Tag: Amalan

  • Niat Wudhu dalam Bahasa Arab, Latin, Terjemahan dan Rukunnya

    Niat Wudhu dalam Bahasa Arab, Latin, Terjemahan dan Rukunnya

    Balitteknologikaret.co.id – Wudhu menjadi amalan krusial bagi umat Islam tanpa terkecuali. Mengingat amalan yang satu ini menenutkan apakah suatu perbuatan bernilai ibadah atau tidak. Oleh sebab itu, penting untuk memahami niat wudhu berdasarkan hadits shahih dan yang dicontohkan Rasulullah.

    Terlebih wudhu harus dilakukan sebelum melaksanakan salat. Wudhu menjadi salah satu syarat sah salat agar diterima oleh-Nya. Penting untuk memahami dan mempraktikkan wudhu dengan benar agar bersih dari hadats besar maupun kecil.

    Pengertian Wudhu

    Pengertian Wudhu

    Sebelum memahami niat wudhu Arab, ada baiknya mengetahui maknanya secara bahasa terlebih dahulu. Adapun kata wudhu sendiri berasal dari bahasa Arab “wadha’ah” yang memiliki arti kebersihan yang baik.

    Singkatnya, wushu merupakan salah satu cara menyucikan setiap anggota tubuh seorang muslim dengan air.

    Meski demikian, hal tersebut tidak mutlak karena terdapat istilah tayammum. Artinya, amalan wudhu bisa juga menggunakan debu. Namun, hanya dalam kondisi tertentu dimana seorang muslim kesulitan mendapatkan akses air untuk wudhu.

    Sementara itu, arti wudhu berdasarkan istilahnya yaitu menggunakan air untuk menyucikan empat anggota tubuh, yaitu wajah, tangan, kepala, dan kaki. Wudhu dilakukan dengan sifat khusus agar memenuhi hukum syariat.

    Dalil Mengenai Wudhu

    Dalil Mengenai Wudhu

    Tidak sah salat seorang muslim jika tidak niat wudhu. Hal ini sesuai dengan yang disabdakan Rasulullah SAW yang artinya:

    “Allah tidak menerima sholat salah seorang di antara kamu sampai ia berwudhu.” (H.R Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi).

    Berdasarkan salah satu hadits shahih di atas, bisa disimpulkan bahwa berwudhu sangat penting sebelum memulai ibadah. Tidak hanya salat, beberapa ibadah lainnya juga mengharuskan untuk seorang muslim dalam keadaan berwudhu.

    Niat Wudhu dan Artinya sesuai Sunnah Rasulullah

    Niat Wudhu dan Artinya sesuai Sunnah Rasulullah

    Tata cara wudhu harus dilakukan dengan tepat dan sesuai dengan rukunnya. Adapun rukun pertama wudhu adalah niat dimana hal inilah yang membedakan sebuah perbuatan bernilai ibadah di mata Allah atau tidak. Singkatnya, niat yang akan membedakan apakah suatu aktivitas disebut ibadah atau tidak.

    Adapun yang dimaksud niat wudhu artinya menyengajakan suatu perbuatan bersamaan dengan perbuatan di dalam hati. Dengan demikian, niat berwudhu di dalam hati sebenarnya sudah cukup dan sudah bernilai ibadah. Sedangkan melafalkan niat juga bisa dilakukan sesuai sunnah Rasulullah.

    Jika hendak melafalkan niat wudhu, berikut bacaannya:

    نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى

    “Nawaitul wudhuu-a liraf’il hadatsil ashghari fardhal lilaahi ta’aalaa”

    Artinya: “Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardu karena Allah.”

    Rukun Wudhu (Termasuk Niat Wudhu)

    Rukun Wudhu

    Jika sudah memahami niat wudhu baik yang dilafalkan atau tidak, maka rukun lain di dalamnya juga tetap wajib dilaksanakan. Jangan sampai salah satu rukun amalan yang satu ini terlewat karena bisa membuat ibadah tidak sah.

    Sebagai seorang muslim yang taat, penting untuk memahami apa saja rukun wudhu. Adapun rukun wudhu itu ada enam dan sebaiknya dilaksanakan dengan tertib.

    1. Niat

    Berdasarkan Mahzab Syafi’i , niat merupakan salah satu rukun wudhu yang tidak boleh terlewatkan. Jika rukun yang pertama ini terlewat, maka seorang muslim harus mengulang dari awal. Adapun jika ingin melafalkannya, maka bisa menggunakan bacaan yang sudah disebutkan di atas.

    2. Membasuh Wajah

    Setelah niat berwudhu, maka selanjutnya adalah membasuh wajah. Adapun langkah dalam berwudhu ini sudah disebutkan dalam Q.S Al-Maidah ayat 6 yaitu sebagai berikut.

    “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki.

    “Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu.

    Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.”

    Lalu, bagaimana cara membasuh wajah dengan benar ketika wudhu? Caranya adalah dengan membasuhkan air mengalir secukupnya ke seluruh muka. Pastikan untuk melakukannya dari permukaan kening sampai pojok dagu. Bagian depan telinga kanan dan kiri juga jangan sampai terlewat.

    3. Membasuh Kedua Tangan dan Siku

    Rukun wudhu selanjutnya adalah membasuk anggota tubuh lain, yaitu kedua tangan dan siku. Pada langkah ini dilakukan dengan membasuhkan air mengalir dari ukung-ujung jari tangan sampai ke bagian siku. Pada tahap ini, pastikan siku terkena air sampai basah.

    4. Membasuh Sebagian Kepala

    Masih rukun wudhu yang sesuai dengan Q.S Al-Maidah ayat 6, maka selanjutnya adalah menyapu sebagain kepala. Bagian yang harus dibasuh adalah kepala tempat tumbuhnya rambut. Jika seorang muslim hanya mengusap rambut tertentu di area kepala, maka wudhunya tetap sah.

    5. Membasuh Kedua Kaki

    Dalam Q.S Al-Maidah ayat 6, rukun wudhu setelah menyapu sebagian kepala adalah membasuh kaki. Hal ini dilakukan mulai dari bagian telapak kaki, punggung kaki, tumit, hingga mata kaki. Jika ingin melebihkan bagian lainnya bisa dilakukan sampai batas betis.

    6. Tertib

    Rukun wudhu terakhir yang penting dilakukan adalah tertib, artinya ibadah wudhu dilakukan sesuai urutannya.

    Syarat Sah Wudhu

    Syarat Sah Wudhu

    Rukun wudhu harus dilakukan dengan tertib dan jangan sampai ada yang tertinggal. Termasuk niat wudhu itu sendiri jangan sampai terlewatkan mengingat hal tersebut akan menentukan apakah perbuatan bernilai ibadah atau tidak.

    Hal lainnya yang tidak kalah penting dipahami adalah syarat sah wudhu itu sendiri. Setiap muslim wajib memahaminya mengingat beberapa ibadah memang mengharuskan berwudhu. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa syarat sah wudhu yang penting diketahui.

    1. Berakal

    Syarat sah wudhu seorang muslim adalah berakal sehingga hal ini penting untuk diingat. Ketika syarat yang satu ini tidak terpenuhi, maka wudhunya dianggap tidak sah.

    2. Baligh

    Tidak hanya berakal, wudhu juga dilakukan oleh umat Islam yang sudah baligh. Sementara itu, mereka yang masih anak-anak sampai menjelang baligh tidak diwajibkan melaksanakan amalan ini.

    3. Beragama Islam

    Pada dasarnya, beragama Islam merupakan syarat wajib semua ibadah. Tidak hanya salat dan wudhu, melainkan juga haji, puasa, tawaf, dan sebagainya.

    4. Wudhu dengan Air Suci yang Cukup

    Terdapat tujuh jenis air yang bisa digunakan umat Islam untuk bersuci, yaitu air laut, air sumur, air sungai, mata air, air salju, air hujan, dan air embun. Penting untuk diingat bahwa penggunaan air secukupnya dan tidak berlebihan.

    5. Sebelumnya Memiliki Hadats Kecil

    Syarat wudhu berikutnya yaitu memiliki hadats kecil sebelum melaksanakan amalan yang satu ini.

    Jika Anda masih memiliki wudhu dari ibadah sebelumnya, maka tidak diwajibkan untuk bersuci lagi.

    6. Suci dari Hadats Besar

    Hadats besar tidak bisa dibersihkan hanya dengan berwudhu. Jika sebelumnya memiliki hadats besar, maka harus disucikan terlebih dahulu dengan mandi junub atau mandi wajib. Adapun hadats besar yang dimaksud adalah karena keluar mani, haid, maupun nifas.

    Sunnah-Sunnah dalam Amalan Wudhu

    Sunnah-Sunnah dalam Amalan Wudhu

    Jika sudah memahami niat wudhu dan rukunnya dengan baik, maka Anda juga bisa melaksanakan sunnahnya. Pastikan sunnah dalam wudhu memang sudah dicontohkan Rasulullah, diantaranya adalah sebagai berikut.

    1. Membaca Basmallah

    Menyebut nama Allah sebelum berwudhu dianjurkan karena dicontohkan oleh Rasulullah. Namun jika lupa mengucapkannya di awal wudhu, maka boleh melakukannya di pertengahan. Sedangkan ketika selesai wudhu baru mengingatnya, maka sunnah ini tidak perlu dilakukan.

    2. Membasuh Telapak Tangan

    Pada dasarnya, anggota tubuh yang wajib dibasuh ketika berwudhu terdapat pada Q.S Al-Maidah ayat 6. Sunnah yang bisa dilakukan adalah membasuh kedua telapak tangan. Hal ini dilaksanakan sebelum membasuh seluruh wajah.

    3. Berkumur

    Sunnah wudhu berikutnya adalah menggosok gigi dengan siwak serta berkumur. Adapun langkah ini sendiri dilakukan setelah membasuh kedua telapak tangan. Jadi, sebelum membasuh muka bisa berkumur terlebih dahulu.

    4. Memasukkan Air ke dalam Hidung

    Sunnah wudhu selanjutnya yang bisa menambah pahala adalah memasukkan air ke dalam hidung. Adapun tahap ini dilakukan sesudah berkumur dan sebelum membasuh seluruh wajah.

    5. Membasuh Kedua Telinga

    Seorang muslim yang sedang berwudhu juga bisa membasuh kedua telinga, khususnya bagian luar. Tahap ini dilakukan setelah membasuh sebagian kepala yang ditumbuhi rambut.

    Dengan memahami niat wudhu, maka perbuatan yang dilakukan akan bernilai ibadah. Pada dasarnya, seorang muslim bisa melafalkan niat tersebut atau tidak. Tidak hanya memahami niat, pastikan untuk melakukan rukun wudhu secara tertib.

    Baca juga beberapa informasi lainnya:

  • Arti Ma Fii Qalbi Ghairullah: Hukum, Waktu dan Pengamalannya

    Arti Ma Fii Qalbi Ghairullah: Hukum, Waktu dan Pengamalannya

    Balitteknologikaret.co.id – Pernahkah mendengar seseorang mengucapkan ma fii qalbi ghairullah? Beberapa orang mengucapkan kalimat berbahasa arab ini untuk meneguhkan hati dan iman. Tetapi, sudahkah mengetahui apa arti ma fii qalbi ghairullah?

    Kalimat yang sekilas terdengar biasa saja ini ternyata mempunyai manfaat dan keberkahan bagi yang menyebutkannya. Ada momen-momen yang tepat bagi muslim dan muslimah untuk mengucapkan kalimat ini. Namun, mengetahui arti dan makna kalimat ini tetap menjadi prioritas utama.

    Khusus untuk menjawab kebingungan para muslim yang ingin mengetahui keutamaan dari kalimat ma fii qalbi ghairullah, pastikan menyimak terus pembahasan berikut dan pahami juga kapan waktu terbaik untuk mengucapkannya!

    Hukum Membaca Ma Fi Qalbi Ghairullah

    Hukum Membaca Ma Fi Qalbi Ghairullah

    Bagi yang baru mendengar ungkapan ini, ada baiknya mengetahui hukum dan keutamaan ma fii qalbi ghairullah. Memang tidak ada ayat al-Qur’an atau sunnah yang menyatakan secara langsung untuk membaca kalimat ini.

    Namun kalimat ini bisa membantu seorang muslim dalam menguatkan iman kepada Allah SWT. Kalimat ini dipakai untuk mengingat Allah SWT agar terhindar dari perbuatan-perbuatan yang membuat-Nya murka, seperti meninggalkan shalat, berharap kepada selain Allah SWT dan lainnya.

    Kalimat ma fii qalbi ghairullah juga mempunyai kemiripan dengan kalimat hasbunallah wanikmal wakil, yaitu ungkapan yang artinya “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. Zikir tersebut pernah dilantunkan Nabi Ibrahim AS saat dirinya hendak dibakar oleh fir’aun.

    Arti Ma Fii Qalbi Ghairullah Arab

    Arti Ma Fii Qalbi Ghairullah Arab

    Bahasa Arab mempunyai segudang huruf dan kata yang artinya bisa bermacam-macam, salah satu ungkapan bahasa Arab yang sering disebutkan adalah ma fii qalbi ghairullah. Kalimat sederhana ini mempunyai keutamaan yang luar biasa. Apabila dituliskan dalam bahasa arab, berikut tulisannya:

    مَافِي قَلْبِي غَيْرُ الله

    Artinya:

    “Tidak ada di dalam hatiku selain Allah SWT.”

    Sesuai dengan arti di atas, seseorang yang mengucapkan kalimat ini berarti mengakui bahwa hati dan keteguhannya hanya diperuntukkan untuk berdzikir dan memohon kepada Allah SWT yang selalu ada di dalam hati.

    Secara tak langsung hamba tersebut menyatakan bahwa hidupnya selama di dunia hanya bertujuan untuk menyembah Allah SWT. Mengucapkan kalimat ini juga merupakan doa permohonan supaya dihindari dari hal-hal berbau duniawi dari hati, misalnya jabatan, harta, dan dunia seisinya.

    Dengan menghadirkan hanya Allah SWT di dalam hati, maka seorang hamba berharap bisa mengingat-Nya setiap saat dan menjauhi larangan-Nya.

    Kosa-kata Ma Fi Qalbi Ghairullah dan Artinya

    Kosa-kata Ma Fi Qalbi Ghairullah dan Artinya

    Arti ma fi qalbi ghairullah adalah ungkapan peneguhan hati. Kalimat ini tersusun dari 5 huruf Arab dan artinya bisa dilihat pada tabel berikut:

    Arab Latin
    مَا Ma
    فِي Fii
    قَلْبِي Qalbi
    غَيْرُ Ghairu
    الله Allah

    Apabila seluruh kata tersebut digabungkan, maka terbentuk kalimat ma fi qalbi ghairullah. Kalimat yang dipakai untuk menguatkan benteng hati seorang hamba ini mempunyai penjelasan yang dalam dan sangat baik.

    Beberapa sumber terpercaya menyebutkan bahwa kalimat ini berarti bahwa hanya ada Allah SWT di dalam hatinya dan tidak ada yang lain selain Allah SWT.

    Adapun kata hati sendiri di sini diartikan sebagai iman atau kepercayaan seorang muslim. Sehingga apabila hatinya teguh, seorang muslim dapat mengingat Allah SWT pada saat kapan pun dan di mana pun.

    Mengapa Bagus Mengucapkan Ma Fi Qalbi Ghairullah?

    Mengapa Bagus Mengucapkan Ma Fi Qalbi Ghairullah

    Tidak memakan waktu lama untuk mengucapkan kalimat ini, itulah mengapa disarankan berzikir mengucapkannya saat dihadapi peluang berbuat maksiat maupun untuk mengingat Allah SWT. Untuk menjadi muslim yang diridhai Allah SWT, perlu baginya untuk mengingat Allah SWT.

    Meski sedang bekerja, sebelum tidur, bangun tidur atau saat melakukan aktivitas lainnya.  Allah SWT mencintai hamba yang mengingat-Nya setiap saat, sehingga membuat kalimat ma fi qalbi ghairullah mempunyai keberkahan berikut:

    1. Disayangi oleh Allah SWT

    Allah SWT berjanji bahwa siapa yang mengingatnya, maka Allah SWT juga akan mengingat hamba tersebut. Suatu nikmat bagi muslim yang selalu mengingat Allah SWT di setiap detik hidupnya.

    Allah SWT pasti akan menyayangi dan tidak melupakan hamba yang begitu mencintai-Nya. Meski mulut tidak mengucapkan secara lisan, setidaknya hati masih memikirkan Sang Pencipta.

    2. Dihindari dari Perbuatan yang Mendorong Kelalaian

    Dengan memahami arti ma fii qalbi ghairullah, seorang hamba bisa menanamkan lebih dalam tentang keutamaan zikir ini.

    Sangat mudah bagi seorang hamba untuk terbawa urusan dunia, misalnya akibat disibukkan pekerjaan. Berzikir dapat membantu menanamkan cinta kepada Allah supaya dijauhi dari perbuatan yang melalaikan iman.

    3. Dimudahkan dalam Menghadapi Kesedihan

    Bagi seorang muslim yang di dalam hatinya hanya ada Allah SWT, tentu akan menerima kesedihan dan musibah dengan lapang dada. Mereka percaya bahwa semua itu terjadi atas izin Allah SWT dan manusia tidak mempunyai kuasa untuk hal itu.

    Dengan menanami ma fi qalbi ghairullah dalam hati, seorang hamba lebih mudah melalui masa-masa sulit sambil ditemani kasih sayang Allah SWT.

    Amalan yang Menguatkan Ma Fi Qalbi Ghairullah

    Amalan yang Menguatkan Ma Fi Qalbi Ghairullah

    Sebagaimana arti ma fii qalbi ghairullah yang dijelaskan sebelumnya bahwa kalimat ini merupakan ungkapan untuk meneguhkan hati dan iman seorang muslim. Akan tetapi pengamalan ungkapan ini tidak cukup apabila diucapkan dengan lisan saja.

    Dalam mengamalkan ma fii qalbi ghairullah, seorang muslim harus melakukan aksi yang sesuai dengan pernyataan tersebut secara istiqomah. Mulai dengan menanamkan ungkapan tersebut dalam hati, lalu merealisasikannya dalam bentuk perbuatan nyata.

    Hal seperti ini berlaku dalam amalan-amalan Islam. Pasalnya, ucapan belum bisa menjamin bahwa seorang hamba benar-benar mengamali perbuatan mengingat Allah SWT. Bisa saja seorang hamba mengucapkan kalimat ini setiap pagi dan malam, namun masih lalai dalam berdzikir kepada-Nya.

    Sementara itu, akan ada keberkahan dan pahala tersendiri apabila seorang muslim turut menjalankan keutamaan ungkapan ini dalam kehidupan sehari-hari.

    Waktu Mustajab Mengucapkan Ma Fi Qalbi Ghairullah

    Waktu Mustajab Mengucapkan Ma Fi Qalbi Ghairullah

    Sebagai manusia biasa, tentu tidak bisa terlepas dari situasi atau kegiatan yang terkadang melemahkan keteguhan iman dan hati. Mengingat Allah SWT dengan mengucapkan kalimat ini merupakan cara membentengi hati dari penyakit-penyakit tersebut. Ada beberapa waktu yang pas untuk berzikir, yaitu:

    1. Ketika diajak berbuat maksiat

    Apabila seorang muslim diajak untuk melakukan perbuatan yang mendurhakai Allah SWT, disarankan untuk mengucapkan zikir ini guna memperkokoh benteng hati dan menjauhi diri dari godaan-godaan tersebut.

    2. Ketika melihat peluang maksiat

    Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang mudah menemukan peluang untuk bermaksiat. Contohnya mencuri barang di warung saat penjualnya di dalam, korupsi, mencuri motor dan lain sebagainya.

    Hasrat tersebut berasal dari syaitan dan upaya untuk menangkalnya bisa dengan mengucapkan zikir ma fii qalbi ghairullah.

    3. Ketika mempunyai hawa nafsu

    Bagi laki-laki mungkin mempunyai nafsu saat melihat perempuan yang menarik, begitu pun sebaliknya. Hawa nafsu yang tidak dikendalikan bisa berdampak buruk pada keimanan seorang muslim. Segera ucapkan ma fi qalbi ghairullah untuk mencegah hawa nafsu semakin menjadi-jadi.

    Membaca ma fii qalbi ghairullah dapat menjadi amalan sendiri yang sangat luar biasa keberkahannya. Sebagaimana arti ma fii qalbi ghairullah adalah menyatakan bahwa di dalam hatinya hanya ada Allah SWT, pengamalan ini dapat meneguhkan iman dan hati seseorang.

    Baca juga beberapa informasi yang lainnya:

  • Asmaul Husna dan Artinya Lengkap 99 dan Cara Mengamalkannya

    Asmaul Husna dan Artinya Lengkap 99 dan Cara Mengamalkannya

    Balitteknologikaret.co.id – Asmaul husna adalah nama-nama Allah yang sangat baik dan seringkali dijadikan sebagai pengiring doa. Nama-nama terbaik ini menggambarkan sifat-sifat Allah SWT yang sangat mulia. Sebagai seorang muslim, penting untuk mengetahui apa saja nama-nama Allah yang dimaksud beserta artimya.

    Penggunaannya bisa dipakai untuk mengharap agar doa dikabulkan oleh Sang Pencipta. Sebetulnya, asma sendiri merupakan bentuk jamak dari kata ism yang berinduk dari assumu, yaitu kata yang artinya ketinggian. Sedangkan husna berarti terbaik yang berasal dari bentuk muannats kata ahsan.

    Maka dari itu, ungkapan ini bisa diartikan sebagai nama terbaik dari Dia Yang Maha Tinggi. Jika ingin mengamalkannya dalam bentuk zikir, wirid atau doa, pastikan mengetahui semua nama-nama terbaik tersebut beserta maknanya pada rangkuman di bawah ini!

    Pengertian

    Pengertian

    Dalam Islam, Allah SWT mempunyai nama-nama terbaik yang disandarkan dari sifat-sifat-Nya. Setiap nama tersebut mempunyai makna yang mulia dan mengagungkan kekuasaan-Nya. Pendapat lain menyebutkan bahwa asma Allah artinya nama-nama Allah yang indah.

    Karena asmaul berasal dari kata asma yang artinya penyebutan, sedangkan husna berarti indah. Tentunya sifat-sifat Allah SWT yang terkandung dalam nama-nama tersebut tidak dapat ditemukan pada makhluk ciptaan-Nya, karena Allah SWT tidak sama dengan makhluk-Nya.

    Pengamalan nama-nama ini bisa dengan menjadikannya sebagai doa sehari-hari atau zikir. Apa pun cara pengamalannya, ada baiknya memahami dulu apa arti dan makna dari setiap nama tersebut.

    Jumlah Nama-nama Allah SWT

    Jumlah Nama-nama Allah SWT

    Masih ada perbedaan pendapat tentang berapa banyak nama-nama terbaik yang Allah SWT miliki. Pendapat yang paling populer adalah yang menyatakan bahwa jumlahnya ada 99. Namun ada juga yang mengatakan bahwa jumlahnya berada pada angka tertentu.

    Ada yang mengatakan jumlahnya 100, 1000, bahkan lebih. Pendapat lain mengatakan bahwa nama-nama yang Allah SWT miliki pada dasarnya tidak terbatas. Pasalnya pasti ada nama-nama lain yang mungkin tidak diketahui oleh manusia.

    99 Asmaul Husna dan Artinya

    99 Asmaul Husna dan Artinya

    Jika mengacu pada pendapat populer yang menyatakan bahwa jumlah nama-nama Allah adalah 99, maka daftarnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini, tak lupa lengkap dengan arti dan latinnya:

    No. Latin Arab Artinya
    1 Allah  الله Maha Tuhan. Allah adalah Lafazh / ucapan yang Maha Mulia, Nama bagi Dzat Ilahi yang Maha Suci dan Wajib ada-Nya [Ismu Dzat]
    2 Ar Rohmaanu اَلرَّحْمَنُ Maha Pengasih.
    3 Ar Rohiimu  اَلرَّحِيْمُ Maha Penyayang.
    4 Al Maliku   اَلْمَلِكُ Maha Raja/Maha Menguasai.
    5 Al Qudduusu  اَلْقُدُّوْسُ Maha Suci.
    6 As Salaamu   اَلسَّلَامُ Maha Penyelamat.
    7 Al Mukminu  اَلْمُؤْمِنُ Maha Pemelihara Keamanan.
    8 Al Muhaiminu   اَلْمُهَيْمِنُ Maha Penjaga.
    9 Al ‘Aziizu  اَلعَزِيْزُ Maha Mulia.
    10 Al Jabbaaru  اَلْجَبَّارُ Maha Perkasa.
    11 Al Mutakabbiru اَلْمُتَكَبِّرُ Maha Memiliki Kebesaran.
    12 Al Khooliqu  اَلْخَالِقُ Maha Pencipta.
    13 Al Baari’u  اَلْبَارِئُ Maha Pembuat.
    14 Al mushowwiru اَلْمُصَوِّرُ Maha Pembentuk.
    15 Al Ghoffaaru اَلْغَفَّارُ Maha Pengampun.
    16 Al Qohhaaru اَلْقَهَّارُ Maha Pemaksa.
    17 Al Wahhaabu اَلْوَهَّابُ Maha Pemberi.
    18 Ar Rozzaaqu  اَلرَّزَّاقُ Maha Pemberi Rizki.
    19 Al Fattaahu اَلْفَتَّاحُ Maha Membukakan.
    20 Al ‘Aliimu  اَلْعَلِيْمُ Maha Mengetahui.
    21 Al Qoobidlu اَلْقَابِضُ Maha Pencabut.
    22 Al Baasithu  اَلْبَاسِطُ Maha Meluaskan.
    23 Al Khoofidlu اَلْخَافِضُ Maha Menjatuhkan.
    24 Ar Roofi’u  اَلرَّافِعُ Maha Mengangkat.
    25 Al Mu’izzu اَلْمُعِزّ Maha Pemberi kemuliaan.
    26 Al Mudzillu اَلْمُذِلُّ Maha Pemberi kehinaan
    27 As Samii’u  اَلسَّمِيْعُ Maha Mendengar.
    28 Al Bashiiru  اَلْبَصِيْرُ Maha Melihat.
    29 Al Hakamu  اَلْحَكَمُ Maha Menetapkan Hukum.
    30 Al ‘Adlu اَلْعَدْلُ Maha Adil.
    31 Al Latiifu  اَللَّطِيْفُ Maha Halus.
    32 Al Khobiiru  اَلْخَبِيْرُ Maha Waspada / Maha Pemberi Berita/kabar.
    33 Al Haliimu  اَلْحَلِيْمُ Maha Penyantun/Santun.
    34 Al ‘Azhiimu  اَلْعَظِيْمُ Maha Agung.
    35 Al Ghofuuru  اَلْغَفُوْرُ Maha Pengampun.
    36 Asy Syakuuru  اَلشَّكُوْرُ Maha Pembalas.
    37 Al ‘Aliyyu اَلْعَلِيُّ Maha Tinggi.
    38 Al Kabiiru  اَلْكَبِيْرُ Maha Besar.
    39 Al Hafiizhu  اَلْحَفِيْظُ Maha Pemelihara.
    40 Al Muqiitu  اَلْمُقِيْتُ Maha Pemberi Kecukupan.
    41 Al Hasiibu اَلْحَسِيْبُ Maha Penjamin.
    42 Al Jaliilu  اَلْجَلِيْلُ Maha Luhur.
    43 Al Kariimu  اَلْكَرِيْمُ Maha Pemurah.
    44 Ar Roqiibu  اَلرَّقِيْبُ Maha Peneliti.
    45 Al Waasi’u  اَلْوَاسِعُ Maha Luas.
    46 Al Mujiibu  اَلْمُجِيْبُ Maha Mengabulkan.
    47 Al Hakiimu  اَلْحَكِيْمُ Maha Bijaksana.
    48 Al Waduudu  اَلْوَدُوْدُ Maha Pencinta.
    49 Al Majiidu  اَلْمَجِيْدُ Maha Mulia.
    50 Al Baa’itsu اَلْبَاعِثُ Maha Membangkitkan.
    51 Asy Syahiidu اَلشَّهِيْدُ Maha Menyaksikan.
    52 Al Haqqu  اَلْحَقُّ Maha Haq / Maha Benar.
    53 Al Wakiilu  اَلْوَكِيْلُ Maha Memelihara Penyerahan.
    54 Al Qowiyyu  اَلْقَوِيُّ Maha Kuat.
    55 Al Matiinu  اَلْمَتِيْنُ Maha Kokoh/Perkasa.
    56 Al Waliyyu اَلْوَلِيُّ Maha Melindungi.
    57 Al Hamiidu  اَلْحَمِيْدُ Maha Terpuji.
    58 Al Muhshi  اَلْمُحْصِيْ Maha Penghitung.
    59 Al Mubdiu  اَلْمُبْدِئُ Maha Memulai.
    60 Al Mu’iidu اَلْمُعِيْدُ Maha Mengulangi.
    61 Al Muhyi  اَلْمُحْيِىْ Maha Menghidupkan.
    62 Al Mumiitu اَلْمُمِيْتُ Maha Mematikan.
    63 Al hayyu  اَلْحَيُّ Maha Hidup.
    64 Al Qoyyuumu  اَلْقَيُّوْمُ Maha Berdiri Sendiri
    65 Al Waajidu  اَلْوَاجِدُ Maha Kaya.
    66 Al Maajidu  اَلْمَاجِدُ Maha Mulia.
    67 Al Waahidu  اَلْوَاحِدُ Maha Esa.
    68 Ash Shomadu  اَلصَّمَدُ Maha Dibutuhkan [Tempat Bergantung].
    69 Al Qoodiru  اَلْقَادِرُ Maha Kuasa.
    70 Al Muqtadiru اَلْمُقْتَدِرُ Maha Menentukan.
    71 Al Muqoddimu  اَلْمُقَدِّمُ Maha Mendahulukan.
    72 Al Muakhkhiruu اَلْمُؤَخِّرُ Maha Mengakhirkan atau mengemudiankan.
    73 Al Awwalu اَلْاَوَّلُ Maha Pertama.
    74 Al Aakhiru اَلْآَخِرُ Maha Penghabisan.
    75 Azh Zhoohiru  اَلظَّاهِرُ Maha Nyata.
    76 Al Baathinu  اَلْبَاطِنُ Maha Tersembunyi.
    77 Al Waaliy اَلْوَالِيْ Maha Menguasai.
    78 Al Muta’aali اَلْمُتَعَالِ Maha Suci/Maha Tinggi.
    79 Al Barru  اَلْبَرُّ Maha Dermawan.
    80 At Tawwaabu  اَلتَّوَّابُ Maha Penerima Taubat.
    81 Al Muntaqimu  اّلْمُنْتَقِمُ Maha Penyiksa.
    82 Al ‘Afuwwu  اَلْعَفُوُّ Maha Pemaaf.
    83 Ar Rouufu  اَلرَّؤُوْفُ Maha Pengasih.
    84 Malikul Mulki مَلِكُ الْمُلْكِ Maha Menguasai Kerajaan.
    85 Dzul Jalaali wal Ikroom ذُوالْجَلَالِ وَالْاِكْرَامِ Maha memiliki Kebesaran dan Kemuliaan.
    86 Al Muqsithu اَلْمُقْسِطُ Maha Mengadili.
    87 Al Jaami’u اَلْجَامِعُ Maha Mengumpulkan.
    88 Al Ghoniyyu اَلْغَنِيُّ Maha Kaya.
    89 Al Mughniyyu اَلْمُغْنِيُّ Maha Pemberi Kekayaan.
    90 Al Maani’u  اَلْمَانِعُ Maha Pembela atau Maha Penolak.
    91 Adl Dloorru  اَلضَّآرُّ Maha Pemberi Bahaya.
    92 An Naafi’u  اَلنَّافِعُ Maha Pemberi Kemanfaatan.
    93 An Nuuru  اَلنُّورُ Maha Bercahaya.
    94 Al Haadi  اَلْهَادِى Maha Pemberi Petunjuk.
    95 Al Badii’u اَلْبَدِيْعُ Maha Pencipta Yang Baru.
    96 Al Baaqi اَلْبَاقِيْ Maha Kekal.
    97 Al Waaritsu  اَلْوَارِثُ Maha Pewaris.
    98 Ar Rosyiidu  اَلرَّشِيْدُ Maha Pandai.
    99 Ash Shobuuru  اَلصَّبُوْرُ Maha Penyabar.

    Keutamaan Mengamalkan Asmaul Husna

    Keutamaan Mengamalkan Asmaul Husna

    Tak heran umat Islam banyak yang mencoba mengamalkan nama-nama Allah SWT ini pada saat kapan pun. Keutamaannya sangat spesial apabila diamalkan dengan niat yang tulus. Keutamaannya sendiri sudah dijelaskan dalam ayat al-Qur’an dan hadist-hadist, berikut di antaranya:

    1. Dikabulkannya Doa Apa Saja

    Siapa saja pasti ingin doanya dikabulkan oleh Allah SWT. Salah satu caranya yaitu dengan memuji-Nya menggunakan nama-nama terbaik yang disebutkan tadi.

    Selagi doa yang dipanjatkan memiliki nilai yang baik dan tidak merugikan orang lain, cobalah mengamalkan nama-nama Allah SWT setiap kali berdoa.

    Allah SWT pernah berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 180 yang bunyinya:

    وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

    Artinya: “Dan Allah memiliki Asma’ul-husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asma’ul-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”

    2. Menjalankan Sunnah Rasulullah SAW

    Sunnah adalah sesuatu yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan tidak mengerjakan maka tidak akan mendapat dosa. Mempelajari asma-asma Allah SWT yang berjumlah 99 merupakan salah satu sunnah Rasulullah.

    Umat Islam dianjurkan untuk mempelajari maknanya, sebagaimana yang terkandung di dalam hadist sebagai berikut:

    “Wahai Rasulullah, apakah kami boleh mempelajarinya?” Rasulullah bersabda, “Benar, dianjutkan bagi setiap orang yang mendengarnya (Asmaul Husna) mempelajarinya,” (HR. Ahmad).

    3. Mendapatkan Tempat di Surga

    Tidak sampai di situ, siapapun yang bisa menghafal 99 nama Allah SWT tersebut akan mendapatkan ganjaran berupa janji tempat di surga. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang bunyinya yaitu:

    “Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu. Siapa yang menghafalnya ia akan masuk surga,” (HR. Bukhari dan Muslim).

    Wirid Asmaul Husna

    Wirid Asmaul Husna

    Terdapat anggapan bahwa dunia dan seisinya merupakan manifestasi dari nama-nama Allah SWT. Seorang ulama besar yang bernama Syekh Shalih al-Ja’fari menyatakan bahwa salah satu wirid yang diajarkan oleh gurunya yaitu dengan melantunkan nama-nama Allah SWT tersebut.

    Dengan melantunkan nama-nama tersebut, harapannya seorang muslim sedang berdoa dengan menarik energi baik dari alam raya. Kebaikan tersebut kemudian menjadi benteng diri supaya dijauhkan dari perbuatan-perbuatan yang mengarah kepada kemaksiatan.

    Ulama kelahiran Sudan tersebut juga menyatakan bahwa wirid dengan menyebut nama-nama Allah SWT dapat digunakan untuk mendapatkan limpahan rahmat dan rida Allah SWT. Contohnya, jika mengucapkan Ya Razzaq yang artinya Yang Maha Pemberi Rezeki.

    Berarti seorang muslim sedang menarik rezeki dari seisi dunia supaya datang kepadanya. Begitu juga apabila yang diucapkan adalah Ya Lathif yang artinya Yang Maha Lembut. Seorang muslim tandanya mengharapkan kelembutan Allah SWT.

    Apabila wirid dengan kata Ya Ghafur yang berarti Yang Maha Pengampun, keutamaannya muslim tersebut dapat dimudahkan mendapat ampunan dari Allah SWT.

    Keutamaan Wirid

    Keutamaan Wirid

    Sesuai yang dijelaskan oleh Syekh Shalih al-Ja’fari di atas, wirid sangat dianjurkan oleh Rasulullah sebagai amalan kepada Allah SWT yang mempunyai keutamaan luar biasa. Banyak sekali manfaat untuk seorang muslim ketika melakukan wirid dan zikir dengan menyebut nama-nama Allah SWT.

    Namun zikir dan wirid saja tidak cukup, seorang muslim juga perlu mengimplementasikan nama-nama Allah SWT tersebut di dalam rutinitas kehidupannya. Contohnya, ketika menyebut ar-Rahman yang memiliki arti Maha Penyayang, maka seorang muslim haruslah menyayangi seluruh makhluk-Nya.

    Dengan kata lain keutamaan zikir dan wirid bisa menjadi kurang maksimal apabila hanya menyebutnya secara lisan saja. Perlu adanya aksi nyata dan pembangunan kebiasaan yang berputar pada sifat-sifat yang terkandung di dalam nama-nama tadi.

    Tata Cara Mengamalkan Asmaul Husna

    Tata Cara Mengamalkan Asmaul Husna

    Dalam mendapatkan kasih sayang Allah SWT melalui pengamalan nama-nama-Nya, lakukanlah pengamalan dengan niat yang ikhlas dan berharap yang terbaik kepada Allah SWT. Di bawah ini adalah rangkuman cara mengamalkan nama-nama Allah dengan baik dan benar:

    1. Ucapkan Sambil Berserah Diri

    Hendaknya seorang muslim yang ingin dilimpahkan rahmat-Nya harus berserah diri terlebih dulu. Selanjutnya panjatkan doa yang diinginkan dan dilanjut dengan menyebutkan “iya kana budu” dan disambung “wa iyyaka nasta’in”.

    Setelah berserah diri hanya kepada-Nya, mintalah pertolongan kepada-Nya dengan iringan zikir asma-asma Allah SWT. Pastikan niat di dalam hati hanya dituju kepada Sang Pencipta Alam Semesta.

    2. Digunakan untuk Kepentingan yang Baik

    Ketika meminta pertolongan kepada Allah SWT atau memanjatkan doa, hendaknya tujuan dari doa tersebut digunakan untuk kepentingan diri sendiri dan tidak menyimpang dari ajaran Allah SWT.

    Jangalah berdoa untuk mencelakai orang lain, meminta didatangi jin, dikasihani, dilancarkan aksi kejahatan atau lain sebagainya.

    3. Penyebutan Hanya Ditujukan Kepada Allah SWT

    Lagi-lagi penting sekali untuk berzikir dengan menyebut asma-asma Allah SWT berdasarkan niat yang tulus. Penyebutan asma-asma Allah SWT tidak boleh ditunjukkan kepada selain Sang Pencipta, karena bisa memicu timbulnya perilaku musyrik.

    Dianjurkan untuk sepenuhnya berserah diri kepada-Nya supaya Allah SWT memudahkan hajat dan jalan hidup umat Islam. Sebutkan asma-asma tersebut dengan ikhlas dan murni untuk menyembah Allah SWT.

    Apabila sampai menyalahgunakan asma-asma ini untuk tujuan lain yang memicu dosa, seorang muslim tentu tidak akan mendapatkan rida Allah SWT. Lakukan dengan khusyuk usai sembahyang dengan pikiran hanya tertuju pada Allah SWT.

    Asmaul husna dan artinya patut dipahami dan dimaknai keutamaanya oleh umat Islam. Nama-nama terbaik Allah SWT tersebut dapat diamalkan dalam wirid dan zikir supaya seorang muslim mendapatkan rahmat dan kasih sayang-Nya. Oleh karena itu,

  • Cara Wudhu yang Benar Sesuai Islam, Hukum, Syarat dan Doanya

    Cara Wudhu yang Benar Sesuai Islam, Hukum, Syarat dan Doanya

    Balitteknologikaret.co.id – Nyatanya wudhu bukan sekadar aktivitas menghilangkan hadas saja, wudhu juga digolongkan sebagai ibadah. Seorang muslim diwajibkan untuk berwudhu sebelum menunaikan ibadah salat, sehingga mengetahui tata cara wudhu yang benar adalah keharusan bagi seluruh muslim.

    Wudhu akan mensucikan diri dari hadas kecil. Tanpa berwudhu, ibadah salat bisa menjadi tidak sah, kecuali pada situasi-situasi tertentu yang tidak memungkinkan. Wudhu juga telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

    Bagi yang masih penasaran tentang hukum wudhu, syarat-syarat wudhu hingga sunnah dalam berwudhu, pastikan membaca rangkuman di bawah ini. Mari pelajari sama-sama bagaimana urutan wudhu dan doa yang benar!

    Hukum Wudhu dan Syarat Sah Wudhu

    Hukum Wudhu

    Wudhu memiliki hukum yang wajib dilakukan seorang muslim sebelum menunaikan ibadah, seperti ketika ingin melaksanakan salat, menyentuh al-Qur’an atau thawaf.

    Sebelum mengetahui urutan tata cara wudhu, pastikan syarat sah wudhu sudah terpenuhi. Di bawah ini ada beberapa syarat sah wudhu yang didapatkan dari sumber terpercaya, baca baik-baik:

    1. Beragama Islam

    Mengapa harus menjadi muslim terlebih dulu supaya wudhu dianggap sah? Hal ini karena wudhu merupakan ibadah, sedangkan syarat diterimanya ibadah adalah beragama islam. Itu artinya, wudhu menjadi tidak sah apabila dilakukan oleh non-muslim.

    2. Menggunakan Air yang Suci

    Fungsi berwudhu adalah untuk membersihkan diri, sehingga penting untuk menggunakan air yang suci dan bebas dari najis. Air yang tercemar oleh najis tidak bisa dipakai untuk berwudhu, begitu juga apabila ingin digunakan untuk menghilangkan najis ‘ainiyah.

    3. Baligh

    Ketika seseorang memasuki baligh, mereka diwajibkan untuk mengikuti urutan cara wudhu yang benar sebelum menunaikan ibadah. Orang yang sudah baligh dinamakan mumayyiz, yaitu seseorang yang bisa membedakan antara hal yang buruk dan baik.

    Maka wudhu tidak sah apabila dilakukan oleh orang yang akalnya belum matang atau terganggu, misalnya anak kecil atau orang gila.

    4. Anggota Tubuh Terkena Air dengan Merata

    Keadaan diri seseorang harus suci ketika ingin menunaikan ibadah salat, misalnya. Pastikan air yang dipakai berwudhu telah membasahi anggota tubuh secara merata. Apabila ada bagian yang tidak terkena air, maka wudhu bisa menjadi tidak sah.

    5. Tidak Haid atau Nifas

    Dalam islam, haid dan nifas merupakan hal-hal yang membatalkan wudhu. Otomatis wudhu tidak menjadi sah ketika seorang muslimah sedang dalam kondisi tersebut. Muslimah harus menyucikan diri usai periode haid selesai.

    6. Niat Tidak Ragu-ragu

    Dalam tata cara wudhu yang benar, wudhu perlu didasari dengan niat. Apabila masih ada keraguan atau ketidakpastian dalam niat, hal ini bisa menyebabkan niat tidak sah. Oleh karena itu, penting untuk mendasari wudhu dengan niat membersihkan hadas kecil sebelum beribadah.

    7. Kulit Tidak Terhalang Kotoran

    Kotoran atau tato bisa menghalangi kulit dari terkena kucuran air wudhu. Akibatnya, air wudhu tidak bisa menjangkau permukaan kulit dengan merata. Ada baiknya membersihkan anggota tubuh terlebih dulu dari kotoran atau penghalang lainnya supaya air wudhu dapat membersihkan najis dari kulit.

    8. Tidak Ada Sesuatu yang Mengubah Air

    Hanya air bersih yang bisa dipakai untuk berwudhu. Air yang sudah mengalami perubahan sifat atau nama akan tergolong menjadi air yang tidak sah dipakai berwudhu. Seorang muslim harus menggunakan air thahur atau air suci yang disucikan untuk berwudhu.

    Maka itu membuat air sabun tidak sah dipakai untuk berwudhu, meski pada dasarnya air tersebut berperan untuk membersihkan kotoran.

    9. Memahami Wudhu itu Wajib

    Lagi-lagi ini berkaitan dengan niat seorang muslim dalam berwudhu. Hal yang cukup penting agar wudhu dianggap sah yaitu menyadari bahwa hukum wudhu itu wajib. Apabila masih mempunyai keyakinan bahwa wudhu tidak wajib, itu akan menyebabkan wudhu dan salat menjadi tidak sah.

    Mengimani bahwa wudhu adalah wajib berarti meyakini pula bahwa rukun wudhu yang 6 juga memiliki hukum yang wajib. Wudhu akan menjadi tidak sah ketika ada keyakinan dalam hati bahwa salah satu rukun tersebut hukumnya sunnah.

    Tata Cara Wudhu yang Benar dan Doanya

    Tata Cara Wudhu yang Benar dan Doanya

    Untuk mendapatkan kesucian diri sebelum menunaikan ibadah, pastikan memahami urutan dan tata cara wudhu sesuai ajaran. Wudhu sangatlah penting dilakukan ketika ingin melaksanakan salat atau ibadah lainnya, jadi pahami juga bacaan doanya di bawah ini:

    1. Mengucapkan basmalah dan niat wudhu, yaitu “Nawaitul wudhuu-a liraf’ll hadatsil ashghari fardhal lilaahi ta’aalaa”.
    2. Usap telapak tangan sebanyak 3 kali beserta sela-sela jari.

    Doa membasuh telapak tangan:

    اللّٰهُمَّ احْفَظْ يَدَيَّ مِنْ مَعَاصِكَ كُلِّهَا

    Artinya:

    “Ya Allah peliharalah kedua tanganku dari perbuatan maksiat pada-Mu.”

    1. Berkumur sambil membersihkan sisa kotoran di gigi sebanyak 3 kali.

    Doa saat berkumur:

    اللّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

    Artinya:

    “Ya Allah bantulah aku untuk selalu berdzikir kepada-Mu dan selalu memperbaiki ibadah kepada-Mu.”

    1. Membasuh lubang hidung sebanyak tiga kali.

    Doa saat membasuh lubang hidung:

    اَللّٰهُمَّ أَرِحْنِي رَائِحَةَ الجَـنَّةِ وَاَنْتَ عَنِّي رَاضٍ

    Artinya:

    “Ya Allah berikan aku penciuman wewangian surga dan keadaan Engkau terhadap diriku yang selalu meridhoi.”

    1. Membersihkan wajah secara menyeluruh sebanyak tiga kali.

    Doa saat mencuci wajah:

    اللّٰهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِى يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوْهٌ

    Artinya:

    “Ya Allah putihkan wajahku pada hari menjadi putih berseri-seri wajah kaum muslimin dan menjadi hitam legam wajah-wajah orang kafir.”

    1. Mencuci tangan kanan hingga siku 3 kali.

    Doa saat mencuci lengan kanan:

    اَللّٰهُمَّ اَعْطِنِى كِتاَبِى بِيَمِيْنِى وَحَاسِبْنِى حِسَاباً يَسِيْرً

    Artinya:

    “Ya Allah berikanlah kepadaku kitab amalku dari tangan kananku dan hisablah aku dengan penghisaban yang ringan.”

    1. Membasuh tangan kiri sampai siku sebanyak 3 kali pula.

    Doa membasuh lengan kiri:

    اَللّٰهُمَّ لاَ تُعْطِنِى كِتاَبِى بِشِمَالِى وَلاَمِنْ وَرَاءِ ظَهْرِىْ

    Artinya:

    “Ya Allah jangan Engkau berikan kepadaku kitab amal dari tangan kiriku atau pada belakang punggungku.”

    1. Mengusap rambut kepala sebanyak 3 kali.

    Doa mengusap kepala dan rambut:

    اللّٰهُمَّ حَرِّمْ شَعْرِيْ وَبَشَرِيْ عَلَى النَّارِ

    Artinya:

    “Ya Allah haramkan rambut dan kulitku dari atas api neraka.

    1. Mencuci kedua telinga sebanyak 3 kali.

    Doa mencuci telinga:

    اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ اْلقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ

    Artinya:

    “Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mendengarkan nasihat dan mengikuti sesuatu yang terbaik.”

    1. Membasuh telapak kaki kanan hingga mata kaki sebanyak 3 kali.

    Doa mencuci kaki kanan:

    اللّٰهُمَّ اِجْعَلْهُ سَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا.اَللّٰهُمَّ ثَبِّتْ قَدَمِيْ عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ تَزِلُّ فِيْهِ الْأَقْدَامُ

    Artinya:

    “Ya Allah, jadikanlah (segenap langkahku) sebagai usaha yang disyukuri, sebagai penyebab terampuninya dosa dan sebagai amal yang diterima. Ya Allah, mantapkanlah telapak kakiku saat melintasi jembatan shiratal mustaqim, kelak di hari ketika banyak telapak kaki yang tergelincir.”

    1. Mengusap telapak kaki kiri hingga mata kaki dan sela-sela jari sebanyak tiga kali.

    Doa mencuci kaki kiri:

    اَللّٰهُمَّ لَاتَزِلُّ قدَمَيَّ عَلَى الصِّرَاطِ فِي النَّارِ يَوْمَ تَزِلُّ فِيْهِ اَقْدَامُ الْمُنَافِقِيْنَ وَالْمُشْرِكِين

    Artinya:

    “Ya Allah jangan kau gelincirkan langkah (pendirianku) pada jalan neraka pada hari digelincirkannya langkah (pendirian) orang-orang munafik dan orang-orang musyrik.”

    1. Mengucapkan doa setelah wudhu.

    Doa usai wudhu:

    اشْهَدُ اَنْ لاَّاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِىْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِىْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ، وَجْعَلْنِيْ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ

    Artinya:

    “Aku bersaksi tidak ada tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku mengaku bahwa nabi Muhammad itu adalah hamba dan Utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang suci dan jadikanlah aku dari golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh.”

    Jenis Air yang Sah untuk Berwudhu

    Jenis Air yang Sah untuk Berwudhu

    Tidak semua air sah dipakai untuk berwudhu. Syaratnya, air haruslah bersih dan tidak terkontaminasi oleh najis. Apabila situasi memungkinkan, seorang muslim harus berwudhu menggunakan air yang suci. Apa saja air yang bisa dipakai berwudhu? Berikut di antaranya:

    • Air dari mata air
    • Air dari tangki atau wadah besar
    • Air hujan
    • Air laut
    • Air lelehan salju
    • Air sumur
    • Air sungai
    • Air terjun

    Air yang Najis untuk Berwudhu

    Air yang Najis untuk Berwudhu

    Menerapkan cara wudhu yang benar akan menjadi sia-sia jika menggunakan air yang najis. Ada beberapa jenis air yang digolongkan sebagai air yang najis, di antaranya adalah:

    • Sifat air berubah karena kontaminasi najis, baik tercemar sedikit atau banyak.
    • Air bernajis yang jumlahnya kurang dari dua kulah. Sedangkan air bernajis yang sifatnya belum berubah dan jumlahnya lebih dari dua kulah, masih bisa dipakai untuk berwudhu.

    Di samping air yang najis, ada pula air yang makruh ketika dipakai untuk berwudhu. Air yang makruh tidak disarankan dipakai untuk tubuh, namun bisa digunakan untuk keperluan mencuci pakaian atau barang-barang lainnya.

    Adapun air yang tergolong makruh merupakan air yang berada di wadah logam (selain wadah emas atau logam) dan dibiarkan terjemur oleh terik matahari. Ini bisa membuat partikel karat bercampur, sehingga tidak baik untuk kesehatan.

    Sunnah dalam Berwudhu

    Sunnah dalam Berwudhu

    Sejak lama berwudhu dilakukan sebagai ibadah untuk menambah pahala seorang muslim. Jika ingin memperbanyak amalan untuk diri sendiri, ada baiknya menerapkan beberapa sunnah berwudhu yaitu sebagai berikut:

    • Sebelum menjalankan mandi wajib.
    • Sebelum salat.
    • Bila dalam kondisi junub.
    • Setelah menggotong jenazah.
    • Sebelum tidur.
    • Setiap kali berhadas kecil.
    • Setelah muntah.
    • Usai mengonsumsi makanan yang tersentuh api.

    Terapkan tata cara wudhu yang benar untuk pria dan wanita di atas ketika berwudhu lagi nantinya supaya ibadah semakin berkah. Pastikan juga menggunakan air yang suci lagi menyucikan dalam membersihkan hadas kecil yang menempel pada tubuh.

    Baca juga beberapa informasi lainnya: