Category: Pendidikan

  • Perbedaan Seismograf dan Seismometer, Mirip Tapi Tak Sama!

    Perbedaan Seismograf dan Seismometer, Mirip Tapi Tak Sama!

    Dahulu, bencana alam seperti gempa bumi tidak bisa diprediksi karena belum muncul alat untuk mengukurnya. Namun, saat ini, dampak akibat gempa bumi bisa diminimalisir berkat adanya alat seismograf dan seismometer. Lalu, apa perbedaan diantara keduanya?

    Seperti yang kita tahu, kerak bumi selalu mengalami pergerakan karena adanya gelombang dari dalam bumi yang merambat ke permukaan mulai dari lemah sampai yang kuat. Saat gelombang tersebut lemah, maka pergerakannya akan sulit dirasakan sampai ke permukaan.

    Untuk itu, muncullah alat seismograf dan seismometer yang berkaitan dalam pengukuran gelombang gempa. Supaya Anda lebih paham tentang perbedaannya, mari kita simak uraian berikut.

    Pengertian Seismograf

    Pengertian-Seismograf

    Sebelum memahami perbedaan antara seismograf dan seismometer, akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian dari seismograf. Seismograf merupakan alat yang dipakai untuk mencatat gempa bumi.

    Dari alat ini, nantinya akan muncul hasil berbentuk kurva yang tercetak dalam kertas. Dari kurva ini seorang ahli bisa menilai apakah gempa bumi yang ditimbulkan berbahaya atau tidak. Cara kerja dari seismograf ini biasanya dipasang di tanah.

    Selanjutnya, dari alat tersebut akan mendeteksi getaran yang nantinya akan ditampilkan grafik dari getaran tersebut. Istilah hasil dari seismograf ini disebut dengan seismogram. Seismograf ini memiliki beberapa perangkat yang terdiri dari pena, beban, dan gulungan kertas.

    Dari alat ini nantinya akan menilai jarak, kekuatan, arah, sampai dengan arah dari gelombang yang terjadi di lapisan litosfer tersebut. Jika dilihat secara teknis, seismograf adalah alat untuk merekam getaran dari tanah ketika terjadi bencana alam gempa bumi.

    Ada dua metode dari alat ini yaitu seismograf vertikal dan seismograf horizontal. Metode sesimograf vertikal adalah merekam getaran tanah dari atas ke bawah. Sedangkan yang dimaksud dengan seismograf horizontal yaitu mengukur pergerakan tanah yang merabat dari kanan ke kiri atau sebaliknya.

    Perbedaan Seismograf dan Seismometer

    Seismograf dan seismometer punya beberapa perbedaan meskipun sama-sama alat yang diterapkan untuk merekam gempa. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut.

    1. Seismometer Bagian dari Seismograf

    Seismometer-Bagian-dari-Seismograf

    Perbedaan pertama adalah seismometer adalah bagian yang berasal dari seismograf. Hal ini sebagaimana yang telah dijelaskan dalam buku dengan judul Struktur Bangunan Tahan Gempa karangan Moh Nur Shaleh.

    Jadi, dapat dikatakan bahwa seismograf adalah bagian besar yang di dalamnya terdapat seismometer.

    2. Pengertian Seismometer

    Seismometer juga berbeda dengan seismograf jika dilihat dari pengertiannya. Adapun yang dimaksud dengan seismometer adalah sensor yang digunakan untuk merekam adanya gerakan di tanah selanjutnya akan merekamnya agar bisa mudah dianalisis oleh manusia.

    Jadi, dapat dikatakan jika seismometer adalah bagian sensor dari seismograf. Adapun satuan dari getaran tersebut diukur dengan Skala Richter (SR). Skala ini adalah logaritma amplitudo maksimum.

    Adapun dalam menggunakan seismometer ini, nantinya akan mengukur amplitudo yang diukur dengan jarak 100 km dari titik gempa itu terjadi dengan satuan mikrometer. Seismometer telah mengalami perkembangan teknologi.

    Hal ini terjadi karena telah muncul teknologi seismometer dengan teknik laser. Dengan teknik ini, bisa digunakan untuk mendeteksi adanya tegangan gempa di dalam bumi. Cara kerjanya adalah mengukur perbedaan jarak yang ada di dua titik yang telah ditentukan.

    Titik ini ada di dua ujung pipa yang dilewati oleh laser sehingga laser ini yang akan mendeteksi  tegangan seismik dengan baik.

    Apa Itu Seismogram dan Hubungannya dengan Seismograf dan Seismometer

    Setelah Anda mengetahui perbedaan seismograf dan seismometer, ada juga istilah lainnya dengan nama seismogram. Seismogram adalah grafik yang dimunculkan oleh seismometer. Jadi, ketiganya memiliki hubungan yang erat.

    Seismogram bukan alat pendeteksi gempa, tetapi alat untuk menampilkan hasil grafik berupa garis hitam yang dibuat oleh kertas. Seismogram kini juga mengalami perkembangan dari yang  awalnya dalam bentuk gambar dicetak oleh seismogram, saat ini sudah ada yang dalam bentuk digitalnya.

    Cara kerja antara seismograf, seismometer, dan seismogram berkaitan erat dan berhubungan. Awalnya, seismograf ini akan diletakkan ke daerah tertentu terutama ke daerah yang ingin dideteksi gempa.

    Setelah terpasang, pengamat akan memastikan terjadi guncangan atau tidak di area tersebut. Apabila terjadi guncangan, alat dari seismograf ini juga akan bergerak kecuali massa pegas yang akan tetap pada kondisi semula.

    Dari pergerakan ini yang membuat pegas tersebut akan mengalirkan voltase yang nantinya akan dihasilkan dalam bentuk grafik. Kurva atau grafik ini termasuk dalam seismogram. Seismograf ini disertai dengan akselerometer karena kecepatan tanah ini tidak seperti gelombang.

    Jadi, untuk menangkap gerakan seismik dengan tepat diperlukan adanya gelombang seismik.

    Industri yang Menggunakan Seismograf

    Banyak industri yang menggunakan alat seismograf ini untuk berbagai keperluan. Umumnya juga sering digunakan oleh para ahli geologi dan peneliti yang ingin memahami besar kecilnya gempa di wilayah tersebut.

    Alat ini sangat penting untuk mengetahui perubahan di dalam tanah dan meliputi suatu wilayah tertentu. Adanya pergerakan yang diketahui sebelumnya dapat memberikan manfaat bagi penduduk disekitarnya agar bisa melakukan mitigasi bencana alam dan melakukan evakuasi lebih dini.

    Dengan begitu, risiko kecelakaan akibat bencana alam bisa dicegah dan diminimalisir. Kini, juga sudah tersedia alat digital yang dapat memberikan peringatan ke HP masing-masing sehingga lebih cepat mengatasinya dengan baik.

    Namun, ada juga kegunaan lain dari seismograf yaitu  tidak hanya mendeteksi gempa bumi saja. Seismograf ini juga bisa untuk melakukan eksplorasi keberadaan gas dan minyak alam. Caranya dengan memancarkan gelombang ke dalam tanah.

    Selanjutnya, gelombang ini akan terjadi pemantulan yang dari pantulan inilah bisa dilihat apakah di dalam tanah tersebut memiliki sumber minyak alam dan gas. Jadi, alat ini bisa dijadikan sebagai cara yang membantu geosurveynya dengan baik.

    Sejarah Seismograf

    Seismograf pertama kali dibuat oleh Zhang Heng yang merupakan seorang filsuf China. Alat ini awalnya dibuat dengan bentuk silinder dan masih sederhana. Ada delapan kepala naga yang terdiri 8 titik kepala naga yang mulutnya berisi bola.

    Ketika muncul getaran, bola tersebut akan keluar dari mulut naga tersebut. Jika bola ini sudah keluar, maka akan terdengar suara sesuai tingkat getarannya. Namun, alat ini masih belum bisa untuk merekam kekuatan gempa tetapi hanya untuk memahami apa yang terjadi.

    Lalu, seismograf pertama yang modern muncul di tahun 1975. Pembuatnya adalah Filippo Cechi. Cechi adalah ahli dalam bidang seismograf yang digunakan menggunakan pendulum. Selanjutnya, alat ini kemudian dibuat dengan yang lebih canggih oleh ilmuan yang bernama Sir James Alfred, Thomas Gray, dan John Milne.

    Seismograf ini dibuat setelah ada gempa bumi yang besar terjadi di Yokohama, Tokyo. Dari ketiga ahli yang membuat seismograf ini, alat yang paling terkenal adalah buatan John Milne. Pendulum dari seismograf tersebut bisa dimanfaatkan untuk mencatat gempa bumi dan dinilai cukup akurat.

    Itulah penjelasan lengkap terkait dengan seismograf dan seismometer disertai dengan perbedaan. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan seismograf adalah alat untuk mencatat gelombang dan menangkap sinyal dari gempa bumi.

    Baca Juga:

  • Perbedaan Kalimat Langsung dan Tidak Langsung + Contoh

    Perbedaan Kalimat Langsung dan Tidak Langsung + Contoh

    Dalam menulis sebuah karya, baik cerpen, artikel, maupun karya prosa lainnya, tentu sebagai penulis akan memperhatikan beberapa kalimat yang sesuai, termasuk salah satunya adalah penggunaan kalimat langsung dan tidak langsung.

    Diketahui, kedua jenis kalimat ini memiliki bentuk yang berbeda. Salah satu perbedaannya terletak pada cara mengungkapkan pernyataan atau ucapan seseorang.

    Lantas, sebenarnya apa sih maksud kalimat langsung dan tidak langsung? Bagaimana cara membedakannya? Yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

    Pengertian Kalimat Langsung dan Tidak Langsung

    Pengertian-Kalimat-Langsung-dan-Tidak-Langsung

     

    Kalimat langsung merupakan jenis kalimat yang menyatakan langsung perkataan seseorang tanpa perantara dan tidak mengubah apa yang diucapkan. Sehingga kalimat tersebut disampaikan sama persis tanpa pengurangan maupun penambahan kata sedikitpun.

    Dimana jenis kalimat ini digunakan untuk menyampaikan suatu kejadian atau persoalan dengan bahasa langsung. Selain itu, baik nada maupun intonasi juga sama dengan yang dilakukan oleh sumber informasi, bisa disertai dengan tanda kutip berupa kalimat berita, perintah, maupun kalimat tanya.

    Sebaliknya, kalimat tidak langsung merupakan bentuk penyampaian ulang dari ucapan atau perkataan seseorang tanpa mengutip keseluruhan kalimatnya.

    Jenis kalimat ini, tidak menyampaikan secara langsung apa yang diinformasikan namun memiliki bentuk berupa kalimat berita, yakni berisi suatu kejadian atau peristiwa dari sumber lain, lalu susunannya diubah oleh penulis.

    Ciri-Ciri Kalimat Langsung dan Tidak Langsung

    Ciri-Ciri-Kalimat-Langsung-dan-Tidak-Langsung

     

    Diketahui baik kalimat langsung maupun tidak langsung memiliki sejumlah karakteristik atau ciri-ciri yang berbeda.

    1. Ciri-Ciri Kalimat Langsung

    • Menggunakan tanda kutip (“…”) di awal dan di akhir kalimat untuk menandakan ucapan langsung.
    • Menggunakan huruf besar atau kapital pada huruf awal dalam kalimat yang dipetik.
    • Menggunakan tanda baca (,) untuk memisah kalimat petikan dan kalimat pengiring.
    • Menggunakan tanda baca (:) di depan kalimat langsung yang berupa dialog berurutan.
    • Umumnya terdapat adanya kalimat tanya, kalimat berita, maupun kalimat perintah.

    2. Ciri-Ciri Kalimat Tidak Langsung

    • Tidak menggunakan tanda kutip dalam penulisannya.
    • Dalam menyatakan ujaran mengalami perubahan sesuai dengan konteks kalimat, misal kata ganti orang pertama menjadi orang ketiga, begitu juga sebaliknya.
    • Dalam penulisannya sering menggunakan kata tugas, seperti: agar, untuk, supaya, bahwa, tentang, dan sebagainya.
    • Dalam penulisan kutipan biasanya berbentuk kalimat berita.

    Struktur Kalimat Langsung dan Tidak Langsung

    1. Struktur Kalimat Langsung

    Berikut ini struktur penulisan kalimat langsung yakni berupa:

    • “Pernyataan subjek + tanda koma (,)” + kata kerja diawali dengan huruf kecil + subjek.

    Contohnya: “Tadi pagi Ani membeli jaket di toko,” kata Tia.

    • Subjek + kata kerja + tanda koma (,)“ + pernyataan subjek + tanda baca”

    Contohnya: Tia berkata, “Tadi pagi Ani membeli jaket di toko”

    Selain kedua contoh di atas, terdapat juga beberapa struktur kalimat langsung yang sering digunakan, antara lain:

    • Pengiring-Kutipan

    Contohnya: “Santi menyuruh, “Bukakan pintu itu!”

    • Kutipan-Pengiring

    Contohnya: “Kamu kapan main ke rumahku?” tanya Ana kepada kedua sahabatnya di taman.

    • Kutipan-Pengiring/Kutipan

    Contohnya: “Ca, kamu disuruh ikut” kata Yuna, “ ke acara syukuran besok jam 10 pagi.”

    2. Struktur Kalimat Tidak Langsung

    Berbeda dengan kalimat langsung, dimana jenis kalimat tidak langsung memiliki struktur tersendiri, yakni:

    • Subjek + predikat + kata sambung + pernyataan subjek

    Contohnya: Santi mengatakan bahwa tadi pagi Salsa membeli roti di toko.

    Perbedaan Kalimat Langsung dan Tidak Langsung

    Adapun perbedaan kalimat langsung maupun tidak langsung bisa dilihat dari berbagai segi. Perbedaan tersebut meliputi:

    1. Tanda Kutip

    Kalimat langsung menggunakan tanda kutip sebagai penanda awal dan akhir ucapan langsung, sementara kalimat tidak langsung tidak menggunakan tanda kutip sama sekali.

    2. Kata Penghubung atau kata pengantar

    Kalimat langsung tidak memerlukan kata pengantar atau kata penghubung, karena ucapan langsung diletakkan langsung setelah tanda kutip pembuka.

    Sementara itu, kalimat tidak langsung memerlukan kata pengantar atau kata penghubung untuk mengenali atau menyatakan ucapan atau pikiran seseorang.

    3. Bentuk Pernyataan

    Kalimat langsung menggunakan kata-kata yang sama persis seperti yang digunakan oleh pembicara aslinya, termasuk penggunaan orang pertama (saya, aku), orang kedua (kamu), dan orang ketiga (dia, mereka).

    Sementara itu, dalam kalimat tidak langsung, kata-kata tersebut diubah sesuai dengan pengaturan kalimat yang tepat dan cenderung menggunakan orang ketiga.

    4. Waktu dan Tempat

    Dalam kalimat langsung, waktu dan tempat ucapan langsung dikutip secara langsung seperti yang dikatakan oleh pembicara aslinya. Namun, dalam kalimat tidak langsung, waktu dan tempat dapat diubah atau ditempatkan dalam kata pengantar atau kata penghubung.

    5. Intonasi

    Diketahui, kalimat langsung cenderung memiliki nada yang cenderung tinggi pada bagian kutipan dibandingkan pada bagian pengiringnya.

    Sebaliknya, pada kalimat tidak langsung, memiliki nada yang datar pada bagian kalimat pengiringnya maupun isi kalimat yang dikutip.

    Contoh Kalimat Langsung dan Tidak Langsung

    Untuk mendapatkan gambaran lebih lanjut mengenai perbedaan kedua jenis kalimat ini, maka berikut kami berikan sederet contoh kalimat baik langsung maupun tidak langsung.

    • “Ayo pergi!” seru Dian. (Kalimat langsung)

    Dian menyuruh untuk pergi. (Kalimat tidak langsung)

    • “Besok saya akan pergi berlibur ke Jogja,” kata Rudi.

    Rudi mengatakan bahwa esok Ia akan berlibur ke Jogja.

    • “Saya sangat bersyukur hari ini,” ucap Lisa dengan riang.

    Lisa mengatakan bahwa dia sangat bersyukur hari ini.

    • “Saya akan pergi ke masjid,” kata Rina.

    Rina berkata bahwa dia akan pergi ke masjid.

    • “Apa kamu sudah makan?” tanya Rani.

    Rani bertanya apakah Rani sudah makan.

    • “Saya sangat senang bisa makan berdua denganmu,” kata Tika pada Andi.

    Tika mengatakan bahwa dia sangat senang bisa makan berdua dengan Andi.

    • “Tolong beritahu saya hasil rapatnya,” ucap Budi kepada sekretarisnya.

    Budi meminta kepada sekretarisnya untuk memberitahukan hasil rapat.

    • “Aku akan segera ke rumahmu,” kata Ani kepada Ayu.

    Ani mengatakan kepada Ayu bahwa dia akan segera ke rumahnya.

    • “Bisakah kamu membantu saya dengan tugas ini?” tanya Rizki kepada temannya.

    Rizki bertanya kepada temannya apakah dia bisa membantu dengan tugas tersebut.

    • “Saya ingin memesan nasi goreng dan teh manis,” pesan Tono kepada pelayan.

    Tono memesan kepada pelayan bahwa dia ingin memesan nasi goreng dan teh manis.

    • “Tolong jangan ganggu saya lagi,” kata Ayu dengan kesal.

    Ayu mengatakan dengan kesal untuk tidak mengganggunya lagi.

    • “Kapan kamu akan mengirimkan laporan itu?” tanya Bos kepada karyawan.

    Bos bertanya kepada karyawan kapan laporan itu akan dikirimkan.

    • “Saya ingin belajar bahasa Prancis,” kata Dina kepada temannya.

    Dina mengatakan kepada temannya bahwa dia ingin belajar bahasa Prancis.

    • “Saya sangat senang bisa membantumu,” ucap Didi kepada sahabatnya.

    Didi mengatakan kepada sahabatnya bahwa dia sangat senang bisa membantunya.

    Demikian ulasan mengenai kalimat langsung dan tidak langsung beserta dengan ciri-ciri, struktur, dan contohnya. Meskipun begitu, penting bagi Anda untuk tetap memperhatikan konteks dalam menggunakan kedua kalimat ini supaya tujuan komunikasi tercapai, baik secara lisan maupun tulisan.

    Baca Juga:

  • 20 Contoh Kalimat Persuasif Lengkap dengan Pembahasannya

    20 Contoh Kalimat Persuasif Lengkap dengan Pembahasannya

    Kalimat persuasif merupakan cara komunikasi yang kuat untuk mempengaruhi pikiran, tindakan, maupun perilaku seseorang. Maka tak heran jika ada begitu banyak contoh kalimat persuasif yang digunakan dalam berbagai sektor maupun komunikasi sehari-hari.

    Pasalnya, kita sering menggunakan kalimat ini dalam membujuk atau mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu. Maka dari itu, penting bagi kita untuk menggunakan kalimat ini dengan baik serta bijak.

    Lalu sebenarnya kalimat persuasif itu apa sih? Dan seperti apa contoh kalimat persuasif dalam kehidupan sehari-hari? Untuk mendapatkan jawabannya, simak artikel ini sampai habis ya!

    Pengertian Kalimat Persuasif

    Contoh-Kalimat-Persuasif

    Kalimat persuasif adalah jenis kalimat atau ucapan yang dibuat dengan tujuan untuk mempengaruhi atau meyakinkan seseorang agar mengikuti pandangan, pendapat, atau tindakan tertentu.

    Tujuan utama dari kalimat persuasif adalah untuk mempengaruhi pikiran, tindakan, atau perilaku seseorang agar sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pembicara atau penulis.

    Penggunaan kalimat persuasif yang efektif melibatkan pemilihan kata-kata yang tepat, pengaturan struktur kalimat yang baik, serta penggunaan logika, fakta, atau bukti yang meyakinkan.

    Ada begitu banyak contoh kalimat persuasif dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun begitu, pemahaman yang baik tentang penggunaan kalimat persuasif yang tepat dan etis sangat penting dalam komunikasi sehari-hari.

    Fungsi Kalimat Persuasif

    Fungsi-Kalimat-Persuasif

    Selain bertujuan untuk mempengaruhi atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, tentunya kalimat ini juga memiliki sejumlah fungsi lain, yaitu:

    • Mempengaruhi pendapat atau tindakan seseorang agar sesuai dengan pandangan atau tujuan yang diinginkan.
    • Mengajak seseorang agar melakukan suatu tindakan atau mengikuti suatu ide atau gagasan.
    • Mempengaruhi emosi seseorang, baik itu dengan menggugah simpati, kasihan, cinta, atau rasa ingin tahu.
    • Menggerakkan seseorang agar melakukan tindakan tertentu, seperti membeli produk, menyumbang, atau mengambil tindakan sosial.
    • Membujuk seseorang agar mengubah pendapat atau tindakan yang mungkin awalnya berbeda.

    Ciri-Ciri Kalimat Persuasif

    Selain memiliki sejumlah fungsi, tentu jenis kalimat ini juga bisa dilihat dari beberapa karakteristik yang dimilikinya. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

    1. Bersifat Ajakan

    Seperti yang kita ketahui, bahwa kalimat persuasif memiliki tujuan untuk mempengaruhi atau membujuk pembaca atau pendengar. Sehingga berisi perintah atau ajakan untuk melakukan sesuatu.

    Misalnya saja dalam ajakan untuk menjaga kebersihan melalui poster, atau Tindakan dalam mengkampanyekan kegiatan positif, maupun pembelian produk melalui iklan.

    2. Menggunakan Bahasa yang Kuat

    Kalimat persuasif menggunakan bahasa yang kuat dan meyakinkan untuk mempengaruhi pendengar atau pembaca.

    Kalimat tersebut biasanya mengandung kata-kata yang menekankan keuntungan, manfaat, atau alasan yang kuat mengapa seseorang harus setuju atau bertindak sesuai dengan pesan yang disampaikan.

    Untuk memperkuat bahasa, maka kata yang kerap digunakan adalah kata yang bersifat mengajak, seperti ayo, yuk, mari, coba, jangan, dan lain sebagainya.

    3. Menggunakan Tanda Baca Seru (!)

    Dalam penulisan, biasanya kalimat jenis ini menggunakan tanda seru untuk mengakhiri pernyataan atau ungkapan yang berupa seruan atau perintah.

    Selain itu, pemakaian tanda seru (!) mampu memberikan penekanan atau meningkatkan kegairahan dalam mengajak atau membujuk seseorang.

    4. Penyampaian Kreatif

    Selain itu, dalam penyampaian kalimatnya juga harus kreatif, supaya dapat menarik perhatian pembaca sehingga mau melakukan apa yang diserukan.

    Pasalnya, bahasa yang kreatif mampu menggugah imajinasi, menarik perhatian hingga efektif dalam mempengaruhi emosi seseorang.

    Contoh kalimat persuasif yang disampaikan secara kreatif: “Rasakan sensasi kelezatan yang luar biasa dari produk kami!”

    5. Sering Digunakan dalam Kegiatan Promosi

    Karena sifatnya yang cenderung bisa mempengaruhi khalayak umum, maka jenis kalimat ini banyak digunakan untuk kegiatan promosi produk maupun jasa. Hal ini biasa ditemukan dalam iklan, brosur, maupun platform pemasaran lainnya.

    Contohnya: “Dapatkan diskon 50% hanya untuk 3 hari! Segera beli sekarang sebelum kehabisan!”

    Jenis Kalimat Persuasif

    Diketahui terdapat beberapa jenis kalimat persuasif yang sering ditemui, antara lain:

    1. Persuasif Pendidikan

    Dalam konteks pendidikan biasanya jenis kalimat ini digunakan untuk mempengaruhi atau membujuk individu maupun kelompok untuk mengikuti atau mendukung suatu program, kegiatan, atau pendekatan yang berkaitan dengan bidang pendidikan.

    Umumnya kalimat ini kerap digunakan oleh guru, kementerian pendidikan, maupun tenaga pendidik lainnya. Sasarannya pun tak jauh dari para pelajar atau mahasiswa.

    2. Persuasif Propaganda

    Tak hanya itu saja, jenis kalimat ini juga sering digunakan untuk mempengaruhi pendapat atau tindakan seseorang dengan tujuan menyebarkan atau memperkuat suatu ideologi, keyakinan, atau pandangan tertentu mengenai suatu topik.

    3. Persuasif Politik

    Contoh kalimat persuasif dalam konteks politik biasanya digunakan untuk mempengaruhi pemilih atau masyarakat agar mendukung suatu kandidat, partai politik, atau isu politik tertentu.

    4. Persuasif Iklan

    Terakhir, jenis kalimat ini juga sering dipakai untuk promosi atau iklan supaya dapat mempengaruhi konsumen agar membeli suatu produk atau jasa tertentu.

    Umumnya, kalimat ini dikemas sedemikian rupa dengan menggunakan strategi pemasaran yang kreatif dan menggugah emosi konsumen.

    Contoh Kalimat Persuasif

    Setelah memahami pengertian, fungsi, ciri-ciri, dan jenis kalimat persuasif, maka berikut kami berikan sejumlah contoh kalimat untuk memberikan gambaran kepada Anda.

    1. “Bergabunglah dengan klub paduan suara kami dan tingkatkan performamu!”
    2. “Dapatkan diskon 75% khusus pembelian hari ini!”
    3. “Yuk, kita dukung gerakan peduli lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai!”
    4. “Mari bergabung dalam menggalakkan kesadaran literasi di masyarakat!”
    5. “Ikuti pelatihan kerja dan tingkatkan peluang pekerjaanmu!”
    6. “Mari kita bergandengan tangan dalam memerangi perubahan iklim dan menjaga bumi kita!”
    7. “Jaga dan lestarikan warisan budaya kita bagi generasi mendatang!”
    8. “Mari kita dukung program vaksinasi untuk melawan penyebaran penyakit yang mengancam kesehatan kita!”
    9. “Ayo, kita bersama-sama berjuang melawan peredaran narkoba yang merusak generasi muda!”
    10. “Mari kita dukung hak-hak perempuan untuk kesetaraan gender yang lebih baik di semua bidang!”
    11. “Jangan lengah, tetap waspada dan patuhi protokol kesehatan agar kita bisa bersama-sama melawan pandemi COVID-19 ini!”
    12. “Mari kita tingkatkan kesadaran diri kita dalam mematuhi aturan kesehatan demi mengendalikan penyebaran COVID-19 yang masih mengancam.”
    13. “Buktikan sendiri kualitas dan kehebatan produk kami!”
    14. “Dukung gerakan hemat energi untuk menjaga keberlanjutan lingkungan kita!”
    15. “Tingkatkan kenyamanan hidup Anda dengan solusi inovatif dan produk berkualitas tinggi yang kami tawarkan.”
    16. “Sudah saatnya kita bersama-sama melawan perundungan dalam segala bentuknya!”
    17. “Ingin tampil lebih baik? Produk kami adalah jawabannya, jangan ragu untuk mencobanya sekarang!”
    18. “Jangan lewatkan penawaran istimewa ini, segera miliki produk kami dan rasakan perbedaannya!”
    19. “Jaminan kualitas terbaik untuk kepuasan Anda!”
    20. “Bersiaplah untuk pengalaman tak terlupakan dengan mengunjungi villa terbaik kami!”

    Demikian beberapa contoh kalimat persuasif yang bisa Anda jadikan referensi. Tentunya, kalimat ini memiliki peranan penting dalam mempengaruhi maupun mengajak seseorang atau kelompok untuk melakukan tindakan tertentu.

    Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaan kalimat ini harus dilakukan dengan bijaksana dan etis, serta menghormati prinsip-prinsip komunikasi yang jujur.

    Baca Juga:

  • Konsep Jalan Cepat dalam Atletik, Ini Teknik Dasar dan Aturannya

    Konsep Jalan Cepat dalam Atletik, Ini Teknik Dasar dan Aturannya

    Bagaimana konsep jalan cepat? Olahraga yang satu ini termasuk dalam cabang olahraga atletik. Sekilas memang mirip dengan olahraga lari, namun sebenarnya ada banyak perbedaan diantara keduanya.  Salah satu yang paling terlihat adalah pada gerakan kakinya.

    Jalan cepat atau dikenal dengan istilah race walking biasanya akan menunjukkan gerakan kaki yang terlihat selalu menyentuh tanah. Sedangkan pada olahraga lari, ada beberapa momen dimana kedua kaki terlihat seperti melayang di udara. Untuk, lebih memahami tentang jalan cepat, ikuti ulasan berikut.

    Pengertian Jalan Cepat dalam Atletik

    Pengertian-Jalan-Cepat-dalam-Atletik

    Untuk memahami konsep jalan cepat tentu kita harus mengenal terlebih dulu apa yang dimaksud dengan jalan cepat itu sendiri. Perlu diketahui bahwa jalan cepat merupakan jenis olahraga yang dilakukan dengan cara berjalan cepat dan posisi kaki selalu menyentuh tanah.

    Sementara menurut Buku Pendidikan Jasmani ,Olahraga dan Kesehatan karya Muhajir (2017) disebutkan bahwa konsep pengertian jalan cepat adalah gerak langkah kaki ke depan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga menyebabkan kontak dengan tanah tetap terjaga dan tidak terputus.

    Jalan cepat termasuk dalam cabang olahraga atletik sehingga jenis olahraga ini berada dibawah naungan IAAF (International Amateur Athletic Federation) atau organisasi atletik dunia. Jalan cepat juga termasuk cabang olahraga yang dilombakan di olimpiade.

    Adapun nomor yang dipertandingkan dalam perlombaan resmi biasanya adalah 5 km dan 10 km untuk peserta putri serta 20 km dan 50 km untuk peserta putra. Olahraga ini pertama kali diselenggarakan di kejuaraan resmi pada tahun 1867 di London, Inggris. Dan di Indonesia dilombakan sejak tahun 1978.

    Teknik Dasar dalam Konsep Jalan Cepat

    Teknik-Dasar-dalam-Konsep-Jalan-Cepat

    Seperti cabang olahraga lainnya, jalan cepat juga dilakukan dengan beberapa teknik dasar sehingga bukan hanya sekedar berjalan dengan asal cepat saja. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah 4 teknik dasar yang ada dalam olahraga jalan cepat.

    1. Teknik Awalan atau Start

    Teknik awalan merupakan teknik dasar yang dilakukan sebelum jalan cepat dimulai. Tidak ada gerakan khusus yang diperlukan dalam teknik ini. Yang perlu dilakukan peserta adalah berdiri di belakang garis start. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan:

    • Menunggu arahan “bersedia” dengan berdiri di belakang garis start.
    • Kaki kiri diposisikan di belakang garis start dan kaki kanan di belakangnya.
    • Posisi badan dicondongkan ke depan sementara kedua lengan tetap dalam kondisi rileks.
    • Pada saat terdengar “ya” atau letusan pistol, maka peserta bisa langsung melangkahkan kaki kanan secepatnya diikuti kaki kiri dengan ayunan tangan dan gerakan pinggul yang rileks.

    2. Teknik Posisi Badan

    Teknik posisi badan harus dilakukan dengan tepat karena akan sangat menentukan gerakan jalan cepat bisa efektif atau tidak. Posisi badan yang tepat adalah menghadap ke depan, siku ditekuk sampai membentuk sudut 90 derajat, langkah kaki dan ayunan lengan seirama.

    3. Teknik Langkah Kaki

    Teknik dasar dalam konsep jalan cepat selanjutnya berhubungan dengan langkah kaki. Pada teknik ini yang harus diperhatikan adalah tumpuan berat badan yang dibebankan pada bagian paha. Karena paha akan berperan penting dalam menjaga keseimbangan badan.

    Teknik langkah kaki akan sangat berpengaruh karena dilakukan dengan cara menjaga ayunan kaki sambil menekuk lutut sesuai gerakan langkah yang diambil. Tumit kaki harus menyentuh permukaan tanah untuk menjaga posisi kaki.

    4. Teknik Akhiran atau Finish

    Teknik dasar yang terakhir yaitu teknik akhiran yang seringkali luput dari perhatian para peserta sehingga tidak dilakukan peserta pemula. Pada saat menyentuh garis finish, peserta harus tetap jalan cepat sekitar 5 meter dari garis finish dan tidak boleh langsung berhenti.

    Setelah mencapai 5 meter maka baru bisa menurunkan kecepatan jalannya sampai akhirnya benar-benar berhenti dengan posisi sempurna.

    Fase Gerak Spesifik dalam Konsep Jalan Cepat

    Selain 4 teknik dasar yang telah dijelaskan sebelumnya, di dalam olahraga jalan cepat juga terdapat fase gerak spesifik seperti berikut:

    1. Fase Topang Tunggal

    Fase ini merupakan tahap persiapan dengan penempatan kaki secara bebas, pada fase ini ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu:

    • Gerak spesifik topang depan dengan memposisikan kaki depan aktif dan menyiapkan gerak ke belakang. Fase bisa dilakukan sesingkat mungkin dengan posisi lutut tungkai depan yang diluruskan.
    • Gerak spesifik topang belakang dilakukan dengan memposisikan tungkai topang tetap dalam keadaan lurus selama mungkin. Kaki diarahkan ke depan, tungkai bebas melewati tungkai topang dengan lutut, mempertahankan tungkai bawah tetap rendah.

    2. Fase Topang Ganda

    Fase ini dilakukan dengan cara menahan kontak menggunakan badan setiap saat. Adapun beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan adalah:

    • Kaki depan mendarat pada tumit dengan lembut dan kaki belakang ada pada posisi tumit kaki yang diangkat.
    • Kedua lengan diayunkan secara bergantian.

    Fase Aktivitas dalam Konsep Jalan Cepat

    Dalam konsep olahraga jalan cepat juga terdapat fase aktivitas yang terdiri dari beberapa fase seperti berikut:

    1. Fase Tumpuan Dua Kaki

    Fase ini dilakukan dalam waktu yang sangat cepat. Pada saat kedua kaki menyentuh tanah maka berakhir pula dorongan yang diikuti gerakan tarikan. Tarikan yang lama akan membuat gerakan bahu dan pinggul berlawanan.

    2. Fase Tarikan

    Fase tarikan dilakukan dengan cara kaki depan melalui tumit dan berkoordinasi dengan seluruh anggota badan. Ketika posisi badan di atas kaki penopang maka gerakan tarikan bisa selesai.

    3. Fase Relaksasi

    Fase ini ada diantara fase tarikan yang selesai dan gerakan awal pada fase dorongan kaki. Pinggang diposisikan pada bidang yang sama dengan lengan atau bahu.

    4. Fase Dorongan

    Fase dorongan dilakukan setelah fase sebelumnya selesai. Ketika titik pusat pada gravitasi badan difokuskan di kaki tumpu, maka kaki yang sudah menyelesaikan gerakan tarikan bisa mulai melakukan gerakan dorongan. Kaki yang lain maju dan diluruskan.

    Ketika melangkah dengan jarak yang lebar, posisi pinggang akan berada di sisi yang sama dan maju ke arah yang sama. Hal ini akan memberikan dorongan lebih pada tubuh dan kaki sehingga langkah kaki bisa semakin cepat. Bagian lengan berfungsi sebagai  penyeimbang.

    Peraturan dalam Olahraga Jalan Cepat

    Konsep jalan cepat juga berhubungan dengan peraturan di dalamnya. Seperti jenis olahraga lainnya, jalan cepat juga memiliki beberapa peraturan yang wajib diikuti agar olahraga bisa dilakukan secara sportif. Adapun aturan jalan cepat yang ditetapkan IAAF adalah seperti berikut:

    1. Kaki depan harus menginjak tanah ketika kaki belakang melangkah, jika tidak melakukan hal itu maka dianggap melanggar.
    2. Peserta yang mendapatkan 3 kartu merah dari 3 juri yang berbeda dinyatakan didiskualifikasi.
    3. Awalan atau start harus dilakukan dengan posisi berdiri dan tangan tidak boleh menyentuh tanah.
    4. Jika badan (bukan kepala, kaki atau lengan) peserta jalan cepat melewati garis finish maka dianggap memenangkan pertandingan.

    Pada dasarnya konsep jalan cepat berbeda dengan olahraga lari, meskipun keduanya sama-sama termasuk cabang atletik. Selain berbeda dari sikap awalan atau start, gerakan langkah kakinya juga sangat berbeda. Karena dalam olahraga jalan cepat kaki harus selalu menyentuh tanah.

    Baca Juga:

  • Teks Negosiasi: Definisi, Ciri, Struktur Tata Bahasa dan Contohnya

    Teks Negosiasi: Definisi, Ciri, Struktur Tata Bahasa dan Contohnya

    Teks negosiasi merupakan salah satu bentuk komunikasi dari dua belah pihak yang memiliki kepentingan berbeda untuk mencapai suatu kesepakatan. Dimana dalam teks ini berisi kalimat-kalimat kesepakatan tentang persoalan yang sedang ingin diselesaikan.

    Tentu hal ini umum dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan termasuk juga kegiatan tawar-menawar dalam jual beli, yang juga merupakan salah satu bentuk negosiasi.

    Itulah sedikit gambaran mengenai bentuk negosiasi. Kemudian untuk mengetahui lebih lanjut tentang teks ini, berikut kami berikan penjelasannya untuk Anda.

    Pengertian Teks Negosiasi

    Pengertian-Teks-Negosiasi

    Menurut KBBI Daring, negosiasi merupakan proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk mencapai kesepakatan bersama antara pihak tertentu dengan pihak lainnya.

    Atau dalam artian lain, negosiasi merupakan suatu proses interaksi antara dua atau lebih pihak yang memiliki tujuan atau kepentingan yang berbeda, dengan tujuan mencapai suatu kesepakatan atau kompromi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.

    Tujuan Negosiasi

    Tujuan-Negosiasi

    Terdapat sejumlah tujuan dilakukannya negosiasi, antara lain:

    • Mencapai kesepakatan bersama sesuai dengan masing-masing persepsi.
    • Menjaga hubungan yang baik antara para pihak yang terlibat.
    • Membangun kerjasama dan kemitraan yang lebih baik.
    • Menyelesaikan konflik atau persoalan tertentu yang melibatkan kedua pihak.
    • Mencapai kondisi yang saling menguntungkan antara dua belah pihak.

    Ciri-Ciri Negosiasi

    Adapun ciri-ciri negosiasi meliputi:

    • Mengarah pada tujuan praktis.
    • Sebagai sarana dalam mencari penyelesaian.
    • Bermaksud mendapatkan kesepakatan bersama.
    • Melibatkan interaksi antara dua pihak atau lebih yang berusaha mencapai kesepakatan.
    • Mengandung unsur tawar-menawar atau memberikan konsesi dalam upaya mencapai kesepakatan yang dapat diterima bersama.

    Kaidah Kebahasaan

    Dalam melakukan negosiasi, pastikan Anda menggunakan kaidah kebahasaan yang cenderung persuasif, sebab cara ini akan memudahkan Anda dalam mencapai kesepakatan yang terbaik. Selain itu, terdapat juga kaidah kebahasaan lain yang meliputi:

    • Menggunakan bahasa yang bisa mempengaruhi atau persuasif.
    • Memperhatikan kehati-hatian atau hindari penggunaan kata-kata atau ungkapan yang dapat menimbulkan kesalahpahaman atau interpretasi yang salah.
    • Gunakan keteraturan bahasa yang baik supaya jelas dan mudah dipahami oleh lawan bicara.
    • Pastikan untuk tidak menyela dan mendengarkan argumen sampai akhir.
    • Gunakan kalimat yang bersifat memerintah atau memenuhi perintah.
    • Sebaiknya menggunakan bahasa yang santun dan tutur kata yang baik.

    Unsur-Unsur Negosiasi

    Setelah mengetahui tujuan, ciri-ciri, dan kaidah kebahasaan dalam teks negosiasi, maka selanjutnya yang harus diperhatikan adalah unsur-unsur negosiasi yang meliputi:

    • Adanya partisipan, yakni pihak yang mengajukan penawaran dan pihak yang menawar.
    • Terdapat suatu hal atau kepentingan yang akan dicapai oleh kedua belah pihak.
    • Dalam prosesnya terdapat kegiatan tawar-menawar.
    • Terdapat hasil kesepakatan yang saling menguntungkan.

    Struktur Teks Negosiasi

    Meskipun banyak orang yang menganggap remeh, namun ilmu negosiasi sangat penting untuk dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk, dalam memperhatikan struktur yang ada di dalamnya, yakni:

    1. Orientasi

    Orientasi merupakan tahap awal dari negosiasi, di mana para pihak yang terlibat berusaha untuk mengenali dan memahami satu sama lain.

    Pada tahap ini, dilakukan pendekatan awal, saling memperkenalkan, dan membahas tujuan serta harapan masing-masing pihak terkait proses negosiasi yang akan dilakukan.

    2. Permintaan

    Setelah melakukan perkenalan, tahap selanjutnya adalah permintaan, yakni kondisi di mana kedua pihak saling bertukar informasi dan saling mengajukan permintaan atau kebutuhan mereka.

    Pada tahap ini, para pihak akan mengemukakan apa yang mereka inginkan, apa yang mereka butuhkan, serta argumen dan alasan di balik permintaan mereka.

    3. Pemenuhan

    Selanjutnya, memasuki tahap pemenuhan, yakni di mana para pihak berusaha untuk memenuhi permintaan atau kebutuhan satu sama lain.

    Pada tahap ini, dilakukan diskusi dan penawaran untuk mencapai kesepakatan yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan masing-masing pihak.

    4. Penawaran

    Apabila tahap-tahap di atas telah terpenuhi, maka selanjutnya adalah masuk ke penawaran. Di mana para pihak saling memberikan penawaran untuk mencapai kesepakatan.

    Selain itu, terdapat juga perundingan mengenai harga, kualitas, jumlah, atau syarat-syarat lain yang menjadi bagian dari penawaran yang diajukan.

    5. Persetujuan

    Apabila dalam tahap penawaran telah mencapai kesepakatan, artinya telah memasuki tahap persetujuan. Di tahap ini para pihak mencapai kesepakatan atas penawaran yang telah diajukan dan dibahas sebelumnya.

    Di mana kesepakatan dituangkan dalam bentuk kesepakatan tertulis atau lisan yang dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat.

    6. Pembelian

    Tahap di mana kesepakatan yang telah dicapai diimplementasikan dengan melakukan transaksi pembelian atau penukaran barang atau jasa sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya. Apabila telah terjadi transaksi penjualan, maka sesi negosiasi telah berhasil dilakukan.

    7. Penutup

    Tahap akhir dalam proses negosiasi adalah penutup, yakni dengan menggunakan kalimat yang bisa memberikan kesan yang baik terhadap pihak lain.

    Selain itu, Anda juga bisa melakukan evaluasi dan penilaian terhadap hasil negosiasi yang telah dilakukan. Termasuk dalam melakukan peninjauan kembali atas kesepakatan yang telah dicapai dan menyelesaikan administrasi yang diperlukan untuk menutup proses negosiasi secara resmi.

    Meskipun begitu, perlu diingat bahwa struktur negosiasi dapat bervariasi tergantung pada konteks dan karakteristik negosiasi yang dilakukan.

    Beberapa negosiasi dapat melibatkan tahap-tahap tambahan atau dapat berjalan dalam urutan yang berbeda sesuai dengan kebijakan maupun praktik yang berlaku di dalam organisasi atau lingkungan bisnis tertentu.

    Cara Membuat Teks Negosiasi

    Belum lengkap rasanya jika membahas pengertian maupun jenis tanpa memberikan cara membuatnya. Untuk itu, berikut kami tunjukkan cara mudah untuk membuat teks negosiasi:

    1. Buat perencanaan terlebih dahulu tentang kegiatan negosiasi seperti apa yang akan Anda lakukan, misal proses jual-beli di pasar.
    2. Kemudian, tentukan pihak-pihak yang akan terlibat di dalam teks tersebut, misalnya pembeli dan penjual.
    3. Lalu, pilih suatu objek, benda, atau hal lain yang akan dinegosiasikan, seperti sayur, buah, makanan ringan, atau yang lainnya. Pastikan produk tersebut relevan dengan tempat yang ditentukan.
    4. Selanjutnya, buatlah suatu argumen antara pihak-pihak yang melakukan negosiasi.
    5. Buat suatu bentuk percakapan tawar menawar yang spesifik untuk produk yang ditawarkan atau akan dibeli. Berikan rincian tentang harga, kuantitas, dan syarat-syarat lain yang relevan.
    6. Siapkan juga opsi atau alternatif harga yang dapat diperdebatkan sebagai bagian dari negosiasi. Gunakan argumen yang kuat, seperti alasan mengapa harga yang Anda ajukan adalah wajar atau bagaimana itu menguntungkan bagi pihak lain.
    7. Buat kalimat penutup untuk mengakhiri proses negosiasi sesuai dengan kesepakatan yang dihasilkan.
    8. Anda bisa melakukan perkembangan terhadap kerangka atau konsep menjadi teks yang padu.

    Contoh Teks Negosiasi

    Supaya lebih memahami konteks negosiasi, maka berikut ini kami berikan contoh gambaran singkat mengenai proses negosiasi di berbagai situasi.

    1. Contoh Teks Negosiasi Jual Beli di Pasar

    Berikut adalah contoh negosiasi jual beli buah di pasar dalam bentuk percakapan antara penjual buah (P) dan pembeli (B):

    P: Selamat pagi, Mbak. Ada yang bisa saya bantu?

    B: Selamat pagi. Saya mencari buah segar untuk stock di rumah.

    P: Tentu, Mbak. Kami ada banyak pilihan buah segar di sini, mulai dari apel, nanas, jeruk, semangka, hingga melon.

    B: Berapa harganya?

    P: Untuk apel harganya Rp 25.000 per kg, jeruk Rp 15.000 per kg, Nanas Rp 15.000 per kg, dan semangka Rp 20.000 per kg.

    B: Hmm, bisa kurang sedikit untuk harga apel? Saya butuh cukup banyak.

    P: Maaf, Mbak. Harga apel memang lagi naik. Tapi saya bisa memberikan diskon 5% jika Mbak membeli lebih dari 1 kilogram.

    B: Apakah ada potongan harga jika saya beli dalam jumlah besar juga?

    P: Tentu, Mbak. Jika Mbak, jika Anda beli lebih banyak nanti bisa dapat diskon lebih tinggi juga.

    B: Baik, saya beli 2 kg apel, 1 kg nanas, dan 3 kg jeruk.

    P: Oke, total harga untuk semua buah tersebut adalah Rp 99.000 setelah dikurangi diskon. Boleh saya bungkuskan untuk Mbak?

    B: Boleh. Dan apakah bisa saya membayar dengan transfer?

    P: Maaf, Mbak. Kami hanya menerima pembayaran tunai di pasar. Bisa bayar dengan uang pas atau ada uang kecil untuk kembalian?

    B: Oke, saya siapkan uang tunai. Terima kasih.

    P: Terima kasih, Mbak. Jangan ragu datang lagi ke lapak kami jika membutuhkan buah segar lainnya.

    B: Terima kasih. Sampai jumpa.

    Perhatikan bahwa dalam percakapan tersebut, pembeli (B) berusaha untuk melakukan negosiasi harga dengan penjual sayur (P), dan penjual sayur (P) memberikan penawaran harga yang kompetitif dan memberikan potongan harga jika pembelian dilakukan dalam jumlah besar.

    Setelah mencapai kesepakatan, pembeli (B) menyepakati jumlah dan jenis sayuran yang akan dibeli, serta metode pembayaran yang akan digunakan.

    2. Contoh Teks Negosiasi Antar Teman

    Berikut adalah contoh bentuk teks negosiasi antara dua teman Amel dan Sinta yang ingin liburan bersama.

    Amel: Hai Sinta, bulan depan liburan bareng yuk!

    Sinta: Boleh, kita mau berlibur kemana?

    Amel: Aku sudah memikirkan beberapa destinasi wisata yang menarik, tapi aku juga butuh pendapatmu.

    Sinta: Memang rencana kamu ingin kemana?

    Amel: Aku pikir kita bisa pergi ke Bali atau ke Jogja. Karena aku tertarik untuk mengunjungi beberapa pantai. Aku dengar, pantai di Bali dan Jogja bagus semua.

    Sinta: Ide yang bagus. Tapi aku lebih suka Jogja sih, karena lebih dekat dan katanya ada pantai baru yang estetik.

    Amel: Memang sih, tapi menurutku Bali lebih bagus sunsetnya, aku juga belum pernah ke pantai Bali sama sekali. Jadi ingin coba ke sana.

    Sinta: Benar juga. Atau gimana kalau kita bikin kesepakatan aja, bulan depan kita pergi ke jogja dulu yang lebih dekat, lalu tiga bulan selanjutnya kita ke Bali. Bagaimana menurutmu?

    Amel: Hmm, ide bagus. Okey kita ke Jogja dulu baru ke Bali ya?

    Sinta: Deal!

    Dalam contoh percakapan di atas, Amel dan Sinta sedang berdiskusi tentang rencana liburan mereka bulan depan. Mereka memiliki preferensi yang berbeda, yaitu Amel ingin pergi ke Bali dan Sinta ingin pergi ke Jogja.

    Namun, mereka mencapai hasil kesepakatan untuk pergi ke Jogja bulan depan dan tiga bulan setelahnya baru ke Bali.

    Demikian pembahasan mengenai teks negosiasi beserta dengan tujuan, ciri, struktur, dan contohnya. Melalui negosiasi, kita dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan antara pihak yang terlibat.

    Baca Juga: