Metamorfosis Tidak Sempurna: Ini Tahapan dan Contoh Hewannya

Beberapa hewan mengalami metamorfosis tidak sempurna seperti serangga. Mengapa demikian? Karena serangga hanya melalui tiga tahapan dalam siklus kehidupannya. Sebelum menjadi seekor serangga, hewan tersebut menjadi telur kemudian berubah menjadi nimfa.

Seperti apa tahapan atau fase dalam proses metamorfosis atau daur hidup tidak sempurna? Apa saja contoh hewan yang melalui fase-fase tersebut? Jika penasaran dan ingin tahu, maka simak langsung artikel ini yang akan membahas jenis metamorfosis tersebut!

Pengertian Metamorfosis Tidak Sempurna

Pengertian-Metamorfosis-Tidak-Sempurna

Metamorfosis harus dialami oleh hewan dari telur agar menjadi dewasa. Tahapan-tahapan yang dilalui dalam proses metamorfosis berbeda-beda tergantung jenis metamorfosis yang dilalui. Secara umum, metamorfosis dibedakan menjadi dua jenis, yaitu metamorfosis sempurna dan tidak sempurna.

Keduanya memiliki beberapa perbedaan, terutama pada fase atau tahapannya. Metamorfosis sempurna mengalami empat fase atau tahapan, sementara hewan yang mengalami daur hidup tidak sempurna hanya melalui tiga tahapan saja.

Secara singkat, metamorfosis atau siklus hidup tidak sempurna merupakan jenis metamorfosis dari telur, nimfa, kemudian berubah menjadi dewasa tau imago. Artinya, jenis metamorfosis yang satu ini tidak memiliki fase larva atau pupa.

Tahapan-Tahapan Metamorfosis Tidak Sempurna

Tahapan-Tahapan-Metamorfosis-Tidak-Sempurna

Metamorfosis tidak sempurna pada umumnya dilalui oleh serangga tertentu. Jenis-jenis serangga tersebut harus melalui tiga fase atau tahapan sebelum menjadi dewasa. Apa saja fase yang harus dilalui?

Jika penasaran dan ingin tahu, maka berikut ini beberapa fase atau tahapan yang harus dilalui dalam metamorfosis atau daur hidup tidak sempurna, yaitu:

1. Fase Telur

Fase pertama yang harus dilalui adalah menjadi telur. Sebenarnya rata-rata semua hewan di dunia awalnya adalah sebuah telur. Telur ini berasal dari sel telur yang dimiliki oleh induknya. Awalnya sel telur dibuahi oleh induk jantan baru setelah itu berubah menjadi telur.

Setelah telur keluar, induk betina akan menyimpan telur-telur mereka di tempat yang paling aman sampai telur menetas. Anda bisa mengambil contoh pada hewan capung yang menyimpan telurnya pada air deras seperti air sungai.

Nantinya telur tersebut akan berubah menjadi nimfa atau belalang kecil yang hanya bisa bertahan hidup di air. Sebenarnya hal ini juga dialami oleh kupu-kupu, tetapi hewan cantik tersebut memiliki siklus hidup yang sempurna.

2. Fase Nimfa

Tahapan metamorfosis tidak sempurna yang berikutnya adalah menjadi nimfa. Nimfa sama dengan serangga kecil. Umumnya, pada tahapan ini anggota tubuh serangga kecil masih belum lengkap. Pada tahapan nimfa, bayi serangga sudah mulai hidup.

Begitu pula dengan organ tubuhnya yang mulai berfungsi dan terbentuk. Setelah nimfa siap maka, telur akan segera menetas dan bentuk tubuhnya sudah menyerupai induknya dalam versi  atau bentuk kecil.

Fase atau tahapan nimfa hanya dialami oleh serangga yang mengalami siklus hidup tidak sempurna.

3. Fase Imago

Fase terakhir yang harus dilalui adalah fase atau tahapan imago. Bagaimana ciri hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna? Cirinya, pada tahap imago, hewan tersebut sebenarnya memiliki bentuk tubuh yang tidak jauh berbeda dengan fase nimfa.

Perbedaan paling utama yang bisa diamati terjadi pada ukuran tubuhnya. Di fase imago, hewan atau serangga akan memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan ketika sebelumnya masih berada di fase nimfa.

Serangga atau hewan yang sudah masuk ke fase imago akan mencari makanannya sendiri. Selain itu, hewan tersebut juga akan mulai mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan. Tahapan metamorfosis dengan tiga fase tersebut pun akan terulang kembali.

Contoh Hewan yang Mengalami Metamorfosis Tidak Sempurna

Apa saja jenis hewan yang tumbuh dengan melalui proses daur hidup tidak sempurna? Jika penasaran dan belum mengetahuinya, maka berikut ini beberapa hewan yang mengalami jenis metamorfosis dengan tiga fase tersebut, yaitu:

1. Kecoa

Kecoa merupakan salah satu jenis serangga dan hanya mengalami tiga fase hidup saja. Sebelum menjadi kecoa dewasa, serangga ini masih dalam bentuk telur. Telur kecoak dihasilkan dari sel telur induk betina yang dibuahi oleh induk jantannya.

Setelah telur menetas maka akan berubah menjadi tempayak atau kecoak muda. Tempayak juga disebut sebagai nimfa, tetapi postur tubuhnya mirip dengan kecoa dewasa. Perbedaannya terdapat pada sayapnya karena kecoa kecil atau nimfa kecoa masih belum memiliki sayap.

2. Belalang

Metamorfosis tidak sempurna juga dialami oleh serangga lain yaitu belalang. Siklus belalang sama dengan kecoa yang hanya mengalami tiga fase saja. Mulai dari fase telur lalu belalang menjadi nimfa kemudian tumbuh menjadi belalang imago atau hewan dewasa.

Saat musim panas tiba, belalang betina mampu menghasilkan banyak telur hingga 300 buah. Induk belalang akan menyimpan telurnya di tanaman atau pasir lalu sekitar sepuluh bulan kemudian akan tumbuh menjadi hewan dewasa dengan melalui tiga fase.

Walaupun bentuk tubuhnya memang mirip dengan belalang dewasa, akan tetapi mereka masih nimfa yang tidak memiliki organ reproduksi dan sayap. Organ reproduksi dan sayap pada nimfa belalang tersebut akan berkembang setelah satu bulan kemudian.

Nantinya kulit nimfa belalang juga akan mengalami perubahan dan kemudian menyerupai belalang dewasa.

3. Capung

Lalu apa ada hewan lain yang mengalami siklus tidak sempurna? Contoh lainnya serangga yang mengalami tiga fase dalam hidupnya adalah capung. Berbeda dengan belalang, capung akan menyimpan telur mereka di lonjong berair deras seperti sungai.

Ketika masuk pada minggu ketiga, telur capung tersebut akan menetas kemudian menjadi larva ganas yang bisa memakan segalanya. Namun, kebanyakan capung dewasa hanya akan memakan hewan-hewan kecil di air.

Setelah itu, capung akan tumbuh menjadi capung dewasa pada fase imago.

4. Jangkrik

Selain ketiga hewan di atas, jangkrik yang mengalami siklus hidup sama dengan tiga fase atau tahapan. Jangkrik memang tidak mengalami siklus sempurna dan pertumbuhannya memerlukan lumayan cepat atau tidak lama.

Bahkan pertumbuhan jangkrik bisa berubah hanya dalam satu masa kawin saja. Selain itu jangkrik betina mampu menghasilkan sebanyak 500 telur dalam sekali melahirkan. Hanya membutuhkan waktu dua hingga tiga hari sampai telur tersebut menetas.

Setelah menetas jangkrik akan menjalani hidup sebagai jangkrik kecil selama empat puluh hari. Kemudian empat puluh hari kemudian akan tumbuh menjadi jangkrik dewasa. Apabila dijumlahkan proses perkembangannya hanya membutuhkan waktu sebanyak 83 hari.

Pada saat itu jangkrik dewasa sudah memiliki kelengkapan pada organ tubuh. Namun sangat disayangkan karena walaupun perkembangannya cepat, masa hidupnya juga cepat. Jangkrik betina hanya bisa hidup selama tiga bulan saja.

Jika bisa hidup lebih dari waktu tersebut, maka artinya mereka hanya menunggu waktu untuk bertelur. Sedangkan untuk jangkrik jantan hanya hidup kurang dari tiga bulan atau mati setelah memasuki masa kawin.

Pada umumnya, jenis M=metamorfosis tidak sempurna hanya dialami oleh serangga, seperti jangkrik, kecoa, capung, dan belalang. Dikatakan tidak sempurna bukan dari bentuk tubuhnya melainkan dari fase atau siklus hidupnya.

Hewan atau serangga yang mengalaminya hanya melalui tiga siklus hidup saja mulai dari telur,, kemudian menjadi nimfa, dan akhirnya memasuki fase dewasa atau imago.

Baca Juga: