Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura Bulan Muharram 1445 H

Balitteknologikaret.co.id – Ada amalan sunnah di bulan Muharram yang sayang itu dilewatkan, yakni puasa Tasua dan puasa Asyura. Kedua puasa sunnah bulan Muharram tersebut diyakini mampu melebur dosa selama setahun, untuk orang yang melaksanakannya. Simak, keutamaan puasa Tasua dan Asyura di bawah ini.

Dilansir dari laman NU Online, terdapat banyak dan keutamaan di puasa Tasua dan Asyura. Hal ini lantaran posisi bulan Muharram di awal tahun Hijriah. Oleh sebab itu, tahun baru Islam ini sangat pantas dibuka dengan puasa yang menjadi salah satu amalan paling utama.

Dua amalan puasa sunnah Tasua dan Asyura di bulan Muharram ini sangat dianjurkan. Puasa yang dilakukan di tanggal 9-10 Muharram ini mempunyai berbagai keutamaan, yang bisa diperoleh siapapun yang melaksanakannya.

Kapan puasa Tasua dan Asyura? Waktu pelaksanaan puasa Tasua dilakukan pada setiap tanggal 9 Muharram, sedangkan puasa Asyura dilakukan setiap tanggal 10 Muharram. Bagi umat muslim yang mengerjakannya, maka akan mendapatkan keutamaan puasa Tasua dan Asyura bulan Muharram.

Simak keutaman puasa Tasua dan Asyura bulan Muharram 1445 H di bawah ini.

Keutamaan Melakukan Puasa Tasua dan Asyura di Bulan Muharram 1445 H

keutamaan puasa tasua dan asyura

1. Derajatnya Satu Tingkat di Bawah Bulan Ramadhan

Puasa yang dilakukan di bulan Muharram ini mempunyai derajat yang satu tingkat di bawah bulan Ramadhan. Hal ini sebagaimana telah disampaikan oleh Rasulullah SAW di dalam hadist riwayat Imam Muslim dan diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, yang berbunyi:

“Rasulullah SAW bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.”

2. Pelebur Dosa Selama Satu Tahun

Barang siapa yang mengerjakan ibadah puasa di 10 Muharram atau puasa Ayura, maka dosanya selama satu tahun ke belakang akan diampuni dan dilebur. Hal ini sebagaimana hadist riwayat Imam Muslim yang berbunyi:

“Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: ‘Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat’.”

3. Satu Hari Setara dengan 30 Hari Puasa

Puasa Tasua dan Asyura adalah puasa yang dilakukan pada bulan Muharram. Puasa yang dilakukan di bulan Muharram ini akan disetarakan dengan pahala puasa selama 30 hari penuh. Hal ini sebagaimana hadist riwayat at-Thabarani di dalam al-Mu’jamus Shaghir, di mana hadistnya Gharib akan tetapi sanadnya tak bermasalah, yang berbunyi:

“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa’.”

keutamaan puasa tasua dan asyura muharram

4. Pembeda Umat Islam dengan Yahudi

Puasa Tasua dan Asyura menjadi pembeda umat Islam dengan Yahudi, di mana sama-sama berpuasa di hari Asyura. Sehingga, dianjurkan puasa Tasua di 9 Muharram dan puasa di 11 Muharram sebagai pelengkap dari puasa Asyura di 10 Muharram. Hal ini sebagaimana telah dijelaskan di dalam hadist yang berbunyi:

“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA dengan status marfu (Rasulullâh bersabda): Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya.” (HR Ahmad).

5. Pahala Setara 10 Ribu Malaikat’

Keutamaan puasa Tasua dan Asyura lainnya yakni pahalanya setara dengan 10 ribu malaikat yang diberikan Allah SWT ke siapapun yang melaksanakan puasa Asyura. Hal ini sebagaimana disebutkan di dalam hadist yang berbunyi:

“Barang siapa berpuasa di hari Asyura (10 Muharam), maka Allah SWT memberinya pahala 10.000 malaikat. Dan, barang siapa berpuasa di hari Asyura (10 Muharam), maka ia diberi pahala 10.000 orang berhaji dan berumrah dan 10.000 pahala orang mati syahid. Barang siapa mengusap kepala anak anak yatim di hari tersebut, maka Allah SWT menaikkan dengan setiap rambut satu derajat. Barang siapa memberi makan kepada orang mukmin yang berbuka puasa di hari Asyura, maka seolah olah ia memberi makan seluruh umat Rasulullah SAW yang berbuka puasa dan mengenyangkan perut mereka.” (HR. Muslim).

Anjuran Untuk Melaksanakan Puasa Tasua dan Asyura

anjuran puasa tasua dan asyura

Dalam buku karya Ahmad Syahirul Alim berjudul ‘Rahasia Puasa Sunnah’ (2023) dijelaskan bawha, anjuran melaksanakan puasa Asyura berawal dari kebiasaan yang dilakukan orang jahiliyah di Mekkah. Di mana mereka terbiasa melakukan puasa Asyura.

Rasulullah SAW juga tak pernah tinggal untuk melakukan puasa di hari Asyura. Begitu pula dengan para sahabat, sebagaimana telah disebutkan di dalam hadist yang berbunyi:

“Hari Asyura ialah hari yang orang-orang Quraisy berpuasa di masa jahiliah, Nabi SAW juga berpuasa Asyura. Ketika beliau tiba di Madinah, ia berpuasa dan memerintahkan umat Islam berpuasa padanya. (Namun), ketika kewajiban puasa bulan Ramadhan diturunkan, maka mereka berpuasa bulan Ramadhan dan meninggalkan puasa Asyura. Barangsiapa yang hendak berpuasa maka berpuasalah, dan siapa yang hendak berbuka maka berbukalah,” (HR. Bukhari Muslim dari Aisyah RA).

Anjuran puasa Asyura kemudian dipertegas saat Rasulullah SAW melihat orang Yahudi juga berpuasa di hari Asyura di Madinah. Ibnu Abbas RA pun menceritakan,

“Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah menemukan orang-orang Yahudi berpuasa Asyura, maka beliau bertanya: ‘Hari apakah ini yang kalian berpuasa padanya?’ Mereka menjawab: ‘Inilah hari agung saat Allah Ta’ala menyelamatkan Musa dan kaumnya. Rasulullah bersabda: ‘Maka kami lebih berhak dengan Musa daripada kalian, Rasulullah pun berpuasa dan memerintahkan untuk berpuasa padanya.” (HR. Bukhari Muslim).

Untuk anjuran puasa Tasua, Rasulullah SAW memerintahkan hal ini menjelang akhir hidupnya. Ketika itu para sahabat bertanya kepada beliau:

“Wahai Rasulullah, (bukankah) hari itu hari yang diagung-agungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani?”

Maka Rasulullah bersabda:

“Jika datang tahun yang akan datang, insya Allah kita akan berpuasa (juga) hari kesembilan.”

Ibnu Abbas RA berkata:

“Maka tidak pernah datang tahun berikutnya karena Rasulullah SAW telah wafat.” (HR. Muslim)

Jumhur ulama pun menganjurkan untuk berpuasa di hari ke-9 dan 10 Muharram. Hal ini untuk membedakan dengan puasa umat Yahudi dan Nasrani, sebagaimana yang telah diwasiatkan oleh Rasulullah SAW.

Itulah penjelasan mengenai apa saja keutamaan puasa Tasua dan Asyura beserta anjuran dari Rasullah SAW.

Baca Juga: