Author: Mendy Laras

  • Mengenal Jenis-jenis Tanah Longsor dan Penyebabnya

    Mengenal Jenis-jenis Tanah Longsor dan Penyebabnya

    Tanah longsor adalah salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Penyebabnya karena Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi sehingga hal ini memudahkan massa tanah bergerak dan menuruni lereng. Terdapat juga beberap jenis-jenis tanah longsor yang harus Anda ketahui.

    Tanah longsor sendiri adalah gerakan massa tanah atau batuan yang jatuh ke bawah atau turun dari lereng akibat dari ketidakstabilan tanah. Ada beberapa penyebab longsor selain dari curah hujan.

    Selain itu, tanah longsor terbagi menjadi 6 jenis dengan sifat yang berbeda. Untuk memahami jenis-jenis tanah longsor secara lengkap, simak uraian penjelasan berikut ini.

    Penyebab Daerah Rawan Longsor

    Penyebab-Daerah-Rawan-Longsor

    Telah diketahui bahwa proses terjadinya longsor secara umum adalah saat air meresap ke tanah. Air yang masuk ke dalam tanah ini membuat bertambah bobotnya. Selanjutnya, air akan masuk sampai ke bidang gelincir sehingga membuat tanah licin.

    Alhasil, tanah nantinya akan jatuh atau menuruni lereng atau yang kita kenal dengan sebutan tanah longsor. Beberapa penyebab dari tanah longsor adalah sebagai berikut:

    1. Curah Hujan Tinggi

    Telah disinggung sebelumnya bahwa penyebab tanah longsor umumnya karena curah hujan tinggi. Apalagi di Indonesia, masa penghujannya umumnya di bulan September dan puncaknya Desember.

    Oleh sebab itu, kemungkinan terjadinya longsor juga besar. Saat hujan turun, air akan masuk ke dalam celah-celah tanah sehingga tekstur dari tanah berubah menjadi lebih lunak. Inilah yang memudahkan tanah untuk bergerak dan akhirnya menyebabkan longsor.

    2. Gempa

    Penyebab tanah longsor selanjutnya karena gempa bumi. Saat terjadi gempa, permukaan bumi akan mengalami getaran yang hebat untuk beberapa waktu. Getaran ini yang bisa mengakibatkan longsor.

    Selain getaran yang disebabkan oleh gempa, penggunaan mesin, ledakan, sampai kendaraan yang lewat secara terus-menerus juga memberikan getaran yang menyebabkan longsor.

    3. Tebing Terjal

    Tebing yang terlalu terjal semakin memudahkan tanah mengalami longsor. Alasannya karena gaya pendorong ini juga semakin besar. Tebing terjal ini terbentuk karena erosi air laut, air sungai, atau angin.

    Jadi, semakin terjal tebingnya maka tanah longsor juga semakin mudah terjadi.

    4. Tanah Kurang Padat

    Tanah kurang padat dapat terjadi karena musim hujan dan kemarau. Saat musim hujan, tanah bisa berubah menjadi tanah liat dengan ketebalan 2,5 m. Jika ada di lereng dengan kemiringan 220 derajat bisa berisiko mengalami tanah longsor.

    5. Erosi

    Selain menghasilkan oksigen, keberadaan tumbuhan sangat penting untuk mengikat tanah sehingga tidak mudah longsor. Namun, jika  hutan tersebut gundul, tanah menjadi tidak kokoh lagi sehingga lebih mudah mengalami erosi atau pengikisan tanah.

    Erosi  yang terjadi di area tebing akan lebih mudah mengalami tanah longsor. Untuk itu, peran hutan sangat penting untuk pengawetan tanah.

    6. Menurunnya Muka Air Danau

    Tanah longsor bisa disebabkan karena air danau atau bendungan yang mulai kering. Jika hal itu terjadi, maka tanah akan kehilangan gaya penahan dengan cepat. Oleh sebab itu, tanah akan terbentuk retakan yang memiliki risiko longsor. Apalagi jika ada faktor kemiringan tanah yang berpengaruh di dalamnya.

    7. Batuan Rapuh

    Batu dengan sifat yang mudah rapuh juga termasuk faktor penyebab tanah longsor. Contoh batuan ini seperti kerikil, pasir, dan batu lempung. Batuan ini terbentuk setelah gunung meletus yang mengakibatkan terbentuknya batuan sedimen dengan campuran batuan di atas.

    Batuan ini memiliki sifat yang tidak kuat sehingga mudah mengalami pelapukan sampai longsor.

    8. Area Pertanian di Lereng

    Penyebab tanah longsor lainnya adalah adanya area pertanian di lereng. Faktor penyebabnya karena lahan yang ditanami tanaman pertanian memilii sistem perakaran yang tidak bisa mengikat air seara maksimal.

    Selain itu, lahan pertanian biasanya juga perlu memiliki genangan air sehingga hal ini bisa menyebabkan terjadinya tanah longsor.

    9. Beban Berat di Tanah

    Contoh beban berat di tanah yang dimaksud adalah penggunaan jalan raya dilereng sehingga mengalami tekanan dari kendaraan yang lewat dalam jangka waktu lama.

    Jika sudah lama, hal ini memudahkan gaya dorong tanah yang semakin besar sehingga terjadi tanah longsor dengan cepat.

    10. Timbunan di Tebing

    Penyebab yang terakhir adalah dari timbunan di tebing. Penimbunan tanah dari proyek pembangunan yang ditumpuk di daerah tertentu bisa menyebabkan longsor. Hal ini terjadi karena tanah tersebut memiliki struktur yang belum sempurna sehingga apabila ada hujan maka tanah bisa cepat mengalami longsoran.

    Jenis-jenis Tanah Longsor

    Jenis-jenis Tanah Longsor

    Telah diketahui beberapa penyebab dari tanah longsor. Selain itu, Anda harus memahami jenis-jenis tanah longsor berikut ini.

    1. Longsor Translasi

    Jenis ini adalah longsor yang paling umum terjadi dimana massa tanah mengalami pergerakan dengan bentuk rata atau turun di permukaan yang landai.

    2. Longsor Rotasi

    Longsor rotasi ditandai dengan turunnya tanah di bidang datang. Jadi, jenis rotasi ini terjadi ketika ada penurunan massa tanah di bidang gelincir yang memiliki bentuk cekungan.

    3. Pergerakan Blok

    Dinamakan pergerakan blok karena gerakan tanah yang turun dengan bentuknya seperti blok pada bidang gelincir. Berbeda dengan jenis-jenis tanah longsor lainnya, pergerakan blok ini memiliki tanah yang jatuh secara bersamaan dan membentuk kubus.

    Sedangkan untuk jenis translasi tanah yang turun umumnya berhamburan dan tidak mengelompok seperti bentuk petak sawah.

    4. Runtuhan Batu

    Selanjutnya adalah runtuhan batu. Tanah longsor ini ditandai turunnya sejumlah batuan dan material lain yang jaruh ke bawah karena tanah mengalami erosi di bawahnya.

    Longsor ini tentu sangat berbahaya karena yang jatuh adalah batu yang berat dan besar sehingga dapat memakan korban jiwa.

    Umumnya, runtuhan batu ini terjadi di daerah pantai yang memiliki banyak bebatuan di tebingnya.

    5. Rayapan Tanah

    Jenis tanah longsor berikutnya adalah rayapan tanah. Jenis longsor ini bergerak secara lambat seperti merayap. Hal ini karena jenis tanahnya merupakan butiran halus sampai kasar dan terjadi di tempat yang tidak memiliki kemiringan ekstrim.

    Pergerakan dari rayapan tanah ini tak jarang sulit disadari. Selain itu, rayapan tanah membuat dampak yang tidak terlalu besar. Contoh dampaknya seperti pohon semakin miring atau tiang listrik terlihat miring dari waktu ke waktu.

    6. Aliran Bahan Rombakan

    Jenis tanah longsor yang terakhir adalah aliran bahan rombakan. Penyebab longsor ini karena ada aliran air yang bercampur dengan massa tanah sehingga akhirnya terjadi penurunan tanah yang terjadi di lereng.

    Aliran bahan rombakan bisa memiliki kecepatan longsor yang tinggi. Kecepatan ini dipengaruhi oleh kemiringan lereng, jenistanah, serta banyaknya air dan tekanan air yang terjadi. Semakin banyak volume airnya, maka tanah longsor ini semakin cepat turun dari lereng.

    Oleh sebab itu, tanah longsor jenis ini bisa sangat berbahaya karena gerakannya yang cepat sehingga bisa mengancam kelangsungan hidup dan kerusakan yang besar.

    Jenis-jenis tanah longsor di atas memiliki beberapa bentuk dan ciri yang berbeda. Dari jenis ini dapat diketahui tingkat bahaya dari tanah longsor. Penyebab tanah longsor juga perlu Anda pahami untuk menambah wawasan dan kesadaran lingkungan.

    Baca Juga:

  • Proses Terjadinya Longsor, Faktor Penyebab dan Tandanya

    Proses Terjadinya Longsor, Faktor Penyebab dan Tandanya

    Unsur penting dalam kehidupan salah satunya adalah tanah. Tanah merupakan unsur abiotik yang berperan bagi tumbuhan, hewan, sampai manusia. Untuk itu, tanah perlu dirawat agar tidak mendatangkan masalah seperti longsor. Berikut ini proses terjadinya longsor yang harus Anda ketahui.

    Adanya tanah ini akan membantu dalam kehidupan karena tanah bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam. Manfaat bercocok tanam ini bisa digunakan untuk perekonomian dan keberlangsungan hidup hewan lainnya karena ada keseimbangan ekosistem.

    Untuk itu, tanah perlu dijaga dan dirawat dengan baik agar tidak mengalami tanah longsor.

    Pengertian Tanah Longsor

    Pengertian-Tanah-Longsor

    Tanah yang tidak dirawat bisa menimbulkan berbagai masalah. Contohnya seperti tanah longsor. Pengertian tanah longsor adalah peristiwa geologi yang terjadi ketika massa batuan atau tanah mengalami pergerakan.

    Hal ini membuat tanah menjadi turun atau bergerak ke bawah. Faktor yang mempengaruhi tanah longsor bisa terjadi karena beberapa sebab. Ada faktor pendorong dan ada juga faktor pemicu.

    Faktor pendorong adanya tanah longsor ini yaitu dari beberapa hal yang dapat mempengaruhi kondisi dari tanah tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor pemicu yaitu faktor yang membuat tanah atau material tersebut menjadi bergerak.

    Tanah longsor termasuk bencana alam yang perlu dihindari karena mengakibatkan masalah dan kerugian bagi makhluk hidup. Jika tanah longsornya besar, maka manusia dapat tertimpa tanah sehingga bisa memakan korban jiwa.

    Dampak tanah longsor lainnya adalah menimbulkan kerusakan yang merugikan secara finansial. Contohnya membuat rumah roboh, dsb. Kondisi jalan yang tertutup oleh tanah longsor juga merugikan dalam mencapai akses jalan ke wilayah tersebut.

    Tanah longsor mengalami berbagai proses sampai akhirnya material tanah menjadi jatuh ke bawah.

    Proses Terjadinya Longsor

    Proses-Terjadinya-Longsor

    Yang dimaksud proses terjadinya longsor adalah peristiwa terjadinya perpindahan tanah atau batuan yang termasuk bagian dari lereng kemudian bergerak turun ke bawah. Perpindahan tanah atau batuan ini terjadi karena kondisi lahan yang tidak seimbang.

    Bisa juga terjadi karena mengalami hujan deras sehingga mengalami tanah longsor. Berikut ini akan dijelaskan proses terjadinya longsor yang umum terjadi di Indonesia.

    1.  Proses Meresap Air ke Tanah

    Proses terjadinya longsor yang pertama karena tanah memiliki kemampuan dalam menyerap air. Jadi, ketika hujan terjadi, tanah akan berusaha untuk menampung air hujan tersebut. Hal ini akan mempengaruhi beban tanah.

    Alhasil, tanah ini akan menampung  air sampai mencapai batasnya. Jika tidak terkendali dan air hujan yang ditampung lebih besar, maka kemungkinan mengalami tanah longsor bisa saja terjadi.

    2. Perubahan Tekstur Tanah

    Proses ini terjadi ketika air selalu menerjang tanah sehingga menembus ke lapisan yang kedap air. Kemudian, bidang tanah yang kedap air ini disebut sebagai bidang penggelincir yang membuat tanah menjadi licin.

    Tekstur tanah ini yang memudahkan proses terjadinya longsor karena tanah licin akan lebih mudah bergerak dan turun dengan cepat ke bawah terutama jika hujan deras mengguyur permukaan tanah tersebut.

    3. Tanah Mengalami Pelapukan

    Berikutnya adalah proses dimana tanah mengalami pelapukan yang juga berakibat mengalami tanah longsor. Tanah di permukaan ini akan mengalami pelapukan. Hal ini juga terjadi pada struktur lapisan tanah yang ada di bawahnya.

    Ketika terjadi pelapukan, maka tanah bisa bergerak turun mengikuti kemiringan lereng sehingga bisa menyebabkan tanah longsor. Oleh sebab itu, pelapukan tersebut bisa mengalami perubahan struktur tanah sehingga menjadi lebih mudah rusak dan mengalami penurunan.

    Faktor Penyebab Tanah Longsor

    Penyebab tanah longsor bisa karena pengaruh alam dan bisa juga akibat dari perbuatan manusia. Contoh faktor alam yang bisa menyebabkan tanah longsor yaitu curah hujan yang tinggi, keadaan geografis, kemiringan lereng, dsb.

    Sedangkan faktor perbuatan manusia yang menyebabkan tanah longsor seperti penebangan hutan secara liar. Hutan yang banyak ditebang membuat ketahanan tanah untuk menyimpan air menjadi tidak bisa bertahan sehingga akhirnya mudah mengalami longsor.

    Faktor lain ang  disebabkan oleh manusia seperti sistem irigasi pertanian yang tidak baik seperti tidak dibuatkannya terasering di lereng sehingga tanah mudah bergerak turun. Selanjutnya, bisa juga disebabkan oleh sistem drainase di wilayah terseut yang buruk, dsb.

    Selain faktor tersebut, tanah longsor dapat terjadi ketika gunung berapi meletus. Hal ini bisa membuat tanah bergerak akibat dari guncangan letusan tersebut. Selain tu, bisa juga disebabkan karena lapisan batuan lempung sehingga mudah bergerak, kemiringan paisan batuan, adanya penimbunan tanah, dsb.

    Kemudian, jika Anda menjalankan budidaya kolam ikan di lereng hal ini membuat air terserap ke tanah dengan volume yang besar. Itulah yang menyebabkan terjadinya tanah longsor baik akibat dari faktor manusia maupun dari faktor alam.

    Ada banyak penyebab kenapa tanah longsor terjadi. Hal ini perlu Anda telusuri dengan baik agar tahu sumber permasalahannya sehingga bisa diatasi.

    Tanda Tanah Longsor

    Bencana alam ini umumnya datang secara tiba-tiba sehingga kerusakan yang ditimbulkan tidak dapat dihindari. Meskipun begitu, Anda perlu memperhatikan beberapa tanda yang menjadi dasar untuk mengenali bencana alam tersebut sehingga dapat dicegah dengan baik.

    Beberapa ciri kedatangan tanah longsor bisa dilihar dari kondisi lingkungan sekitar. Contoh yang paling umum adalah munculnya retakan di lereng yang sejajar dengan arahnya. Retakan yang muncul ini biasanya terjadi setelah hujan.

    Anda perlu memeriksa  kondisi lereng tersebut jika terlihat adanya retakan, sebaiknya Anda perlu menjauhi daerah lereng ini agar tidak terkena longsoran.

    Tanda kemunculan tanah longsor lainnya bisa terlihat dari munculnya mata air di daerah tertentu dimana wilayah itu sebelumnya tidak pernah ditemukan mata air.

    Hal ini mencirikan bahwa tanah tersebut sudah menampung banyak air sehingga kemungkinan besar tanah ini mudah mengalami longsor. Tanda berikutnya adalah perubahan pintu dan jendela rumah yang sulit terbuka karena pondasi tanahnya sudah bergeser

    Selanjutnya, lereng gunung seperti tidak kuat seperti sebelumnya juga termasuk ciri kemungkinan terjadi tanah longsor. Anda juga bisa melihatnya secara kasar mata seperti:

    • Kerikil dan material lereng lainnya mulai jatuh ke bawah.
    • Tanaman dan tiang yang semula tegak menjadi miring akibat tanah yang mengalami penurunan.
    • Halaman rumah tiba-tiba mengalami amblesan ke bawah.
    • Adanya retakan di dinding rumah karena resapan air.
    • Kondisi air yang keruh bisa menjadi ciri tanah longsor karena daya serap tanah tidak sempurna seperti dulu sehingga ada partikel tanah yang ikut tergerus oleh air.

    Untuk mencegah dampak buruk dari tanah longsor maka perlu dilakukan cara untuk meminimalisasi bencana alam ini. Adapun langkah yang bisa dilakukan oleh ahli yaitu melaksanakan pemetaan, pemeriksaan, pemantauan, sosialisasi, pemeriksaan bencana longsor.

    Kesimpulan

    Proses terjadinya longsor terjadi dalam beberapa proses yaitu peresapan air ke dalam tanah, perubahan struktur tanah, dan pelapukan tanah yang mengakibatkan longsor. Tanah longsor ditandai dengan berbagai ciri di atas sehingga Anda bisa memahami tandanya dengan baik agar mencegah dan menyelamatkan diri dari bencana alam ini.

    Baca Juga:

  • Review Google Pixel 3 di Tahun 2023, Masih Worth It Dibeli?

    Review Google Pixel 3 di Tahun 2023, Masih Worth It Dibeli?

    Raksasa kenamaan Google masuk ke pasar ponsel dengan tipe flagship lewat seri Google Pixel 3. Tipe tersebut merupakan kelanjutan dari jenis sebelumnya yakni pixel 2. Adanya Pixel 3 sendiri menembak pasar flagship karena harganya sempat menyentuh angka belasan juta.

    Bagi anda semua para pecinta smartphone dengan tipe tersebut. Alangkah baiknya untuk mencari informasi terlebih dahulu mengenai spesifikasi dan juga hal-hal lain yang ada di dalam ponsel pintar ini.

    Simak beberapa fitur canggih series Google bernama pixel 3 dalam informasi berikut ini.

    Review Google Pixel 3

    Review-Google-Pixel-3

    Ponsel pintar jenis ini merupakan salah satu andalan Google yang lahir pada tahun 2018 lalu. Kehadirannya adalah untuk memenangkan pasar pecinta ponsel di kelas atas yang bisa merogoh kocek hingga belasan juta rupiah.

    Dengan harganya yang relatif mahal jika dibandingkan dengan gawai pintar yang lain. Series dari pixel 3 ini menawarkan layar yang padat sehingga cocok untuk Anda yang ingin mendapatkan smartphone dengan ukuran kecil.

    1. Desain

    Memiliki desain yang cukup mirip dengan seri sebelumnya yakni pixel 2, seri lanjutan ini mempunyai  layar sedikit lebar dengan ukuran 5,5 inci. Tidak berhenti sampai di sana pixel 3 pun juga dibekali dengan layar POLED capacitive touch screen yang memiliki 16 juta warna di dalamnya.

    Ha itu ialah yang membuat sedikit perbedaan antara seris terbaru pixel 3 dengan yang sebelumnya. Layar yang compact dari ponsel pintar ini pun memiliki resolusi 1080 x  2160 pixel.

    Aspek rasio yang dimiliki oleh gawai pintar ini berada di 18 : 9 dan memiliki kepadatan pixel sebesar 443 pixel per inci yang membuat visual ponsel tersebut memiliki kualitas yang tajam dan juga jelas.

    Body Google Pixel 3 ini terbuat dari aluminium dengan lapisan campuran yang mana bagian depan dan belakangnya dilindungi oleh Corning Gorilla Glass 5. Bagian belakang dari ponsel ini memiliki finishing matte yang membuatnya tidak licin dan sangat mudah untuk digenggam.

    Desain ponsel ini sendiri memiliki sertifikasi IP68 yang menunjukan ketahanannya terhadap air dan debu yang ada di lingkungan Anda.

    Bagi Anda yang belum tahu maksud dari IP68 sendiri adalah ponsel tersebut tahan secara menyeluruh terhadap Debu. Bahkan bisa dibawa menyelam ke dalam air dengan ketinggian 1 -2 meter, selama 30 menit saja.

    2. Performa

    Untuk performa, Anda bisa mendapatkan Google pixel 3 ini dengan tenaga yang cukup berbeda dibandingkan ponsel-ponsel di bawahnya. Dengan tenaga yang lumayan gawe pintar ini bisa digunakan untuk memainkan game yang cukup berat.

    Jadi dengan harga yang lumayan mahal anda bisa mendapatkan performa yang lumayan untuk menjajah beberapa permainan tertentu.

    Pixel 3 ditenagai oleh prosesor Qualcomm Snapdragon 845, dimana hal ini merupakan chipset kualitas mumpuni yang memberikan performa cepat dan lancar. Dengan prosesor semacam ini berbagai game online yang sekarang marak digandrungi anak muda.

    Bisa juga Anda mainkan melalui ponsel pintar yang dikeluarkan oleh perusahaan Google tersebut. Kehadiran GPU adreno 630 di ponsel ini membuat grafis game yang masuk ke HP akan lebih ciamik lagi.

    Ponsel ini sendiri dilengkapi dengan RAM 4GB yang penyimpanannya memiliki ukuran 64GB serta 128GB. Sayangnya ponsel canggih ini tidak memiliki slot kartu microSD untuk penyimpanan yang dapat diperluas, hal ini mungkin menjadi kelemahan yang tidak diinginkan para pengguna.

    3. Baterai

    Dalam hal daya tahan, teknologi ini dilengkapi dengan non removable baterai berkapasitas 2915 mAh yang mendukung pengisian daya cepat ukuran 18 W dan pengisian daya nirkabel. Dengan teknologi fast charging ini maka pengisian baterai relatif tidak akan lama.

    Umur baterai dari ponsel cukup baik, tetapi mungkin tidak bertahan sepanjang hari dengan penggunaan yang berat. Ponsel juga mendukung audio USB Type C, yang berarti pengguna dapat menggunakan headphone yang menyambung ke port pengisian daya ponsel.

    4. Kamera

    Salah satu fitur unggulan dari Google Pixel 3 adalah kameranya. Ponsel ini memiliki kamera belakang 12,2 Megapixel dan sistem autofocus dual-pixel. Kamera pun memiliki pengambilan foto yang stabil sehingga membantu mengurangi blur dan getaran dalam foto ataupun video.

    Aplikasi kamera ponsel mudah digunakan dan menyediakan sejumlah fitur mulai dari HDR, dan termasuk didalamnya ada juga Night Sight yang memungkinkan pengguna untuk mengambil foto yang jelas dan detail dalam kondisi low light.

    Ponsel ini juga memiliki fitur Top Shot, yang bisa menangkap objek bergerak sehingga menampakan hasil foto yang brilian. Ada juga fitur lain bernama Super Res Zoom yang memungkinkan Anda memperbesar objek yang hendak ditangkap hingga lima kali.

    Handphone ini juga dibekali kamera depan berukuran 8 MP yang punya lensa wide dan super lebar. Kameranya mendukung mode potret dan dilengkapi dengan fitur Group Selfie, yang memungkinkan pengguna mengambil foto selfie dengan jumlah orang yang banyak.

    5. Perangkat Lunak

    Salah satu kelebihan utama dari Google Pixel 3 adalah perangkat lunaknya. Ponsel ini dilengkapi dengan Android 9 Pie dan akan terus mendapatkan pembaruan sistem operasi selama tiga tahun ke depan.

    Pixel 3 juga memiliki dukungan untuk Google Assistant, yang dapat diakses dengan suara atau Active Edge dengan cara di squeeze. Google Assistant dapat membantu pengguna untuk melakukan berbagai hal, dari mengatur alarm hingga mencari restoran terdekat.

    Handphone ini pun juga mendukung pembaruan keamanan bulanan dan akan menerima update terbaru dari Google.

    6. Fitur-fitur

    Berikut ini fitur-fitur yang bisa ditemukan di ponsel pintar dengan harga wah ini :

    • Active edge
    • Finger print
    • Akselerometer
    • Multitasking smooth
    • Gyro
    • Sensor proksimitas
    • Kompas hingga
    • barometer

    Harga Google Pixel 3 2023

    Harga-Google-Pixel-3-2023

    Ketika pertama kali hadir, harga ponsel pintar ini sendiri di angka 11 hingga 12 juta rupiah. Namun pada akhirnya jenis ponsel ini pun ditarik oleh pihak Google dengan alasan yang tidak bisa disebutkan.

    Tapi bagi Anda yang memang ingin mencari ponsel dengan jenis ini masih bisa ditemukan di beberapa e-commerce Indonesia yang resmi. Terdiri dari beberapa macam warna mulai dari not pink, clearly white hingga just black. Berikut adalah beberapa harga berdasarkan varian storage nya.

    Varian Harga
    4/64GB Rp3.900.000
    4/128GB Rp5.59.000

    Kelebihan dan Kekurangan Google Pixel 3

    1. Kelebihan

    • Desainnya ergonomis sehingga tidak licin saat digenggam.
    • Performa baik bahkan bisa untuk main game berat.
    • Kamera berkualitas.
    • Fast charging

    2. Kekurangan

    • Batre tidak tahan lama saat bermain game secara intense
    • Harga relatif mahal.
    • Tidak ada slot Micro SD untuk tambahan penyimpanan
    • Tidak ada variasi RAM

    Google pixel 3 bisa jadi salah satu alternatif lain untuk Anda yang memang berniat menggunakan ponsel ini untuk aktivitas gaming. Kamera yang dipasang dalam ponsel pintar ini pun masih berani diadu dengan beberapa handphone lain yang punya beragam fitur di kameranya.

    Baca Juga:

  • Pengertian Sedimentasi, Jenis, Proses dan Cara Mengatasinya

    Pengertian Sedimentasi, Jenis, Proses dan Cara Mengatasinya

    Jika kita pelajari lebih lanjut tentang permukaan bumi, ada suatu proses yang dinamakan dengan sedimentasi. Lalu, apa pengertian sedimentasi ini? Sedimentasi sering disebutkan dengan proses pengendapan.

    Pada kesempatan ini, kita akan mempelajari secara lebih lengkap tentang sedimentasi dan jenisnya. Peristiwa sedimentasi ini juga disebabkan oleh beberapa faktor tertentu. Materi ini akan dibahas untuk mata pelajaran Geografi SMA kelas 10.

    Pengertian Sedimentasi

    Pengertian-Sedimentasi

    Lalu, apa itu sedimentasi? Pengertian sedimentasi adalah proses pengendapan berbagai bahan hasil dari erosi yang terjadi di suatu wilayah. Ada material yang mengalami pengendapan karena beberapa penyebabnya seperti bahan yang terbawa angin, terbawa gletser, atau terbawa oleh air yang mengalir.

    Keitka bahan tersebut terbawa oleh beberapa faktor ini, nantinya bahan itu akan menumpuk di suatu tempat dan akhirnya akan bergelombol. Itulah yang disebut dengan pengertian sedimentasi.

    Selanjutnya, bahan yang terendapkan ini lama kelamaan akan mengeras dan membentuk batuan yang kita kenal dengan sebutan batuan sedimen.

    Jenis Sedimentasi Berdasarkan Sebabnya

    Jenis-Sedimentasi-Berdasarkan-Sebabnya

    Setelah membahas tentang pengertian sedimentasi, akan dilanjutkan dengan jenis sedimentasi berdasarkan penyebabnya. Jenis tersebut terbagi menjadi 3 bagian, yaitu sedimentasi akuatis, Aeolis, dan marine. Simak perbedaannya berikut ini.

    1. Sedimentasi Akuatis

    Sedimentasi pertama adalah sedimentasi akuatis. Akuatis berkaitan dengan air sehingga sedimentasi ini disebut juga sebagai sedimentasi air sungai.

    Alasannya karena penyebab pengendapan bahan alam ini dilakukan oleh air sungai. Jadi, pada suatu waktu, aliran sungai ini akan bergerak menuju dataran rendah. Saat air sungai tersebut mengalir, ada beberapa material seperti tanah dan material anorganik yang terbawa oleh arus sungai tersebut.

    Arus sungai ini akan menuju ke dataran rendah atau hilir dan mengendap disana karena aliran sungai yang semakin rendah. Hasil dari sedimentasi akuatis ini contohnya berupa kipas alluvial atau dataran banjir.

    2. Sedimentasi Aeolis

    Jenis sedimentasi berikutnya adalah sedimentasi Aeolis. Penyebab sedimentasi yang satu ini karena pengaruh angin. Angin punya kekuatan untuk membawa material di permukaan bumi dan memindahkannya ke daerah yang lain.

    Sedimentasi Aeolis ini mengendapkan bahan yang diterbangkan oleh angin contohnya debu, pasir, dsb. Contoh sedimentasi Aeolis ini yaitu gumuk pasir yang biasa terjadi di daerah gurun atau pantai.

    3. Sedimentasi Marine

    Jenis sedimentasi berikutnya adalah sedimentasi marine atau sedimentasi air laut. Pengertian sedimentasi marine adalah proses pengendapan yang disebabkan oleh air laut. Air laut memiliki gelombang yang bisa membawa berbagai material yang terhantam oleh gelombang air laut tersebut.

    Nantinya, gelombang ini akan mengendapkan bebrapa bahan material seperti karang, batu, dan pasir. Contoh hasil dari sedimentasi marine yaitu tombolo dan sedimentasi karang di daerah pantai.

    4. Sedimentasi Glasial

    Terakhir, ada sedimentasi glasial yaitu pengendapan yang disebabkan oleh peristiwa gletser. Gletser sendiri adalah proses pembentukan bongkaan es atau daratan es karena salju.

    Pada saat gletser terbentuk, lama kelamaan akan mencair dan membawa berbagai material seperti batuan dan tanah di permukaan bumi di lembah pegunungan. Sedimentasi ini umumnya terjadi di wilayah beriklim dingin atau di pegunungan.

    Jenis Sedimentasi Berdasarkan Lokasinya

    Selain jenis sedimentasi dari penyebabnya, ada juga kategori sedimentasi yang dilihat dari lokasi terbentuknya sedimentasi tersebut. Jenis ini terbagi menjadi 5 jenis, yaitu sebagai berikut:

    • Sedimen marine: endapan yang ada di laut.
    • Sedimen lakustris: endapan yang ada di danau paling dalam atau dasar danau.
    • Sedimen limnis: endapan yang terbentuk di daerah rawa.
    • Sedimen fluvial: endapan yang terbentuk di di dasar sungai. Sedimen fluvial yang terlalu banyak bisa mengakibatkan pendangkalan sungai dan pembentukan daratan akibat penumpukan tanah di sungai tersebut.
    • Sedimen teristris: endapan yang terbentuk karena pembentukan di darat atau dataran banjir.

    Proses Sedimentasi

    Secara umum, proses pengendapan ini akan menciptakan batuan sedimen yang berguna dalam membentuk permukaan bumi. Contoh sedimentasi yait pasir dan lempung yang bisa terbawa oleh air sungai.

    Saat aliran sungai sudah sampai ke daerah yang rendah, terjadi proses pengendapan. Jika terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama, maka material ini akan menyatu dan membentuk batu lanau dan batu pasir melalui proses litifikasi.

    Dari proses tersebut, dapat disimpulkan jika sedimentasi ini terjadi mealui proses yang panjang dan tidak bisa dilakukan satu waktu saja. Adapun dalam prosesnya, sedimentasi ini terbagi menjadi dua yaitu proses yang dipercepat dan proses geologis.

    Berdasarkan proses sedimentasi yang dipercepat, pembentukan endapan ini berlangsung dalam waktu yang lebih singkat. Alasannya karena ada campur tangan aktivitas manusia sehingga pengendapan yang berjalan bisa dilakukan lebih cepat dibandingkan sedimentasi geologis.

    Contohnya seperti adanya proses penambangan dimana terjadi penggerukan tanah oleh alat berat sehingga penimbunan bisa terjadi secara cepat. Namun, ada kekurangan yang dialami oleh sedimentasi yang dipercepat.

    Kekurangannya adalah ada proses sedimentasi yang dipercepat bisa mengganggu ekosistem dan keseimbangan alam yang terjadi. Sedangkan sedimentasi secara geologis adalah pembentukan endapan melalui proses yang alami.

    Ada beberapa tahapan dalam proses ini yaitu mulai dari pelapukan, erosi, transportasi, lalu baru terjadi proses pengendapan yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti yang sudah disebutkan di atas.

    Cara Mengatasi Sedimentasi

    Adanya sedimentasi memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Contohnya mengganggu aliran air sungai dan terjadi pendangkalan sungai. Hal ini mengakibatkan resiko banjir. Oleh sebab itu, Anda perlu melakukan pencegahan dengan mencari penyebab endapan tersebut terlebih dahulu.

    Kemudian, Anda bisa melakukan tindakan pencegahan agar tidak mengakibatkan sedimentasi, diantaranya adalah sebagai berikut:

    1. Menanggulangi Erosi Permukaan

    Untuk mencegah sedimentasi, Anda perlu mengatasi erosi terlebih dahulu. Erosi adalah pengikisan tanah yang terjadi di suatu wilayah. Jika erosi berhasil dicegah, tentu tidak ada pemindahan material atau pengendapan di wilayah tertentu.

    Adapun cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya adalah menanam vegetasi untuk mencegah kerusakan tanah. Anda bisa melakukannya dengan menanam pohon, melakukan reboisasi, mencegah kebakaran hutan, melestarikan DAS, DSB.

    Cara lain untuk mengatasi erosi permukaan yaitu membuat bangunan untuk memperlambat kecepatan aliran air sehingga mengurangi sedimentasi. Cara ini dilakukan dengan membuat terasering agar mencegah erosi.

    2. Mengendalikan Bahan Sedimen

    Cara untuk mengendalikan material sedimen dilakukan dengan membuat penahan sedimen, membuat sabo dam, penahan sedimen, membuat kantong lumpur, dan menjalankan metode bottom control structure.

    Bottom control structur ini berfungsi untuk mengatur kemiringan dari dasar sungai.

    3. Pengendalian Sedimentasi

    Cara terakhir yang dapat Anda lakukan yaitu mengupayakan agar pengendapan bisa terkontrol dan ada di wilayah tertentu. Contohnya dengan penggerukan endapan untuk dipindah ke wilayah lain, pembangunan tempat endapan sungai, pembuatan kantong lumpur, dsb.

    Dari penjelasan di atas, sudah jelas pengertian sedimentasi dan beberapa jenis sedimentasinya yang  dilihat dari beberapa kategori. Jadi, sedimentasi adalah proses pengendapan berbagai bahan yang ada di permukaan bumi yang mengakibatkan terbentuknya batuan atau penumpukan tanah.

    Baca Juga:

  • Gletser Itu Apa? Ini Pengertian, Proses, dan Jenisnya

    Gletser Itu Apa? Ini Pengertian, Proses, dan Jenisnya

    Bumi yang kita tempati terbilang unik karena  di dalamnya kita bisa menemukan berbagai bentuk bentang alam. Ada daratan yang terdiri dari berbagai jenis tanah. Selain itu, ada juga air permukaan dan gletser. Lalu, gletser itu apa?

    Di bumi, kita bisa menemukan wilayah yang mengandung es. Es di bumi paling banyak berada di daerah kutub karena wilayahnya yan sulit mendapatkan sinar matahari. Daerah kutub ini terdiri dari salju dan gunung es. Hal ini berkaitan dengan gletser.

    Selain di daerah kutub, ada juga bagian bumi lainnya yang memiliki gletser atau geyser. Gletser itu apa? Mari kita simak bersama.

    Pengertian Gletser

    Pengertian-Gletser

    Gletser atau geyser adalah suatu bentukan yang ada di permukaan bumi. Gletser sendiri menunjukkan suatu bongkahan yang berasal dari es. Lalu, gletser itu apa?

    Gletser adalah bongkahan es yang memiliki ukuran yang besar yang terbentuk dari endapan salju dalam jangka waktu yang lama. Hal ini membuat endapan salju tersebut berbentuk padatan dari es.

    Selain pengertian di atas, ada juga yang menyebut bahwa gletser adalah sungai es yang mengalir di lembah pegunungan. Penyebabnya karena pencampuran antara es, salju, dan juga batuan akibat perubahan suhu sehingga menjadi sungai es.

    Dari pengertian yang sudah dipaparkan di atas, dapat dipahami jika gletser adalah suatu bentukan alam yang berasal dari salju. Pembentukan gletser ini juga tidak terjadi dalam waktu yang singkat sehingga ada suatu proses dan tahapan sampai salju menghasilkan gletser.

    Proses Terjadinya Gletser

    Proses-Terjadinya-Gletser

    Gletser tidak terbentuk secara otomatis, tetapi terdiri dari beberapa proses sampai menjadi suatu gejala alam ini. Faktor pemicu dari adanya gletser adalah karena adanya salju. Oleh sebab itu, tak heran jika gletser ini hanya bisa ditemukan di daerah dingin terutama bersalju.

    Peristiwa gletser ini terjadi di lereng pegunungan yang memiliki bentuk cekung.

    Proses terjadinya gletser dimulai saat salju yang turun kemudian mengalami sublimasi sehingga terbentuklah bongkahan es. Selanjutnya, butiran ini akan lepas dan berubah menjadi padatan sehingga terbentuklah bola salju.

    Jika salju yang turun semakin banyak, maka akan lebih banyak yang membeu dibandingkan menguap sehingga terbentuklah gletser. Adapun prosesnya secara lebih rinci adalah sebagai berikut:

    • Gletser awalnya terbentuk dari salju yang turun ke permukaan bumi. Kemudian, salju ini mengenda dan terperangkap di antara kepingan sehingga bentuknya menjadi lebih padat atau dikenal dengan firn.
    • Jika salju yang terbentuk semakin banyak di puncak gunung, firn ini akan membentuk bongkahan es. Lalu, batuan dari puncak gunung akan jatuh ke bawah dan tererosi bersama dengan gletser. Di daerah yang curam, es ini menjadi beberapa potongan dan terbentuk rekahan.
    • Di bagian ujung dari gletser ini akan mencair dan turun ke lereng pegunungan sehingga akhirnya membentuk aliran sungai gletser. Gletser terdiri dari berbagai macam bahan, baik itu batuan, salju, dan juga campuran endapan sedimen lain. Hal ini yang mempengaruhi bentuk dari pegunungan.

    Jenis-jenis Gletser

    Setelah Anda mempelajari tahapan pembentukan gletser, perlu dipahami juga beberapa tipe gletser. Gletser itu apa? Gletser adalah benda yang berasal dari salju dan mengendap dalam waktu dan jumlah yang banyak.

    Pembentukan gletser ini bisa berbeda-beda sehingga tidak herap jika gletser terbagi menjadi beberapa jenis. Tipe gletser itu apa saja? Simak informasinya berikut ini.

    1. Gletser Gunung

    Ada dua tipe gletser yang utama, pertama adalah gletser gunung. Sesuai dengan namanya,bentuk dari gletser ini seperti gunung. Umumnya, gletser ini terbentuk di daerah pegunungan. Hal ini karena di daerah puncak, umumnya bersalju karena faktor ketinggian dan suhu.

    Adanya gletser ini menyebabkan erosi uamh besar dengan gerakan yang lambat dan biasanya membuat cekungan atau celah yang dalam di bagian kaki gunung.

    2. Gletser Benua

    Jenis gletser yang kedua adalah gletser benua. Istilah ini diberikan karena bentuk esnya yang seperti daratan atau lembaran es. Di bumi ini, Anda bisa menemukan gletser benua terbesar yaitu di Antartika dan Greenland.

    Kedua wilayah ini mendominasi hampir 90 persen gletser yang ada di seluruh dunia. Kemudian, 10 persennya ada di daerah pegunungan. Contohnya seperti Pegunungan Himalaya, Pegunungan Kauskus, dan Pegunungan Alpen.

    Dari kedua jenis gletser ini, dapat dipahami jika gletser ini bisa ditemukan di daerah yang bersalju, terutama di bagian kutub dan iklim dingin. Fakta menariknya, gletser nyatanya juga tersedia di wilayah yang tidak memiliki musim salju.

    Contohnya seperti Indonesia yang memiliki iklim tropis. Namun, di Indonesia ada gunung yang tinggi sehingga di bagian puncaknya turun salju. Hal ini juga menyebabkan pembentukan gletser. Contohnya puncak gunung Jaya Wijaya di Papua.

    Manfaat Gletser

    Gletser di permukaan bumi punya beberapa manfaat untuk manusia dan makhluk hidup lainnya. Beberapa manfaat dari pembentukan gletser ini diantaranya adalah sebagai berikut:

    • Terbentuknya danau glasial yaitu danau yang terbentuk karena gletser.
    • Adanya fyord yang merupakan hasil dari erosi gletser. Fyord adalah teluk dari gletser yang mencair.
    • Sebagai penelitian yang dilakukan oleh ahli glasiologi.
    • Sarana olahraga ski di musim dingin.
    • Sebagai sumber air pada daerah sungai yang terbuat dari gletser.
    • Daerah yang memiliki gletser atau tertutup es memunculkan budaya yang berbeda sesuai dengan wilayahnya mulai dari rumah, pakaian, dan mata pencahariannya.

    Respon Gletser Terhadap Perubahan Iklim

    Keberadaan gletser ini berkaitan erat dengan kondisi iklim di daerah tersebut. Proses pertukaran panas yang terjadi dengan lingkungan menentukan massa dari gletser itu sendiri. Perubahan keseimbangan iklim ini akan menentukan respons dari gletser apakah mengalami perkembangan atau tidak.

    Iklim lokal dengan curah hujan yang tinggi di musim dingin membuat gletser yang ada menjadi lebih meningkat. Hal ini terbukti dari ketebalan es yang semakin bertambah. Ketebalan es yang besar ini juga akan mempengaruhi laju aliran gletser di lereng apakah besar atau tidak.

    Perubahan iklim yang dinamis ke musim dingin menyebabkan gletser yang terbentuk lebih banyak sehingga aliran sungai gletser ini akan meluas sampai ke hilir.

    Bagi para ahli yang ingin meneliti respon dinamis gletser terhadap perubahan iklim ini bisa dilakukan dengan menganalisis perubahan waktu, gangguan iklim, dan berbagai pengaruh perubahan lainnya.

    Diketahui, gletser punya waktu yang cukup lama untuk merespon adanya perubahan iklim yang terjadi di suatu wilayah. Adapun waktu yang dibutuhkan untuk memberikan respon perubahan keseimbangan yaitu 10-100 tahun.

    Gletser yang mengalami penebalan bisa bertahan lebih lama dan lapisan es yang mempunyai skala waktu lama juga bisa bertahan lebih lama meski terjadi perubahan iklim.

    Dari pemaparan di atas, sudah jelas gletser itu apa dan manfaatnya untuk kehidupan. Gletser adalah bongkahan atau lapisan es yang ada di permukaan bumi. Proses terbentuknya gletser ini diawali dengan turunnya salju yang kemudian mengalami pengendapan.

    Baca Juga: