Category: Agama

  • Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha (Arab, Latin & Artinya)

    Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha (Arab, Latin & Artinya)

    Balitteknologikaret.co.id – Doa setelah sholat Dhuha tidak begitu panjang sehingga cenderung mudah untuk dihafalkan. Adapun sholat dhuha itu sendiri merupakan sholat sunnah yang dilaksanakan pada waktu dhuha. Adapun kata dhuha kalau secara bahasa merupakan nama untuk awal dari siang hari.

    Istiqomah dalam menjalankan sholat dhuha sekaligus mengamalkan doanya adalah perbuatan yang sangat baik. Bahkan, menjalankan ibadah sholat dhuha walaupun sunnah bisa mendatangkan banyak manfaat. Adapun manfaat sekaligus dengan lafal doa sholat dhuha ini penjelasannya sebagai berikut.

    Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha Beserta Artinya

    Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha Beserta Artinya

    اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

    Arab Latin: Allaahumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka walbahaa-a bahaa-uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quw watuka wal qudrata qudratuka wal ‘ishmatta ‘ishmatuk. Allaahumma in kaana rizqii fissamaa-i fa anzilhu wa in kaanafil ardhi fa-akhrijhu wa in kaana mu’assaran fayas sirhu wa in kaana haraaman fathahhirhu wa in kaana ba’iidan faqarribhu bihaqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quuwatika wa qudratika aatinii maa aataita ‘ibaadakash shalihiin.

    Artinya: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, dan kekuasaan adalah kekuasaan-Mu serta penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, jika rizqiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah. Jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”

    Kapan Waktu Sholat Dhuha dan Membaca Doanya

    Kapan Waktu Sholat Dhuha dan Membaca Doanya

    Layaknya sholat tahajud yang hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu dan pada kondisi tertentu, sholah dhuha juga dilaksanakan pada waktu tertentu. Waktu pelaksanaan sholat dhuha ini perlu diperhatikan dengan betul agar sholat yang dilakukan benar-benar dianggap sebagai sholat dhuha.

    Dengan kata lain, sholat dhuha tidak bisa dilakukan kapan saja. Adapun waktu pelaksanaan sholat dhuha ialah sebagai berikut:

    • Dimulai dari terbitnya matahari setinggi tombak
    • Batas akhir waktu pelaksanaan sholat dhuha adalah saat tiba waktu zawal. Sedangkan waktu zawal ini adalah waktu di mana matahari sudah mulai tergelincir ke arah barat atau bisa juga dianggap sebelum tiba waktu tengah hari.

    Jika keterangan waktu di atas dinyatakan dengan jam, maka waktu melaksanakan sholat dhuha sekitar jam 7 pagi hingga 11.30 WIB. Kalau dalam kitab Syarh Al Arbain An Nabawiyah, Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan bahwa batas akhir sholat dhuha itu sekitar 5 menit hingga 10 menit sebelum dhuhur.

    Sedangkan untuk waktu yang lebih utama melaksanakan sholat dhuha ialah saat matahari sudah terasa panas. Kalau dalam ilmu fiqih, waktu ini biasa disebut dengan rumus setelah melewati seperempat siang yang dihitung sejak awal shubuh. Biasanya waktu ini sekitar jam 9 pagi.

    Adapun hikmah melakukan sholat dhuha pada waktu yang utama ialah supaya seperempat siang tersebut tidak kosong dari sholat dengan penjelasan sebagai berikut:

    • Seperempat siang yang pertama, sudah dilakukan sholat shubuh.
    • Seperempat siang yang kedua dilakukan sholat dhuha.
    • Seperempat siang yang ketiga dilakukan sholat dhuhur
    • Seperempat siang yang keempat dilakukan sholat ashar.

    Terkait dengan waktu utama pelaksanaan sholat dhuha, terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai berikut:

    عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ رضي اللهُ عنه: أَنَّهُ رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ مِنَ الضُّحَى، فَقَالَ: أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلاَةَ في غَيْرِ هذِهِ السَّاعَةِ أَفْضَلُ؟ إِنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِيْنَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ (رواه مسلم)

    Artinya: “Diriwayatkan dari Zaid bin Arqam radliyallahu ‘anh, sungguh ia pernah melihat segolongan orang melakukan shalat Dhuha, lalu ia berkata: ‘Tidakkah kalian tahu, bahwa shalat dalam waktu ini lebih utama? Sungguh Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Shalat kaum awwâbîn (shalat Dhuha) adalah saat kaki anak-anak unta merasakan panasnya bumi karena terik matahari’” (HR Muslim; lihat Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Syarhun Nawawi ‘alâ Shahîh Muslim, [Bairut, Dâr Ihyâ’it Turâtsil ‘Arabi, 1292 H], juz VI: 30).

    Lalu kapan waktu membaca doa setelah sholat dhuha? Doa sebagaimana yang sudah disampaikan sebelumnya bisa dibaca setelah seorang muslim menyelesaikan seluruh rangkaian sholat dhuha atau setelah salam.

    Jumlah Rakaat dan Surat yang Dibaca Dalam Sholat Dhuha

    Jumlah Rakaat dan Surat yang Dibaca Dalam Sholat Dhuha

    Sholat dhuha merupakan sholat sunnah yang dilakukan minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat. Jika ingin melakukan lebih dari dua rakaat, empat rakaat misalnya, maka sholat ini dibagi menjadi dua. Dengan kata lain, seorang muslim melakukan empat rakaat dengan dua kali salam.

    Mengenai surat yang dibaca dalam sholat dhuha, tentu saja surat Al Fatihah harus dibaca di setiap rakaat. Setelah selesai membaca surat Al Fatihah, ada beberapa pilihan sebagai berikut sesuai dengan yang ada dalam Ad-Dimyathi, Hasyiyyah I’anatut Thalibin Juz 1:

    • Pada rakaat pertama membaca surat Asy-Syamsu sedangkan pada rakaat kedua membaca surat Adh-Dhuha
    • Pada rakaat pertama membaca surat Al-Kafirun sedangkan pada rakaat kedua membaca surat Al-Ikhlas
    • Pada rakaat pertama membaca surat Asy-Syamsu dan Al-Kafirun sedangkan pada rakaat kedua membaca surat Adh-Dhuha dan Al-Ikhlas

    Manfaat Melaksanakan Sholat Dhuha

    Manfaat Melaksanakan Sholat Dhuha

    1. Dimasukkan Dalam Golongan Orang yang Bertaubat

    Orang-orang Islam yang rajin mengerjakan sholat dhuha akan Allah SWT masukkan dalam golongan orang yang bertaubat. Rasulullah SAW sendiri sudah menegaskan hal ini dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai berikut:

    عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ: لَا يُحَافِظُ عَلَى صَلَاةِ الضُّحَى إِلَّا أَوَّابٌ. قَالَ: وَهِيَ صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ. (رواه الحاكم وقال: هذا حديث صحيح على شرط مسلم)

    Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: ‘Rasulullah bersabda: ‘Tidak ada yang menjaga shalat Dhuha kecuali orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat.’ Rasulullah bersabda: ‘Shalat Dhuha adalah shalat orang-orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat’,”
    (HR al-Hakim dan Imam Muslim).

    2. Dijauhkan Dari Sifat Lalai

    Pada dasarnya, Islam mengajarkan agar umatnya menyeimbangkan antara dunia dengan akhirat. Akan tetapi, ada juga manusia yang justru lebih memprioritaskan dunianya sehingga baik disadari atau tidak dia menjadi lalai dari menyembah Allah SWT.

    Tentunya, mereka yang seperti ini merupakan orang-orang yang merugi. Salah satu kiat agar tidak tergolong dalam orang-orang seperti itu ialah dengan menjaga sholat dhuha. Selain itu, hal lain yang bisa membuat orang lalai dari Allah SWT ialah karena dosanya dan karena dia berteman dengan ahli maksiat.

    Rasa terlalu cinta pada dunia, dosa serta pertemanan dengan ahli maksiat bisa menutup hati sehingga yang bersangkutan juga tidak akan segan untuk melalaikan Allah SWT.

    3. Merupakan Waktu yang Baik untuk Berdoa

    Sebenarnya doa bisa dilakukan kapan saja, karena Allah SWT itu Maha Mendengar. Namun memang ada beberapa waktu mustajab untuk berdoa dan salah satunya adalah setelah melaksanakan sholat dhuha.

    Karena merupakan waktu yang mustajab, doa yang dipanjatkan setelah sholat dhuha ini akan langsung menembus langit tanpa ada halangan apapun. Dengan demikian, doa tersebut akan segera diijabah. Namun, kalaupun doa belum segera dikabulkan, juga tidak boleh putus asa dari rahmat Allah SWT.

    Sebab, Allah SWT itu lebih tahu apa saja yang terbaik bagi umat-Nya. Sementara manusia tidak mengetahui apa hadiah yang sudah Allah SWT persiapkan untuknya sebagai balasan atas perbuatan baiknya termasuk balasan atas keistiqomahannya dalam menjaga sholat dhuha.

    4. Memperoleh Pahala yang Setara dengan Ibadah Haji dan Umroh

    Siapapun tentu ingin melaksanakan ibadah haji dan umroh ke tanah suci. Hanya saja, melaksanakan haji dan umroh memerlukan biaya yang tidak sedikit dan tidak semua orang mampu melakukannya. Bagi orang Islam yang belum dikaruniai kemampuan datang ke Makkah, sebaiknya melakukan sholat dhuha.

    Pasalnya, rutin melakukan sholat dhuha membuat orang yang melakukannya akan memperoleh pahala yang setara dengan ibadah haji serta umroh.

    5. Allah SWT Menyiapkan Istana Untuknya di Surga

    Seperti yang sudah disampaikan, sholat dhuha minimal dikerjakan 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat dengan salam di tiap 2 rakaatnya. Baik mengerjakan jumlah minimal maupun jumlah maksimal, orang yang melakukan sholat sunnah ini akan tetap memperoleh manfaat yang luar biasa.

    Terlebih lagi jika yang bersangkutan istiqomah dalam mengerjakannya, bersungguh-sungguh mengerjakannya serta penuh dengan ketaatan. Khusus untuk hamba yang mengerjakan sholat dhuha 12 rakaat, maka Allah SWT menjanjikannya sebuah istana di surga sesuai dengan hadits berikut:

    من صلى الضحى ثنتي عشرة ركعة بنى الله له قصرا من ذهب في الجنة

    “Barangsiapa yang shalat dhuha 12 rakaat, Allah buatkan baginya satu istana di surga.”

    Akan tetapi memang perlu diketahui bahwasanya hadits tersebut di atas dianggap dhaif oleh sejumlah ahli hadits. Diantara ahli hadits tersebut ialah Syaikh Al-Albani dan Al-afidz Ibn Hajar Al-Asqalani.

    6. Diampuni Dosanya

    Mengerjakan sholat dhuha secara istiqomah juga bisa menjadi amalan yang akan menghapus dosa. Bahkan tidak peduli jika dosa yang dilakukan tersebut jumlahnya sangat banyak sebanyak buih di lautan.

    7. Sebagai Pengganti Sedekah

    Untuk orang-orang yang memiliki harta dengan jumlah terbatas sehingga tidak mampu bersedekah, Allah SWT memberikan keringanan. Keringanan tersebut berupa sholat dhuha sebagai penggantinya.

    8. Dicukupkan Rezekinya oleh Allah SWT

    Allah SWT akan melimpahkan rezeki kepada orang-orang yang menjalankan sholat dhuha secara rutin. Bahkan, manfaat sholat dhuha yang satu ini sudah disebutkan langsung dalam hadits yang benar-benar shahih dan diriwayatkan oleh Ad Darimi, Tirmidzi, Abu Daut serta Ahmad.

    Bunyi hadits tersebut sebagai berikut:

    إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ يَا ابْنَ آدَمَ اكْفِنِى أَوَّلَ النَّهَارِ بِأَرْبَعِ رَكَعَاتٍ أَكْفِكَ بِهِنَّ آخِرَ يَوْمِكَ

    Artinya: “Sesungguhnya Allah berfirman: “Wahai anak adam, laksanakan untukKu 4 rakaat di awal siang, Aku akan cukupi dirimu dengan shalat itu di akhir harimu.” (HR. Ahmad, 4: 153. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata bahwa sanad hadits ini shahih. Perawinya tsiqah termasuk dalam jajaran perawi kitab shahih kecuali Nu’aim bin Himar termasuk dalam perawi Abu Daud dan An-Nasa’i).‎

    Sholat dhuha adalah ibadah yang sangat dianjurkan. Bahkan pahalanya sangat besar dan Allah SWT sendiri sudah menjanjikan banyak manfaat pada setiap muslim yang menjalankannya. Jangan lupa untuk membaca doa setelah sholat dhuha usai mengucapkan salam ya. Wallahu a’lam.

    Beberapa artikel tentang agama lainnya :

  • Bacaan Sholawat Nabi Muhammad (Arab, Latin & Terjemahan)

    Balitteknologikaret.co.id – Ada berbagai macam amalan ibadah harian yang mudah dilakukan, namun berpahala besar. Salah satunya adalah sholawat nabi yang merupakan kata jamak dari sholat. Tidak sedikit yang membuktikan dengan sholawat rutin bisa mengubah hidupnya, misalnya menjadi lebih tenang.

    Menjadikan sholawat sebagai amalan harian merupakan kemuliaan dan perbuatan yang menuai pahala besar. Kehidupan akan penuh dengan keberkahan serta urusan dunia maupun akhirat akan lebih mudah. Dengan melantunkan sholawat setiap hari, hati pun jadi lebih tenang meskipun saat itu sedang ada masalah.

    Dalil dan Hukum Membaca Sholawat Nabi

    Dalil-dan-Hukum-Membaca-Sholawat-Nabi

    Sebelum melaksanakan suatu amalan, ada baiknya memang mengetahui hukum dan dalilnya terlebih dahulu. Adapun untuk sholawat sendiri sebenarnya merupakan amalan sunnah muakkad, artinya sangat ditekankan. Terlebih bacaan yang satu ini dilafalkan dan menjadi salah satu dari rukun salat.

    Seperti yang telah diketahui, bacaan sholawat dilafalkan saat tasyahud akhir, baik untuk salat wajib maupun sunnah. Untuk dalil melakukan sholawat nabi sendiri terdapat pada ayat Al-Quran maupun hadits, yaitu sebagai berikut.

    “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzab ayat 56)

    Melalui dalil di atas, disebutkan bahwa Allah Ta’ala dan para malaikat bersholawat untuk Rasulullah. Hal tersebut juga sangat dianjurkan bagi orang-orang beriman untuk membacakan sholawat terhadap nabi.

    Sementara itu, terdapat hadits shahih yang menjelaskan bahwa perintah bersholawat beserta caranya.

    Dalam hadits riwayat Imam Ahmad, Nabi Muhammad SAW bersabda:

    “Apabila salah seorang di antara kamu membaca shalawat, hendaklah dimulai dengan mengagungkan Allah SWT dan memuji-Nya. Setelah itu, bacalah shalawat kepada Nabi Saw. Dan setelah itu, barulah berdoa dengan doa yang dikehendaki”.

    Bacaan Sholawat Nabi Muhammad Beserta Terjemahannya

    Setelah mengetahui dalil dan hukum sholawat, tentunya seorang muslim perlu mengetahui apa saja yang perlu dilafalkan. Pada dasarnya, ada berbagai macam sholawat yang bisa dibaca dan dijadikan amalan setiap hari.

    1. Sholawat Fatih

    Sholawat-Fatih

    Sholawat Fatih penuh dengan kemuliaan karena berisi doa kepada Nabi Muhammad sebagai nabi pembuka kunci kebenaran dan berita berharga. Baginda Rasulullah juga merupakan penutup para nabi sebelumnya. Bagi yang ingin mengamalkan sholawat Fatih, berikut bacaannya.

    اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ. وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ وَالنَّاصِرِ الحَقَّ بِالحَقِّ . وَالهَادِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ . صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ

    Allahumma sholli ala sayyidina muhammaddinil fatihi lima ughliqo wal khotimi lima sabaqo, nashiril haqqi bil haqqi wal hadi ila shirotikal mustaqim wa ala alihi haqqo qodrihi wa miq darihil adzim.”

    Artinya:

    “Ya Allah limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta berkah kepada nabi Muhammad SAW, sebagai pemuka sesuatu yang terkunci, dan penutup sesuatu (para nabi) yang terdahulu, dialah penolong yang benar dengan membawa kebenaran serta petunjuk menuju jalan-Mu yang lurus. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada keluarga dan para sahabatnya dengan sebenar-benarnya dengan pangkat dan kedudukan yang agung.”

    2. Sholawat Nariyah

    Sholawat-Nariyah

    Jenis sholawat selanjutnya yang bisa menjadi ibadah sunnah sehari-hari adalah sholawat nariyah. Makna sholawat ini penuh dengan pujian kepada Nabi Muhammad SAW sebagai utusan terakhir. Bacaan sholawat ini lebih panjang, namun tentunya bisa menjadi amalan sehari-hari.

    اَللّٰهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَــمَّدِ  ࣙالَّذِيْ تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضٰى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلىٰ اٰلِهِ وِصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَ نَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

    Allaahumma sholli sholaatan kaamilatan wasallim salaamaan taamman alaa sayyidinaa muhammadinil ladzii tanhallu bihiluqodu watanfariju bihilkurobu watuqdhoo bihilhawaaiju watunaalu bihir roghooibu wahusnul khowaatimi wayustasqaal ghomaamu biwajhihilkariimi waalaa aalihii washohbihii fii kulli lamhatin wanafasin biadadi kulli maluumin laka.”

    Artinya :

    “Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau.”

    3. Sholawat Matsurah

    Sholawat-Matsurah

    Bacaan sholawat nabi latin selanjutnya adalah sholawat matsurah yang cenderung lebih pendek. Tak heran jika amalan ini bisa dilakukan setiap hari, bahkan di berbagai kondisi seorang muslim. Tidak sulit untuk menghafalkan bacaan sholawat ini karena begitu pendek.

    أللّٰـهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحّمَّدٍ نِالنَّـبِىِ اْلأُمِّىِّ وَعَلٰى اٰلِهِ وَسَلِّمْ

    “Allaahumma sholli alaa muhammadin nabiyyil ummiyyi wa alaa aalihi wasallim.”

    Artinya:

    “Ya Allah, limpahkanlah sholawat kepada Nabi Muhammad yang tiada dapat membaca dan menulis (Ummy) dan semoga keselamatan tercurah kepada segenap keluarganya.”

    4. Sholawat Mukafaah

    Sholawat-Mukafaah

    Dengan rutin membaca sholawat, maka hati akan menjadi lebih tenteram. Terlebih jika dilakukan setiap hari, di luar bacaan sholawat ketika salat. Tentunya, akan banyak keberkahan yang menghampiri jika dilakukan dengan ikhlas.

    اَللّٰــهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَــيِّــدِنَا مُحَـــمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِهِ سَــيِّـدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً دَائِمَةً مَقْــبُوْلَةً تُــؤَدِّىْ بِــهَا عَــنَّا حَقَّهُ الْعَظِـيْمِ

    Allohumma sholli ala sayidina muhammadin wa ala alihi sayidina muhammad, sholatan maqbulatan tu,addi biha anna haqqohul adzim.

    Artinya:

    “Ya Allah, limpahkanlah rahmat, salam dan berkah kepada junjungan kita Muhammad SAW yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang menjadi kekasih Allah SWT, yang luhur pangkatnya dan yang agung kemuliaannya, dan limpahkanlah pula atas keluarganya dan para sahabatnya.”

    5. Sholawat Ibrahimiyah

    Sholawat-Ibrahimiyah

    Sholawat Ibrahimiyah tidak hanya berisi doa dan pujian untuk Nabi Muhamamad SAW, melainkan juga Nabi Ibrahim. Bacaan sholawat ini juga kerap kali dilafalkan ketika duduk tasyahud akhir dalam salat.

    اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما صَلَّيْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ وعلى آلِ إبْراهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما بَاركْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آل إبراهيم في العالَمِينَ إنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

    Allahumma shalli alaa sayyidinaa muhammad waalaa aali sayyidinaa muhammadin kamaa shallaita alaa sayyidinaa ibraahiima waalaa aali sayyidinaa ibrahiia wabaarik alaa aali sayyidinaa muhammadin kamaa baarakta alaa sayyidinaa alaa sayyidinaa ibraahima wa alaa aali sayyidina ibraahima, fil aalamiina innaka hamiidun majiidun.

    Artinya:

    “Ya Allah, berilah kasih saying kepada junjungan kita nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberi kasih sayangmMu kepada junjungan kita Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan berkatilah kepada junjungan kita nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberkati junjungan kita nabi Ibrahim dan kelurganya diantara makhluk makhlukmu, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.”

    Keutamaan Sholawat Nabi

    Keutamaan-Sholawat-Nabi

    Sholawat nabi memiliki sejumlah keutamaan, tak heran jika hukum amalan ini adalah sunnah muakkad. Artinya, amalan ini begitu ditekankan karena bisa menuai pahala dan kebaikan yang sangat besar. Agar semakin semangat menjalankan ibadah sunnah ini, berikut beberapa keutamaan sholawat yang bisa didapatkan.

    1. Sebagai Bentuk Taat Kepada Allah

    Dalam Surah Al Ahzab ayat 56 berisi perintah untuk senantiasa bersholawat kepada nabi. Dengan membaca sholawat, tentunya hal tersebut merupakan perbuatan menaati perintah Allah Ta’ala. Berbagai macam sholawat bisa dibaca bergantian dan bisa dilakukan secara rutin.

    Tentunya, menaati perintah sholawat ini tidak mengesampingkan perintah-Nya yang lain. Terlebih yang sifatnya wajib yang tentunya harus diprioritaskan terlebih dahulu.

    2. Membangun Keselarasan dengan Allah yang Maha Kuasa

    Perintah sholawat merupakan ibadah sunnah yang tidak main-main. Bagaimana tidak, Allah Ta’ala dan para malaikat saja bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Namun, perlu diingat bahwa sholawat Allah Ta’ala terhadap nabi merupakan bentuk pujian dan pengagungan.

    Sedangkan sholawat yang diucapkan umat muslim merupakan bentuk doa dan permohonan. Untuk membaca sholawat, waktunya sangat fleksibel. Seorang muslim bisa bersholawat ketika pagi hari sesudah salat subuh maupun ketika salat dhuha.

    3. Mendapatkan Sepuluh Kali Sholawat dari Allah Ta’ala

    Keutamaan amalan sholawat berikutnya yaitu mendapatkan sepuluh sholawat dari-Nya. Dalam suatu hadits disebutkan bahwa seorang muslim yang senantiasa bersholawat maka Allah akan bersholawat kepadanya sebanyak sepuluh kali.

    Namun, hal yang perlu diingat adalah jangan sampai hanya mengandalkan ibadah sholawat. Sedangkan ibadah lainnya apalagi yang hukumnya wajib terbengkalai. Tentunya, setiap muslim tetap harus melaksanakan kewajibannya, misalnya dengan menjalankan salat lima waktu.

    4. Mendapatkan Derajat yang Tinggi di Sisi Allah

    Manfaat sholawat nabi berikutnya yaitu akan ditinggikan derajatnya oleh Allah Tra’ala. Pada dasarnya, keutamaan satu ini masih berhubungan erat dengan keutamaan bahwa Allah akan bersholawat sepuluh kali jika kita membaca sholawat untuk nabi.

    5. Diijabahnya Doa

    Perlu diketahui bahwa dengan membaca sholawat bisa menjadi penghantar diijabahnya doa. Tentunya, hal ini merupakan manfaat lain dari sholawat yang begitu menentramkan hati. Jangan lupa bersholawat sebelum berdoa karena bisa membuat doa lebih besar kemungkinan diijabah oleh-Nya.

    6. Bisa Dekat dengan Rasulullah di Hari Kiamat

    Rutin bersholawat tidak hanya bisa memberikan keberkahan luar biasa ketika di dunia, melainkan juga akhirat. Bagaimana tidak, salah satu keutamaan dari bersholawat adalah mendapatkan syafaat dari Rasulullah di hari kiamat.

    Pada dasarnya, hal ini akan memberatkan amalan kita ketika datanya Yaumul Hisab atau dikenal dengan hari perhitungan amal.

    Dengan rutin membaca sholawat nabi, keberkahan di dunia akan didapatkan. Begitu pula di akhirat nanti, seorang muslim yang rutin bersholawat akan mendapatkan syafaat dari Rasulullah. Tentunya, amalan sunnah ini dilakukan dengan tidak mengesampingkan ibadah wajib.

    Baca Juga:

  • Surat Al Maidah Ayat 48 (Arab, Latin, Arti) Serta Tafsirnya

    Surat Al Maidah Ayat 48 (Arab, Latin, Arti) Serta Tafsirnya

    Balitteknologikaret.co.id – Al Qur’an hadir sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia. Salah satu ayat yang menegaskan hal ini ialah surat Al Maidah Ayat 48.  Adapun surat Al Maidah itu sendiri ialah surat yang kelima di dalam Al Qur’an dan banyaknya ayat dalam surat ini berjumlah 120 ayat.

    Surat ini merupakan surat Madaniyah. Sebab, surat ini diturunkan pada saat Nabi Muhammad SAW sudah hijrah ke Madinah. Secara umum, Al Maidah ayat 48 ini menerangkan bahwasanya Al Qur’an merupakan pembawa kebenaran yang merupakan anugerah serta pedoman hidup bagi manusia.

    Adapun penjelasan mengenai surat Al Maidah ini khususnya ayat 48 lebih lengkap sebagai berikut.

    Surat Al Maidah Ayat 48 Arab, Latin dan Artinya

    Surat Al Maidah Ayat 48 Arab, Latin dan Artinya

    وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَٱحْكُم بَيْنَهُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَهُمْ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ ٱلْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَٰحِدَةً وَلَٰكِن لِّيَبْلُوَكُمْ فِى مَآ ءَاتَىٰكُمْ ۖ فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِ ۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

    Arab-Latin: Wa anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi minal-kitābi wa muhaiminan ‘alaihi faḥkum bainahum bimā anzalallāhu wa lā tattabi’ ahwā`ahum ‘ammā jā`aka minal-ḥaqq, likullin ja’alnā mingkum syir’ataw wa min-hājā, walau syā`allāhu laja’alakum ummataw wāḥidataw wa lākil liyabluwakum fī mā ātākum fastabiqul-khairāt, ilallāhi marji’ukum jamī’an fa yunabbi`ukum bimā kuntum fīhi takhtalifụn

    Artinya: Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu

    Tafsir Surat Al Maidah Ayat 48

    Untuk memahami apa yang sebenarnya terkandung dalam ayat tersebut, sebaiknya pahami dulu bagaimana tafsir ayat ini. Kalau berdasarkan pada Tafsir Al Munir, Tafsir Al Azhar, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an dan Tafsir Ibnu Ktasir sebagai berikut:

    1. Iman kepada Al Qur’an

    Iman kepada Al Qur’an

    Sebagai salah satu kitab Allah SWT, iman kepada Al Qur’an juga termasuk rukun iman. Bahkan Allah SWT sendiri sudah menjelaskan bagaimana pentingnya seorang muslim mengimani Al Qur’an. Sebab, di dalam Al Qur’an ada petunjuk-petunjuk yang benar.

    Termasuk ayat 48 surat Al Maidah ini. Di dalam ayat ini, diterangkan bahwasanya Allah SWT menurunkan kitab Al Qur’an ini dengan haq kepada Nabi Muhammad SAW. Kalau menurut Ibnu Katsir, ini bermakna membawa kebenaran yang tidak ada keraguan sama sekali di dalamnya.

    Kata mushoddiqo yang terdapat pada ayat tersebut berarti membenarkan. Adapun yang dibenarkan dalam hal ini ialah kitab suci yang turun sebelum Al Qur’an. Kitab-kitab yang dimaksud ialah Kitab Taurat, Kitab Zabur serta Kitab Injil.

    Kalau secara kadiah bahasa memang kata minaal kitab itu adalah bentuk tunggal atau mufrad sehingga seharusnya hanya merujuk pada satu kitab. Akan tetapi, makna yang terkandung dalam kata tersebut sebenarnya ialah al kutub yang berbentuk jamak.

    Ayat 48 ini membenaran adanya ketiga kitab yang sudah disebutkan sebelumnya. Selain itu, ayat ini juga menjadi pembenaran atas ketiga kitab tersebut mengingat kitab-kitab itu sudah diubah oleh manusia sehingga tidak otentik lagi.

    2. Al Qur’an Merupakan Pedoman Hidup

    Al Qur’an Merupakan Pedoman Hidup

    Sudah sering disebutkan bahwasanya Al Qur’an adalah pedoman hidup bagi manusia khususnya ketika memutuskan segala sesuatu. Ibnu Abbas bercerita bahwasanya ayat ini turun sehubungan dengan ahli kitab yang menanyakan keputusan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

    Pada mulanya Nabi Muhammad SAW hanya diberi pilihan apakah akan mengembalikan masalah yang ditanyakan kepada kitab mereka masing-masing atau justru memberikan keputusan atas masalah tersebut. Kemudian Allah SWT menurunkan ayat ini.

    Dengan turunnya ayat ini, Ibnu Katsir juga berkata bahwasanya Nabi Muhammad SAW sudah diperintahkan agar memberikan keputusan atas masalah para ahli kitab ini dengan berdasarkan pada apa yang terdapat dalam Al Qur’an.

    Hal ini kemudian berlaku secara umum, di mana setiap keputusan yang diambil oleh orang-orang beriman sebaiknya didasarkan pada Al Qur’an.

    3. Tiap Umat Memiliki Syariat yang Berbeda

    Tiap Umat Memiliki Syariat yang Berbeda

    Mujahid dan Ibnu Abbas memberikan keterangan bahwa kata syir’ata merupakan tuntunan sedangkan kata minhaja merupakan jalan. Mengenai kata syir’ata, Syaikh Wahbah Az Zuhaili memberikan penjelasan.

    Penjelasan tersebut ialah apa yang telah Allah SWT syariatkan bagi hamba-Nya yang berupa agam, aturan, sistem serta hukum-hukumnya. Lalu untuk kata minhaja, ini lebih berupa jalan terang yang dilalui oleh manusia dalam beragama.

    Lebih lanjut lagi, Ibnu Katsir memberikan penjelasan bahwasanya Nabi dan Rasul itu semuanya memberikan ajaran tauhid yang sama. Hanya saja syariatny ayang berbeda. Perihal syariat ini ialah tentang larangan dan perintah yang terkadang berbeda-beda.

    4. Manusia Diberi Ujian

    Manusia Diberi Ujian

    Oleh Allah SWT, manusia dibuat beragam guna menguji sekaligus memberi mereka kesempatan agar bisa berlomba dalam kebaikan. Kalau berdasarkan penjelasan Ibnu Katsir, Allah SWT sudah menetapkan aneka macam syariat.

    Dia akan memberikan pahala kepada siapa saja yang taat kepada-Nya dan juga memberikan siksa kepada hamba yang justru durhaka kepada-Nya.

    5. Setiap Orang Akan Mendapatkan Balasannya Sendiri-Sendiri

    Setiap Orang Akan Mendapatkan Balasannya Sendiri-Sendiri

    Setiap muslim harus meyakini sekaligus menyadari bahwa segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan kelak akan kembali kepada-Nya. Sedangkan orang kafir cenderung tidak percaya dengan akhirat yang sebenarnya sudah pasti.

    Bagi orang Islam yang giat mengerjakan amal sholeh, Allah SWT akan memberi balasan yang berupa surga. Sebaliknya, orang yang gemar melakukan kejahatan akan mendapatkan balasan yang berbeda. Pada intinya, semua yang dilakukan oleh manusia akan Allah SWT balas.

    6. Menurut Kementerian Agama RI

    Menurut Kementerian Agama RI

    Sesuai dengan yang tercantum dalam ayat 48 surat Al Maidah ini, Allah SWT menurunkan Al Qur’an sebagai kitab terakhir yang diturunkan kepada Nabi terakhir. Al Qur’an merupakan kitab yang terpelihara dan Allah SWT sendiri yang menjamin keaslian isi Al Qur’an.

    Isi Al Qur’an sama sekali tidak mengalami pemalsuan maupun perubahan. Makanya pada saat ada umat yang malah berpaling dari tuntunan Allah SWT sesuai dengan yang tercantum di dalam Al Qur’an serta menolak untuk mengikutinya, maka Allah SWT bisa menimpakan musibah kepada mereka.

    Musibah ini adalah peringatan dan sebagai pelajaran serta ujian bagi mereka yang tidak mau mengikuti ketentuan yang tertera di dalam Al Qur’an. Walaupun demikian, masih saja banyak manusia yang tidak mau menyadarinya.

    Hal ini membuat mereka tergolong sebagai orang fasik atau sebagai orang yang tidak menjalankan ajaran yang sudah diimaninya. Ketika sudah tiba waktunya kelak, mau tidak mau, siap tidak siap maka manusia akan menghadap kembali kepada Allah SWT.

    Saat kembali inilah Allah SWT akan memberitahukan apa saja mengenai hakikat yang mereka perdebatkan. Orang-orang yang ingkar dan menyeleweng dari jalan Allah SWT akan diberi azab serta dimasukkan ke dalam neraka.

    Sebaliknya, orang-orang beriman yang benar-benar menjalankan agamanya dengan baik akan diberi pahala.

    Kandungan Surat Al Maidah Ayat 48

    Kandungan Surat Al Maidah Ayat 48

    Sebenarnya dari tafsir di atas sudah terlihat bagaimana sebenarnya kandungan ayat ini. Akan tetapi, kalau mau disimpulkan, maka bisa didapatkan poin-poin berikut ini:

    • Turunnya Al Qur’an adalah untuk membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya turun yaitu kitab Zabur, kitab Injil dan kitab Taurat. Tidak hanya membenarkan adanya kitab-kitab tersebut, Al Qur’an juga sebagai pembenaran dari ketiga kitab ini.

    Hal ini dikarenakan kitab-kitab tersebut sudah tidak asli lagi karena diubah oleh manusia. Sedangkan Al Qur’an, keasliannya sangat terjamin bahkan Allah SWT yang menjamin terpeliharanya isi kitab terakhir ini sebagaimana yang ditegaskan dalam Surat Al Hijr ayat 9.

    • Al Qur’an adalah kitab yang menjadi pedoman hidup utama bagi umat Islam. Oleh karenanya, setiap keputusan untuk menyelesaikan masalah didasarkan pada Al Qur’an
    • Allah SWT menciptakan manusia dalam keberagaman dengan tujuan untuk menguji manusia tersebut sekaligus memberikan mereka kesempatan untuk dapat berlomba dalam mengerjakan kebaikan

    Kalau mau diambil pelajaran, surat Al Maidah ayat 48 ini isinya adalah motivasi bagi umat manusia agar berjuang demi kebaikan. Allah SWT sudah menjanjikan balasan surga bagi mereka yang beriman dan selalu mengerjakan amal sholeh.

    Sebaliknya, Allah SWT akan memberi siksa serta azab kepada hamba yang enggan mengikuti apa yang telah Allah SWT tetapkan. Wallahu a’lam.

    Baca Juga :

  • Doa Naik Kendaraan Laut, Darat, & Udara Terlengkap

    Doa Naik Kendaraan Laut, Darat, & Udara Terlengkap

    Balitteknologikaret.co.id – Melakukan perjalanan dari sebuah tempat menuju tempat lain sudah menjadi hal yang biasa dilakukan sebagian orang. Supaya bisa sampai tempat tujuan dengan selamat dan senantiasa dalam lindungan Allah maka dianjurkan membaca doa naik kendaraan.

    Doa tersebut dibagi menjadi tiga macam, yaitu doa ketika naik kendaraan laut, darat dan udara. Maka dari itu, penggunaan doa ini harus disesuaikan dengan kendaraan yang digunakan selama menempuh perjalanan.

    Hadits Tentang Doa Naik Kendaraan

    Hadits-Tentang-Doa-Naik-Kendaraan

    Berkendara memang sudah menjadi hal paling umum dilakukan oleh kebanyakan orang, baik itu dengan kendaraan dart, udara, ataupun laut. Sudah jarang sekali orang yang melakukan perjalanan dengan jalan kaki, terkecuali untuk jarak tempuh yang lumayan dekat.

    Terdapat sebuah hadits yang membahas tentang doa seorang muslim yang melakukan perjalanan:

    Tiga waktu diijabahi (dikabulkan) doa yang tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang terzalimi, doa seorang musafir, dan doa orang tua kepada anaknya” (H.R. Ahmad, 12:479; Tirmidzi, No. 1905; Ibnu Majah, No. 3862. Syaikh Al-Albani menghasankan hadis ini).

    Selain itu, dalam Surah Al-Mu’min ayat 60 juga disebutkan bahwa Allah berfirman:

     “Berdoalah kepada-Ku, Aku akan mengabulkannya. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina“.

    Maka dari itu, sudah sepatutnya seorang muslim tidak menyombongkan diri dan senantiasa berdoa kepada Allah meski dalam perjalanan. Selain untuk memohon keselamatan, doa ini sebagai amalan sunnah Rasulullah SAW yang mendatangkan pahala.

    Hal tersebut bahkan sudah dicontohkan Rasulullah SAW sejak jaman dahulu saat berpergian dengan unta atau kuda. Hal ini sudah sesuai dengan riwayat yang pernah disampaikan oleh Abu Bakar bin As-Sina:

    Apabila Rasulullah Saw bepergian dengan naik kendaraan, beliau selalu berisyarat dengan kedua jari tangannya dan bersabda: Ya Allah, Engkaulah teman dalam perjalanan dan pengganti dalam keluarga. Ya Allah, sertailah kami dengan nasihat dan kembalikan kami dengan jaminan. Ya Allah perpendeklah jarak bumi bagi kami dan mudahkanlah perjalanan itu bagi kami. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesukaran perjalanan dan kesedihan saat kembali”.

    Kumpulan Doa Naik Kendaraan yang Wajib Diketahui

    Seperti yang sudah disinggung, bahwa doa yang dibaca ketika naik kendaraan terbagi menjadi tiga. Mulai dari doa ketika naik kendaraan darat, kendaraan laut, dan udara sehingga menyesuaikan.

    Nah, berikut ini adalah penjelasan masing-masing dari setiap doa tersebut:

    1. Doa Saat Naik Kendaraan Darat

    Doa-Saat-Naik-Kendaraan-Darat

    Doa yang pertama adalah doa ketika naik kendaraan darat seperti mobil, bus, kereta dan lain sebagainya. Hukum amalan ini memang sunnah, namun sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW sehingga sebaiknya diamalkan.

    Bagi yang belum paham, berikut adalah doa naik kendaraan darat yang terbilang cukup singkat:

    سُبْحَانَ الَّذِىْ سَخَّرَلَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ وَاِنَّآ اِلَى رَبّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ

    Subhaanalladzi sakhoro lana hadza wa ma kunna lahu muqrinin, wa innaa ilaa robbina lamunqolibuun.

    Artinya:

    Maha suci Allah yang memudahkan ini (kendaraan) bagi kami dan tiada kami mempersekutukan bagi-Nya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”

    2. Doa Saat Naik Kendaraan Laut

    Doa-Saat-Naik-Kendaraan-Laut

    Selain di darat, perjalanan dengan kendaraan laut seperti kapal laut juga sangat rawat kecelakaan. Salah satu kecelakaan yang paling sering dialami adalah tenggelamnya kapal laut atau mungkin diterpa badai besar.

    Jika ingin lebih aman dan tidak mengalami kecelakaan seperti demikian, maka bisa membaca doa sebagai berikut:

    بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا وَمُرْسٰىهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

    Bismillaahi majreehaa wa mursaahaa inna robbii laghofuurur rohiim

    Artinya:

    “Dengan nama Allah yang menjalankan kendaraan ini berlayar dan berlabuh. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

    3. Doa Saat Naik Kendaraan Udara

    Doa-Saat-Naik-Kendaraan-Udara

    Kendaraan udara seperti pesawat sebenarnya menjadi transportasi yang jarang dipilih oleh sebagian orang. Hal ini karena tingkat kecelakaannya lebih tinggi jika dibandingkan dengan kendaraan yang lainnya.

    Namun jika tetap ingin melakukan perjalanan dengan naik kendaraan udara, dianjurkan untuk membaca doa seperti berikut ini:

    اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِعَنَّابُعْدَهُ اَللّٰهُمَّ اَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِوَالْخَلِيْفَةُفِى الْاَهْلِ

    Allaahumma hawwin ‘alainaa safaranaa hadzaa wathwi ‘annaa bu’dahu allaahumma anta ashshoohibu fissafari walkholiifatu fil-ahl

    Artinya: “Ya Allah, mudahkanlah kami bepergian ini, dan dekatkanlah kejauhannya. Ya Allah yang menemani dalam bepergian, dan Engkau pula yang melindungi keluarga.”

    Berbagai Sunnah Saat Naik Kendaraan

    Berbagai-Sunnah-Saat-Naik-Kendaraan

    Ternyata ada banyak sekali sunnah yang bisa diikuti ketika naik kendaraan. Selain mendatangkan pahala, jika sunnah ini dilakukan maka bukan tidak mungkin akan menambahkan keamanan dan kenyamanan perjalanan.

    1. Sunah yang Dapat Diteladani

    Terdapat beberapa sunnah Rasulullah SAW yang bisa diteladani, antara lain adalah sebagai berikut:

    • Disunnahkan untuk melantunkan takbir (Allahu akbar) ketika menemui tanjakan. Sedangkan saat jalan turunan cukup parah bisa membaca tasbih (Subhanallah).
    • Hindari untuk membawa barang dalam jumlah yang terlalu banyak. Hal ini karena bisa membuat kendaraan menjadi terbebani sehingga cukup membahayakan.
    • Lakukan perjalanan dengan santun mulai dari titik awal sampai tempat tujuan. Jangan sampai ngebut atau bahkan ugal-ugalan yang akan membahayakan pengendara lain.
    • Jika merasa sangat lelah atau bahkan mengantuk, usahakan untuk istirahat sejenak. Hindari untuk memaksakan diri dengan tetap melakukan perjalanan dalam kondisi seperti ini. Jika perlu, bisa berhenti di rest area sampai kondisi pulih kembali.
    • Setelah sampai tempat tujuan, ucapkan hamdallah sebelum turun dari kendaraan yang sudah ditumpangi.

    2. Anjuran Rasulullah

    Riwayat dalam sebuah hadits menyebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW sedang menduduki kendaraannya dan mengucap takbir. Beliau takbir sebanyak 3 kali, mengucap hamdalah 3 kali, dan tahlil satu kali.

    Sesaat kemudian belu menyandarkan punggungnya dan tertawa dengan menoleh ke arah Ibu Abbas. Pada waktu itu juga beliau bersabda:

     “Tidak sekali-kali seorang muslim mengendarai kendaraannya, lalu melakukan seperti apa yang telah kulakukan, melainkan Allah SWT. Memandang ke arahnya dengan tertawa (penuh rida) sebagaimana aku tertawa kepadamu.”

    Adab Saat Mengamalkan Doa Naik Kendaraan

    Adab-Saat-Mengamalkan-Doa-Naik-Kendaraan

    Islam telah mengajarkan beberapa adab yang perlu diterapkan saat membaca doa ketika naik kendaraan. Meskipun nampak sepele, adab ini sangatlah penting karena bisa membuat doa yang dipanjatkan diijabah oleh Allah SWT.

    Inilah beberapa adab yang perlu dilakukan saat mengamalkan doa ketika naik kendaraan:

    • Sebelum membaca doa, dianjurkan untuk dalam kondisi yang suci. Jika belum maka bisa mengambil air wudhu terlebih dahulu untuk mensucikan diri.
    • Posisikan tubuh menghadap ke arah kiblat seperti halnya ketika menjalankan sholat.
    • Melafalkan doa dengan penuh rasa takut dan harapan baik kepada Allah SWT. Jika perlu, angkat kedua tangan dengan posisi menadah ke atas saat berdoa.
    • Merendah ketika berdoa dengan menghadap Allah SWT dan menundukkan diri dengan keyakinan.
    • Meminta perlindungan kepada Allah supaya perjalanan yang dilakukan bisa selamat tanpa halangan apapun itu.

    Keutamaan dari Doa Naik Kendaraan

    Keutamaan-dari-Doa-Naik-Kendaraan

    Seperti halnya doa pada umumnya, doa yang dibaca ketika naik kendaraan ternyata menyimpan banyak keutamaan. Keutamaan yang dimaksud dari doa sunnah tersebut adalah seperti berikut:

    1. Mendapat Perlindungan dari Allah SWT

    Bagi umat muslim, Allah SWT hanyalah satu-satunya tempat yang mampu melindungi hambanya dari marabahaya yang mengancam. Maka dari itu, seorang muslim sudah seharusnya membaca doa sebelum bepergian.

    Jadi seseorang yang berdoa dengan menadahkan kedua tangan tidak akan pulang dengan tangan kosong. Selain itu, perjalanan yang dilakukan juga akan lancar dan semua urusan dalam perjalanan semakin dimudahkan.

    2. Membuat Hati Merasa Lebih Aman

    Membaca doa ketika memulai aktivitas termasuk perjalanan sudah menjadi hal yang penting dilakukan oleh seorang muslim. Dengan membaca doa, hati akan terasa lebih tenang sehingga jauh dari perasaan khawatir.

    Perasaan khawatir atau takut sebenarnya sangat wajar, apalagi jika perjalanan yang ditempuh lumayan jauh. Sebagai solusi yang tepat, jangan pernah mengabaikan doa ini karena Allah akan selalu memberikan perlindungan kepada hamba yang berdoa kepada-Nya.

    3. Jauh dari Segala Macam Gangguan

    Mengamalkan doa saat naik kendaraan merupakan cara yang tepat untuk selalu mengingat kebesaran Allah SWT. Jika ingin mendapatkan pertolongannya, maka sudah seharusnya seorang muslim membaca doa sebelum perjalanan. Baik itu perjalanan di darat, laut, atau bahkan udara dengan armada pesawat.

    Tak cukup sampai disitu, membaca doa ini bisa membuat perjalanan yang dilakukan mendapatkan ridho Allah. Sehingga nantinya akan berjalan lancar tanpa ada kurang sedikitpun.

    4. Mendatangkan Banyak Pahala

    Sudah bukan rahasia lagi bahwa berbagai amalan sunnah mendatangkan banyak pahala bagi yang menjalankannya. Dengan membaca doa naik kendaraan, seorang muslim berarti telah melakukan suatu amalan dan selalu mengingat Allah SWT.

    Doa ini bahkan memiliki harapan yang baik untuk siapapun yang sudah mengamalkannya. Pahala yang didapat bisa semakin banyak jika pengamal turut mengingatkan orang-orang yang ada di sekitarnya untuk membacanya.

    Membaca doa naik kendaraan memang sangat penting dan bahkan dianjurkan oleh Rasulullah. Doa ini ditujukan untuk meminta perlindungan kepada Allah SWT, sehingga dimudahkan dan selamat sampai tempat tujuan.

    Artikel Terkait :

  • Bacaan Teks Maulid Simtud Duror Arab & Keutamaannya

    Bacaan Teks Maulid Simtud Duror Arab & Keutamaannya

    Balitteknologikaret.co.id – Teks Maulid Simtud Duror adalah salah satu bacaan yang sering dilantunkan saat Maulid Nabi SAW. Pujian-pujian ini juga lebih sering dikenal dengan sebutan Maulid Habsyi di kalangan masyarakat. Hal ini merujuk pada pengarang Maulid Simtud Duror ini sendiri, yaitu Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi.

    Untuk bisa turut membaca syair-syair ini dengan benar, pada ulasan berikut akan diberikan bacaan Maulid Simtud Duror. Selain itu, juga terdapat berbagai keutamaan yang bisa didapatkan dalam membaca syair pujian ini.

    Tidak perlu menunggu lama lagi, langsung saja simak pembahasan berikut hingga akhir!

    Apa Itu Maulid Simtud Duror?

    Apa-Itu-Maulid-Simtud-Duror?

    Sebelum membahas lebih jauh tentang tulisan hingga keutamaan membaca simtudduror pahami terlebih dahulu apa itu Teks Maulid Simtud Duror. Bacaan yang sering disebut juga dengan Maulid Habsyi ini adalah syair yang sering dilantunkan saat Maulid Nabi SAW.

    Hal ini tidak terlepas dari isi, arti, dan juga makna mendalam yang terkandung dalam kitab satu ini. Simtud Duror berisikan syair-syair yang mengisahkan perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW. Selain itu, di dalamnya juga terdapat pujian-pujian kepada Baginda Rasul.

    Kitab ini disusun dengan bahasa yang sangat memukau sekaligus mengandung banyak makna. Selain berisi pujian dan kisah Nabi SAW, kitab ini juga memuat berbagai bacaan sholawat Nabi. Hal itu disempurnakan dengan beberapa ayat suci Al-Quran di dalamnya.

    Berbagai syair dan pujian tersebut disusun dalam beberapa bait dan rawi. Pada acara-acara maulid, umumnya akan terdapat selingan setiap membaca beberapa rawi. Selingan ini berupa pembacaan sholawat yang diiringi oleh hadrah qasidah.

    Pengarang Maulid Simtud Duror, yaitu Habib Ali Habsyi adalah seorang ulama besar dari Tarim Yaman. Sesuai dengan sebutan Habib yang disematkan, beliau termasuk dalam keturunan Nabi Muhammad SAW. Garis keturunan serta silsilah nasab beliau bersambung secara langsung pada Rasulullah SAW.

    Adapun Maulid Simtud Duror adalah karya yang dikarangnya pada usia 68 tahun.

    Teks Maulid Simtud Duror Lengkap Tulisan Arab

    Teks-Maulid-Simtud-Duror-Lengkap-Tulisan-Arab

    Nama asli dan lebih lengkap dari kitab Teks Maulid Simtud Duror adalah Simtudduror fi Akhbar Maulid Khairil Basyar min Akhlaqi wa Aushaafi wa Siyar . Agar bisa membacanya dengan baik dan benar, maka lebih baik berpedoman pada versi tulisan arabnya.

    Tidak perlu repot-repot mencari lagi, berikut ini bacaan lengkap Teks Maulid Simtud Duror dalam tulisan Arab:

    الصَّـلَاةُ الْاُوْلى

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ    مَالَاحَ فِى الْاُفْقِ نُوْرُكَوْكَبْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ    اَلْفَاتِحِ الْخَاتِمِ الْمُقَرَّبْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     اَلْمُصْطَفَى الْمُجْتَبَى الْمُحَبَّب

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     مَالَاحَ بَدْرٌ وَغَابَ غَيْهَبْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     مَارِيْحُ نَصْرٍبِالنَّصْرِ قَدْهَبْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     مَاسَارَتِ الْعِيْسُ بَطْنَ سَبْسَبْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     وَكُلّ مَنْ لِلْحَبِيْبِ يُنْسَبْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     وَكُلّ مَنْ لِلنَّبِيّ يُصْحَبْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     وَاغْفِرْوَسَامِحْ مَنْ كَانَ اَذْنَبْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     وَبَلّغِ الْكُلَّ كُلَّ مُطْلَبْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     وَاسْلُكْ بِنَارَبّ خَيْرَ مَذْهَبْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     وَاصْلِحْ وَسَهّلْ مَاقَدْتَصَعَّبْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     اَعْلَى الْبَرَايَاجَاهًاوَاَرْحَبْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     اَصْدَقِ عَبْدٍبِالْحَقّ اَعْرَبْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     خَيْرِالْوَرَى مَنْهَجًاوَأَصْوَبْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     مَاطَيْرُيُمْنٍ غَنَّى فَاَطْرَبْ

    الصَّـلَاةُ الْثَانِيَةُ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     اَشْرَفِ بَدْرٍفِى الْكَوْنِ اَشْرَقْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     اَكْرَمِ دَاعٍ يَدْعُوْ اِلَى الْحَقْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     اَلْمُصْطَفَى الصَّادِقِ الْمُصَدَّقْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     اَحْلَى الْوَارَى مَنْطِقًاوَاَصْدَقْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     اَفْضَلِ مَنْ بِالتُّقَى تَحَقَّقْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     مَنْ بِالسَّخَاوَالْوَفَاتَخَلَّقْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     وَاجْمَعْ مِنَ الشَّمْلِ مَاتَفَرَّقْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     وَاصْلِحْ وَسَهّلْ مَاقَدْتَعَوَّقْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     وَافْتَحْ مِنَ الْخَيْرِكُلَّ مُغْلَقْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     وَاَلِهِ وَمَنْ بِاٌلنَّبِيّ تَعَلَّقْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     وَاَلِهِ وَمَنْ لِلْحَبِيْبِ يَعْشَقْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     وَمَنْ بِحَبْلِ النَّبِيّ تَوَثَّقْ

    يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     يَارَبّ صَلّ عَلَيْهِ وَسَلّمْ

    بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

    اَلْحَمْدُلِلَّهِ الْقَوِيِّ سُلْطَانُه ﴿﴾ اَلْوَاضِحِ بُرْهَانُهْ ﴿﴾ اَلْمَبْسُوْطِ فِي الْوُجُوْدِ كَرَمُهُ وَاِحْسَانُه ﴿﴾ تَعَالَى مَجْدُهُ وَعَظُمَ شَانُهْ ﴿﴾ خَلَقَ الْخَلْقَ لِحِكْمَهْ ﴿﴾ وَطَوَى عَلَيْهَا عِلْمَهْ ﴿﴾ وَبَسَطَ لَهُمْ مِنْ فَآئِضِ الْمِنَّةِ مَا جَرَتْ بِهِ فِى اقْدَارِهِ الْقِسْمَةْ ﴿﴾ فَأَرْسَلَ إِلَيْهِمْ اَشْرَفَ خَلْقِهِ وَاَجَلَّ عَبِيْدِهِ رَحْمَة ﴿﴾ تَعَلَّقَتْ اِرَادَتُهُ الْأَزَلِيَّةُ بِخَلْقِ هَذَا الْعَبْدِ الْمَحْبُوْبِ ﴿﴾ فَانْتَشَرَتْ اَثَارُ شَرَفِهِ فِي عَوَالِمِ الشَّهَادَةِ وَالْغُيُوْبْ ﴿﴾ فَمَا اَجَلَّ هَذَا الْمَنَّ الَّذِيْ تَكَرَّمَ بِهِ الْمَنَّانْ ﴿﴾ وَمَا اَعْظَمَ هَذَا الْفَضْلَ الَّذِيْ بَرَزَ مِنْ حَضْرَةِ الْإِحْسَانْ ﴿﴾ صُوْرَةً كَامِلَةً ظَهَرَتْ فِي هَيْكَلٍ مَحْمُوْدْ ﴿﴾ فَتَعَطَّرَتْ بِوُجُوْدِهَا اَكْنَافُ الْوُجُوْدِ ﴿﴾ وَطَرَّزَتِ بُرْدَ الْعَوَالِمِ بِطِرَازِ التَّكْرِيْم

    اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ اَشْرَفَ الصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيْم

    عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدِ نِ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ

    تَجَلَّى الْحَقِّ فِي عَالِمِ قُدْسِهِ الْوَاسِعْ ﴿﴾ تَجَلِيًّا قَضَى بِإنْتِشَارِ فَضْلِهِ فِي الْقَرِيْبِ وَالشَّاسِعْ ﴿﴾ فَلَهُ الْحَمْدُ الَّذِيْ لَا تَنْحَصِرُ اَفْرَادُهُ بِتَعْدَادْ ﴿﴾ وَلَايُمَلُّ تَكْرَارُهُ بِكَثْرَةِ تَرْدَادْ ﴿﴾ حَيْثُ اَبْرَزَ مِنْ عَالَمِ الْآِمْكَانْ ﴿﴾ صُوْرَةَ هَذَا الْأِنْسَانْ ﴿﴾ لِيَتَشَرَّفَ بِوُجُوْدِهِ الثَّقَلاَنْ ﴿﴾ وَتَنْتَشِرَ اَسْرَارَهُ فِي الْأَكْوَانْ ﴿﴾ فَمَا مِنْ سِرٍّ اتَّصَلَ بِهِ قَلْبُ مُنِيْبْ ﴿﴾ اِلَّا مِنْ سَوَابِغِ فَضْلِ اللهِ عَلَى هَذَا الْحَبِيْب

    يَالَقَلْبٍ سُرُوْرُهُ قَدْ تَوَلَّى بِحَبِيْبٍ عَمَّ الْاَنَامَ نَوَالَا

    جَلَّ مَنْ شَرَّفَ الْوُجُوْدَ بِنُوْرٍ غَمَرَ الْكَوْنَ بَهْجَةً وَجَمَالَا

    قَدْ تَرَقَّى فِى الْحُسْنِ اَعْلَى مَقَامٍ وَتَنَاهَى فِى مَجْدِهِ وَتَعَالَى

    لَا حَظَتْهُ الْعُيُوْنُ فِيمَا اجْتَلَتْهُ بَشَرًا كَامِلاً يُزِيْحُ الضَّلَالاَ

    وَهْوَ مِنْ فَوْقِ عِلْمِ مَا قَدْ رَأَتْهُ رِفْعَةً فِى شُؤُوْنِهِ وَكَمَالَا  فَسُبْحَانَ الَّذِيْ اَبْرَزَ مِنْ حَضْرَةِ الْأِمْتِنَان ﴿﴾ مَا يَعْجِزُ عَنْ وَصْفِهِ اللِّسَانِ ﴿﴾ وَيَحَارُ فِي تَعَقُّلِ مَعَانِيْهِ الْجَنَان ﴿﴾ اِنْتَشَرَ مِنْهُ فِي عَالِمِ الْبُطُوْنِ وَالظُّهُوْر ﴿﴾ مَا مَلَاءَ الْوُجُوْدَ الْخَلْقِيَّ نُوْر ﴿﴾ فَتَبَارَكَ اللهُ مِنْ اِلَهٍ كَرِيْمٍ ﴿﴾ بَشَّرَتْنَا اَيَاتُهُ فِي الذِّكْرِ الْحَكِيْم ﴿﴾ بِبِشَارَةِ – لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُوْلٌ مِنْ اَنْفُسِكُم ﴿﴾ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَؤُوْفٌ رَحِيْم ﴿﴾ فَمَنْ فَاجَأَتْهُ هَذِهِ الْبِشَارَةُ وَتَلَقَّاهَا بِقَلْبٍ سَلِيْم ﴿﴾ فَقَدْ هُدِيَ اِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْم

    اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ اَشْرَفَ الصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيْم

    عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدِ نِ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ

    عَمَّا تَضَمَّنَهُ الْجِنَانْ ﴿﴾ مِنَ التَّصْدِيْقِ بِهَا وَالْاِذْعَانْ ﴿﴾ تَثْبُتُ بِهَا فِي الصُّدُوْرِ مِنَ الْإِيْمَانِ قَوَاعِدُه ﴿﴾ وَتَلُوْحُ عَلَى اَهْلِ الْيَقِيْنِ مِنْ سِرِّ ذَلِكَ الْأِذْعَانِ وَالتَّصْدِيْقِ شَوَاهِدُهُ ﴿﴾ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً الْعَبْدُ الصَّادِقَ فِي قَوْلِهِ وَفِعْلِهْ ﴿﴾ وَالْمُبَلِّغَ عَنِ اللهِ مَا اَمَرَهُ بِتَبْلِيْغِهِ لِخَلْقِهِ مِنْ فَرْضِهِ وَنَفْلِهْ ﴿﴾ عَبْدٌ اَرْسَلَهُ اللهُ لِلْعَالَمِيْنَ بَشِيْراً وَنَذِيْراً ﴿﴾ فَبَلَّغَ الرِّسَالَةْ ﴿﴾ وَاَدَّى الْأَمَانَةْ ﴿﴾ وَهَدَى اللهُ بِهِ مِنَ الْأُمَّةِ بَشَراً كَثِيْراً ﴿﴾ فَكَانَ فِي ظُلْمَةِ الْجَهْلِ لِلْمُسْتَبْصِرِيْنَ سِرَاجاً وَقَمَراً مُنِيْراً ﴿﴾ فَمَا اَعْظَمَهَا مِنْ مِنَّةٍ تَكَرَّمَ اللهُ بِهَا عَلَى الْبَشَرْ ﴿﴾ وَمَا اَوْسَعَهَا مِنْ نِعْمَةٍ اِنْتَشَرَ سِرُّهَا فِي الْبَحْرِ وَالْبَرْ ﴿﴾ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ بِاَجَلِّ الصَّلَوَاتِ وَاَجْمَعِهَا وَاَزْكَى التَّحِيَّاتِ وَاَوْسَعِهَا ﴿﴾ عَلَى هَذَا الْعَبْدِ الَّذِيْ وَفَّى بِحَقِّ الْعُبُوْدِيَّةْ ﴿﴾ وَبَرَزَ فِيْهَا فِي خِلْعَةِ الْكَمَالْ ﴿﴾ وَقَامَ بِحَقِّ الرُّبُوْبِيَّةِ فِي مَوَاطِنِ الْخِدْمَةِ لِلَّهِ وَاَقْبَلَ عَلَيْهِ غَايَةَ الْإِقْبَالْ ﴿﴾ صَلَاةً يَتَّصِلُ بِهَا رُوْحُ الْمُصَلَّي عَلَيْهِ بِهِ ﴿﴾ فَيَنْبَسِطُ فِي قَلْبِهِ نُوْرُ سِرِّ تَعَلُّقِهِ بِهِ وَحُبِّهِ ﴿﴾ وَيُكْتَبُ بِهَا بِعِنَايَةِ اللهِ فِي حِزْبِه ﴿﴾ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَلَّذِيْنَ ارْتَقَوْا صَهْوَةَ الْمَجْدِ بِقُرْبِهِ ﴿﴾ وَتَفَيَّأُوْا ظِلَالَ الشَّرَفَ الْأَصْلِيِّ بِوُدِّهِ وَحُبِّهِ ﴿﴾ مَا عَطَّرَ الْأَكْوَانَ بِنَشْرِ ذِكْرَاهُمْ نَسِيْ

    اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ اَشْرَفَ الصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيْم

    عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدِ نِ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ

    اَمَّا بَعْدُ﴾ فَلَمَّا تَعَلَّقَتْ اِرَادَةُ اللهِ فِي الْعِلْمِ الْقَدِيْم ﴿﴾ بِظُهُوْرِ اَسْرَارِ التَّخْصِيْصِ لِلْبَشَرِ الْكَرِيْم ﴿﴾ بِالتَّقْدِيْمِ وَالتَّكْرِيْمِ ﴿﴾ نَفَذَتِ الْقُدْرَةُ الْبَاهِرَةْ ﴿﴾ بِالنِّعْمَةِ الْوَاسِعَةِ وَالْمِنَّةِ الْغَامِرَة ﴿﴾ فَانْفَلَقَتْ بَيْضَةُ التَّصْوِيْر ﴿﴾ فِي الْعَالَمِ الْمُطْلَقِ الْكَبِيْر ﴿﴾ عَنْ جَمَالٍ مَشْهُوْدٍ بِالْعَيْن ﴿﴾ حَاوٍ لِوَصْفِ الْكَمَالِ الْمُطْلَقِ وَاْلحُسْنِ التَّامِّ وَالزَّيْن ﴿﴾ فَتَنَقَّلَ ذَلِكَ الْجَمَالُ الْمَيْمُوْن ﴿﴾ فِي الْأَصْلَابِ الْكَرِيْمَةِ وَالْبُطُوْن ﴿﴾ فَمَا مِنْ صُلْبٍ ضَمَّة ﴿﴾ اِلَّا وَتَمَّتْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ النِّعْمَة ﴿﴾ فَهُوَ الْقَمَرُ التَّامُّ الَّذِيْ يَتَنَقَّلُ فِي بُرُوْجِهِ ﴿﴾ لِيَتَشَرَّفَ بِهِ مَوْطِنُ اسْتِقْرَارِهِ وَمَوْضِعُ خُرُوْجِهِ ﴿﴾ وَقَدْ قَضَتِ الْأَقْدَارُ الْأَزَلِيَّةُ بِمَا قَضَتْ وَاَظْهَرَتْ مِنْ سِرِّ هَذَا النُّوْرِ مَا اَظْهَرَت ﴿﴾ وَخَصَّصَتْ بِهِ مَنْ خَصَّصَتْ ﴿﴾ فَكَانَ مُسْتَقَرُّهُ فِي الْأَصْلَابِ الْفَاخِرَة ﴿﴾ وَالْأَرْحَامِ الشَّرِيْفَةِ الطَّاهِرَة ﴿﴾ حَتَّى بَرَزَ فِي عَالَمِ الشَّهَادَةِ بَشَراً لَا كَالْبَشَر ﴿﴾ وَنُوْراً حَيَّرَ الْأَفْكَارَ ظُهُوْرُهُ وَبَهَر ﴿﴾ فَتَعَلَّقَتْ هِمَّةُ الرَّاقِمِ لِهَذِهِ الْحُرُوْف ﴿﴾ بِأَنْ يَرْقُمَ فِي هَذَا الْقِرْطَاسِ مَاهُوَ لَدَيْهِ مِنْ عَجَائِبِ ذَلِكَ النُّوْرِ مَعْرُوْف ﴿﴾ وَإِنْ كَانَتِ الْأَلْسُنُ لَا تَفِيْ بِعُشْرِ مِعْشَارِ اَوْصَافِ ذَلِكَ الْمَوْصُوْف ﴿﴾ تَشْوِيْقاً لِلسَّامِعِيْن ﴿﴾ مِنْ خَوَاصِّ الْمُؤْمِنِيْن ﴿﴾ وَتَرْوِيْحاً لِلْمُتَعَلِّقِيْنَ بِهَذَا النُّوْرِ الْمُبِيْن ﴿﴾ وَاِلَّا فَاَنَّى تُعْرِبُ الْأَقْلَام ﴿﴾ عَنْ شُؤُوْنِ خَيْرِ الْأَنَام ﴿﴾ وَلَكِنْ هَزَّنيِ اِلَى تَدْوِيْنِ مَا حَفِظْتُهُ مِنْ سِيَرِ اَشْرَفِ الْمَخْلُوْقِيْن ﴿﴾ وَمَا اَكْرَمَهُ اللهُ بِهِ فِي مَوْلِدِهِ مِنَ الْفَضْلِ الَّذِي عَمَّ الْعَالَمِيْن ﴿﴾ وَبَقِيَتْ رَايَتُهُ فِي الْكَوْنِ مَنْشُوْرَةً عَلَى مَرِّ الْأَيَّامِ وَالشُّهُوْرِ وَالسِّنِيْن ﴿﴾ دَاعِي التَعَلُّقِ بِهَذِهِ الْحَضْرَةِ الْكَرِيْمَة ﴿﴾ وَلَاعِجُ التَّشَوُّقِ اِلَى سَمَاعِ اَوْصَافِهَا الْعَظِيْمَة ﴿﴾ وَلَعَلَّ اللهَ يَنْفَعُ بِهِ الْمُتَكَلِّمَ وَالسَّامِع ﴿﴾ فَيَدْخُلَانِ فِي شَفَاعَةِ هَذَا النَّبِيِّ الشَّافِع ﴿﴾ وَيَتَرَوَّحَانِ بِرُوْحِ ذَلِكَ النَّعِيْم

    اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ اَشْرَفَ الصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيْم

    عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدِ نِ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ

    وَقَدْ آنَ لِلْقَلَمِ اَنْ يَخُطَّ مَا حَرَّكَتْهُ فِيْهِ الْأَنَامِلْ ﴿﴾ مِمَّا اسْتَفَادَهُ الْفَهْمُ مِنْ صِفَاتِ هَذَا الْعَبْدِ الْمَحْبُوْبِ الْكَامِل ﴿﴾ وَشَمَائِلِهِ الَّتِي هِيَ اَحْسَنُ الشَّمَائِل ﴿﴾ وَهُنَا حَسُنَ اَنْ نُثْبِتَ مَا بَلَغَ اِلَيْنَا فِي شَأْنِ هَذَا الْحَبِيْبِ مِنْ اَخْبَارٍ وَأَثَار ﴿﴾ لِيَتَشَرَّفَ بِكِتَابَتِهِ الْقَلَمُ وَالْقِرْطَاسُ وَتَتَنَزَّهَ فِي حَدَائِقِهِ الْأَسْمَاعُ وَالْأَبْصَار ﴿﴾ وَقَدْ بَلَغَنَا فِي الْأَحَادِيْثِ الْمَشْهُوْرَة ﴿﴾ أَنَّ اَوَّلَ شَيْءٍ خَلَقَهُ اللهُ هُوَ النُّوْرُ الْمُوْدَعُ فِي هَذِهِ الصُّوْرَة ﴿﴾ فَنُوْرُ هَذَا الْحَبِيْبِ اَوَّلُ مَخْلُوْقٍ بَرَزَ فِي الْعَالَم ﴿﴾ وَمِنْهُ تَفَرَّعَ الْوُجُوْدُ خَلْقاً بَعْدَ خَلْقٍ فِيْمَا حَدَثَ وَمَا تَقَادَم ﴿﴾ وَقَدْ اَخْرَجَ عَبْدُالرَّزَّاقِ بِسَنَدِهِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِاللهِ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ – قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ بِاَبِي وَاُمِّي اَخْبِرْنِي عَنْ اَوَّلِ شَيْءٍ خَلَقَهُ اللهُ قَبْلَ الْأَشْيَآء ﴿﴾ قَالَ يَاجَابِرُ إِنَّ اللهَ خَلَقَ قَبْلَ الْأَشْيَآءِ نُوْرَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ نُوْرِه ﴿﴾ وَقَدْ وَرَدَ مِنْ حَدِيْثِ اَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّهُ قَالَ ﴿﴾ قَالَ – رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُنْتُ اَوَّلَ النَّبِيِّيْنَ فِي الْخَلْقِ وَآخِرَهُمْ فِي الْبَعْثِ ﴿﴾ وَقَدْ تَعَدَّدَتِ الرِّوَايَاتُ بِاَنُّهُ اَوَّلُ الْخَلْقِ وُجُوْدًا وَاَشْرَفُهُمْ مَوْلُوْدًا ﴿﴾ وَلَمَّا كَانَتِ السَّعَادَةُ الْأَبْدِيَّة ﴿﴾ لَهَا مُلَاحَظَةٌ خَفِيَّةٌ اِخْتَصَّتْ منَ شَاءَتْ مِنَ الْبَرِيَّة ﴿﴾ بِكَمَالِ الْخُصُوْصِيَّة ﴿﴾ فَاسْتَوْدَعَتْ هَذَا النُّوْرَ الْمُبِيْن ﴿﴾ اَصْلَابَ وَبُطُوْنَ مِنْ شَرَّفَتْهُ مِنَ الْعَالَمِيْن ﴿﴾ فَتَنَقَّلَ هَذَا النُّوْرُ مِنْ صُلْبِ اَدَمَ وَنُوْحٍ وَ اَبْرَاهِيْم ﴿﴾ حَتَّى اَوْصَلَتْهُ يَدُ الْعِلْمِ الْقَدِيْم ﴿﴾ اِلَى مَنْ خَصَّصَتْهُ بِالتَّكْرِيْمِ اَبِيْهِ الْكَرِيْم ﴿﴾ عَبْدِاللهِ ابْنِ عَبْدِالْمُطَّلِبِ ذِيْ الْقَدْرِالْعَظِيْم ﴿﴾ وَاُمُّهُ الَتِي هِيَ فِي الْمُخَاوِفِ آمِنَة ﴿﴾ اَلسَّيِّدَةِ الْكَرِيْمَةِ اَمِنَة ﴿﴾ فَتَلَقَّاهُ صُلْبُ عَبْدُالله فَاَلْقَاهُ اِلَى بَطْنِهَا ﴿﴾ فَضَمَّتْهُ اَحْشَاؤُهَا بِمَعُوْنَةِ اللهِ مُحَافَظَةً عَلَى حَقِّ هَذِهِ الدُّرَّةِ وَصَوْنِهَا ﴿﴾ فَحَمَلَتْهُ بِرِعَايَةِ اللهِ كَمَا وَرَدَ عَنْهَا حَمْلاً خَفِيْفاً لَا تَجِدُ لَهُ ثِقَلاً ﴿﴾ وَلَا تَشْكُوْا مِنْهُ اَلَماً وَلَا عِلَلاً ﴿﴾ حَتَّى مَرَّ الشَّهْرُ بَعْدَ الشَّهْرِ مِنْ حَمْلِه ﴿﴾ وَقَرُبَ وَقْتُ بُرُوْزِهِ اِلَى عَالَمِ الشَّهَادَةِ لِتَنْبَسِطَ عَلَى اَهْلِ هَذَا الْعَالَمِ فَيُوْضَاتُ فَضْلِه ﴿﴾ وَتَنْتَشِرَ فِيْهِ اَثَارُ مَجْدِهِ الصَّمِيْم

    اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ اَشْرَفَ الصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيْم

    عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدِ نِ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ

    وَمُنْذُ عَلِقَتْ بِهِ هَذِهِ الدُّرَّةُ الْمِكْنُوْنَة ﴿﴾ وَالْجَوْهَرَةُ الْمَصُوْنَة وَالْكَوْنُ كُلُّهُ يُصْبِحُ وَيُمْسِيْ فِي سُرُوْرٍ وَابْتِهَاج ﴿﴾ بِقُرْبِ ظُهُوْرِ اِشْرَاقِ هَذَا السِّرَاج ﴿﴾ وَالْعُيُوْنُ مُتَشَوِّفَةٌ اِلَى بُرُوْزِه ﴿﴾ مُتَشَوِّقَةٌ اِلَى الْتِقَاطِ جَوَاهِرِ كُنُوْزِه ﴿﴾ وِكُلُّ دَآبَّةٍ لِقُرَيْشٍ نَطَقَتْ بِفَصِيْحِ الْعِبَارَة ﴿﴾ مُعْلِنَةً بِكَمَالِ الْبِشَارَة ﴿﴾ وَمَا مِنْ حَامِلٍ حَمَلَتْ فِي ذَلِكَ الْعَام ﴿﴾ اِلَّا اَتَتْ فِي حَمْلِهَا بِغُلَام ﴿﴾ مِنْ بَرَكَاتِ وَسَعَادَةِ هَذَا الْأِمَام ﴿﴾ وَلَمْ تَزَلِ الْأَرْضُ وَالسَّمَوَات ﴿﴾ مُتَضَمَّخَةً بِعِطْرِ الْفَرَحِ بِمُلَاقَاةِ اَشْرَفِ الْبَرِيَّات ﴿﴾ وَبُرُوْزِهِ مِنْ عَالَمِ الْخَفَاءِ اِلَى عَالَمِ الظُّهُوْر ﴿﴾ بَعْدَ تَنَقُّلِهِ فِى الْبُطُوْنِ وَالظُّهُوْر ﴿﴾ فَاَظْهَرَاللهُ فِي الْوُجُوْدِ بَهْجَةَ التَّكْرِيْم ﴿﴾ وَبَسَطَ فِي الْعَالَمِ الْكَبِيْرِ مَائِدَةَ التَّشْرِيْفِ وَالتَّعْظِيْم ﴿﴾ بِبُرُوْزِ هَذَا الْبَشَرِالْكَرِيْم

    اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ اَشْرَفَ الصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيْم

    عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدِ نِ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ

    فَحِيْنَ قُرَبَ اَوَانَ وَضْعِ هَذَا الْحَبِيْب ﴿﴾ اَعْلَنَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُوْنَ وَمَنْ فِيْهِنَّ بِالتَّرَحِيْب ﴿﴾ وَاَمْطَارُ الْجُوْدِ اْلاِلَهِيِّ عَلَى اَهْلِ الْوُجُوْدِ تَثِج ﴿﴾ وَاَلْسِنَةُ الْمَلَائِكَةِ بِالتَّبْشِيْرِ لِلْعَالَمِيْنَ تَعِج ﴿﴾سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُلِلَّهِ وَلَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَر (ثلاثا) وَالْقُدْرَةُ كَشَفَتْ قِنَاعَ هَذَا الْمَسْتُوْر ﴿﴾ لِيَبْرُزَ نُوْرُهُ كَامِلًا فِي عَالَمِ الظُّهُوْر ﴿﴾ نُوْراً فَاقَ كُلَّ نُوْر ﴿﴾ وَاَنْفَذَالْحَقُّ حُكْمَه ﴿﴾ عَلَى مَنْ اَتَمَّ اللهُ عَلَيْهِ النِّعْمَة ﴿﴾ مِنْ خَوَاصِّ الْأُمَّة ﴿﴾ اَنْ يَحْضُرَ عِنْدَ وَضْعِهِ اُمَّةْ ﴿﴾ تَاْنِيْساً لِجَنَابِهَا الْمَسْعُوْد ﴿﴾ وَمُشَارَكَةً لَهَا فِي هَذَا السِّمَاطِ الْمَمْدُوْد ﴿﴾ فَحَضَرَتْ بِتَوْفِيْقِ اللهِ السَّيِّدَةُ مَرْيَمُ وَالسَّيِّدَةُ اَسِيَة ﴿﴾ وَمَعَهُمَا مِنَ الْحُوْرِالْعِيْنِ مَنْ قَسَمَ اللهُ لَهُ مِنَ الشَّرَفِ بِالْقِسْمَةِ الْوَافِيَة ﴿﴾ فَاَتَى الْوَقْتُ الَّذِيْ رَتَّبَ اللهُ عَلَى حُضُوْرِهِ وُجُوْدَ هَذَا الْمَوْلُوْد ﴿﴾ فَاَنْفَلَقَ صُبْحُ الْكَمَالِ مِنَ النُّوْرِ عَنْ عَمُوْد ﴿﴾ وَبَرَزَ الْحَامْدُ الْمَحْمُوْد ﴿﴾ مُذْعِناً لِلَّهِ بِالتَّعْظِيْمِ وَالسُّجُوْ

    اللهم صل وسلم وبارك عليه وعلى آله

    مَحْلُ الْقِيَام

    اَشْـرَقَ الْكَوْنُ ابْـتِـهَاجَــا بِوُجُوْدِ الْمُصْطَفَى اَحْمَـدْ

    وَلِاَهْلِ الْكَـوْنِ اُنْــــسُ وَسُرُوْرٌ قَـدْ تَـجَـدَّدْ

    فَاطْـرَبُـوْا يَااَهْلَ الْمَثَانِـي فَهَـزَارُ الْيُـمْنِ غَـرَّدْ

    وَاسْتَضِيْؤُا بِـجَـمَـالِ فَاقَ فِى الْحُسْنِ تَـفَـرَّدْ

    وَلَنَا الْـبُـشْرَى بِـسَـعْدٍ مُسْـتَـمِرٍ لَيـْـسَ يَنْـفَــدْ

    حَيْثُ اُوْتِــيـْنـَا عَـطَاءَ جَمَعَ الْـفَـخْرَالـْمُــؤَبَّـدْ

    فَـلِرَبِّــي كُلُّ حَـمْدٍ جَلَّ اَنْ يَـحـْصُرَهُ الْعَدْ

    اِذْحَبَـانَابِوُجُوْدِ الــــْ مُصْطَفـَى الْهَادِي مُحَمَّدْ

    يَارَسُوْلَ اللهِ اَهْـــلًا بِكَـ اِنَـا بِكَـ نُسْـعَـدْ

    وَبِـجَاهِه يَـااِلَهِـي جُدْوَبَلِّغْ كُلَّ مَقْـصَدْ

    وَاهْدِنَانَهْجَ سَبِــيْلِه كَـيْ بِـــهِ نُسْـعَدْ وَنُرْشَدْ

    رَبِّ بَلِّـغْنَا بِـجَاهِه فِـى جِوَارِه خَيْرَ مَقْعَدْ

    وَصَلَاةُ اللهِ تَغْـشَـى اَشْرَفَ الرُّسْلِ مُـحَـمَّــدْ

    وَسَــلَامٌ مُسْتَــمِرٌّ كُلَّ حِيْنٍ يَـــتَــجَــدَّدْ

    اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ اَشْرَفَ الصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيْم

    عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدِ نِ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ

    وَحِيْنَ بَرَزَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ بَطْنِ اُمِّهِ بَرَزَ رَافِعاً طَرْفَهُ اِلَى السَّمَآءُ ﴿﴾ مُؤْمِياًبِذَلِكَ الرَّفْعِ اِلَى اَنَّ لَهُ شَرَفاً عَلَا مَجْدُهُ وَسَمَا ﴿﴾ وَكَانَ وَقْتُ مَوْلِدِ سَيِّدِ الْكَوْنَيْن ﴿﴾ مِنَ الشُّهُوْرِ شَهْرُ رَبِيْعِ الْأَوَّلِ وَمِنَ الْأَيَّامِ يَوْمَ الْأِثْنَيْن ﴿﴾ وَمَوْضِعُ وِلَادَتِهِ وَقَبْرِهِ بِالْحَرَمَيْن ﴿﴾ وَقَدْ وَرَدَ اَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وُلِدَ مَخْتُوْناً مَكْحُوْلاً مَقْطُوْعَ السُّرَّة ﴿﴾ تَوَلَّتْ ذَلِكَ لِشَرَفِهِ عِنْدَ اللهِ اَيْدِي الْقُدْرَة ﴿﴾ وَمَعَ بُرُوْزِهِ اِلَى هَذَا الْعَالَمِ ظَهَرَ مِنَ الْعَجَائِب ﴿﴾ مَايَدُلُّ عَلَى اَنَّهُ اَشْرَفُ الْمَخْلُوْقِيْنَ وَاَفْضَلُ الْحَبَائِب ﴿﴾ فَقَدْ وَرَدَ عَنْ عَبْدِالرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ عَنْ اُمِّهِ الشَّفَّاءِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ﴿﴾ قَالَتْ لَمَّا وَلَدَتْ اَمِنَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَعَ عَلَى يَدَيَّ فَا سْتَهَلَّ فَسَمِعْتُ قَائِلاً يَقُوْلُ رَحِمَكَ اللهُ اَوْ رَحِمَكَ رَبُّكَ ﴿﴾ قَالَتِ الشَّفَّاءُ فَاَضَآءَ لَهُ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِب ﴿﴾ حَتَّى نَظَرْتُ اِلَى بَعْضِ قُصُوْرِ الرُّوْمِ ﴿﴾ قَالَتْ ثُمَّ اَلْبَسْتُهُ وَاَضْجَعْتُهُ فَلَمْ اَنْشَبْ عَنْ غَشِيَتْنِى ﴿﴾ فَسَمِعْتُ قَائِلًا يَقُوْلُ اَيْنَ ذَهَبْتَ بِهِ قَالَ اِلَى الْمَغْرِبِ ﴿﴾ وَاَسْفَرَ ذَالِكَ عَنِّي ﴿﴾ ثُمَّ عَاوَدَنِي الرُّعْبُ وَظُلْمَةُ وَالْقُشَعْرَيْرَةُ عَنْ يَسَارِي ﴿﴾ فَسَمِعْتُ قَائِلًا يَقُوْلُ اَيْنَ ذَهَبْتَ بِهِ قَالَ اِلَى الْمَشْرِقِ ﴿﴾ قَالَتْ فَلَمْ يَزَالِ الْحَدِيْثُ مِنِّي عَلَى بَالٍ حَتَّى ابْتَعَثَهُ اللهُ ﴿﴾ فَكُنْتُ مِنْ اَوَّالٍ النَّاسِ اِسْلَامًا ﴿﴾ وَكَمْ تَرْجَمْتِ السُّنَّةُ مِنْ عَظِيْمِ الْمُعْجِزَات ﴿﴾ وَبَاهِرِ الْاَيَاتِ الْبَيِّنَات ﴿﴾ بِمَا يَقْضِي بِعَظِيْمِ شَرَفِهِ عِنْدَ مَوْلَاه ﴿﴾ وَأَنَّ عَيْنَ عِنَايَتِهِ فِي كُلِّ حِيْنٍ تَرْعَاه ﴿﴾ وَاَنَّهُ الْهَاِدي اِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْم

    اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ اَشْرَفَ الصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيْم

    عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدِ نِ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ

    ثُمَّ اِنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ اَنْ حَكَمَتِ الْقُدْرَةُ بِظُهُوْرِه ﴿﴾ وَاَنْتَشَرَتْ فِي الْأَكْوَانِ لَوَامِعُ نُوْرِه ﴿﴾ تَسَابَقَتْ اِلَى رَضَاعِهِ الْمُرْضِعَات ﴿﴾ وَتَوَفَّرَتْ رَغَبَاتُ اَهْلِ الْوُجُوْدِ فِي حَضَانَةِ هَذِهِ الذَّات ﴿﴾ فَنَفَذَ الْحُكْمُ مِنَ الْحَضْرَةِ الْعَظِيْمَة ﴿﴾ بِوَاسِطَةِ السَّوَابِقِ الْقَدِيْمَة ﴿﴾ بِأَنَّ الْأَوْلَى بِتَرْبِيَةِ هَذَا الْحَبِيْبِ وَحَضَانَتِهِ السَّيِّدَةُ حَلِيْمَة ﴿﴾ وَحِيْنَ لَاحَظَتْهُ عُيُوْنُهَا ﴿﴾ وَبَرَزَ فِي شَأْنِهَا مِنْ اَسْرَارِ الْقُدْرَةِ الرَّبَّانِيَّةِ مَكْنُوْنُهَا ﴿﴾ نَازَلَ قَلْبَهَا مِنَ الْفَرَحِ وَالسُّرُوْر ﴿﴾ مَا دَلَّ عَلَى اَنَّ حَظَهَا مِنَ الْكَرَامَةِ عِنْدَ اللهِ حَظٌّ مَوْفُوْر ﴿﴾ فَحَنَتْ عَلَيْهِ حُنُوَّ الْأُمَّهَاتِ عَلَى الْبَنِيْن ﴿﴾ وَرَغِبَتْ فِي رَضَاعِهِ طَمَعاً فِي نَيْلِ بَرَكَاتِهِ الَّتِي شَمِلَتِ الْعَالَمِيْن ﴿﴾ فَطَلَبَتْ مِنْ اُمِّهِ الْكَرِيْمَة ﴿﴾ اَنْ تَتَوَلَّى رَضَاعَهُ وَحَضَانَتَهُ وَتَرْبِيَتَهُ بِالْعَيْنِ الرَّحِيْمَة ﴿﴾ فَأَجَابَتْهَا بِالتَّلْبِيَةِ لِدَاعِيْهَا ﴿﴾ لِمَا رَأَتْ مِنْ صِدْقِهَا فِي حُسْنِ التَّرْبِيَّةِ وَوُفُوْرِ دَوَاعِيْهَا ﴿﴾ فَتَرَحَّلَتْ بِهِ اِلَى مَنَازِلِهَا مَسْرُوْرَة ﴿﴾ وَهِيَ بِرِعَايَةِ اللهِ مَحْفُوْفَةٌ وَبَعَيْنِ عِنَايَتِهِ مَنْظُوْرَة ﴿﴾ فَشَاهَدَتْ فِي طَرِيْقِهَا مِنْ غَرِيْبِ الْمُعْجِزَات ﴿﴾ مَا دَلَّهَا عَلَى اَنَّهُ اَشْرَفُ الْمَخْلُوْقَات ﴿﴾ فَقَدْ اَتَتْ وَشَارِفُهَا وَاَتَانُهَا ضَعِيْفَتَان ﴿﴾ وَرَجَعَتْ وَهُمَا لِدَوَابِّ الْقَافِلَةِ يَسْبِقَان ﴿﴾ وَقَدْ دَرَتِ الشَّارِفُ وَالشِّيَاةُ مِنَ الْأَلْبَان ﴿﴾ بِمَا حَيِّرَ الْعُقُوْلَ وَالْأَذْهَان ﴿﴾ وَبَقِيَ عِنْدَهَا فِي حَضَانَتِهَا وَزَوْجِهَا سَنَتَيْن ﴿﴾ تَتَلَقَّى مِنْ بَرَكَاتِهِ وَعَجَائِبِ مُعْجِزَاتِهِ مَا تَقَرُّ بِهِ الْعَيْن ﴿﴾ وَتَنْتَشِرُ اَسْرَارُهُ فِي الْكَوْنَيْن ﴿﴾ حَتَّى وَاجَهَتْهُ مَلَائِكَةُ التَّخْصِيْصِ وَالْأِكْرَام ﴿﴾ بِالشَّرَفِ الَّذِيْ عَمَّتْ بَرَكَتُهُ الْأَنَام ﴿﴾ وَهُوَ يَرْعَى الْأَغْنَام ﴿﴾ فَاضْجَعُوْهُ عَلَى الْأَرْضِ اِضْجَاعَ تَشْرِيْفِ ﴿﴾ وَشَقُّوْا بَطْنَهُ شَقّاً لَطِيْف ﴿﴾ ثُمَّ اَخْرَجُوْا مِنْ قَلْبِهِ مَا اَخْرَجُوْهُ وَاَوْدَعُوْا فِيْهِ مِنْ اَسْرَارِ الْعِلْمِ وَ الْحِكْمَةِ مَا اَوْدَعُوْه ﴿﴾وَمَا اَخْرَجَ الْاَمْلَكُ مِنْ قَلْبِهِ اَدًى ﴿﴾ وَلَكِنَّهُمْ زَادُهُ طُهْرًا عَلَى طُهْرِ وَهُوَ مَعَ ذَلِكَ فِي قُوَّةٍ وَثَبَات ﴿﴾ يَتَصَفَّحُ مِنْ سُطُوْرِ الْقُدْرَةِ الْاِلَهِيَّةِ بَاهِرَ الْاَيَات ﴿﴾ فَبَلَغَ اِلَى مُرْضِعَتِهِ الصَّالِحَةِ الْعَفِيْفَة ﴿﴾ مَا حَصَلَ عَلَى ذَاتِهِ الشَّرِيْفَة ﴿﴾ فَتَخَوَّفَتْ عَلَيْهِ مِنْ حَادِثٍ تَخْشَاه ﴿﴾ وَلَمْ تَدْرِ اَنَّهُ مُلَاحَظٌ بِالْمُلَاحَظَةِ التَّامَّةِ مِنْ مَوْلَاهُ ﴿﴾ فَرَدَّتْهُ اِلَى اُمِّهِ وَهِيَ غَيْرُ سَخِيّةٍ بِفِراَقِه ﴿﴾ وَلَكِنْ لِمَا قَامَ مَعَهَا مِنْ حُزْنِ الْقَلْبِ عَلَيْهِ وَاِشْفَاقِه ﴿﴾ وَهُوَ بِحَمْدِاللهِ فِي حِصْنٍ مَانِعٍ وَمَقَامٍ كَرِيْم

    اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ اَشْرَفَ الصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيْم

    عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدِ نِ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ

    فَنَشَاءَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى اَكْمَلِ الْأَوْصَاف ﴿﴾ يَحُفُّهُ مِنَ اللهِ جَمِيْلُ الرِّعَايَةِ وَغَامِرُ الْأَلْطَاف ﴿﴾ فَكَانَ يَشِبُّ فِي الْيَوْمِ شَبَابَ الصَّبِيِّ فيِ الشَّهْرِ ﴿﴾ وَيَظْهَرُ عَلَيْهِ فِي صِبَاهُ مِنْ شَرَفِ الْكَمَالِ مَا يَشْهَدُ لَهُ بِأَنَّهُ سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ وَلَا فَخر ﴿﴾ وِلَمْ يَزَلْ وَاَنْجُمُ سُعُوْدِهِ طَالِعَة ﴿﴾ وَالْكَائِنَاتُ لِعَهْدِهِ حَافِظَةٌ وَلِاَمْرِهِ طَائِعَة ﴿﴾ فَمَا نَفَثَ عَلَى مَرِيْضٍ اِلَّا شَفَاهُ الله ﴿﴾ وَلَاتَوَجَّهَ فِي غَيْثٍ اِلَّا وَاَنْزَلَهُ مَوْلَاه ﴿﴾ حَتَّى بَلَغَ مِنَ الْعُمْرِ اَشُدَّه ﴿﴾ وَمَضَتْ لَهُ مِنْ سِنِّ الشَّبَابِ وَالْكُهُوْلَةِ مُدَّة ﴿﴾ فَاجَأَتْهُ الْحَضْرَةُ الْاِلَهِيَّةُ بِمَا شَرَّفَتْهُ بِهِ وَحْدَه ﴿﴾ فَنَزَلَ عَلَيْهِ الرُّوْحُ الْأَمِيْن ﴿﴾ بِالْبُشْرَى مِنْ رَبِّ الْعَالَمِيْن ﴿﴾ فَتَلَا عَلَيْهِ لِسَانُ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ شَاهِدَ ﴿ وَاِنَّكَ لَتُلَقَّى الْقُرْآنَ مِنْ لَدُنْ حَكِيْمٍ عَلِيْم ﴾ فَكَانَ اَوَّلَ مَا نَزَلَ عَلَيْهِ مِنْ تِلْكَ الْحَضْرَةِ مِنْ جَوَامِعِ الْحِكَم ﴿﴾ قَوْلُهُ تَعَالَى : ﴿ اِقْرَأ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَق ﴿﴾ خَلَقَ الْأِنْسَانَ مِنْ عَلَق ﴿﴾ اِقْرَأ وَرَبُّكَ الْأَكْرَم ﴿﴾ اَلَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَم ﴿﴾ عَلَّمَ الْأِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَم ﴾ فَمَا اَعْظَمَهَا مِنْ بِشَارَةٍ اَوْصَلَتْهَا يَدُ الْأِحْسَان ﴿﴾ مِنْ حَضْرَةِ الْأِمْتِنَان ﴿﴾ اِلَى هَذَا الْأِنْسَان ﴿﴾ وَاَيَّدَتْهَا بِشَارَةُ ﴿ اَلرَّحْمَنُ عَلَّمَ الْقُرْآن ﴿﴾ خَلَقَ الْاِنْسَانَ عَلَّمَهُ الْبَيَان ﴾ وَلَاشَكَّ اَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ الْأِنْسَانُ الْمَقْصُوْدُ بِهَذَا التَّعْلِيْم ﴿﴾ مِنْ حَضْرَةِالرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

    اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ اَشْرَفَ الصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيْم

    عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدِ نِ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ

    ثُمَّ اِنَّهُ بَعْدَ مَا نَزَلَ عَلَيْهِ الْوَحْيُ الْبَلِيْغ ﴿﴾ تَحَمَّلْ اَعْبَاءَ الدَّعْوَةِ وَالتَّبْلِيْغ ﴿﴾ فَدَعَا الْخَلْقَ اِلَى اللهِ عَلَى بَصِيْرَةِ ﴿﴾ فَاَجَابَهُ بِالْاِذْعَانِ مَنْ كَانَتْ لَهُ بَصِيْرَةٌ مُنِيْرَة ﴿﴾ وَهِيَ اِجَابَةٌ سَبَقَتْ بِهَا الْأَقْضِيَةُ وَالْأَقْدَار ﴿﴾ تَشَرَّفَ بِالسَّبْقِ اِلَيْهَا الْمُهَاجِرُوْنَ وَالْاَنْصَار ﴿﴾ وَقَدْ اَكْمَلَ اللهُ بِهِمَّةِ هَذَا الْحَبِيْبِ وَاَصْحَابِهِ هَذَا الدِّيْن ﴿﴾ وَاَكْبَتَ بِشِدَّةِ بَأْسِهِمْ قُلُوْبَ الْكَافِرِيْنَ وَالْمُلْحِدِيْن ﴿﴾ فَظَهَرَ عَلَى يَدَيْهِ مِنْ عَظِيْمِ الْمُعْجِزَات ﴿﴾ مَا يَدُلُّ عَلَى اَنَّهُ اَشْرَفُ اَهْلِ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَات ﴿﴾ فَمِنْهَا تَكْثِيْرُ الْقَلِيْل ﴿﴾ وَبُرْءُ الْعَلِيْل ﴿﴾ وَتَسْلِيْمُ الْحَجَر ﴿﴾ وَطَاعَةُ الشَّجَر ﴿﴾ وَانْشِقَاقُ الْقَمَر ﴿﴾ وَالْخِبَارُ بِالْمُغَيَّبَات ﴿﴾ وَحَنِيْنُ الْجِذْعِ الَّذِيْ هُوَ مِنْ خَوَارِقِ الْعَادَات ﴿﴾ وَشَهَادَةُ الضَبِّ لَهُ وَالْغَزَالَة ﴿﴾ بِالنُّبُوَّةِ وَالرِّسَالَة ﴿﴾ اِلَى غَيْرِ ذَلِكَ مِنْ بَاهِرِ الْآيَات ﴿﴾ وَغَرَائِبِ الْمُعْجِزَات ﴿﴾ اَلَّتِيْ اَيَّدَهُ اللهُ بِهَا فِي رِسَالَتِه ﴿﴾ وَخَصَّصَهُ بِهَا مِنْ بَيْنِ بَرِيَّتِه ﴿﴾ وَقَدْ تَقَدَّمَتْ لَهُ قَبْلَ النُّبُوَّةِ اِرْهَاصَات ﴿﴾ هِيَ عَلَى نُبُوَّتِهِ وَرِسَالَتِهِ مِنْ اَقْوَى الْعَلَامَات ﴿﴾ وَمَعَ ظُهُوْرِهَا وَانْتِشَارِهَا سَعِدَ بِهَا الصَّادِقُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْن ﴿﴾ وَشَقِيَ بِهَا الْمُكَذِّبُوْنَ مِنَ الْكَافِرِيْنَ وَالْمُنَافِقِيْن ﴿﴾ وَتَلَقَّاهَا بِالتَّصْدِيْقِ وَالتَّسْلِيْم ﴿﴾ كُلُّ ذِيْ قَلْبٍ سَلِيْم

    اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ اَشْرَفَ الصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيْم

    عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدِ نِ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ

    وِمِنَ الشَّرَفِ الَّذِيْ اَخْتَصَّ اللهُ بِهِ اَشْرَفَ رَسُوْل ﴿﴾ مِعْرَاجُهُ اِلَى حَضْرَةِ اللهِ الْبَّرِ الْوَصُوْل ﴿﴾ وَظُهُوْرُ اَيَاتِ اللهِ الْبَاهِرَةِ فِي ذَلِكَ الْمِعْرَاج ﴿﴾ وَتَشَرُّفُ السَّمَوَاتِ وَمَنْ فَوْقَهُنَّ بِاِشْرَاقِ نُوْرِ ذَلِكَ السِّرَاج ﴿﴾ فَقَدْ عَرَجَ الْحَبِيْبُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَهُ الْاَمِيْنُ جِبْرِيْل ﴿﴾ اِلَى حَضْرَةِ الْمَلِكِ الْجَلِيْل ﴿﴾ مَعَ التَّشْرِيْفِ وَالتَّبْجِيْل ﴿﴾ فَمَا مِنْ سَمَآءٍ وَلَجَهَا اِلَّا وَبَادَرَهُ اَهْلُهَا بِالتَّرْحِيْبِ وَالتَّكْرِيْمِ وَالتَّأْهِيْل ﴿﴾ وَكُلُّ رَسُوْلٍ مَرَّ عَلَيْهِ ﴿﴾ بَشَرَهُ بِمَا عَرَفَهُ مِنْ حَقِّهِ عِنْدَ اللهِ وَشَرِيْفِ مَنْزِلَتِهِ لَدَيْه ﴿﴾ حَتَّى جَاوَزَ السَّبْعَ الطِّبَاق ﴿﴾ وَوَصَلَ اِلَى حَضْرَةِ الْأِطْلَاق ﴿﴾ نَازَلَتْهُ مِنَ الْحَضْرَةِ الْاِلَهِيَّة ﴿﴾ غَوَامِرٌ النَّفَحَاتِ الْقُرْبِيَّة ﴿﴾ وَوَاجَهَتْهُ بِالتَّحِيَّات ﴿﴾ وَاَكْرَمَتْهُ بِجَزِيْلِ الْعَطِيَّات ﴿﴾ وَاَوْلَتْهُ جَمِيْلَ الْهِبَاتْ ﴿﴾ وَنَادَتْهُ بِشَرِيْفِ التَّسْلِيْمَات ﴿﴾ بَعْدَ اَنْ اَثْنَى عَلَى تِلْكَ الْحَضْرَةِ بِالتَّحِيَّاتِ الْمُبَارَكَاتِ الصَّلَوَاتِ الطِّيِّبَات ﴿﴾ فَيَالَهَا مِنْ نَفَحَاتٍ غَامِرَات ﴿﴾ وَتَجَلِّيَاتٍ عَالِيَاتٍ فِي حَضْرَاتٍ بَاهِرَات ﴿﴾ تَشْهَدُ فِيْهَا الذَّاتُ لِلذَّات ﴿﴾ وَتَتَلَّقَى عَوَاطِفَ الرَّحْمَات ﴿﴾ وَسَوَابِغَ الْفُيُوْضَاتِ بِأَيْدِيْ الْخُضُوْعِ وَالْأِخْبَات

    رُتَبٌ تَسْقُطُ الْاَمَانِيُّ حَسْرَى ﴿﴾ دُوْنَهَا مَا وَرَآءَ هُنَّ وَرَآءُ

    عَقَلَ الْحَبِيْبُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي تِلْكَ الْحَضْرَةِ مِنْ سِرِّهَا مَا عَقَل ﴿﴾ وَاتَّصَلَ مِنْ عِلْمِهَا بِمَا اتَّصَل ﴿﴾ فَاَوْحَى اِلَى عَبْدِهِ مَا اَوْحَى ﴿﴾ مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى ﴿﴾ فَمَا هِيَ اِلَّا مِنْحَةٌ خَصَّصَتْ بِهَا حَضْرَةُ الْأِمْتِنَان ﴿﴾ هَذَا الْاِنْسَان ﴿﴾ وَاَوْلَتْهُ مِنْ عَوَاطِفِهَا الرَّحِيْمَةِ مَا يَعْجِزُ عَنْ حَمْلِهِ الثَّقَلَان ﴿﴾ وَتِلْكَ مَوَاهِبُ لَا يَجْسُرُ الْقَلَمُ عَلَى شَرِحِ حَقَائِقِهَا ﴿﴾ وَلَاتَسْتَطِيْعُ الْأَلْسُنُ اَنْ تُعْرِبَ عَنْ خَفِيِّ دَقَائِقِهَا ﴿﴾ خَصَّصَتْ بِهَا الْحَضْرَةُ الْوَاسِعَة ﴿﴾ هَذِهِ الْعَيْنَ النَّاظِرَةَ وَالْأُذُنَ السَّامِعَة ﴿﴾ فَلَا يَطْمَعُ طَامِعٌ فِي الْأِطَّلَاعٍ عَلَى مَسْتُوْرِهَا ﴿﴾ وَالْأِحَاطَةِ بِشُهُوْدِ نُوْرِهَا ﴿﴾ فَإِنَّهَا حَضْرَةٌ جَلَتْ عَنْ نَظَرِ النَّاظِرِيْن ﴿﴾ وَرُتْبَةٌ عَزَّتْ عَلَى غَيْرِ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْن ﴿﴾ فَهَنِّيْئاً لِلْحَضْرَةِ الْمُحَمَّدِيَّة ﴿﴾ مَا وَاجَهَهَا مِنْ عَطَايَا الْحَضْرَةِ الْأَحَدِيَّة ﴿﴾ وَبُلُوْغُهَا اِلَى هَذَا الْمَقَامِ الْعَظِيْم

    اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ اَشْرَفَ الصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيْم

    عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدِ نِ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ

    وَحَيْثُ تَشَرَّفَتِ الْأَسْمَاعُ بِاَخْبَارِ هَذَا الْحَبِيْبِ الْمَحْبُوْب ﴿﴾ وَمَاحَصَلَ لَهُ مِنَ الْكَرَامَةِ فِي عَوَالِمِ الشَّهَادَةِ وَالْغُيُوْب ﴿﴾ تَحَرَّكَتْ هِمَّةُ الْمُتَكَلِّمِ اِلَى نَشْرِ مَحَاسِنِ خَلْقِ هَذَا السَّيِّدِ وَاَخْلَاقِه ﴿﴾ لِيَعْرِفَ السَّامِعُ مَا اَكْرَمَهُ اللهُ بِهِ مِنَ الْوَصْفِ الْحَسَنِ وَالْخَلْقِ الْجَمِيْلِ الَّذِيْ خَصَّصَتْهُ بِهِ عِنَايَةُ خَلَاقِه ﴿﴾ فَلْيُقَابِلِ السَّامِعُ مَا اُمْلِيْهِ عَلَيْهِ مِنْ شَرِيْفِ الْأَخْلَاقِ بِأُذُنٍ وَاعِيَّة ﴿﴾ فَإِنَّهُ سَوْفَ يَجْمَعُهُ مِنْ اَوْصَافِ الْحَبِيْبِ عَلَى الرُّتْبَةِ الْعَالِيَّة ﴿﴾ فَلَيْسَ يُشَابِهُ هَذَا السَّيِّدَ فِي خَلْقِهِ وَاَخْلَاقِهِ بَشَر ﴿﴾ وَلَايَقِفُ اَحَدٌ مِنْ اَسْرَارِ حِكْمَةِ اللهِ فِي خَلْقِهِ وَخُلُقِهِ عَلَى عَيْنٍ وَ لَا اَثَر ﴿﴾ فَإِنَّ الْعِنَايَةَ الْاَزَلِيَّة ﴿﴾ طَبَعَتْهُ عَلَى اَخْلَاقٍ سَنِيَّة ﴿﴾ وَاَقَامَتْهُ فِي صُوْرَةٍ حَسَنَةٍ بَدْرِيَّة ﴿﴾ فَلَقَدْ كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرْبُوْعَ الْقَامَة ﴿﴾ اَبْيَضَ اللَّوْنِ مُشَرَّباً بِحُمْرَه ﴿﴾ وَاسِعَ الْجَبِيْنِ حَسَنَهُ شَعْرُهُ بَيْنَ الجُمَّةِ وَالْوَفْرَة ﴿﴾ وَلَهُ الْاِعْتِدَالُ الْكَامِلُ فِي مَفَاصِلِهِ وَاَطْرَافِه ﴿﴾ وَالْأِسْتِقَامَةُ الْكَامِلَةُ فِي مَحَاسِنِهِ وَاَوْصَافِه ﴿﴾ لَمْ يَأْتِ بَشَرٌ عَلَى مِثْلِ خَلْقِه ﴿﴾ فِي مَحَاسِنٍ نَظَرِهِ وَسَمْعِهِ وَنُطْقِه ﴿﴾ قَدْ خَلَقَهُ اللهُ عَلَى اَجْمَلِ صُوْرَة ﴿﴾ فِيْهَا جَمِيْعُ الْمَحَاسِنِ مَحْصُوْرَه ﴿﴾ وَعَلَيْهَا مَقْصُوْرَة ﴿﴾ إِذَا تَكَلَّمَ نَثَرَ مِنَ الْمَعَارِفِ وَالْعُلُوْمِ نَفَائِسَ الدُّرَر ﴿﴾ وَلَقَدْ اُوْتِيَ مِنْ جَوَامِعِ الْكَلِمِ مَا عَجَزَ عَنِ الْأِتْيَانِ بِمِثْلِهِ مَصَاقِعُ الْبُلَغَاءِ مِنَ الْبَشَر ﴿﴾ تَتَنَزَّهُ الْعُيُوْنُ فِي حَدَائِقِ مَحَاسِنِ جَمَالِه ﴿﴾ فَلَا تَجِدُ مَخْلُوْقاً فِي الْوُجُوْدِ عَلَى مِثَالِه

    سَيِّدٌ ضِحْكُهُ تَبَسُّمُ وَالْمَشْـ ـيُ الْهُوَيْنَا وَالنَوْمُهُ الْاِغْفَاءُ

    مَا سِوَى الْخُلْقِهِ النَّسِيْمُ وَلَا غَيْـ ـرُ مُهَيَّاهُ الرَّوْضَةُ الْغَنَّاءُ

    رَحْمَةٌ كُلُّهُ وَحَزْمٌ وَعَزْمٌ وَوَقَارٌ وَعِصْمَةٌ وَحَيَاءُ

    مُعْجِزُ القَوْلِ وَالْفِعَالِ الْكَرِيْمُ اَلْخَلْقُ وَالْخُلْقُ مُقْسِطٌ مِعْطَاءُ

    وَإِذَا مَشَى فَكَأَنَّمَا يَنْحَطُّ مِنْ صَبَبْ ﴿﴾ فَيَفُوْتُ سَرِيْعَ الْمَشْيِ مِنْ غَيْرِهِ خَبَب ﴿﴾ فَهُوَ الْكَنْزُ الْمُطْسَمُ الَّذِيْ لَا يَأْتِي عَلَى فَتْحٍ بَابِ اَوْصَافِهِ مِفْتَاح ﴿﴾ وَالْبَدْرُ التِّمُّ الَّذِيْ يَأْخُذُ الْأَلْبَابَ إِذَا تَخَيَّلَتْهُ اَوْ سَنَاهُ لَهَا لَاحْ

    حَبِيْبٌ يَغَارُ الْبَدْرُ مِنْ حُسْنِ وَجْهِهِ

    تَحَيَّرَةِ الْاَلْبَابُ فِى وَصْفِ مَعْنَاهُ

    فَمَاذَا يُعْرِبُ الْقَوْلُ عَنْ وَصْفٍ يُعْجِزُ الْوَاصِفِيْنَ ﴿﴾ اَوْ يُدْرِكُ الْفَهْمُ مَعْنَى ذَاتٍ جَلَّتْ اَنْ يَكُوْنَ لَهَا فِي وَصْفِهَا مُشَارِكٌ اَوْ قَرِيْن

    كَمُلَتْ مَحَاسِنُهُ فَلَوْ اَهْدَى السَّنَا

    لِلْبَدْرِ عِنْدَ تَمَامِهِ لَمْ يُخْسَفِ

    وَعَلَى تَفَنُّنِ وَاصِفِيْهِ بِوَصْفِهِ

    يَفْنَ الزَّمَانُ وَفِيْهِ مَالَمْ يُوْصَفِ

    فَمَا اَجَلَّ قَدْرَهُ الْعَظِيْم ﴿﴾ وَاَوْسَعَ فَضْلَهُ الْعَمِيْم

    اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ اَشْرَفَ الصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيْم

    عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدِ نِ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ

    وَلَقَدِ اتَّصَفَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ مَحَاسِنِ الْأَخْلَاق ﴿﴾ بِمَا تَضِيْقُ عَنْ كِتَابَتِهِ بُطُوْنُ الْأَوْرَاق ﴿﴾ كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقاً وَخَلَقاً ﴿﴾ وَاَوَّلَهُمْ اِلَى مَكَارِمِ الْاَخْلَاقِ سَبْقاً ﴿﴾ وَاَوْسَعَهُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ حِلْماً وَرِفْقاً ﴿﴾ بَرًّا رَؤُفًا ﴿﴾ لَايَقُوْلُ وَلَايَفْعَلُ اِلَّا مَعْرُوْفًا ﴿﴾ لَهُ الْخُلُقُ السَّهْلُ ﴿﴾ وَاللَّفْظُ الْمُحْتَوِيْ عَلَى الْمَعْنَى الْجَزَل ﴿﴾ إِذَا دَعَاهُ الْمِسْكِيْنُ اَجَابَهُ اِجَابَةً مُعَجَّلَة ﴿﴾ وَهُوَ الْأَبُ الشَّفِيْقُ الرَّحِيْمُ بِالْيَتِيْمِ وَالْأَرْمَلَة ﴿﴾ وَلَهُ مَعَ سُهُوْلَةِ اَخْلَاقِهِ الْهَيْبَةُ الْقَوِيَّة ﴿﴾ اَلَّتِيْ تَرْتَعِدُ مِنْهَا فَرَائِصُ الْأَقْوِيَاءِ مِنَ الْبَرِيَّة ﴿﴾ وَمِنْ نَشْرِ طِيْبِهِ تَعَطَّرَتِ الطُّرُقُ وَالْمَنَازِل ﴿﴾ وَبِعَرْفِ ذِكْرِهِ تَطَيَّبَتِ الْمَجَالِسُ وَالْمَحَافِل ﴿﴾ فَهُوَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَامِعُ الصِّفَاتِ الْكَمَالِيَّة ﴿﴾ وَالْمُنْفَرِدُ فِي خَلْقِهِ وَخُلُقِهِ بِأَشْرَفِ خُصُوْصِيَّة ﴿﴾ فَمَا مِنْ خُلُقٍ فِي الْبَرِيَّةِ مَحْمُوْد ﴿﴾ اِلَّا وَهُوَ مُتَلَقًّى عَنْ زَيْنِ الْوُجُوْد

    اَجَمَلْتُ فِى وَصْفِ الْحَبِيْبِ وَشَأْنِهِ

    وَلَهُ العُلَا فِى مَجْدِهِ وَمَكَانِهِ

    اَوْصَافُ عِزٍّ قَدْ تَعَالَى مَجْدُهَا

    اَخَذَتْ عَلَى نَجْمِ السُّهَا بِعِنَانِهِ

    وَقَدِ انْبَسَطَ الْقَلَمُ فِي تَدْوِيْنِ مَا اَفَادَهُ الْعِلْمُ مِنْ وَقَائِعِ مَوْلِدِ النَّبِيِّ الْكَرِيْم ﴿﴾ وَحِكاَيَةِ مَا اَكْرَمَ اللهُ بِهِ هَذَا الْعَبْدَ الْمُقَرَّبَ مِنَ التَّكْرِيْمِ وَالتَّعْظِيْمِ وَالْخُلُقِ الْعَظِيْم ﴿﴾ فَحَسُّنَ مِنِّي اَنْ اُمْسِكَ اَعِنَّةَ الْأَقْلَامَ فِي هَذَا الْمَقَام ﴿﴾ وَاَقْرَأُ السَّلَام ﴿﴾ عَلَى سَيِّدِ الْأَنَام ﴿﴾ اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ اَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحَمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه ﴿ثَلَاثًا﴾ وَبِذَلِكَ يَحْسُنُ الْخَتْمُ كَمَا يَحْسُنُ التَّقْدِيْم ﴿﴾ فَعَلَيْهِ اَفْضَلُ الصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيْم

    اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ اَشْرَفَ الصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيْم

    عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدِ نِ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ

    دعاء مولد سمط الدرار

    وَلَمَّا نَظَمَ الْفِكْرُ مِنْ دَرَارِيِّ الْأَوْصَاِف الْمُحَمَّدِيَّةِ عُقُوْداً ﴿﴾ تَوَجَّهْتُ اِلَى اللهِ مُتَوَسِّلاً بِسَيِّدِي وَحَبِيْبِي مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَنْ يَجْعَلَ سَعْيِيْ فِيْهِ مَشْكُوْراً وَفِعْلِي فِيْهِ مَحْمُوْداً ﴿﴾ وَاَنْ يَكْتُبَ عَمَلِي فِي الْأَعْمَالِ الْمَقْبُوْلَة ﴿﴾ وَتَوَجُّهِي فِي التَّوَجُّهَاتِ الْخَالِصَةِ وَالصِّلَاتِ الْمَوْصُوْلَةِ ﴿﴾ اَللَّهُمَّ يَامَنْ اِلَيْهِ تَتَوَجَّهُ الْمَالُ فَتَعُوْدُ ظَافِرَة ﴿﴾ وَعَلَى بَابِ عِزَّتِهِ تُحَطُّ الرِّحَالُ فَتَغْشَاهَا مِنْهُ الْفُيُوْضُاتُ الْغَامِرَة ﴿﴾ نَتَوَجَّهُ اَلَيْكَ ﴿﴾ بِاَشْرَفِ الْوَسَائِلِ لَدَيْكَ ﴿﴾ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْن ﴿﴾ عَبْدِكَ الصَّادِقِ الْأَمِيْن ﴿﴾ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ نِ الَّذِيْ عَمَّتْ رِسَالَتُهُ الْعَالَمِيْن ﴿﴾ اَنْ تُصَلِّيَ وَتُسَلِّمَ عَلَى تِلْكَ الذَّاتِ الْكَامِلَة ﴿﴾ مُسْتَوْدَعِ اَمَانَتِكَ ﴿﴾ وَحَفِيْظِ سِرِّك ﴿﴾ وَحَامِلِ رَايَةِ دَعْوَتِكَ الشَّامِلَة ﴿﴾ اَلْأَبِ الْأَكْبَر ﴿﴾ اَلْمَحْبُوْبِ لَكَ وَالْمُخَصَّصِ بِالشَّرَفِ الْأَفْخَر ﴿﴾ فِي كُلِّ مُوْطِنٍ مِنْ مَوَاطِنِ الْقُرْبِ وَمَظْهَر ﴿﴾ قَاسِمِ اِمْدَادِكَ فِي عِبَادِك ﴿﴾ وَسَاقِي كُؤُوْسِ اِرْشَادِكَ لِاَهْلِ وِدَادِك ﴿﴾ سَيِّدُ الْكَوْنَيْن ﴿﴾ وَاَشْرَفِ الْثَقَلَيْن ﴿﴾ اَلْعَبْدِ الْمَحْبُوْبِ الْخَالِص ﴿﴾ اَلْمَخْصُوْصِ مِنْكَ بِاَجَلِّ الْخَصَائِص ﴿﴾ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ ﴿﴾ وَاَهْلِ حَضْرَةِ اقْتِرَابِهِ مِنْ اَحْبَابِه ﴿﴾ اَللَّهُمَّ اِنَّ نُقَدِّمُ اِلَيْكَ جَاهَ هَذَا النَّبِيِّ الْكَرِيْم ﴿﴾ وَنَتَوَسَّلُ اِلَيْكَ بِشَرَفِ مَقَامِهِ الْعَظِيْم ﴿﴾ اَنْ تُلَاحِظَنَا فِي حَرَكَاتِنَا وَسَكَنَاتِنَا بِعَيْنِ عِنَايَتِك ﴿﴾ وَاَنْ تَحْفَظَنَا فِي جَمِيْعِ اَطْوَارِنَا وَتَقَلُّبَاتِنَا بِجَمِيْلِ رِعَايَتِك ﴿﴾ وَحَصِيْنِ وِقَايَتِك ﴿﴾ وَاَنْ تُبَلِّغَنَا مِنْ شَرَفِ الْقُرْبِ اِلَيْكَ وَاِلَى هَذَا الْحَبِيْبِ غَايَةَ اَمَالِنَا ﴿﴾ وَتَتَقَبَّلَ مِنَّا مَا تَحَرَّكْنَا فِيْهِ مِنْ نِيَّاتِنَا وَاَعْمَالِنَا ﴿﴾ وَتَجْعَلَنَا فِي حَضْرَةِ هَذَا الْحَبِيْبُ مِنَ الْحَاضِرِيْن ﴿﴾ وَفِي طَرَائِقِ اتِّبَاعِهِ مِنَ السَّالِكِيْن ﴿﴾ وَلِحَقِّكَ وَحَقِّهِ مِنَ الْمُؤَدِّيِيْن ﴿﴾ وَلِعَهْدِكَ مِنَ الْحَافِظِيْن ﴿﴾ اَللَّهُمَّ اِنَّ لَنَا اَطْمَاعاً فِي رَحْمَتِكَ الْخَاصَّةٍ فَلَا تُحْرِمْنَا ﴿﴾ وَظُنُوْناً جَمِيْلَةً هِيَ وَسِيْلَتُنَااِلَيْكَ فَلَا تُخَيِّبْنَا ﴿﴾ اَمَنَّا بِكَ وَبِرَسُوْلِكَ وَمَا جَاءَ بِهِ مِنَ الدِّيْن ﴿﴾ وَتَوَجَّهْنَا بِهِ اِلَيْكَ مُسْتَشْفِعِيْن ﴿﴾ اَنْ تُقَابِلَ الْمُذْنِبَ مِنَّا بِالْغُفْرَان ﴿﴾ وَالْمُسِيْءَ بِالْإِحْسَانِ ﴿﴾ وَالسَّائِلَ بِمَا سَأَلَ ﴿﴾ وَالْمُؤَمِّلَ بِمَا اَمَّل ﴿﴾ وَاَنْ تَجْعَلَنَا مِمَّنْ نَصَرَ هَذَا الْحَبِيْبِ وَ وَازَرَه ﴿﴾ وَ وَالَاهُ وُظَاهَرُه ﴿﴾ وَعُمَّ بِبَرَكَتِهِ وَشَرِيْفِ وِجْهَتِهِ اَوْلَادَنَا وَوَالِدِيْنَا ﴿﴾ وَاَهْلَ قُطْرِنَا وَوَادِيْنَا ﴿﴾ وَجَمِيْعَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَات ﴿﴾ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَات ﴿﴾ فِي جَمِيْعِ الْجِهَات ﴿﴾ وَ اَدِمْ رَايَةَ الدِّيْنِ الْقَوِيْمِ فِي جَمِيْعِ الْأَقْطَاِر مَنْشُوْرَة ﴿﴾ وَمَعَالِمَ الْأِسْلَامِ وَالْأِيْمَانِ بِاَهْلِهَا مَعْمُوْرَة ﴿﴾ مَعْنىً وَصُوْرَة ﴿﴾ وَاكْشِفِ اللَّهُمَّ كُرْبَةَ الْمَكْرُوْبِيْن ﴿﴾ وَاَقْضِ دَيْنَ الْمَدِيْنِيْن ﴿﴾ وَاغْفِرْ لِلْمُذْنِبِيْن ﴿﴾ وَتَقَبَّلْ تَوْبَةَ التَّائِبِيْن ﴿﴾ وَانْشُرْ رَحْمَتَكَ عَلَى عِبَادِكَ الْمُؤْمِنِيْنَ اَجْمَعِيْن ﴿﴾ وَاكْفِ شَرَّ الْمُعْتَدِيْنَ وَالظَّالِمِيْن ﴿﴾ وَابْسُطِ الْعَدْلَ بِوُلَاةِ الْحَقِّ فِي جَمِيْعِ النَّوَاحِي وَالْأَقْطَار ﴿﴾ وَاَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِ مِنْ عِنْدِكَ وَ نَصْرٍ عَلَى الْمُعَانِدِيْنَ مِنَ الْمُنَافِقِيْنَ وَالْكُفَّار ﴿﴾ وَاجْعَلْنَا يَارَبِّ فِي الْحِصْنِ الْحَصِيْنِ مِنْ جَمِيْعِ الْبَلَايَا ﴿﴾ وَفِي الْحِرْزِ الْمَكِيْنِ مِنَ الذُّنُوْبِ وَالْخَطَايَا ﴿﴾ وَاَدِمْنَا فِي الْعَمَلِ بِطَاعَتِكَ وَالصِّدْقِ فِي خِدْمَتِكَ قَائِمِيْن ﴿﴾ وَإِذَا تَوَفَّيْتَنَا فَتَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ مُؤْمِنِيْن ﴿﴾ وَاخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِخَيْرٍ اَجْمَعِيْن ﴿﴾ وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى هَذَا الْحَبِيْبِ الْمَحْبُوْب ﴿﴾ لِلْأَجْسَامِ وَالْأَرْوَاحِ وَالْقُلُوْب ﴿﴾ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمِنْ اِلَيْهِ مَنْسُوْب ﴿﴾ وَآخِرُ دَعْوَانَا اَنِ الْحَمْدُلِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن

    Pesan-Pesan yang Disampaikan dalam Maulid Simtud Duror

    Pesan-Pesan-yang-Disampaikan-dalam-Maulid-Simtud-Duror

    Setelah mengetahui teks maulid simtud duror di atas, alangkah lebih baik jika memahami pesan yang disampaikan. Sebagaimana yang diketahui, kitab ini adalah yang paling sering digunakan saat terdapat acara maulid.

    Hal ini tidak terlepas dari betapa mengagumkannya karya Habib Al-Habsyi tersebut. Di sebutkan bahwasanya syair yang digunakan di dalamnya termasuk dalam syair mursal. Artinya terdapat keterkaitan serta kesatuan antar irama dan akhir baitnya.

    Itulah yang membuat Simtud Duror terasa pas didengarkan dan dilantunkan. Seiring dengan keindahan sisi penulisan, isi yang dipaparkan di dalamnya juga tidak kalah bermakna. Berbagai pesan dan isi yang disampaikan dalam Maulid Simtud Duror di antaranya sebagai berikut:

    1. Berisi Pujian pada Nabi Muhammad SAW

    Untaian syair-syair yang ada dalam Simtud Duror dimaksudkan untuk memuji junjungan umat muslim, Rasulullah SAW. Kitab ini diawali dengan pembacaan shalawat pada Nabi SAW sebagai makhluk yang paling mulia di sisi Allah.

    Atas rahmat dari Allah SWT, beliau menjadi utusan agung yang memancarkan kemuliaannya. Bahkan dikatakan juga bahwa pancaran indah ini menyebar di alam nyata hingga ghaib. Itu membuat kedua alam ersebut menjadi harum karena keindahan ucapan serta kejujuran yang diemban Rasulullah.

    Nabi Muhammad adalah rahmat tersendiri yang diutus oleh Allah ke seluruh penghuni alam. Beliau adalah sosok yang bertugas membawakan kabar gembira sekaligus peringatan untuk senantiasa beribadah pada Allah.

    2. Berisi Sambutan Kelahiran Rasulullah SAW

    Teks Maulid Simtud Duror juga berisi tentang sambutan bahagia atas kelahiran Rasulullah SAW. Di dalamnya dijelaskan bahwa seluruh alam semesta menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bagaimana tidak, utusan suci benar-benar telah diturunkan di muka bumi atas rahmat dari Allah SWT.

    Karena itulah alam semesta menyambut kehadiran Rasulullah dengan senang. Untuk itu, diharapkan umat islam juga turut bersuka cita atas adanya momen kelahiran Nabi Muhammad SAW berikut. Hal ini bisa dilakukan dengan senantiasa memperbanyak sholawat dan pujian pada beliau SAW.

    Membaca sholawat sendiri sebenarnya adalah bentuk mahabbah atau kecintaan terhadap beliau. Karena sesungguhnya telah dijelaskan bahwa Nabi SAW akan bersama dengan orang-orang yang mencintainya di hari akhir nanti.

    Bisa berkumpul dengan Rasulullah dan menemuinya tentu adalah hal yang sangat dinantikan. Hal ini terutama bagi pada kaum muslim yang selama hidup berusaha menjalankan ajaran yang dibawakan oleh beliau SAW.

    3. Menjelaskan Tentang Nur Nabi Muhammad SAW

    Selanjutnya, teks Maulid Simtud Duror juga menceritakan tentang nur Nabi Muhammad. Pada hakikatnya, nur beliau adalah yang pertama kali diciptakan oleh Allah SWT. Sehingga adanya alam semesta beserta isinya adalah saat nur Rasulullah SAW telah diciptakan.

    Selain itu, sejatinya penciptaan alam sesmesta sendiri adalah karena adanya nur Nabi Muhammad SAW. Maka tidak heran jika Nabi Adam sekalipun telah mengenal Rasulullah SAW sebelum turun ke muka bumi. Dari sini bisa disimpulkan begitu mulianya Rasulullah di sisi Allah SWT teks maulid simtud duror.

    Sebagai umatnya, hendaknya seorang muslim memahami makna-makna tersebut. Janganlah gemerlap dunia membuat hati dan jiwa lupa akan hal tersebut. Walau tidak bertemu secara langsung dengan Rasulullah, masih terdapat berbagai cara untuk menunjukkan kecintaan pada beliau.

    Hal ini bisa dilakukan dengan banyak-banyak membaca sholawat Nabi SAW. Turut bersuka cita atas kelahiran beliau SAW juga menunjukkan kecintaan pada beliau. Terakhir, jangan lupa untuk menghidupkan berbagai sunnah-sunnah yang telah diajarkan semasa Nabi SAW hidup di dunia ini.

    Keutamaan Membaca Teks Maulid Simtud Duror

    Keutamaan-Membaca-Teks-Maulid-Simtud-Duror

    Sebagaimana yang telah dijelaskan, Maulid Simtud Duror berisi sholawat dan pujian-pujian pada Nabi SAW. Di dalamnya juga terdapat berbagai syair indah dilengkapi dengan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Dengan begitu, tentu membaca Teks Maulid Simtud Duror memiliki banyak keutamaan.

    Karena sama dengan bersholawat pada Nabi, inilah berbagai keutamaan dalam membaca Simtud Duror:

    1. Meningkatkan Mahabbah pada Rasulullah SAW

    Syair-syair maulid Simtud Duror yang diuntai dengan begitu indah dapat meningkatkan rasa cinta pada Nabi SAW. Sebagai umat beliau, tentu sudah sepatutnya kaum muslim menanamkan rasa mahabbah di dalam hati.

    Ini karena manusia mulai bangkit dari zaman yang gelap dan jahiliyah melalui ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Dengan perjuangan yang tidak mudah, beliau berhasil membawa umat manusia menuju masa yang lebih cerah dan lurus.

    2. Mengambil Teladan Baik

    Keutamaan selanjutnya adalah adanya teladan baik yang dapat diambil. Karena dalam Simtud Duror dijelaskan bahwa Rasulullah adalah sosok teladan yang jujur dalam perkataan dan perbuatan. Beliau juga makhluk mulia yang menjalankan kehidupannya penuh kasih sayang.

    3. Meningkatkan Rasa Syukur

    Syair-syair Simtud Duror tidak terlepas dari rasa syukur akan kehadiran Nabi SAW sebagai utusan Allah SWT. Beliau adalah sosok yang mampu membawa manusia dari zaman kegelapan menuju masa depan yang lebih cerah.

    Tentu hal ini harus disyukuri mengingat umat muslim tidak akan mengenal ajaran Islam jika bukan karena Nabi Muhammad SAW pada teks maulid simtud duror.

    Dari bacaan teks Maulid Simtud Duror di atas, diharapkan sekarang syair ini bisa dilantunkan dengan baik dan benar. Jangan lupa juga untuk senantiasa memahami makna dan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Dengan begitu, semoga umat muslim dapat merasakan berbagai keutamaan di dalamnya.

    Baca Juga: