Tanah longsor adalah salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Penyebabnya karena Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi sehingga hal ini memudahkan massa tanah bergerak dan menuruni lereng. Terdapat juga beberap jenis-jenis tanah longsor yang harus Anda ketahui.
Tanah longsor sendiri adalah gerakan massa tanah atau batuan yang jatuh ke bawah atau turun dari lereng akibat dari ketidakstabilan tanah. Ada beberapa penyebab longsor selain dari curah hujan.
Selain itu, tanah longsor terbagi menjadi 6 jenis dengan sifat yang berbeda. Untuk memahami jenis-jenis tanah longsor secara lengkap, simak uraian penjelasan berikut ini.
Penyebab Daerah Rawan Longsor
Telah diketahui bahwa proses terjadinya longsor secara umum adalah saat air meresap ke tanah. Air yang masuk ke dalam tanah ini membuat bertambah bobotnya. Selanjutnya, air akan masuk sampai ke bidang gelincir sehingga membuat tanah licin.
Alhasil, tanah nantinya akan jatuh atau menuruni lereng atau yang kita kenal dengan sebutan tanah longsor. Beberapa penyebab dari tanah longsor adalah sebagai berikut:
1. Curah Hujan Tinggi
Telah disinggung sebelumnya bahwa penyebab tanah longsor umumnya karena curah hujan tinggi. Apalagi di Indonesia, masa penghujannya umumnya di bulan September dan puncaknya Desember.
Oleh sebab itu, kemungkinan terjadinya longsor juga besar. Saat hujan turun, air akan masuk ke dalam celah-celah tanah sehingga tekstur dari tanah berubah menjadi lebih lunak. Inilah yang memudahkan tanah untuk bergerak dan akhirnya menyebabkan longsor.
2. Gempa
Penyebab tanah longsor selanjutnya karena gempa bumi. Saat terjadi gempa, permukaan bumi akan mengalami getaran yang hebat untuk beberapa waktu. Getaran ini yang bisa mengakibatkan longsor.
Selain getaran yang disebabkan oleh gempa, penggunaan mesin, ledakan, sampai kendaraan yang lewat secara terus-menerus juga memberikan getaran yang menyebabkan longsor.
3. Tebing Terjal
Tebing yang terlalu terjal semakin memudahkan tanah mengalami longsor. Alasannya karena gaya pendorong ini juga semakin besar. Tebing terjal ini terbentuk karena erosi air laut, air sungai, atau angin.
Jadi, semakin terjal tebingnya maka tanah longsor juga semakin mudah terjadi.
4. Tanah Kurang Padat
Tanah kurang padat dapat terjadi karena musim hujan dan kemarau. Saat musim hujan, tanah bisa berubah menjadi tanah liat dengan ketebalan 2,5 m. Jika ada di lereng dengan kemiringan 220 derajat bisa berisiko mengalami tanah longsor.
5. Erosi
Selain menghasilkan oksigen, keberadaan tumbuhan sangat penting untuk mengikat tanah sehingga tidak mudah longsor. Namun, jika hutan tersebut gundul, tanah menjadi tidak kokoh lagi sehingga lebih mudah mengalami erosi atau pengikisan tanah.
Erosi yang terjadi di area tebing akan lebih mudah mengalami tanah longsor. Untuk itu, peran hutan sangat penting untuk pengawetan tanah.
6. Menurunnya Muka Air Danau
Tanah longsor bisa disebabkan karena air danau atau bendungan yang mulai kering. Jika hal itu terjadi, maka tanah akan kehilangan gaya penahan dengan cepat. Oleh sebab itu, tanah akan terbentuk retakan yang memiliki risiko longsor. Apalagi jika ada faktor kemiringan tanah yang berpengaruh di dalamnya.
7. Batuan Rapuh
Batu dengan sifat yang mudah rapuh juga termasuk faktor penyebab tanah longsor. Contoh batuan ini seperti kerikil, pasir, dan batu lempung. Batuan ini terbentuk setelah gunung meletus yang mengakibatkan terbentuknya batuan sedimen dengan campuran batuan di atas.
Batuan ini memiliki sifat yang tidak kuat sehingga mudah mengalami pelapukan sampai longsor.
8. Area Pertanian di Lereng
Penyebab tanah longsor lainnya adalah adanya area pertanian di lereng. Faktor penyebabnya karena lahan yang ditanami tanaman pertanian memilii sistem perakaran yang tidak bisa mengikat air seara maksimal.
Selain itu, lahan pertanian biasanya juga perlu memiliki genangan air sehingga hal ini bisa menyebabkan terjadinya tanah longsor.
9. Beban Berat di Tanah
Contoh beban berat di tanah yang dimaksud adalah penggunaan jalan raya dilereng sehingga mengalami tekanan dari kendaraan yang lewat dalam jangka waktu lama.
Jika sudah lama, hal ini memudahkan gaya dorong tanah yang semakin besar sehingga terjadi tanah longsor dengan cepat.
10. Timbunan di Tebing
Penyebab yang terakhir adalah dari timbunan di tebing. Penimbunan tanah dari proyek pembangunan yang ditumpuk di daerah tertentu bisa menyebabkan longsor. Hal ini terjadi karena tanah tersebut memiliki struktur yang belum sempurna sehingga apabila ada hujan maka tanah bisa cepat mengalami longsoran.
Jenis-jenis Tanah Longsor
Telah diketahui beberapa penyebab dari tanah longsor. Selain itu, Anda harus memahami jenis-jenis tanah longsor berikut ini.
1. Longsor Translasi
Jenis ini adalah longsor yang paling umum terjadi dimana massa tanah mengalami pergerakan dengan bentuk rata atau turun di permukaan yang landai.
2. Longsor Rotasi
Longsor rotasi ditandai dengan turunnya tanah di bidang datang. Jadi, jenis rotasi ini terjadi ketika ada penurunan massa tanah di bidang gelincir yang memiliki bentuk cekungan.
3. Pergerakan Blok
Dinamakan pergerakan blok karena gerakan tanah yang turun dengan bentuknya seperti blok pada bidang gelincir. Berbeda dengan jenis-jenis tanah longsor lainnya, pergerakan blok ini memiliki tanah yang jatuh secara bersamaan dan membentuk kubus.
Sedangkan untuk jenis translasi tanah yang turun umumnya berhamburan dan tidak mengelompok seperti bentuk petak sawah.
4. Runtuhan Batu
Selanjutnya adalah runtuhan batu. Tanah longsor ini ditandai turunnya sejumlah batuan dan material lain yang jaruh ke bawah karena tanah mengalami erosi di bawahnya.
Longsor ini tentu sangat berbahaya karena yang jatuh adalah batu yang berat dan besar sehingga dapat memakan korban jiwa.
Umumnya, runtuhan batu ini terjadi di daerah pantai yang memiliki banyak bebatuan di tebingnya.
5. Rayapan Tanah
Jenis tanah longsor berikutnya adalah rayapan tanah. Jenis longsor ini bergerak secara lambat seperti merayap. Hal ini karena jenis tanahnya merupakan butiran halus sampai kasar dan terjadi di tempat yang tidak memiliki kemiringan ekstrim.
Pergerakan dari rayapan tanah ini tak jarang sulit disadari. Selain itu, rayapan tanah membuat dampak yang tidak terlalu besar. Contoh dampaknya seperti pohon semakin miring atau tiang listrik terlihat miring dari waktu ke waktu.
6. Aliran Bahan Rombakan
Jenis tanah longsor yang terakhir adalah aliran bahan rombakan. Penyebab longsor ini karena ada aliran air yang bercampur dengan massa tanah sehingga akhirnya terjadi penurunan tanah yang terjadi di lereng.
Aliran bahan rombakan bisa memiliki kecepatan longsor yang tinggi. Kecepatan ini dipengaruhi oleh kemiringan lereng, jenistanah, serta banyaknya air dan tekanan air yang terjadi. Semakin banyak volume airnya, maka tanah longsor ini semakin cepat turun dari lereng.
Oleh sebab itu, tanah longsor jenis ini bisa sangat berbahaya karena gerakannya yang cepat sehingga bisa mengancam kelangsungan hidup dan kerusakan yang besar.
Jenis-jenis tanah longsor di atas memiliki beberapa bentuk dan ciri yang berbeda. Dari jenis ini dapat diketahui tingkat bahaya dari tanah longsor. Penyebab tanah longsor juga perlu Anda pahami untuk menambah wawasan dan kesadaran lingkungan.
Baca Juga: