Category: Pendidikan

  • Apa Itu PUEBI dan EYD dalam Kebahasaan? Ini Penjelasannya

    Apa Itu PUEBI dan EYD dalam Kebahasaan? Ini Penjelasannya

    Bahasa Indonesia bisa dikatakan adalah bahasa yang tergolong baru dan terus mengalami proses penyempurnaan semenjak Indonesia merdeka. Berbagai perubahan terus dilakukan hingga kita sekarang mengenal istilah PUEBI. Lantas, apa itu PUEBI dan hubungan dengan ejaan bahasa Indonesia terbaru?

    Bahasa adalah cabang ilmu yang terus mengalami perkembangan. Oleh karena itu sejak kemerdekaan, aturan mengenai ejaan bahasa Indonesia terus disempurnakan mengikuti perkembangan zaman. Sebelum PUEBI, aturan ejaan yang lazim dikenal adalah EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan.

    Mengenal Apa Itu PUEBI

    Mengenal-Apa-Itu-PUEBI

    PUEBI merupakan singkatan dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yakni aturan ejaan bahasa Indonesia yang dikeluarkan sejak tanggal 26 November 2015.  Meskipun pedomaan ejaan PUEBI ini sudah dikeluarkan bertahun-tahun yang lalu namun banyak orang hanya mengenal aturan EYD saja.

    Pedomaan ejaan yang biasa kita kenal adalah Ejaan Yang Disempurnakan atau EYD yang merupakan ejaan bahasa Indonesia dikeluarkan saat era Orde Baru tahun 1972 melalui Kepres Nomor 57.

    Sejak dikeluarkan aturan EYD, kajian mengenai bahasa Indonesia terus mengalami proses penyempurnaan hingga dikeluarkan PUEBI melalui Permendikbud No. 50. Sejak diluncurkan tahun 2015, fungsi PUEBI sebagai pedoman berbahasa Indonesia yang diakui secara resmi.

    Berdasarkan peraturan ejaan bahasa Indonesia yang dikeluarkan tahun 2015 lalu, PUEBI secara resmi sudah harus diterapkan di berbagai instansi pemerintahan, instansi swasta, hingga masyarakat umum.

    Memahami apa itu PUEBI sangat penting terutama bagi Anda yang bekerja di dunia kepenulisan. PUEBI mengatur mengenai hal-hal yang terkait ejaan.

    Di dalamnya terdapat panduan mengenai tanda baca, pemakaian huruf kapital, penulisan unsur serapan dari bahasa asing, cara penulisan kata dan sebagainya. PUEBI akan memberikan panduan yang benar mengenai cara penulisan istilah-istilah asing.

    Sejarah Perkembangan Ejaan di Indonesia

    Sejarah-Perkembangan-Ejaan-di-Indonesia

    Sejarah pengembangan ejaan bahasa Indonesia telah berlangsung beberapa kali semenjak kemerdekaan Indonesia. Bahkan peraturan mengenai ejaan bahasa Indonesia sudah dikeluarkan pertama kali sebelum era kemerdekaan Indonesia. Berikut sejarah singkat ejaan bahasa Indonesia:

    1. Ejaan van Ophuijsen

    Ejaan bahasa Indonesia yang dikeluarkan pertama kali adalah ejaan van Ophuijsen yang berlaku sejak tahun 1901 hingga tahun 1947. Nah, ejaan van Ophuijsen mengatur mengenai penulisan huruf konsonan, vokal, istilah, huruf kapital, tanda baca dan sebagainya.

    2. Ejaan Soewandi atau Republik

    Aturan ejaan bahasa Indonesia yang kedua keluar dua tahun setelah kemerdekaan Indonesia. Ejaan Soewandi atau Republik keluar di tahun 1947 dan berlaku hingga era Orde Baru tahun 1972.

    Ejaan Soewandi atau Republik juga mengatur mengenai penulisan huruf kapital, huruf kecil, huruf vokal dan konsonan, tanda baca dan lainnya. Ada beberapa perbedaan antara ejaan Soewandi atau Republik dengan ejaan yang keluar pertama kali.

    Perbedaan ada pada aturan penulisan tanda apostrof atau petik atas, huruf konsonan, dan huruf vokal. Dalam perjalanannya, sosialisasi ejaan yang baru mengalami kesulitan karena luasnya medan wilayah NKRI saat itu.

    Apalagi kendala alat komunikasi dan transportasi yang masih terbatas membuat proses sosialisasi menjadi lebih sulit.

    3. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

    Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Kepres) tahun 1972 Nomor 57. Sejak dikeluarkannya peraturan EYD, para pakar bahasa Indonesia terus melakukan pengkajian mengenai bahasa dan sastra Indonesia.

    Sosialisasi EYD juga terus digalakkan ke seluruh Indonesia. EYD berlaku sejak tahun 1972 hingga tahun 2015 sebelum dikeluarkan PUEBI.

    4. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

    PUEBI ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2015 yakni Permendikbud Nomor 50 untuk mengatur ejaan tata bahasa Indonesia baru. Lantas, apa itu PUEBI dan contohnya?

    PUEBI mengatur berbagai hal mengenai tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia seperti penggunaan tanda baca, huruf vokal, huruf konsonan, huruf besar atau kapital, penggunaan istilah, kata serapan dan sebagainya.

    5 Perbedaan PUEBI dan EYD

    PUEBI sebagai pedoman ejaan terbaru yang berlaku di Indonesia memiliki beberapa perbedaan dengan aturan ejaan di dalam EYD. Terdapat 5 perbedaan antara PUEBI dan EYD yang tersebar di 2 subbab ejaan. Di bawah ini menjelaskan contoh PUEBI dan EYD serta perbedaan dari aturan keduanya:

    1. Aturan Menulis Huruf Kapital

    Di dalam subbab Pemakaian Huruf terdapat aturan penulisan huruf kapital yang sedikit berbeda dengan aturan pada EYD.

    PUEBI menambahkan aturan mengenai penggunaan huruf kapital untuk huruf awal pada julukan, pangkat, sebutan dan sebagainya. Misalnya julukan seperti Ksatria Baja Hitam dituliskan dengan huruf kapital.

    2. Aplikasi Tanda Baca

    PUEBI juga mengatur pemakaian tanda baca pada kalimat seperti tanda titik koma (;), tanda hubung. dan tanda baca yang lain. PUEBI mengatur penggunaan tanda hubung sebagai pemisah dari kalimat yang setara yang ada di kalimat majemuk.

    Sementara tanda titik koma digunakan sebagai pemisah dari bagian kalimat yang setara. Tanda titik koma juga berfungsi untuk memberikan perincian dari bagian-bagian kalimat.

    3. Diakritik dari Pelafalan Huruf Vokal [e]

    Pada aturan ejaan di dalam EYD, pelafalan vokal huruf [e] hanya terdiri dari dua diakritik saja. Sementara pada aturan PUEBI, pelafalan vokal huruf [e] terdiri dari tiga diakritik. Diakritik vokal huruf [e] yang pertama adalah [é] (taling tertutup) yang diucapkan pada kata sore, petak, serta enak.

    Contoh Aturan Huruf Kapital di PUEBI

    1. Huruf kapital digunakan pada setiap awal kalimat
    2. Nama orang dan julukan ditulis menggunakan huruf kapital seperti Bapak Pembangunan Indonesia, Muhammad Reksa.
    3. Huruf kapital ditulis untuk nama agama, nama kitab suci dan Tuhan

    Sementara diakritik vokal huruf [e] yang kedua adalah [ê] (pepet) yang diucapkan pada kata tipe, kena dan emas. Diakritik ketiga adalah diakritik yang hanya ada pada aturan PUEBI yakni [è] (taling terbuka) yang dilafadzkan pada kata pendek, ember dan militer.

    4. Adanya Tambahan Diftong [ei]

    PUEBI menambahkan aturan mengenai diftong [ei] menjadi empat buah setelah sebelumnya pada EYD hanya terdapat tiga diftong saja. Pada EYD diftong hanya terdiri dari au, ai dan oi yang kemudian ditambah dengan ei pada PUEBI.

    Penambahan diftong karena adanya kata serapan seperti geiser, survei dan eigendom. Kata eigendom mungkin masih sedikit asing karena belum banyak digunakan. Eigendom memiliki arti kepunyaan, kepemilikan mutlak suatu barang.

    5. Aturan Menulis Huruf Tebal

    PUEBI menjelaskan aturan menulis huruf tebal yang sebelumnya tidak diatur di dalam EYD. Huruf tebal di dalam aturan PUEBI diterapkan pada kata-kata yang sudah ditulis dengan teknik italic atau tulisan miring. Istilah asing adalah beberapa kata yang penulisannya harus ditulis miring dan cetak tebal.

    Dalam PUEBI juga diatur penulisan huruf tebal pada nama bab, judul buku, subbab serta bagian teks yang harus dipertegas.

    Pengertian apa itu PUEBI yakni Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang dikeluarkan di tahun 2015 melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud). PUEBI sedikit berbeda dari EYD yang merupakan aturan ejaan yang dikeluarkan sejak era Orde Baru tahun 1972.

    Baca Juga:

  • Pengertian Singkatan dan Akronim, Perbedaan (+ Contohnya)

    Pengertian Singkatan dan Akronim, Perbedaan (+ Contohnya)

    Dua istilah dalam khazanah Bahasa Indonesia yang sering disalah pahami adalah singkatan dan akronim. Secara umum kedua istilah ini memang digunakan untuk menyebut beberapa kata atau frasa yang disingkat atau diperpendek sehingga tidak sepanjang kata atau frasa aslinya.

    Namun, singkatan dan juga akronim sebenarnya digunakan untuk menyebut dua hal berbeda. Untuk memudahkan Anda memahami perbedaan dari kedua istilah ini maka artikel ini akan melampirkan beberapa contoh singkatan dan akronim,

    Pengertian Singkatan dan Akronim

    Pengertian-Singkatan-dan-Akronim

    Arti singkatan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan gabungan beberapa huruf yang disingkat dari suatu kata atau beberapa kata menjadi satu. Dalam khazanah Bahasa Indonesia terdapat beberapa kata yang biasa disingkat dan termasuk ke dalam singkatan baku.

    Singkatan juga terkadang disebut sebagai ringkasan meski singkatan seringkali terdiri dari gabungan huruf mati saja. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) akronim adalah gabungan beberapa suku kata atau huruf yang dipendekkan dan dibaca sebagai satu kata yang umum atau wajar.

    Beberapa akronim sudah sangat lazim di telinga masyarakat sehingga seringkali tidak disadari sebagai bentuk akronim dari beberapa kata. Akronim bisa dituliskan memakai huruf kecil biasa maupun huruf kapital.

    Sebagai contoh akronim yang sudah sangat lazim adalah rudal yang berasal dari dua kata yakni peluru kendali. Banyak orang mengira rudal adalah satu kata asli padahal rudal merupakan contoh akronim.

    Perbedaan Singkatan dan Akronim yang Utama

    Perbedaan-Singkatan-dan-Akronim-yang-Utama

    Seperti yang sudah diketahui bahwa singkatan dan akronim adalah dua hal berbeda. Agar bisa membedakan dua istilah ini dengan lebih mudah, berikut ini adalah beberapa perbedaan utama dari singkatan serta akronim:

    1. Keserasian Kombinasi Huruf

    Berdasarkan tata aturan di dalam Ejaan Yang Disempurnakan, pembuatan akronim harus memenuhi dua syarat. Salah satu syaratnya yakni akronim dibuat dengan memperhatikan keserasian antara huruf vokal dan huruf konsonan.

    Sehingga pembuatan akronim harus memperhatikan aturan dalam tata bahasa Indonesia yang umum sehingga mudah dalam pelafalannya.

    Hal ini berbeda dengan singkatan yang tidak memerhatikan keserasian dari kombinasi vokal dan konsonan. Bahkan banyak dari singkatan yang hanya terdiri dari huruf konsonan saja tanpa melibatkan huruf vokal seperti kg, km, mg, dan sebagainya.

    2. Jumlah Suku Kata

    Berdasarkan buku Standar Ejaan Yang Disempurnakan, dijelaskan bahwa jumlah suku kata dari akronim tidak boleh lebih dari jumlah suku kata yang biasa ada pada kata-kata di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jumlah suku kata maksimal yang ada di KBBI sebanyak tiga suku kata.

    Sementara singkatan biasanya terdiri dari beberapa gabungan huruf konsonan atau dengan huruf vokal yang tidak bisa membentuk suku kata yang lazim dalam bahasa Indonesia.

    Penggunaan Singkatan Dalam Bahasa Indonesia

    Singkatan dalam bahasa Indonesia digunakan dalam beberapa keperluan dengan aturan sebagai berikut:

    1. Singkatan untuk Kebutuhan Surat dan Dokumen

    Beberapa singkatan sudah sangat lumrah digunakan untuk kegiatan surat-menyurat serta pembuatan dokumen. Aturan penulisan singkatan yang terdiri dari lebih dua huruf untuk pembuatan dokumen dan surat harus diberikan tanda titik di belakang. Berikut contoh singkatan yang biasa digunakan:

    • ttd. = tertanda
    • dll. = dan lain-lain
    • hlm. = halaman
    • dkk. = dan kawan-kawan
    • sda. = sama dengan di atas
    • dsb. = dan sebagainya
    • yth. = yang terhormat
    • dst. = dan seterusnya
    • ybs. = yang bersangkutan

    2. Singkatan Dua Huruf untuk Surat dan Dokumen

    Singkatan untuk kegiatan surat-menyurat dan penulisan dokumen juga terkadang hanya terdiri dari dua huruf saja. Untuk singkatan yang hanya terdiri dari dua huruf maka setiap akhir huruf harus disertai tanda titik. Berikut contoh singkatan yang terdiri dari dua huruf:

    • s.d. = sampai dengan
    • u.p. = untuk perhatian
    • a.n. = atas nama
    • d.a. = dengan alamat

    3. Singkatan dari Beberapa Kata Ditulis Kapital Semua

    Beberapa kata yang disingkat menjadi satu kata ditulis menggunakan huruf besar semua atau huruf kapital di setiap huruf awal susunan kata tersebut. Penulisan huruf kapital tidak perlu disertai dengan tanda titik setelah huruf-hurufnya. Berikut ini beberapa singkatan yang ditulis menggunakan huruf kapital:

    • SD = Sekolah Dasar
    • SMA = Sekolah Menengah Atas
    • SMP = Sekolah Menengah Pertama
    • TK = Taman Kanak-Kanak
    • NKRI = Negara Kesatuan Republik Indonesia
    • PT = Perseroan Terbatas
    • NPWP = Nomor Pokok Wajib Pajak
    • KTP = Kartu Tanda Penduduk

    4. Singkatan Pangkat, Nama Orang, Gelar

    Nama orang, gelar dan juga pangkat bisa disingkat agar lebih ringkas dan diakhiri menggunakan tanda titik sebagai tanda singkatan. Berikut beberapa contoh penggunaan singkatan untuk nama orang, gelar dan juga pangkat:

    • dr. = dokter
    • Dr. = Doktor
    • Ahmad Yamin = Haji Ahmad Yamin
    • S.Si. = Magister of Sains
    • Sdr. Badri = Saudara Badri

    Penggunaan Akronim Dalam Bahasa Indonesia

    Singkatan dan akronim sebenarnya hampir mirip jika dilihat dari segi kegunaannya untuk memperpendek kata atau beberapa kata sehingga lebih ringkas. Namun akronim memiliki cara penggunaan yang sedikit berbeda dari singkatan sebagai berikut:

    1. Akronim dari Beberapa Kata yang Digabung Menjadi Beberapa Suku Kata

    Akronim umumnya dibuat dari gabungan beberapa kata yang kemudian disatukan menjadi beberapa suku kata. Selain itu, akronim ini umumnya dipakai untuk menyebut nama organisasi, nama instansi, nama provinsi atau nama daerah.

    • Kalbar = Kalimantan Barat
    • Bappenas = Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
    • Bulog = Badan Urusan Logistik
    • Kemenkeu = Kementerian Keuangan

    2. Susunan Kata Nama Organisasi dengan Kapital di Semua Hurufnya

    Nama organisasi atau instansi umumnya terdiri dari lebih satu kata. Menuliskan nama instansi dan organisasi yang lengkap tentu merepotkan. Oleh karena itu dibuat akronim dari nama instansi dan organisasi tersebut.

    Akronim dari nama instansi dan organisasi ditulis menggunakan huruf kapital di setiap hurufnya. Akronim juga dibuat susunan huruf awal setiap kata. Berikut contohnya:

    • PBB = Persatuan Bangsa-Bangsa
    • BIN = Badan Intelijen Negara
    • KPK = Komisi Pemberantasan Korupsi
    • DPR = Dewan Perwakilan Rakyat
    • BIG = Badan Informasi Geospasial
    • LAN = Lembaga Administrasi Negara

    3. Akronim dari Beberapa Kata Bukan Nama

    Akronim juga dibuat dari susunan beberapa kata yang biasanya digunakan untuk menunjuk sebuah benda atau objek yang nama objek tersebut cukup panjang sehingga disingkat dengan akronim.

    Jenis akronim satu ini sangat umum digunakan di kehidupan sehari-hari sehingga banyak orang justru tidak tahu kepanjangan akronim tersebut.

    • Pilkada = pemilihan kepala daerah
    • Pemilu = pemilihan umum
    • rudal = peluru kendali
    • Pemkab = Pemerintah Kabupaten
    • Jabodetabek = Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi
    • Walkot = Wali kota
    • Wagub = Wakil gubernur
    • Kades = Kepala Desa

    Singkatan dan akronim merupakan dua istilah yang digunakan untuk menyebut singkatan atau gabungan huruf dan beberapa suku kata. Namun singkatan berbeda dengan akronim karena umumnya dipakai untuk menyingkat gelar dan satuan ukuran. Sementara akronim biasanya untuk menyingkat nama organisasi.

    Baca Juga:

  • Pengertian Inti Bumi, Ciri, Urutan Lapisan Dalam dan Luar

    Pengertian Inti Bumi, Ciri, Urutan Lapisan Dalam dan Luar

    Inti bumi atau barisfer adalah lapisan paling bawah di permukaan bumi. Barisfer bersifat padat dengan suhu yang sangat tinggi dibandingkan lapisan lainnya. Pada awal pembentukan bumi ini, barisfer dalam bentuk bola yang sangat panas.

    Selanjutnya, terjadi peluruhan radioaktif akibat dari tekanan yang besar dari pembentukan planet sehingga terjadi tumbukan, kompresi batuan, sampai dengan akresi batuan dari ruang angkasa sehingga membuatnya lebih panas lagi suhunya.

    Untuk memahaminya lebih lanjut tentang barisfer ini, simak ciri-ciri dan penjelasan umumnya seperti di bawah ini.

    Ciri-ciri Inti Bumi

    Ciri-ciri-Inti-Bumi

    Pada penjelasan pertama akan dibahas tentang ciri dari barisfer. Ciri dari inti bumi ini sudah dijelaskan dalam National Geographic. Beberapa ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Kedalaman

    Ciri yang pertama ini kedalaman dari barisfer. Inti bumi ada di kedalaman 2.900 km di bawah permukaan bumi. Sedangkan dari radiusnya punya ukuran sekitar 3.485 km atau 2.165 (mil).

    2. Lapisan Di Atasnya

    Sempat disinggung sebelumnya bahwa lapisan bumi terdiri dari beberapa lapisan dan barisfer inilah lapisan paling bawah. Setelah barisfer, Anda dapat menemukan astenosfer atau yang dikenal juga dengan mantel bumi.

    Lapisan dari astenosfer ini terbagi menjadi dua, yaitu astenosfer bagian dalam  dan bagian luar. Lapisan mantel bumi ini merupakan lapisan paling tebal diantara lainnya. Lalu, ada lapisan paling atas yaitu lapisan kerak bumi.

    Di lapisan kerak bumi ini yang ditinggali oleh makhluk hidup dan memiliki berbagai jenis batuan, logam, dan mineral yang dibutuhkan oleh manusia.

    3. Faktor Utama Panas di Barisfer

    Ciri berikutnya adalah adanya panas bumi yang sangat panas. Penyebab panas dari lapisan barisfer ini adalah karena peluruhan unsur radioaktif. Selain itu, panas di barisfer lapisan paling dalam terjadi karena inti bagian luar membeku sehingga terjadi tekanan di lapisan bawahnya.

    Selain itu, faktor utama ini disebabkan sisa panas dari setelah bumi terbentuk. Dari alasan inilah yang menyebabkan lapisan panas di barisfer terbentuk dengan mudah.

    4. Bahan Pembuat Barisfer

    Lau, apa bahan penyusun inti bumi? Mayoritas penyusunnya adalah terbuat dari logam yaitu besi dan nikel. Namun, bedanya besi dan nikel ini ada dalam wujud cair dan padat. Untuk barisfer di lapisan luar bersifat cair.

    Sedangkan barisfer di bagian dalam memiliki wujud padat. Selain nikel dan besi yang mendominasi, terdapat unsur lain di barisfer yaitu belerang. Jika dilihat dari persentasenya, belerang memiliki kandungan besar di inti dibandingkan lapisan lainnya.

    Adapun persentase belerang paling banyak di bumi yaitu mencapai 90 persen. Jadi, belerang yang Anda temukan di permukaan bumi ini hanyalah sebagiannya saja.

    5. Fluktuasi Suhu

    Inti bumi juga sering mengalami fluktuasi suhu. Perbedaan suhu yang tidak stabil ini terjadi karena beberapa kondisi seperti rotasi bumi, komposisi dari kandungan yang ada di inti, serta pengaruh dari tekanan sehingga suhu menjadi tidak stabil.

    Meskipun demikian, barisfer memiliki kisaran suhu yang umum yaitu 4.400 derajat Celcius sampai dengan 6000 derajat Celcius. Inti di bagian dalam memiliki suhu yang lebih panas dibandingkan lapisan di atasnya.

    Lapisan Inti

    Lapisan-Inti

    Setelah Anda memahami beberapa ciri dari lapisan barisfer, saatnya akan dijelaskan beberapa jenis dari lapisan inti yang ada di bumi. Inti dibagi menjadi dua jenis, yaitu inti luar yang merupakan lapisan pembatas  dengan mantel bumi.

    Lalu, kedua adalah inti dalam dengan ciri khasnya yang unik. Simak informasi lengkapnya berikut ini.

    1. Inti Luar

    Ciri inti bagian luar yaitu memiliki kedalaman berkisar 2.200 km di bawah permukaan bumi. Bagian dari inti luar bumi ini memiliki kandungan nikel dan besi. Inti luar memiliki suhu yang sangat panas dari 4.500 – 5.500 derajat Celcius.

    Kekentalan atau viskositas dari inti luar ini tergolong rendah sehingga logam cairnya mudah terbentuk dan mudah berubah. Itulah yang menjadi ciri khas dari inti bagian luar.

    2. Inti Dalam

    Inti dalam adalah bola panas yang terdiri dari logam yang padat berbeda halnya dengan inti luar yang logamnya bersifat cair. Di inti dalam ini, Anda menemukan bola padat dengan radius berkisar 1.220 km.

    Suhunya sangat besar yaitu mencapai 5.200 derajat Celcius. Meskipun begitu, besi yang ada di lapisan ini tidak mencair walau dalam suhu yang lebih panas. Ciri lainnya dari inti dalam ini punya tekanan sampai dengan 3,6 juta atmosfer (atm).

    Penyebab Inti Bumi Mengalami Pendinginan

    Bumi sudah berusia lebih dari 4,5 miliar tahun yang lalu. Pembentukan bumi ini berasal dari kabut panas yang akhirnya mengalami pendinginan. Menurut para ilmuwan, keadaan bumi dari masa ke masa akan mengalami pendinginan meski nyatanya inti punya suhu yang panas.

    Berdasarkan penelitian dari BBC Science Focus menyebut bahwa semenjak pembentukan bumi, inti menjadi bola padat yang tumbuh satu militer tiap tahun. Menurut penelitian, jika sudah mencapai batasnya, bumi bisa mengalami pendinginan.

    Jika inti bumi mendingin dan mengeras ini akan memberikan dampak buruk bagi lingkungan dan makhluk hidup. Namun, diperkirakan  matahari akan mengalami masa akhir terlebih dahulu dibandingkan dengan masa akhir bumi.

    Diperkirakan hal tersebut terjadi sangat lama yaitu 5 miliar tahun lagi. Meski tidak ada penelitian pasti terkait penyebab inti mengalami pendinginan, tetapi para ahli menyebut bumi dari masa ke masa akan mengalami pendinginan.

    Hal ini tentu saja harus mendapatkan perhatian khusus karena kondisi ini bisa menyebabkan masalah serius bagi makhluk hidup yang ada di dalamnya.

    Dampak Inti Mendingin

    Peran dari inti bumi ini sangat besar karena perputaran inti luar ini menghasilkan medan magnet yang besar untuk makhluk hidup di lapisan kerak bumi. Jadi, apabila inti mengalami pendinginan, maka tidak akan ada lagi magnet bumi sehingga aliran bermuatan dari matahari bisa mengikis atmosfer bumi.

    Hal ini mengakibatkan masalah seperti yang telah terjadi pada planet Mars. Akibatnya atmosfer bumi bisa memudar sehingga tidak bisa terlindungi dari radiasi matahari. Jika bumi ingin mendingin dalam waktu yang dekat, maka ukuran bumi harus kecil.

    Jika bumi sudah kecil, maka bentang alam seperti gunung berapi akan berkurang. Hal ini yang menyebabkan lempeng tektonik akan membuat kembali karbon serta berbagai mineral di lapisan kerak bumi.

    Hal ini juga mengakibatkan lempeng tektonik menambahkan gas ke atmosfer dengan baik. Tanpa atmosfer bumi, suhu menjadi lebih dingin dan lautan akan membeku. Itulah yang membuat kehidupan di muka bumi bisa musnah akibat dari pendinginan inti.

    Namun, diperkirakan bumi tidak akan mendingin dalam waktu dekat ini. Anda perlu memperhatikan risiko ini agar terus menjaga lingkungan dengan baik.

    Inti bumi terdiri dari dua lapisan yaitu Inner Core atau inti dalam dan Outer Core atau inti luar. Kedua inti ini memiliki ciri khasnya yang berbeda-beda. Inti bagian dalam memiliki suhu yang lebih panas dan bersifat padat sedangkan inti luar lebih cair.

    Baca Juga:

  • Penggunaan Huruf Kapital yang Benar Sesuai Kaidah PUEBI

    Penggunaan Huruf Kapital yang Benar Sesuai Kaidah PUEBI

    Huruf kapital adalah huruf besar pada alfabet seperti A, B, C, D yang merupakan kebalikan dari huruf alfabet kecil seperti a, b, c, d. Terdapat kaidah penggunaan huruf kapital yang telah diatur di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia atau PUEBI yang harus dipahami.

    Mengetahui penggunaan huruf kapital menurut EYD sangat penting terutama jika Anda harus menulis teks yang sifatnya formal seperti surat dinas, dokumen instansi pemerintahan dan sebagainya. Aturan PUEBI mencakup pada kondisi apa saja huruf kapital bisa diterapkan ke dalam sebuah kata.

    13 Aturan Penggunaan Huruf Kapital

    13-Aturan-Penggunaan-Huruf-Kapital

    Terdapat aturan penggunaan huruf kapital yang sudah dijelaskan di dalam Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Di situ dijelaskan bahwa huruf kapital harus diterapkan pada saat tertentu dan juga ada kondisi dmana huruf kapital justru tidak boleh digunakan.

    1. Diletakkan pada Huruf Pertama Awal Kalimat

    Setiap awal kalimat baik awal paragraf maupun kalimat di tengah dan akhir paragraf harus menggunakan huruf kapital pada huruf pertamanya. Kalimat yang menggunakan huruf kapital pada huruf pertamanya apabila kalimat tersebut dipisahkan tanda titik di depannya, tanda tanya atau tanda seru.

    Berikut contoh penggunaan huruf kapital:

    • Diana senang memasak nasi goreng untuk sarapan. Dia akan bangun pukul 5 pagi untuk bersiap memasak di dapur.
    • Bagaimana caranya kita bisa sampai ke sekolah sebelum jam 8 pagi?
    • Jangan pernah menyisakan makanan lagi!

    2. Huruf Pertama untuk Nama Orang dan Julukan

    Huruf kapital juga digunakan untuk menulis huruf pertama dari nama orang baik nama depan atau nama belakang. Julukan yang dimiliki seseorang juga harus dituliskan dengan huruf kapital untuk huruf depannya. Berikut contoh pemakaian huruf kapital:

    • Lydia Cantika
    • Budi Rahardjo
    • Dian Meriana
    • Bapak Pembangunan Indonesia

    3. Untuk Mengawali Kalimat dalam Petikan Langsung

    Dalam sebuah teks tertulis seperti novel, cerpen dan sebagainya biasanya akan ada petikan langsung yang berisi dialog percakapan antar tokoh. Huruf kapital dituliskan pada huruf pertama di awal kalimat petikan langsung terlepas dari apakah petikan langsung ada di awal atau akhir kalimat.

    • Budi berkata kepada Andi, “Tolong bawakan buku tugas ke sekolah!”
    • “Para pelajar yang akan mengikuti ujian sudah bersemangat datang sejak pagi,” kata penjaga sekolah
    • “Dia akan datang,” kata Rina dengan lemas, “pasti dia akan sampai sebentar lagi.”

    4. Menulis Gelar Kehormatan, Gelar Keagamaan, Gelar Akademik dan Sebagainya

    Huruf kapital juga digunakan untuk menulis huruf pertama dari gelar-gelar kehormatan seperti gelar akademik, gelar keagamaan, gelar kebangsawanan, gelar keturunan yang setelah gelar tersebut diikuti oleh nama seseorang. Contoh gelar yang ditulis huruf besar adalah Doktor, Ustadz, Teuku dan sebagainya.

    Berikut contoh penggunaan huruf kapital untuk gelar kehormatan:

    • Doktor Adyaksa Budiharjo
    • Teuku Muhammad Umar
    • Mahaputra Hatta
    • Kyai Haji Ahmad Dahlan

    5. Gelar atau Sapaan Kehormatan

    Huruf kapital juga digunakan untuk menyebut sapaan kehormatan baik sapaan tersebut terkait dengan sapaan keagamaan, sapaan profesi, keturunan, ataupun nama jabatan. Huruf kapital bisa digunakan meskipun sapaan kehormatan tidak disertai dengan nama orang.

    Berikut contoh pemakaian huruf kapital untuk sapaan kehormatan:

    • Terimakasih telah datang, Yang Mulia
    • Terimakasih untuk bantuannya, Dokter
    • Maafkan saya, Kyai
    • Siap laksanakan, Jenderal!
    • Selamat datang, Prof

    6. Nama Orang yang Digunakan Sebagai Nama Teori atau Rumus

    Beberapa nama ilmuan atau ahli di dunia ini diabadikan menjadi nama sebuah teori atau rumus baik untuk ranah sains ataupun ilmu sosial. Nama ilmuan atau ahli yang digunakan sebagai nama teori atau rumus harus dituliskan dengan huruf kapital seperti berikut:

    – rumus Phytagoras

    – hukum Pascal

    – teori Newton

    7. Nama Suku, Bahasa, Bangsa dan Aksara

    Huruf kapital juga digunakan untuk menuliskan nama suku, bangsa, bahasa, dan juga aksara. Namun huruf kapital tidak digunakan untuk menulis kata “bahasa, suku, bangsa” yang diikuti nama di belakangnya. Berikut contoh pemakaian huruf kapital:

    • suku Jawa
    • bangsa Arya
    • bahasa Jepang
    • aksara Kaganga

    8. Penulisan Nama Kitab Suci, Nama Agama, dan Hal yang Terkait dengan Ketuhanan

    Huruf pertama dari nama suatu agama atau kepercayaan, nama kitab suci serta hal yang berkaitan dengan ketuhanan harus dituliskan menggunakan huruf kapital sebagai bentuk penghormatan. Berikut contohnya:

    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Hindu
    • Buddha
    • Al Qur’an
    • Tripitaka
    • Tuhan
    • Allah Yang Maha Besar
    • Atas kehendak-Nya kita pasti menang

    9. Unsur Nama Jabatan Serta Pangkat

    Huruf kapital juga digunakan untuk menuliskan unsur nama jabatan serta pangkat dari seseorang yang di belakangnya diikuti dengan nama tempat, nama instansi atau nama orang. Berikut contoh penggunaan huruf kapital untuk unsur nama jabatan dan pangkat:

    • Sekretaris Jenderal ASEAN
    • Jenderal Besar TNI Raden Soedirman
    • Guru Besar Universitas Indonesia
    • Duta Besar Jepang untuk Indonesia

    10. Nama Hari, Bulan dan Tahun Serta Hari Raya

    Penulisan nama hari, bulan serta tahun harus menggunakan huruf besar atau kapital. Nama hari raya dan hari besar keagamaan juga harus menggunakan huruf kapital. Berikut contoh dari pemakaian huruf besar untuk nama-nama hari, bulan dan sebagainya.

    • tahun Masehi
    • tahun Hijriah
    • bulan September
    • bulan Januari
    • hari Maulid
    • hari Nyepi

    11. Penulisan Unsur Geografi yang Diikuti Nama Geografi

    Unsur-unsur geografi seperti benua, sungai, lembah, teluk, danau, laut, samudera dan bentang alam di muka bumi yang diikuti dengan nama geografi harus ditulis menggunakan huruf besar atau kapital. Berikut contoh pemakaian huruf kapital terkait dengan nama geografi:

    • Samudera Hindia
    • Benua Asia
    • Selat Bali
    • Pulau Kalimantan
    • Danau Singkarang
    • Sungai Kapuas
    • Gunung Fuji

    Namun unsur geografi seperti danau, sungai, laut, pulau yang di belakangnya tidak dibubuhkan nama tempat tidak perlu ditulis dengan huruf kapital. Berikut contoh kata yang tidak menggunakan huruf kapital adalah makan di atas danau, berenang di sungai, menyeberangi laut, mengelilingi pulau.

    12. Menulis Asal Daerah untuk Suatu Produk dan Kebudayaan

    Produk yang berasal dari daerah tertentu umumnya akan dituliskan dengan mencantumkan nama asal daerah. Nama asal daerah untuk produk atau kebudayaan seperti tarian, lagu dan sebagainya harus ditulis dengan huruf kapital. Berikut contoh penulisannya:

    • batik Solo
    • coto Makasar
    • tari Aceh
    • film Korea

    13. Nama Negara, Provinsi, Kota dan Organisasi

    Huruf kapital untuk menuliskan nama negara, nama kota dan juga organisasi. Berikut contohnya:

    • Inggris
    • Perserikatan Bangsa-Bangsa
    • London

    Nama-Negara,-Provinsi,-Kota-dan-Organisasi

    Penggunaan huruf kapital yang lumrah diketahui adalah pada kata di awal kalimat. Namun selain untuk awal kalimat, huruf kapital juga digunakan pada penyebutan nama tempat, nama orang, nama bulan dan lainnya. Mengetahui kaidah pemakaian huruf kapital sangat penting dalam penulisan kalimat baku.

    Baca Juga:

  • Pengertian Teks Editorial, Tujuan, Struktur, Jenis, dan Contoh

    Pengertian Teks Editorial, Tujuan, Struktur, Jenis, dan Contoh

    Apakah Anda pernah menjumpai dalam surat kabar suatu artikel yang berisi pandangan atau opini dari redaksi terkait isu atau peristiwa aktual yang sedang dibicarakan oleh publik? Inilah yang disebut dengan teks editorial.

    Pasalnya jenis teks yang juga disebut dengan tajuk rencana ini banyak digunakan untuk menyikapi berbagai isu publik, mulai dari masalah politik, ekonomi, sosial atau budaya, dan berbagai persoalan lainnya.

    Untuk itu, pada artikel kali ini, akan kita bahas lebih jauh mengenai jenis teks satu ini secara lengkap, mulai dari pengertian, tujuan, ciri-ciri, jenis, struktur, kaidah kebahasaan, hingga contoh teksnya.

    Pengertian Teks Editorial

    Pengertian-Teks-Editorial

    Berdasarkan KBBI Daring, editorial merupakan jenis artikel di surat kabar atau majalah yang menuliskan pendirian editor maupun pimpinan redaksi mengenai beberapa pokok masalah.

    Maka dapat diartikan bahwa jenis teks ini banyak menyoroti isu atau masalah aktual yang sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat.

    Meskipun begitu, dalam penulisannya harus dilengkapi dengan bukti, fakta, serta alasan yang logis atau bisa diterima di akal, supaya bisa diterima dan dipahami dengan mudah oleh pembaca maupun pendengar.

    Tujuan Teks Editorial

    Tujuan-Teks-Editorial

    • Umumnya, jenis teks ini memiliki beberapa tujuan, yang meliputi:
    • Menyampaikan opini atau pandangan penulis terhadap isu atau topik yang sedang hangat.
    • Mendorong perubahan atau tindakan dalam masyarakat atau lingkungan tertentu.
    • Mempengaruhi pendapat atau pandangan pembaca terhadap suatu isu atau topik.
    • Memberikan analisis atau evaluasi terhadap suatu peristiwa atau kebijakan.
    • Menyediakan wadah bagi penulis untuk berbicara tentang isu atau topik yang dianggap penting dan mempengaruhi opini publik.

    Ciri-Ciri Teks Editorial

    1. Membahas Isu atau Topik Hangat

    Jenis teks ini selalu membahas isu atau topik yang sedang hangat atau kontroversial dalam masyarakat maupun dalam suatu lingkup tertentu.

    Biasanya, isu atau topik tersebut menjadi perhatian publik karena memiliki dampak yang signifikan dalam masyarakat, politik, ekonomi, atau sosial.

    2. Argumentatif

    Selain itu, jenis tulisan ini juga bersifat argumentatif, yang berarti penulis akan menyajikan argumen atau pendapat yang kuat untuk mendukung pandangan atau opini yang disampaikan.

    Argumen tersebut biasanya didukung oleh fakta, data, atau referensi yang relevan sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

    3. Struktur Logis dan Sistematis

    Selain argumentatif, tentunya tulisan ini juga memiliki struktur yang logis dan sistematis. Sehingga bisa diterima di akal dan mudah dipahami oleh pembaca maupun pendengar.

    Biasanya, tajuk rencana akan dimulai dengan pendahuluan yang menyatakan pendapat mengenai isu atau topik yang dibahas, diikuti oleh pengembangan argumen atau opini yang disajikan secara berurutan dan terorganisir. Kemudian diakhiri dengan pernyataan ulang pendapat.

    4. Aktual dan Faktual

    Tajuk rencana harus berbasis pada fakta dan informasi yang akurat, serta memiliki relevansi dengan isu atau topik yang sedang hangat.

    Penulis harus memastikan bahwa informasi yang disajikan dalam tulisan didukung oleh sumber yang dapat dipercaya dan diperiksa kebenarannya, serta mencerminkan situasi atau kondisi terkini yang sedang dibahas.

    5. Memikat Daya Tarik

    Terakhir, tajuk rencana harus memiliki daya tarik bagi pembaca, dengan menggunakan bahasa yang menarik, jelas, dan mudah dipahami.

    Didukung dengan gaya penulisan yang menarik, penggunaan kata-kata yang efektif serta menyesuaikan dengan target pembaca, sehingga mampu mempengaruhi pembaca dan memikat minat mereka.

    Jenis Teks Editorial

    1. Interpretative Editorial

    Merupakan jenis teks atau tulisan yang memiliki tujuan untuk menjelaskan isu dengan membeberkan fakta, data, maupun figur tertentu untuk memberikan wawasan atau pengetahuan.

    Biasanya, penulis menggunakan pengetahuan, pengalaman, atau pemahaman pribadi untuk menginterpretasikan suatu peristiwa, kebijakan, atau fenomena dalam masyarakat.

    Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan sudut pandang yang unik terhadap isu atau topik yang dibahas.

    2. Controversial Editorial

    Merupakan jenis teks yang menyajikan pandangan atau opini yang kontroversial atau kontroversial terhadap suatu isu atau topik. Penulis seringkali mengemukakan pendapat yang berlawanan atau kontroversial terhadap pandangan umum atau pandangan yang dominan dalam masyarakat.

    Tujuannya adalah untuk menggugah perdebatan mengenai isu atau topik yang dibahas serta memancing reaksi atau tanggapan dari pembaca.

    Selain itu, jenis teks ini juga bisa digunakan untuk meyakinkan pembaca dalam menumbuhkan kepercayaan mereka terhadap suatu isu.

    3. Explanatory Editorial

    Terakhir, berbeda dengan dua jenis di atas, explanatory editorial lebih menyajikan suatu isu atau masalah supaya dinilai oleh pembaca.

    Umumnya teks ini digunakan untuk menjelaskan atau menguraikan suatu isu atau topik secara rinci dan terperinci. Penulis akan menyajikan informasi, fakta, atau analisis yang komprehensif untuk membantu pembaca memahami isu atau topik yang kompleks atau teknis.

    Struktur Teks Editorial

    1. Pernyataan Pendapat

    Pada bagian awal tajuk rencana, penulis akan menyampaikan pernyataan pendapat atau pandangan pribadi mereka mengenai isu atau topik yang sedang dibahas.

    Pernyataan pendapat ini berfungsi sebagai pengenalan atau pengantar kepada pembaca tentang posisi atau sudut pandang yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam teks tersebut.

    Pernyataan pendapat ini biasanya disajikan secara tegas dan jelas untuk menunjukkan posisi penulis terhadap isu atau topik yang dibahas.

    2. Argumentasi

    Setelah pernyataan pendapat, penulis akan menyajikan argumen atau bukti-bukti yang mendukung pernyataan pendapat mereka. Argumentasi ini dapat berupa data, fakta, statistik, kutipan, atau pengalaman pribadi yang relevan.

    Penulis akan menggunakan argumen-argumen ini untuk menguatkan atau meyakinkan pembaca akan pandangan atau posisi yang diutarakan dalam pernyataan pendapat mereka.

    Argumentasi yang kuat dan logis menjadi salah satu komponen penting dalam struktur tulisan untuk meyakinkan pembaca.

    3. Pernyataan Ulang Pendapat

    Pada bagian akhir, penulis akan melakukan pernyataan ulang pendapat sebagai penutup. Bagian ini berfungsi untuk mengingatkan pembaca terhadap pandangan atau posisi yang telah dijelaskan dalam teks dan memberikan kesimpulan atau rangkuman akhir dari argumen yang telah disampaikan.

    Kaidah Kebahasaan Teks Editorial

    Selain memperhatikan struktur penulisan, pastikan Anda juga menggunakan kaidah kebahasaan yang sesuai dengan teks ini, yakni meliputi:

    1. Adverbia

    Merupakan kata yang berfungsi untuk memberikan informasi tambahan tentang kata kerja, kata sifat, atau adverbia lainnya.

    Dalam teks editorial, penggunaan adverbia penting untuk memberikan penekanan pada argumen yang disampaikan dan memperjelas pandangan atau posisi penulis terhadap isu atau topik yang dibahas.

    Contoh kata: secara umum, jelas, mungkin, sebenarnya, dan seharusnya.

    2. Konjungsi

    Selanjutnya, konjungsi adalah kata atau frasa yang digunakan untuk menghubungkan antara dua klausa atau frasa dalam suatu kalimat.

    Penggunaan konjungsi dalam tajuk rencana berguna untuk mengaitkan argumen-argumen atau pernyataan dalam teks, sehingga membentuk satu kesatuan atau alur yang jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.

    Contoh kata: dan, atau, tetapi, namun, serta.

    3. Verba Material

    Verba material adalah kata kerja yang merujuk pada tindakan fisik atau kegiatan nyata yang dapat diamati. Biasanya jenis verba ini digunakan untuk menjelaskan tindakan atau kegiatan yang berkaitan dengan isu atau topik yang sedang dibahas.

    Contohnya kata: melaksanakan, melakukan, menyelenggarakan, dan menyusun.

    4. Verba Relasional

    Verba relasional adalah kata kerja yang menghubungkan subjek dengan kata sifat atau kata benda untuk menjelaskan atau memberikan informasi tambahan tentang subjek tersebut.

    Contoh kata: merupakan, adalah, tergolong, dan termasuk.

    5. Verba Mental

    Terakhir, verba mental adalah kata kerja yang mengacu pada aktivitas mental atau pikiran, seperti berpikir, mempertimbangkan, atau memahami. Verba ini membantu menunjukkan pandangan atau pemikiran penulis terhadap isu atau topik yang sedang dibahas.

    Contoh kata: percaya, berpendapat, memahami, dan menyadari.

    Cara Membuat Teks Editorial

    Selanjutnya, untuk memudahkan Anda untuk membuat editorial, berikut ini kami berikan langkah-langkahnya:

    1. Pilih Isu atau Topik yang Sedang Hangat

    Pilihlah isu atau topik yang menjadi perhatian publik atau relevan dengan konteks atau lingkungan tempat Anda berada. Isu atau topik tersebut sebaiknya memiliki dampak atau penting bagi masyarakat atau pembaca.

    2. Kumpulkan Informasi dan Data Pendukung

    Lakukan riset dan kumpulkan informasi serta data pendukung terkait isu atau topik yang akan dibahas dalam tulisan. Gunakan sumber yang terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan, seperti artikel berita, laporan riset, atau data statistik, untuk memperkuat argumen Anda.

    3. Buat Outline atau Kerangka Tulisan

    Kemudian, buatlah kerangka tulisan atau outline supaya isi dari naskah tidak keluar dari tema atau topik. Anda bisa menuliskan poin-poin penting yang akan dibahas pada setiap bagian, baik pernyataan pendapat, argumentasi, maupun bagian akhir.

    4. Kembangkan Tulisan

    Setelah itu, kembangkan outline yang telah dibuat menjadi beberapa paragraf. Jangan lupa untuk menuliskannya menggunakan tata bahasa dan gaya penulisan yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar.

    5. Revisi dan Cek Fakta

    Terakhir, sebelum mempublikasikan tulisan, baca ulang naskah Anda yang sudah selesai, kemudian revisi beberapa bagian yang salah serta periksa kembali fakta-fakta supaya terhindar dari penyebaran informasi palsu atau tidak akurat.

    Contoh Teks Editorial

    Terakhir, untuk memperdalam wawasan Anda dan memberikan gambaran lebih mengenai jenis teks ini, berikut kami berikan contoh beserta dengan strukturnya.

    Tema: pendidikan

    Judul: Menggali Potensi Melalui Peningkatan Mutu Pendidikan Demi Meraih Masa Depan Gemilang

    Pernyataan Pendapat

    Meningkatkan mutu pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas akan memberikan manfaat jangka panjang bagi individu, masyarakat, dan negara secara keseluruhan.

    Argumentasi

    Pentingnya meningkatkan mutu pendidikan tidak dapat dipungkiri. Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baik, serta menjadi masyarakat yang berkontribusi positif.

    Selain itu, dengan pendidikan yang baik, masyarakat akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu global, lingkungan, dan budaya, sehingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana dalam kehidupan sehari-hari.

    Selain itu, meningkatkan mutu pendidikan juga dapat mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi. Dengan pendidikan yang berkualitas, kesempatan pendidikan akan lebih merata bagi semua lapisan masyarakat, tanpa memandang latar belakang ekonomi atau sosial.

    Pernyataan Ulang Pendapat

    Oleh karena itu, peningkatan mutu pendidikan harus menjadi prioritas utama bagi pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat secara keseluruhan. Investasi yang dilakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan akan membawa manfaat jangka panjang bagi pembangunan suatu negara.

    Demikian pembahasan lengkap mengenai teks editorial, mulai dari pengertian, tujuan, ciri-ciri, jenis, struktur, kaidah kebahasaan, cara membuat, hingga contoh tulisannya. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan Anda!

    Baca Juga: