak mampu mengatasi permasalahan yang terjadi dan justru memunculkan konflik antarkelas. Oleh sebab itu ia memiliki pemikiran bahwa semua penelitian tentang masyarakat harus dijadikan ilmu sendiri.
2. Revolusi Industri dan Kapitalisme
Selanjutnya, sejarah lahirnya sosiologi juga dipengaruhi dengan peristiwa Revolusi Industri yang terjadi di Inggris. Peristiwa ini diawali dengan perubahan cara produksi yang sebelumnya mengandalkan pada sektor pertanian berubah menjadi sektor industri.
Ada beberapa penemuan baru dan perkembangan di bidang teknologi yang akhirnya mempengaruhi mata pencaharian masyarakat. Salah satu penemuan yang paling populer adalah kemunculan mesin uap oleh James Watt.
Dari penemuan tersebut, teknologi terus berkembang dan corak masyarakat yang awalnya agraris mulai bergeser ke sektor industrialisasi. Meskipun perkembangan teknologi seharusnya bisa memperbaiki kehidupan masyarakat, namun yang terjadi adalah sebaliknya.
Kapitalisme mulai lahir dengan ditandai adanya penguasaan aset produksi oleh golongan borjuis. Sedangkan masyarakat kecil hanya dijadikan buruh dengan tingkat keuntungan yang sangat dan menyebabkan ketimpangan.
Kondisi ketimpangan kelas dan kapitalisme akhirnya memicu munculnya gerakan buruh. Tujuan dari gerakan ini adalah menuntut kesejahteraan secara radikal. Dalam perkembangannya, pergolakan buruh menjadi kajian untuk para pakar, seperti Marx, Weber, Durkheim, dan Simmel.
3. Munculnya Sosialisme
Akibat konflik yang melibatkan kaum borjuis dan buruh pada peristiwa Revolusi Industri, muncullah sebuah paham baru, yaitu sosialisme. Kemunculan paham ini merupakan sebuah upaya yang dilakukan kaum buruh untuk memerangi kapitalisme.
Karl Marx merupakan salah satu tokoh yang mendukung lahirnya gagasan sosialisme. Banyak opini dan tulisan yang ia buat untuk mengkritik kapitalisme habis-habisan. Pemikiran tentang sosialisme dikembangkan demi mencapai keadilan dan kesejahteraan pada tatanan sosial masyarakat.
Dalam beberapa gagasannya tentang sosialisme, Marx memiliki impian untuk membentuk tatanan masyarakat baru melalui revolusi sosial dan gerakan buruh. Walaupun keinginannya tersebut cukup mengkhawatirkan, namun ia mendapatkan banyak dukungan dari para buruh.
4. Feminisme
Feminisme juga memiliki peran dalam sejarah lahirnya ilmu sosiologi. Gerakan ini dilakukan oleh para perempuan untuk menuntut adanya keadilan dan persamaan hak. Mereka juga ingin keluar dari subordinasi yang dibuat oleh sistem sosial dalam masyarakat Eropa yang tidak adil.
Bersama dengan gerakan buruh, para perempuan ikut melakukan aksi sosial untuk memperjuangkan kesetaraan gender, menghapus perbudakan, dan menyamaratakan kedudukan perempuan dalam hukum. Hingga akhirnya gerakan tersebut ikut dikaji dalam ilmu sosiologi.
5. Urbanisasi
Urbanisasi merupakan istilah digunakan untuk menggambarkan fenomena laju perpindahan penduduk desa ke kota. Saat peristiwa Revolusi Industri terjadi, pergerakan urbanisasi terjadi dengan sangat cepat dan mengkhawatirkan.
Fenomena urbanisasi tersebut terjadi akibat adanya perubahan dalam sistem produksi yang secara tidak langsung memaksa penduduk desa untuk melakukan perpindahan. Namun ternyata arus urbanisasi justru membawa dampak yang besar pada penyesuaian pola perilaku.
Bahkan mulai terbentuk golongan masyarakat urban yang masih sulit untuk saling menyesuaikan diri. Serangkaian konflik juga mulia bermunculan saat wilayah pedesaan terkena dampak industrialisasi. Permasalahan tersebut semakin berkembang ketika Amerika mengalami efek dari Revolusi Industri.
6. Perubahan Keyakinan dan Agama
Dalam ilmu sosiologi, kita mempelajari tentang keyakinan, kepercayaan, dan agama yang dijadikan pedoman hidup masyarakat. tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan kapitalisme dipengaruhi oleh perubahan pada bidang keagamaan.
Salah satunya adalah fenomena gerakan protestan yang mulai berkembang pesat dan dijadikan kajian menarik bagi para sosiolog. Peristiwa yang terjadi antara gerakan keagamaan dan kapitalisme ini dikaji oleh Weber melalui karyanya, yakni The Protestant Ethic and The Spirit Capitalism.
7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Sejarah lahirnya sosiologi diikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat. Tidak mengherankan jika banyak pakar yang berusaha untuk menggunakan pendekatan dari ilmu lainnya untuk mengkaji sosiologi.
Namun nyatanya tidak semua ilmu pengetahuan dapat dikaji bersamaan dengan sosiologi. Misalnya seperti pakar-pakar yang mencoba menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan alam untuk mengembangkan sosiologi seiring dengan perkembangan zaman.
Hasilnya malah menimbulkan perdebatan dari para pakar yang memiliki argumentasi bahwa fenomena sosial tidaklah sama dengan fenomena alam. Maka dari itu, sosiologi terus dikembangkan mengikuti dengan perubahan dan kehidupan dalam masyarakat sosial.
Bahkan hingga kini, ilmu sosiologi masih terus berkembang karena sifat masyarakat yang dinamis. Sehingga sosiologi menjadi bahan kajian ilmu sosial yang perkembangannya dipengaruhi oleh peristiwa, fenomena, dan perubahan masyarakat.
Sejarah Lahirnya Sosiologi di Indonesia
Sosiologi masuk ke Indonesia saat masa penjajahan Belanda. Ilmu ini dikaji dengan cara yang cukup berbeda karena para pemikir didominasi oleh ahli hukum. Sehingga awalnya sosiologi hanya digunakan untuk mendukung pengkajian hukum dan ilmu pengetahuan lainnya saja.
Menurut sejarah, sosiologi pertama kali dikembangkan oleh Krom, Veth, dan Snouck Hurgronje sebagai ahli kemasyarakatan dari Belanda. Mereka memahami struktur masyarakat Indonesia dan menguasai berbagai hukum adat di hampir seluruh wilayah.
Selain itu ilmu sosiologi dikaji oleh tokoh-tokoh Nusantara, seperti Sri paduka Mangkunegoro IV yang sering memasukan unsur relasi manusia dalam ajaran Wulang Reh. Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan juga ikut mempraktikkan konsep sosiologi.
Hingga pada akhirnya sosiologi mulai diajarkan di Sekolah Tinggi Hukum yang berlokasi di Jakarta. Bahkan sekolah ini menjadi satu-satunya institusi pendidikan yang mengajarkan sosiologi kepada para mahasiswa.
Maka dapat disimpulkan bahwa sejarah lahirnya sosiologi telah dimulai sejak revolusi yang terjadi di Prancis dan masuk ke Indonesia saat masa penjajahan Belanda. Sebagai ilmu sosial yang bersifat dinamis, sosiologi masih dikembangkan hingga sekarang seiring dengan perkembangan zaman.
Baca Juga: