Apa Itu Sidang Isbat: Tahapan dan Sejarahnya di Indonesia

Balitteknologikaret.co.id – Pemerintah akan melakukan sidang isbat sebelum bulan Ramadhan dan sebelum Hari Raya Idul Fitri. Tahukah apa itu sidang isbat? Bagaimana tahapan dan sejarah sidang isbat di Indonesia?

Sidang isbat biasa dilakukan untuk menentukan kapan awal puasa Ramadhan. Tak hanya itu saja, sidang isbat dilakukan dalam menentukan awal bulan kalender Hijriyah, yakni Idul Fitri dan Idul Adha. Sidang Isbat ini digelar oleh pemerintah lewat Kementerian Agama atau Kemenag RI.

Pemerintah Indonesia, telah menggelar sidang isbat untuk menentukan awal bulan Ramadhan pada 22 Maret 2023. Dan akan kembali melakukan sidang isbat di 20 April 2023, untuk menentukan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 H atau 2023.

Apa Itu Sidang Isbat yang Dilakukan Oleh Pemerintah?               

Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, isbat memiliki arti penetapan dan penentuan. Pengertian sidang isbat adalah sidang yang dilakukan untuk menentuka atau menetapkan awal bulan kalender Hijriyah.

Sidang isbat dilakukan dengan merujuk kepada hasil rukyatul hilal, di mana pelaksanaannya berada pada beberapa titik di seluruh Indonesia. Sidang isbat akan diikuti oleh MUI atau Majelis Umum Indonesia, perwakilan DPR atau Dewan Perwakilan Rakyat, ormas Islam, dan duta besar dari Negara-negara di luar negeri.

Kementerian Agama atau Kemenag akan mengumumkan hasil sidang isbat lewat siaran langsung televisi dan media lainnya pada petang hari. Untuk mengetahui bagaimana tahapan sidang isbat, bisa menyimak penjelasannya di bawah ini.

Tahapan dalam Sidang Isbat

ilustrasi sidang isbat

Proses sidang isbat dilakukan oleh Kemenag RI dan pihak-pihak terkait lainnya. Pada prosesnya, tahapan dalam sidang isbat dibagi menjadi tiga, berikut di antaranya:

Yang pertama adalah tahapan pemaparan posisi hilal, yang diperuntukan untuk Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha.

Yang kedua adalah pelaksanaan sidang isbat.

Dan terakhir yakni melakukan telekonferensi pers terkait hasil sidang isbat.

Sejarah Sidang Isbat di Indonesia

Awal mula pelaksanaan sidang isbat tercatat di dalam tulisan karya Moh Iqbal Tawakal berjudul ‘ Kilas Balik Penetapan Awal Puasa dan Hari Raya di Indonesia. Moh Iqbal Tawakal merupakan Pengamat Meteorologi dan Geofisika yakni dari Balai Besar BMKG Wilayah II Tangerang.

Berikut adalah sejarah sidang isbat berdasarkan catatan Iqbal:

Dilakukan di Awal Kemerdekaan Indonesia

Moh Iqbal Tawakal menjelaskan bahwa sidang isbat sudah dimulai di awal-awal kemerdekaan Indonesia. Pasalnya, sebelum Indonesia merdeka, penetapan awal bulan Qamariyah tak ditetapkan lewat sidang isbat atau musyawarah antarormas Islam.

Di saat Jepang yang berkuasa, mereka tak mengurusi penetapan awal Ramadhan. Oleh karena itu, awal puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri ditetapkan berdasarkan dengan perhitungan kelompok masyarakat masing-masing.

Tak heran jika ketika itu terjadi banyak perbedaan awal puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri meski wilayahnya sama.

Dibentuk Badan Hisab Rukyat pada 1972

ilustrasi pengamatan hilal
Kompas.com

Pemerintah yang telah terbentuk, pada 4 Januari 1946 akhirnya menunjuk Departemen Agama untuk menetapkan hari libur nasional. Selain itu, Departemen Agama juga menetapkan kapan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Sayangnya, keputusan dari Departemen Agama tak serta merta langsung diterima oleh semua kelompok. Pada 16 Agustus 1972 dibentuk BHR atau Badan Hisab Rukayat, yang bertugas untuk menentukan tanggal 1 Hijriyah yang dibahas di dalam sidang isbat.

BHR memiliki tugas untuk meneliti dan mengkaji pengembangan hal-hal yang berhubungan dengan hisab rukyat. Selain itu, BHR bertugas untuk meneliti pelaksanaan ibadah, baik waktu salat, arah kiblat, waktu gerhana Bulan dan Matahari, juga awal bulan.

Penentuan awal bulan Qomariyah mengikuti pedoman wujudu hilal ketika BHR terbentuk. Akan tetapi hal tersebut berubah di saat masa Orde Baru lantaran menggunakan ikmanu rukyat dengan criteria tinggi hilal harus di atas 2 derajat.

Lalu jarak hilal-matahari minimal harus 3 derajat dan umur bulan 8 jam sejak ijtimak. Di tahun 1974, criteria tersebut diterima oleh forum MABIMS yakni Menteri Agama untuk Negara Brunei Darussalan, Malaysia, Indonesia, Singapura.

BHR mengalami pasang surut lantaran dinilai tak mampu menyatukan penentuan awal bulan di Indonesia. BHR akhirnya dibubarkan dan kembali difungsikan di masa pemerintahan Presiden SBY atau Susilo Bambang Yudhoyono.

Di masa SBY itu sidang isbat disiarkan langsung lewat stasiun televisi, agar masyarakat khususnya umat muslim bisa mengetahui kapan awal puasa Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha.

Kapan Jadwal Sidang Isbat Lebaran Idul Fitri 1 Syawal 2023

Sidang Isbat dilakukan untuk menentukan tanggal 1 Ramadhan dan 1 Syawal. Pemerintah melalui Kementerian Agama akan menggelar sidang Isbat untuk menentukan kapan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2023 menurut Kemenag.

Untuk menetukan kapan hari Lebaran, sidang Isbat biasanya digelar di 29 Ramadhan. Sidang Isbat penentuan Hari Raya Idul Fitri 1444 H atau 2023 ditetapkan pada 20 April 2023 di Kantor Kementerian Agama.

Tanggal sidang Isbat Lebaran 2023 itu telah dikonfirmasi oleh Kamaruddin Amin selaku Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag pada Selasa (11/4/2023). Meski terdapat potensi perbedaan waktu merayakan Idul Fitri 2023, Kamaruddin meminta semua pihak untuk menunggu hasil sidang Isbat.

Demikian adalah penjelasan mengenai pengertian apa itu sidang isbat. Tahapan dan sejarah sidang isbat, dan kapan sidang isbat Lebaran Idul Fitri 1 Syawal 2023. Semoga penjelasan di atas dapat membantu, ya.

Baca Juga: