Sistem Reproduksi Pria dan Fungsinya (Penjelasan Lengkap)

Pria dan wanita mempunyai sistem reproduksi yang berbeda, baik secara anatomi maupun fungsinya. Secara umum, organ-organ pada sistem reproduksi pria dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yakni organ eksternal dan internal.

Bagaimana cara kerja organ reproduksi pria? Organ-organ apa saja yang terlibat di dalamnya? Jika penasaran dan belum mengetahuinya, maka Anda bisa langsung mempelajarinya melalui artikel tentang reproduksi pria di bawah ini!

Sekilas Tentang Sistem Reproduksi Pria

Sekilas-Tentang-Sistem-Reproduksi-Pria

Seluruh organ reproduksi pria baru akan berfungsi secara optimal ketika telah memasuki masa pubertas. Waktu pubertas setiap pria cukup bervariasi dan tergantung banyak faktor, tetapi umumnya terjadi pada usia kurang lebih 12 tahun.

Pria mengalami perubahan hormon dan memulai perkembangan seks sekunder saat memasuki usia pubertas. Pria akan menunjukkan perkembangan yang berbeda dengan wanita. Misalnya suara menjadi lebih dalam, bahu lebih lebar, massa otot lebih besar, dan lain sebagainya.

Hormon yang terlibat dalam perkembangan fungsi reproduksi seksual pria, yaitu LH, FSH, testosteron, dan lainnya. Semua hormon ini dihasilkan oleh kelenjar pituitari yang berada di dasar otak.

Fungsi

Fungsi sistem reproduksi pria ditunjang oleh organ eksternal dan internal. Semua organ ini memiliki tugas tertentu agar pria bisa memiliki gairah seksual, melakukan hubungan seksual, dan akhirnya memiliki keturunan bersama pasangannya.

Setiap organ reproduksi pria punya fungsi yang spesifik. Reproduksi pria dalam kaitannya dengan hubungan seksual, memiliki peran sebagai berikut:

  • Menghasilkan dan mengeluarkan hormon seks pria
  • Menyalurkan sperma ke saluran reproduksi wanita melalui penetrasi
  • Menghasilkan sel sperma dan semen lalu memindahkannya

Organ-Organ

Organ reproduksi eksternal pria meliputi penis, testis, epididimis, dan skrotum. Sementara itu, organ reproduksi internal, meliputi kelenjar prostat, kelenjar cowper, duktus ejakulatorius,  vas deferens, vesikula seminalis, dan uretra.

Seperti apa karakteristik masing-masing organ tersebut? Berikut ini informasi lebih lengkap tentang beberapa organ reproduksi yang dimiliki oleh pria, yaitu:

1. Penis

Penis berperan sebagai organ seksual pria yang memiliki banyak saraf sensitif. Berikut ini bagian-bagian penis, yaitu:

  • Akar atau basis, bagian penis yang melekat di dinding perut
  • Batang, bentuknya menyerupai silinder, mempunyai jaringan erektil seperti spons yang akan terisi darah secara otomatis saat pria terangsang
  • Kepala atau glans, ujung penis yang menyerupai kerucut, tertutupi oleh lapisan kulit longgar bernama kulup. Terdapat uretra di bagian paling ujung glans, yang berfungsi untuk mengeluarkan urine dan cairan ejakulasi.

2. Skrotum

Skrotum biasanya disebut juga kantong zakar, yaitu kantong kulit longgar yang menggantung di belakang penis. Fungsinya mengontrol suhu pada sistem reproduksi pria dan melindungi testis. Dinding-dindingnya mengandung otot kremaster untuk melakukan kontraksi dan relaksasi.

Skrotum mempunyai peranan penting dalam menjaga kualitas sperma. Sperma dapat berkembang secara normal jika suhu testis sedikit lebih rendah dibanding suhu tubuh.

3. Testis

Testis berbentuk oval dengan volume 20 sampai 25 mL dan panjang sekitar 4 hingga 7 cm. Terdapat korda spermatika di bagian ujungnya, yang bertugas menjaga testis tetap di posisinya. Fungsi utama testis, yakni memproduksi sel sperma dan hormon testosteron.

4. Epididimis

Bentuk epididimis menyerupai tabung panjang yang melingkar dan berada di bagian belakang testis. Fungsinya untuk mengumpulkan sel sperma dari testis dan menyalurkannya ke vas deferens.

5. Vas Deferens

Bentuk vas deferens memiliki bentuk menyerupai pipa. Organ reproduksi internal ini berotot dan memanjang ke rongga panggul, persis di belakang kandung kemih. Bertugas untuk menerima dan mematangkan sel sperma dari epididymis, kemudian menyalurkannya ke uretra.

6. Kelenjar Prostat dan Kelenjar Cowper

Organ reproduksi pria terdiri dari dua kelenjar, yaitu kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Kedua kelenjar ini mempunyai fungsi yang spesifik, yaitu:

  • Kelenjar prostat berperan dalam memproduksi cairan tambahan selama proses ejakulasi. Cairan prostat bisa membantu menjaga kesehatan sperma. Kelenjar ini memiliki ukuran kecil seperti kenari, berada di bawah kandung kemih, tepat di depan rektum.
  • Kelenjar cowper memproduksi cairan yang berguna sebagai pelumas uretra. Cairan cowper ini juga membantu menetralisir keasaman uretra yang diakibatkan oleh sisa tetesan urine.

7. Vesikula Seminalis

Vesikula seminalis berada di atas prostat. Organ vesikula seminalis bekerja sama dengan vas deferens dalam pembentukan duktus ejakulatorius yang bermuara di uretra. Organ reproduksi internal ini juga dapat menghasilkan cairan untuk menutrisi sel sperma.

8. Duktus Ejakulatorius

Duktus ejakulatorius dibentuk melalui penyatuan vesikula seminalis dan vas deferens. Organ duktus ejakulatorius disebut juga sebagai saluran ejakulasi yang bermuara di uretra. Fungsinya untuk mengeluarkan sperma pada saat terjadi ejakulasi.

9. Uretra

Uretra tidak hanya dimiliki oleh pria, melainkan wanita juga. Bedanya, uretra pada pria mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai saluran kemih untuk mengeluarkan urine dan saluran pembuangan air mani saat tubuh mencapai orgasme selama proses ejakulasi.

Hormon Reproduksi Pria

Hormon-Reproduksi-Pria

Organ reproduksi pria dibantu oleh sejumlah hormon untuk melakukan tugasnya secara optimal. Hormon merupakan zat kimiawi yang berperan mengatur performa sel-sel dalam tubuh. Berikut ini beberapa hormon pada sistem reproduksi pria, yaitu:

1. FSH (Follicle-stimulating hormone)

FSH bertugas membantu organ reproduksi pria dalam memproduksi sperma. Jika follicle-stimulating hormone ini berada dalam keadaan optimal, maka produksi sperma bisa mencapai 300 juta per hari. Masa pembentukan setiap sperma berlangsung selama 65 sampai 75 hari.

2. Gonadotropin

Produksi hormon gonadotropin akan meningkat ketika anak laki-laki memasuki usia pubertas. Otak akan memproduksi hormon ini melalui kelenjar hipotalamus. Peningkatan kadar hormon gonadotropin akan merangsang kelenjar pituitari untuk menghasilkan lebih banyak hormon LH (luteinizing hormon).

3. LH (Luteinizing hormone)

Luteinizing hormon memiliki fungsi yang tak kalah penting dalam reproduksi pria. Hormon ini akan mendorong pelepasan testosteron ketika ditambahkan ke dalam darah. Hormon LH berperan untuk membantu pria menghasilkan keturunan.

4. Testosteron

Perubahan fisik yang dialami oleh pria saat memasuki masa pubertas dipicu oleh produksi hormon testosteron. Contohnya seperti penis bertambah panjang, testis/ skrotum membesar, muncul rambut di wajah, ketiak, dan alat kelamin.

Sebagian pria bahkan mengalami pertambahan tinggi dan berat badan secara signifikan selama masa pubertas. Hormon ini juga berperan dalam memengaruhi gairah seksual atau libido pria. Hormon testosteron diproduksi di testis.

Ereksi

Hal ini melibatkan interaksi yang kompleks dalam sistem reproduksi pria. Ereksi adalah perpaduan dari kinerja saraf, hormon, pembuluh darah, dan kondisi psikologis pria. Berikut gambaran proses ereksi, yaitu:

  • Otak akan mengirimkan sinyal ke penis melalui saraf tulang belakang ketika menerima rangsangan seksual
  • Aliran darah di jaringan erektil penis akan meningkat karena pembuluh arteri berdilatasi
  • Tekanan darah di dalam penis akan ikut meningkat karena otot-otot di sekitar pembuluh vena mengalami kontraksi sehingga aliran darah ke luar penis terhambat
  • Penis menjadi kaku, memanjang, dan membesar karena adanya perbedaan aliran darah di dalam dan di luar penis
  • Rangsangan pada penis akan mengirim sinyal balik ke otak melalui saraf tulang belakang yang memicu terjadinya orgasme.

Sistem reproduksi pria merupakan mekanisme biologis yang membantu pria mampu menghasilkan keturunan. Sistem ini bukan hanya melibatkan organ atau alat kelamin pria, melainkan terdapat peran aktif hormon yang dimilikinya.

Baca Juga: