Category: Pendidikan

  • 6 Faktor Penyebab Konflik Sosial dan Cara Mengatasinya

    6 Faktor Penyebab Konflik Sosial dan Cara Mengatasinya

    Konflik merupakan fenomena yang sering terjadi di tengah kehidupan sosial masyarakat. Apabila tidak segera ditangani, konflik dapat memicu terjadinya perpecahan. Ada beberapa faktor penyebab konflik sosial dalam ilmu sosiologi.

    Faktor-faktor ini memiliki dampak yang besar bagi kelangsungan kehidupan sosial. Secara umum, konflik terjadi akibat adanya perbedaan antara anggota kelompok. Maka dari itu konflik harus diatasi agar tidak muncul permasalahan yang lebih kompleks.

    Faktor Penyebab Konflik Sosial dalam Hidup Bermasyarakat

    Faktor-Penyebab-Konflik-Sosial-dalam-Hidup-Bermasyarakat

    Pada dasarnya konflik yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat merupakan hal wajar. Alasannya karena setiap anggota masyarakat memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Tetapi konflik bisa menjadi lebih parah apabila disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini.

    1. Perbedaan Antarindividu

    Setiap individu memiliki karakter dan sudut pandang yang berbeda-beda dalam melihat suatu fenomena sosial. Adanya perbedaan tersebut menjadi salah satu faktor penyebab konflik sosial yang paling umum.

    Konflik ini muncul karena terdapat perbedaan pandangan dan pendapat. Seorang individu bisa memiliki pemikiran tertentu pada suatu fenomena sosial karena dipengaruhi oleh latar belakangnya. Sehingga perbedaan yang terlalu jauh akan memicu munculnya permasalahan.

    Kondisi tersebut akan semakin parah jika ada salah satu pihak atau semua pihak yang saling memaksakan pendapat. Walaupun terkesan kecil, namun konflik sosial yang ditimbulkan akibat perbedaan antarindividu bisa berdampak parah.

    2. Perbedaan Kepentingan

    Ketika menjalani hubungan sosial, setiap individu dan kelompok mempunyai kepentingannya masing-masing. Sayangnya pada beberapa kondisi, perbedaan kepentingan ini sulit untuk ditoleransi oleh pihak-pihak yang sedang berselisih.

    Terutama jika kepentingan yang dimiliki terlalu kuat dan melibatkan kelompok mayoritas dalam masyarakat. Maka biasanya kelompok minoritas cenderung tersingkir dan tidak mampu memperjuangkan kepentingannya.

    Perbedaan kepentingan yang tidak dapat dikontrol akan menjadi faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat. Lantaran dalam perbedaan ini, pihak-pihak yang berdebat akan memicu terjadinya pertentangan, pertengkaran, hingga keributan.

    3. Perbedaan Etnis

    Indonesia merupakan negara multikultural yang kaya akan keberagaman budaya. Salah satunya adalah banyaknya etnis yang tersebar di seluruh wilayah. Para individu dari berbagai etnis ini seringkali melakukan perjalanan untuk menjadi perantau di kota-kota besar.

    Setelah berkumpul menjadi satu di suatu daerah, perbedaan etnis dapat menjadi pemicu terjadinya konflik sosial. Hal tersebut dikarenakan setiap etnis memiliki nilai dan norma yang berbeda-beda, sehingga mudah untuk saling berselisih.

    Akhirnya perbedaan etnis akan memunculkan rasa benci dan mendorong munculnya perseteruan. Bahkan jika tidak diatasi bisa terjadi tindakan agresif yang membahayakan masyarakat. Cara terbaik untuk mengatasi perbedaan tersebut adalah rasa toleransi dan saling menghargai.

    4. Perbedaan Ras

    Faktor penyebab konflik sosial berikutnya adalah perbedaan ras. Di dunia ada beberapa ras yang tinggal di berbagai negara secara menyebar. Ras sendiri identic dengan ciri fisik yang membedakan penduduk suatu daerah dengan daerah lainnya.

    Kita bisa melihat perbedaan ras ini ketika berkunjung ke luar negeri dan bertemu dengan penduduk asli. Misalnya saat berlibur ke Eropa, penduduk Ras Cucasaois di sana memiliki ciri fisik tubuh yang besar, kulit putih, dan hidung mancung.

    Berbeda dengan Ras Mongoloid yang tubuhnya lebih pendek dan matanya cenderung sipit seperti orang Asia. Walaupun hanya dibedakan berdasarkan ciri fisik saja, namun perbedaan ini ternyata juga bisa memicu konflik sosial jika memiliki kepentingan masing-masing yang tidak sejalan.

    5. Perbedaan Latar Belakang dan Budaya

    Masyarakat Indonesia termasuk ke dalam golongan multikultural yang memiliki banyak sekali perbedaan. Salah satu yang paling mendasar adalah perbedaan latar belakang dan budaya. Kedua hal tersebut saling berkaitan dan akan memengaruhi karakter seorang individu.

    Ketika hidup di dalam masyarakat, setiap individu akan bertemu dengan individu lain yang berasal dari latar belakang berbeda. Misalnya seperti masyarakat di Jakarta yang berasal dari berbagai daerah karena dijadikan sebagai pusat perantauan.

    Sehingga masyarakat yang beragam ini biasanya memiliki cara bertutur kata dan bentuk tingkah laku yang tidak sama. Bahkan ada perilaku yang dianggap biasa di suatu daerah ternyata menjadi penghinaan di daerah lainnya.

    Alhasil perberbedaan latar belakang dan budaya tersebut menyebabkan timbulnya kesalahpahaman. Meskipun tidak bermaksud untuk menghina, tetapi pihak lain sudah terlanjur merasa direndahkan. Kondisi tersebut kemudian berubah menjadi konflik sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

    6. Perbedaan Agama

    Contoh faktor penyebab konflik sosial yang terakhir adalah adanya perbedaan agama. Di Indonesia sendiri terdapat lima agama yang diakui oleh pemerintah. Setiap agama ini memiliki ajaran, pedoman, aturan, serta larangan yang berbeda-beda.

    Meskipun secara umum semua agama dianggap setara karena sama-sama mengajarkan kebaikan, namun di masyarakat tetap sering dijadikan pemicu konflik. Ada beberapa golongan yang merasa agamanya merupakan ajaran terbaik.

    Pandangan radikal tersebut akhirnya menjadi sumbu untuk menyulut konflik sosial di tengah kehidupan masyarakat. Bahkan di Indonesia sendiri sempat terjadi beberapa peristiwa konflik yang awalnya dimulai karena menyinggung suatu agama tertentu.

    Cara Mengatasi Konflik Sosial

    Cara-Mengatasi-Konflik-Sosial

    Perbedaan selalu menjadi faktor penyebab konflik sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Faktor-faktor tersebut sulit untuk dicegah karena bentuk masyarakat Indonesia yang beragam. Namun jika konflik sudah terlanjur terjadi, maka masih bisa diatasi dengan cara berikut:

    1. Akomodasi

    Akomodasi sering dianggap sebagai taktik perdamaian karena cara yang ditempuh cukup adil dan tidak merugikan banyak pihak. Penyelesaian konflik ini dilakukan dengan membuat kompetisi bayangan, dimana ada proses pemberian kesempatan bagi pihak lain tanpa harus memperjuangan tujuan sendiri.

    2. Sharing

    Sharing sering dilakukan untuk menyelesaikan konflik sosial dengan cara damai. Dalam penyelesaian ini terjadi komunikasi dan diskusi antarpihak yang berselisih untuk membagikan pengalamannya. Sehingga diharapkan kedua pihak memiliki pikiran yang moderat dan saling menghargai.

    Umumnya dalam proses penyelesaian konflik melalui sharing, setiap pihak akan bergantian untuk menyampaikan permasalahannya masing-masing. Di akhir, pihak-pihak yang berselisih akan berupaya untuk mencari solusi bersama.

    3. Kolaborasi

    Kolaborasi menjadi salah satu jenis penyelesaian konflik yang dilakukan untuk memuaskan kedua belah pihak. Cara ini dilakukan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang melibatkan integrasi dari setiap pihak terkait.

    4. Kompetisi

    Berbeda dengan jenis lainnya, kompetisi merupakan bentuk penyelesaian konflik yang sering disebut sebagai win-lose orientation. Prosesnya dilalui dengan pengorbanan salah satu pihak untuk membiarkan pihak lain menang.

    Seperti namanya, dalam penyelesaian konflik melalui kompetisi, awalnya setiap pihak yang berselisih sama-sama memiliki kepentingan. Namun pada akhirnya ada salah satu yang harus menang dan kalah supaya konflik sosial bisa berakhir.

    5. Menghindar

    Menghindar merupakan upaya penyelesaian konflik yang dialkukan tanpa adanya komunikasi maupun interaksi antarpihak. Cara ini menyangkut dengan ketidakpedulian yang membuat kedua belah pihak memilih untuk menghindar dan menarik diri agar konflik tidak bertambah besar.

    Setiap faktor penyebab konflik sosial memiliki dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat. pada dasarnya konflik ini sangat sulit untuk dihindari karena masyarakat Indonesia terdiri dari banyak ras, etnis, suku, dan kebudayaan. Namun jika sudah terlanjur terjadi, konflik sosial masih bisa ditangani.

    Baca Juga:

  • Jenis-jenis Konflik yang Terjadi di Masyarakat dan Penyebabnya

    Jenis-jenis Konflik yang Terjadi di Masyarakat dan Penyebabnya

    Dalam hidup bermasyarakat, setiap individu tidak akan lepas dari konflik. Hl tersebut terjadi karena manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan memiliki karakter masing-masing. Terdapat beberapa jenis-jenis konflik yang sering terjadi di masyarakat.

    Secara umum konflik merupakan proses sosial yang terjadi antara dua individu atau kelompok yang berusaha untuk saling menyingkirkan. Dalam konflik berbagai cara diupayakan untuk membuat suatu pihak menjadi tidak berdaya.

    Jenis-jenis Konflik dalam Kehidupan Sosial

    Jenis-jenis-Konflik-dalam-Kehidupan-Sosial

    Munculnya konflik memang sulit untuk dihindari, terutama dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Kondisi masyarakat yang sifatnya plural menimbulkan banyak perbedaan dan pertentangan. Berikut adalah beberapa jenis konflik yang umumnya terjadi.

    1. Konflik Pribadi

    Sesuai namanya, konflik pribadi terjadi antarindividu atau antarkelompok yang memiliki kepentingan dan masalah pribadi. Seringkali jenis konflik ini muncul karena adanya perbedaan perspektif atau cara pandang akan suatu peristiwa.

    Konflik pribadi merupakan permasalahan yang paling sering terjadi dalam berbagai lingkungan. Mulai dari lingkungan pertemanan, keluarga, kantor, hingga tempat tinggal. Jenis konflik ini juga sangat sulit untuk dihindari karena setiap orang memiliki sudut pandangnya sendiri-sendiri.

    Meskipun termasuk dalam permasalahan yang kecil, namun konflik pribadi dapat berdampak besar. Terutama jika konflik terjadi antara kelompok yang memiliki pengaruh dalam masyarakat. Maka konflik ini akan dapat mengakibatkan permusuhan hingga perpecahan.

    2. Konflik Agama

    Salah satu bagian dari jenis-jenis konflik biasanya menyinggung masalah agama. Konflik agama menjadi suatu permasalahan yang terjadi antarkelompok dengan keyakinannya masing-masing. Di Indonesia sendiri masih ada golongan yang menganggap agamanya adalah yang paling baik.

    Pandangan tersebut seringkali menyebabkan konflik dengan kelompok penganut agama lainnya. Padahal dalam nilai dan norma sosial, semua agama yang diakui oleh negara sama-sama baik dan mengajarkan pada perilaku terpuji.

    Namun sayangnya ada kelompok radikal yang terlalu mementingkan agamanya hingga lupa bahwa Indonesia merupakan negara multikultural yang terdiri dari beberapa pemeluk agama. Jika sudah terjadi konflik agama, maka dibutuhkan rasa saling menghargai untuk meredakannya.

    Sebagai contoh, konflik agama tak hanya terjadi di Indonesia saja namun juga di Poso. Konflik ini terjadi antara dua agama yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Awalnya konflik terjadi karena penduduk yang awalnya didominasi muslim mulai digantikan dengan penganut Kristen.

    3. Konflik Kelas Sosial

    Konflik kelas merupakan salah satu jenis-jenis konflik sosial yang mudah dilihat di tengah kehidupan masyarakat. Bentuk konflik yang melibatkan perbedaan antarkelas memiliki sifat yang vertikal, dimana ada satu pihak yang posisinya lebih unggul daripada pihak lainnya.

    Pada dasarnya konflik antar kelas sosial terjadi karena adanya perbedaan kepentingan yang menyangkut kelompok masyarakat tertentu. Jenis konflik ini juga merupakan yang paling sering terjadi di tengah masyarakat Indonesia.

    Sebab, di kota-kota besar masih ada fenomena ketimpangan sosial yang membedakan masyarakat berdasarkan status dan kelas sosialnya. Contohnya seperti terjadinya demo atau aksi unjuk rasa yang dilakukan para buruh untuk menuntut kenaikan upah.

    4. Konflik Ras

    Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan dihuni oleh penduduk dari berbagai ras. Secara umum ras menggambarkan perbedaan antarindividu yang dilihat dari ciri fisik. Mulai dari bentuk mata, jenis rambut, hingga warna kulit.

    Biasanya setiap ras tinggal secara berkelompok di suatu wilayah. Namun karena derasnya arus globalisasi akhirnya banyak penduduk yang berpindah menetap di wilayah lain. Di tempat baru tersebut mereka akan bertemu dengan penduduk dari ras yang berbeda.

    Meskipun hanya dilihat dari ciri fisiknya saja, tetapi perbedaan ras sering dikaitkan dengan nilai, norma, dan kebudayaan yang berbeda. Lantaran awalnya setiap ras tinggal di tempat yang sama jadi mereka pada dasarnya menganut kebudayaan yang sama.

    Contohnya seperti konflik ras antara kulit hitam dan kulit putih yang menjadi permasalahan sejak dulu. Banyak orang yang berpendapat bahwa ras kulit hitam memiliki derajat yang lebih rendah. Padahal kenyataannya semua individu memiliki kedudukan yang setara dan harus saling menghormati.

    5. Konflik Politik

    Jenis-jenis konflik berikutnya merupakan permasalahan yang terjadi dalam lingkup politik. Konflik ini seringkali terjadi karena adanya perbedaan pandangan terhadap kehidupan politik yang berkaitan dengan kepentingan kekuasaan.

    Di dalam kehidupan masyarakat sendiri, konflik politik tidak bisa dihindari. Hal tersebut dikarenakan di dalam suatu kelompok masyarakat pasti ada kubu yang ingin berkuasa dan menjadi pemimpin. Bahkan fenomena tersebut dapat terjadi dari lapisan masyarakat terbawah sekelas RT.

    Kubu atau golongan yang ingin mendapatkan kekuasaan penuh umumnya akan melakukan segala cara agar bisa menyingkirkan lawannya. Oleh karena itu konflik politik mulai terjadi dan seringkali sulit untuk dikendalikan.

    6. Konflik Sosial

    Konflik sosial merupakan jenis-jenis konflik dalam masyarakat yang mencakup kehidupan sehari-hari. Dibandingkan dengan jenis lainnya, konflik ini sifatnya menyeluruh dan bisa terjadi pada hampir semua aspek kehidupan sosial masyarakat.

    Adanya perbedaan pendapat, pandangan, kondisi ekonomi, kepentingan, dan lain-lain dapat menjadi pemicu konflik sosial. Lebih parahnya lagi konflik ini mampu memicu terjadinya percekcokan, perselisihan, dan pertentangan.

    Bahkan dalam kondisi yang lebih parah, konflik sosial bisa menyebabkan perpecahan dalam masyarakat. Fenomena perebutan dan upaya untuk mempertahankan status sosial juga bisa menjadi faktor jenis konflik ini.

    Jika tidak ditangani, konflik sosial dapat menyebabkan dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat. Bahkan jenis konflik ini juga bisa memicu munculnya konflik kepentingan lainnya yang akan membuat bubarnya suatu kelompok.

    7. Konflik Internasional

    Konflik internasional melibatkan beberapa negara karena terdapat perbedaan kepentingan yang ingin dicapai. Jenis konflik ini termasuk permasalahan yang sangat besar dan bisa menyebabkan kerugian bagi negara-negara yang terlibat

    Dalam konflik internasional sangat mungkin terjadi peperangan demi untuk mewujudkan kepentingan negara. Sehingga biasanya dalam konflik ini negara yang berselisih akan melibatkan negara lain sebagai sekutu agar mendapatkan dukungan.

    Contohnya seperti konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan yang tidak kunjung selesai dari dulu hingga sekarang. Selain itu masih banyak contoh lainnya yang bisa dilihat dari peristiwa sejarah selama terjadinya perang dunia dan perang dingin.

    Penyebab Munculnya Konflik

    Penyebab-Munculnya-Konflik

    Secara umum dalam sosiologi, konflik terjadi karena adanya perbedaan antarindividu atau antarkelompok yang membawa kepentingannya masing-masing. Konflik ini bisa diawali dengan adanya perbedaan individu.

    Kemudian konflik menjadi lebih besar ketika yang berselisih adalah kelompok masyarakat. umumnya konflik dalam kelompok masyarakat terjadi karena adanya perbedaan kepentingan dan sifat ingin lebih unggul dari kelompok lain.

    Selain itu konflik juga dapat terjadi karena adanya perbedaan latar belakang kebudayaan. Dimana dalam perbedaan ini setiap individu dan kelompok memiliki nilai sosial yang berbeda. Akibatnya, saat tinggal di satu lingkungan yang sama, sering terjadi kesalahpahaman dan kemudian memicu konflik.

    Jenis-jenis konflik yang sering terjadi di tengah kehidupan masyarakat menyebabkan berbagai permasalahan. Untuk mengatasi konflik tersebut, setiap individu dan kelompok seharusnya mampu menanamkan sifat toleransi dan saling menghargai perbedaan.

    Baca Juga:

  • Kerajinan Berbasis Media Campuran dari Batu, Kayu, Logam, dll

    Kerajinan Berbasis Media Campuran dari Batu, Kayu, Logam, dll

    Kerajinan berbasis media campuran mengacu pada proses pembuatan kerajinan dengan cara memadukan satu jenis bahan paling dominan dengan bahan lain untuk menciptakan suatu barang.

    Tujuannya adalah supaya barang tersebut memiliki tampilan menarik, tanpa menghilangkan fungsi asli maupun mengubah fungsinya secara keseluruhan. Produk kerajinan yang berbasis media campuran dapat dengan mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari perhiasan, hingga benda dekorasi.

    Pengertian Kerajinan Berbasis Media Campuran

    Pengertian-Kerajinan-Berbasis-Media-Campuran

    Pada dasarnya, kerajinan dengan basis media campuran merupakan suatu jenis kerajinan yang menggunakan bahan baku tertentu dalam proses pembuatannya. Kemudian dikombinasikan bahan tambahan lain agar menghasilkan produk lebih menarik namun tetap sesuai fungsi aslinya.

    Umumnya, kerajinan jenis ini dikerjakan oleh para pengrajin profesional yang telah berpengalaman pada bidangnya. Akan tetapi, sebenarnya pemula juga dapat melakukannya. Kuncinya adalah telaten dan mau belajar. Apabila ditekuni, maka perlahan-lahan pasti akan mendapatkan hasil sesuai ekspektasi.

    Kerajinan yang berbasis media campuran dinilai sebagai sebuah gebrakan baru dalam bidang produksi kerajinan. Hal tersebut berdasarkan beberapa alasan, antara lain adalah sebagai berikut:

    • Upaya memanfaatkan baku dalam jumlah besar.
    • Kekurangan bahan baku utama, sehingga menambahkan bahan lain dalam produknya.
    • Menghasilkan bentuk kerajinan yang lebih menarik.
    • Meningkatkan unsur estetika (keindahan) pada produk.

    Metode Pembuatan Kerajinan dengan Basis Media Campuran

    Metode-Pembuatan-Kerajinan-dengan-Basis-Media-Campuran

    Meskipun sekilas tampak sederhana, namun untuk membuat kerajinan yang berbasis media campuran membutuhkan kreativitas dan keterampilan. Selain itu, untuk menghasilkan sebuah karya seni yang bagus, maka pengrajin juga membutuhkan metode yang tepat dan akurat.

    Di bawah ini adalah metode penciptaan kerajinan campuran (mixed art) yang dikembangkan Hawkins:

    • Eksplorasi : Tahap awal menjelajah referensi dan visual sesuai konsep yang telah ditentukan.
    • Eksperimentasi : Uji coba media, meliputi bahan baku, alat, dan teknik yang akan digunakan.
    • Pembentukan : Proses membentuk karya seni berbasis media campuran.

    Prinsip Kerajinan Media Campuran

    Dalam proses menciptakan kerajinan berbasis media campuran, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh pengrajin. Prinsip tersebut berkaitan dengan perubahan strategi pembuatan.

    • Bahan yang digunakan terdiri dari berbagai macam jenis, akan tetapi jumlah bahan yang dipakai tetap sesuai rancangan kebutuhan pembuatan produk.
    • Kerajinan campuran merupakan penggabungan berbagai bahan yang tidak mempunyai reaksi kimia, khususnya saat dalam proses penggabungan.
    • Bahan yang digunakan bisa terdiri dari homogen atau heterogen dan kombinasinya dapat berupa material alam maupun buatan.
    • Dalam proses pembuatan kerajinan tidak terjadi perubahan pada salah satu bahan.
    • Masing-masing bahan tentu memiliki karakteristik berbeda yang saling mendukung antara satu sama lain.
    • Bahan-bahan yang digabungkan harus benar-benar menyatu agar menghasilkan suatu kesatuan harmonis dan indah dipandang.

    Rancangan dalam Proses Pembuatan Kerajinan Berbasis Bahan Campuran

    Membuat kerajinan media campuran harus dilakukan secara cermat, termasuk dalam menentukan rancangan yang tepat agar mendapatkan hasil sesuai keinginan.

    Di bawah ini adalah panduan merancang produk pada kerajinan menggunakan bahan campuran:

    1. Stilasi

    Proses merancang kerajinan bisa dilakukan dengan stilasi atau menyederhanakan bentuk melalui penambahan atau pengurangan tampilan produk. Untuk melakukannya, pengrajin harus terlebih dahulu melakukan observasi pada produk asal, lalu melakukan perubahan untuk memperoleh hasil terbaik.

    2. Deformasi

    Proses mengubah bentuk benda kerajinan sehingga menciptakan sesuatu yang baru disebut deformasi. Umumnya, perubahan yang terjadi bersifat permanen. Untuk mendapatkan hasil kerajinan yang sempurna, maka perlu diimbangi dengan wawasan mengenai benda asalnya.

    Jenis Jenis Bahan dan Proses Pembuatan Kerajinan Berbasis Media Campuran

    Bahan atau material yang umum digunakan untuk membuat kerajinan media campuran sangat beragam karena tergantung pada sumber daya alam tersedia. Penjelasan lebih lengkap mengenai jenis bahan alam dan buatan yang kerap dipakai oleh pengrajin dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

    Bahan Alam Bahan Buatan
    Batu Gips
    Kayu Plastik
    Logam Fiberglass
    Kulit
    Serat
    Tanah liat

    Di bawah ini adalah jenis jenis serta karakteristik bahan pada kerajinan media campuran:

    1. Kayu

    Seperti diketahui, kayu merupakan salah satu jenis bahan multifungsi yang banyak dimanfaatkan di berbagai bidang industri, termasuk untuk membuat perabot dan juga material bangunan. Hanya saja, bagian kayu yang dijadikan bahan kerajinan biasanya adalah cabang, ranting, dan batang.

    Kayu memiliki sifat isolator, kedap air, dan mudah dibentuk, sehingga wajar jika sering digunakan sebagai bahan dasar membuat kerajinan campuran. Kayu terdiri dari berbagai jenis, oleh karena itulah penggunaannya dalam kerajinan tergantung pada jenis yang tersedia di masing-masing daerah.

    Peralatan yang digunakan untuk membuat kerajinan campuran dari kayu:

    • Gergaji kayu
    • Mesin bubut
    • Amplas
    • Alat pahat

    Contoh kerajinan media campuran dari bahan dasar kayu:

    • Hiasan dinding dari stik es krim
    • Bingkai foto
    • Jam
    • Boneka
    • Tempat lampu hias artistik

    2. Batu

    Material alam batu juga umum digunakan membuat kerajinan berbasis media campuran. Namun, tidak semua jenis batu cocok dijadikan sebagai bahan kerajinan. Biasanya, yang dipakai adalah batu mulia, akik, maupun permata. Dengan kata lain, batu memiliki daya tarik dan nilai seni tinggi.

    Alat yang digunakan membuat kerajinan campuran dari batu:

    • Alat pahat
    • Penghalus batu
    • Mesin pemotong batu
    • Gerinda

    Contoh kerajinan campuran dari bahan utama batu:

    • Perhiasan (kalung, gelang, dan cincin).
    • Tempat botol.
    • Hiasan batu.
    • Tempat lampu dari batu.
    • Bros.

    3. Logam

    Sama halnya kayu dan batu, bahan logam juga mempunyai berbagai jenis, seperti emas, perak, perunggu, titanium, dan besi. Akan tetapi, jenis logam yang paling sering digunakan sebagai kerajinan adalah perak. Selain tampilannya elegan, harga perak juga relatif terjangkau.

    Alat yang dipakai dalam membuat kerajinan campuran dari logam:

    • Penggiling logam
    • Alat patri
    • Penjepit
    • Tang lancip

    Contoh kerajinan campuran dari bahan logam:

    • Perhiasan (anting, cincin, gelang, kalung).
    • Aksesoris.
    • Gantungan lampu.
    • Miniatur kendaraan tradisional.

    4. Plastik

    Salah satu jenis material buatan yang biasa digunakan dalam menciptakan kerajinan berbasis media campuran adalah plastik. Bahan plastik sangat populer karena mudah dibentuk dan harganya relatif murah. Hanya saja, material ini terkenal sulit didaur ulang.

    Peralatan untuk membuat kerajinan campuran dari plastik:

    • Gunting
    • Mesin press
    • Pisau

    Contoh kerajinan berbasis campuran material plastik:

    • Celengan
    • Vas bunga
    • Pot tanaman
    • Tempat pulpen dan pensil
    • Keranjang

    5. Tanah Liat

    Benda kerajinan dari tanah liat umumnya tampak estetik dengan menonjolkan kesan tradisional. Akan tetapi, jika dikombinasikan dengan bahan lain, maka dapat menghasilkan benda seni yang multifungsi dengan tampilan lebih modern. Jadi, kesannya lebih antik dan unik.

    Perlengkapan membuat kerajinan dari tanah liat:

    • Butsir
    • Rol
    • Spon
    • Tali pemotong
    • Handwheel
    • Kick wheel
    • Tungku pembakaran

    Contoh benda kerajinan dari bahan utama tanah liat:

    • Vas bunga
    • Pot bunga
    • Piring
    • Tembikar
    • Guci
    • Asbak
    • Ornamen timbul
    • Patung
    • Lampu kebun etnik
    • Ubin lantai

    Benda kerajinan berbasis media campuran memang cenderung lebih atraktif, sehingga tidak heran apabila disukai oleh berbagai kalangan. Tidak mengherankan, jika toko kerajinan saat ini lebih didominasi dengan produk kerajinan campuran. Apalagi, harganya juga lebih terjangkau.

    Baca Juga:

  • Pengertian Seni Kriya, Klasifikasi, Jenis dan Contohnya

    Pengertian Seni Kriya, Klasifikasi, Jenis dan Contohnya

    Pada dasarnya, seni merupakan salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahkan, perabotan sederhana di rumah yang memiliki nilai fungsi dan estetika termasuk sebagai contoh seni kriya. Karena jenis seni ini tidak hanya memprioritaskan keindahan, tapi juga kegunaan benda tersebut.

    Seni kriya telah eksis sejak era prasejarah. Hal tersebut didukung oleh penemuan benda-benda yang berasal dari era Neolitikum, seperti contohnya dari tanah liat, batu, dan logam. Pada era tersebut, pembuatan seni kriya masih sangat sederhana dan lebih mengutamakan fungsi dibandingkan estetika.

    Pengertian Seni Kriya

    Pengertian-Seni-Kriya

    Dilansir dari Kamus Besar  Bahasa Indonesia (KBBI), “Seni” berarti keterampilan menciptakan karya berkualitas dari segi keindahan dan kehalusan. Sementara itu “Kriya” dimaknai sebagai kerajinan tangan.

    Jadi, bisa disimpulkan jika seni yang satu ini adalah proses mengerjakan sesuatu (benda) yang mempunyai nilai keindahan dengan menggunakan keterampilan tangan. Hanya saja, dalam seni ini penciptaan benda harus dilakukan dengan memperhatikan nilai estetika dan fungsi.

    Klasifikasinya

    Klasifikasinya

    Berdasarkan dimensinya, seni kriya dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu:

    1. Dua Dimensi (2D)

    Seni kriya 2 dimensi merujuk pada sebuah karya yang hanya mempunyai lebar dan panjang. Bahan baku yang dipakai biasanya berupa kayu, kertas, dan kulit. Contoh seni kriya dua dimensi dapat dilihat benda seperti, batik, mozaik, tenun, hiasan dinding, sulam, bordir, dan lain sebagainya.

    Kerajinan kriya Dua Dimensi (2D) mengalami perkembangan cukup signifikan. Saat ini, seniman seni kriya 2D bisa menciptakan karya dengan teknik sederhana atau teknik modern. Media yang digunakan juga tidak hanya sebatas benda mati saja, namun tubuh manusia juga bisa digunakan, seperti tato misalnya.

    2. Tiga Dimensi (3D)

    Seni kriya tiga dimensi memiliki karakteristik tinggi, luas, panjang, serta bervolume. Kerajinan kriya 3D biasanya menggunakan bahan baku, seperti logam, tanah liat, kayu, dan sejenisnya. Produk seni 3 Dimensi yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar adalah, alat musik gamelan, guci, dan mebel.

    Jenis-jenisnya

    Sebelum membahas tentang contoh, sebaiknya pahami terlebih dahulu jenis-jenis seni kriya. Pasalnya, setiap benda kerajinan dibedakan berdasarkan media dan bahan yang digunakan.

    Di bawah ini adalah jenis-jenisnya lengkap:

    1. Logam

    Jenis seni kriya ini menggunakan logam sebagai bahan baku produk. Terdapat beberapa teknik yang bisa digunakan untuk membentuk logam, seperti bivalve, cetak dengan lilin, ditempa, dan sebagainya. Contoh benda seni kriya logam bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti keris misalnya.

    2. Batu

    Bahan dasar dari seni kriya jenis ini adalah batu yang akan diolah sedemikian rupa dengan berbagai metode, sehingga menghasilkan produk yang indah, fungsional, dan memiliki nilai jual tinggi. Contoh dari seni kriya batu dapat dilihat pada benda, seperti perhiasan dan patung.

    3. Kayu

    Kayu adalah salah satu material yang bisa dimanfaatkan untuk membuat kerajinan kriya. Ada berbagai teknik untuk menghasilkan benda dengan unsur keindahan dan multifungsi dari kayu, seperti pahat dan ukir. Kayu yang bisa digunakan juga beragam, termasuk cendana, jati, trembesi, mahoni, dan sebagainya.

    4. Tekstil

    Seni kriya juga dapat dibuat dengan memanfaatkan produk tekstil, seperti kain. Biasanya kain akan dijadikan sebagai kanvas lukis. Selain itu, bahan dasar kain, seperti proses mengolah serat juga dikelompokkan dalam kerajinan kriya karena menenun benang hingga menjadi kain.

    Kerajinan kriya tekstil dibagi ke dalam dua kategori, yaitu karya batik dan karya tenun. Sedangkan contoh seni kriya tekstil lebih beragam, termasuk membuat songket, tapestri, serta makrame

    5. Kulit

    Bahan lain yang umum digunakan dalam kerajinan kriya adalah kulit. Umumnya kulit harus terlebih dahulu dicuci bersih, kemudian disamak atau dikeringkan, setelah itu baru bisa diolah menjadi benda seni. Kulit yang biasa digunakan sebagai kerajinan adalah kulit kerbau, sapi, ular, buaya, dan binatang lainnya.

    6. Keramik

    Tanah liat juga bisa dijadikan bahan dasar membuat kerajinan kriya. Umumnya benda yang dibuat dari material tersebut adalah keramik. Sedangkan teknik yang digunakan meliputi, slab, putar, pilin, dan cetak tuang. Contoh dari kerajinan kriya keramik adalah guci, teko, vas bunga, teko, gerabah, dan sebagainya.

    Contoh Karya Hasil Seni Kriya

    Setelah mengetahui jenis-jenis seni kriya berdasarkan dari bahan baku yang digunakan, untuk lebih memahami benda apa saja yang termasuk dalam kerajinan kriya, maka bisa simak contoh di bawah ini:

    1) Anyaman

    Salah satu produk seni kriya yang biasa ditemukan pada keseharian adalah anyaman. Bahan baku yang digunakan membuat anyaman adalah daun pandan, batang rotan, serat kayu, kulit bambu, dan lainnya.

    Sedangkan teknik dasar untuk membuat anyaman berupa pakan, jalur pakan, dan pakan gulungan. Kerajinan kriya anyaman dapat dilihat pada produk tikar, tas, dan kursi.

    2) Wayang Kulit

    Sesuai namanya, wayang kulit dibuat dari bahan baku kulit yang dibentuk sesuai dengan karakter tokoh pewayangan, seperti Semar, Petruk, dan Gareng. Wayang kulit sendiri adalah sebuah kesenian tradisional di Indonesia, khususnya Pulau Jawa dan Bali. Kesenian ini telah ada sejak zaman kerajaan Hindu Buddha.

    Teknik yang diaplikasikan dalam membuat motif wayang kulit adalah sungging dan pahat. Akan tetapi, ada pula teknik lain, seperti jahit, rekat, dan tekan (press).

    3) Batik

    Contoh seni kriya tekstil dapat dilihat pada produk batik atau kain bergambar yang dibuat secara khusus. Batik merupakan hasil karya bangsa Indonesia yang mengkombinasikan seni dan teknologi.

    Secara umum, terdapat beberapa teknik yang sering digunakan untuk membuat batik, seperti canting (metode paling tua), cap, kombinasi, ikat celup (tie dye), lukis (colet), dan printing.

    4) Tenun

    Istilah tenun mengacu pada sebuah teknik pembuatan kain secara tradisional karena menerapkan prinsip cukup sederhana, yaitu menggabungkan benang dengan posisi vertikal dan horizontal.

    Tenun termasuk dalam kategori kerajinan kriya tekstil yang memanfaatkan bahan dasar kain, seperti serat kayu, benang, dan sutra. Pembuatannya dilakukan dengan menggunakan alat tenun tangan (lungsin).

    Akan tetapi, di era modern sekarang sudah hadir alat tenun yang lebih canggih, seperti ATBM atau Alat Tenun Bukan Mesin yang terbuat dari material kayu tapi bisa menghasilkan tenunan secara lebih cepat.

    5) Patung

    Patung merupakan suatu benda yang dibuat dengan teknik pemahatan dan biasanya meniru bentuk makhluk hidup. Salah satu contoh kerajinan kriya dari bahan batu yang umum ditemukan adalah patung. Karya seni tiga dimensi ini diciptakan dengan teknik mengurangi bahan dan cetak (cor).

    Berdasarkan fungsinya, patung dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu religi, hiasan, arsitektur, kerajinan, monumental, dan seni.

    Setelah mengetahui pengertian, jenis jenis, dan contoh seni kriya yang terdapat pada lingkungan sekitar, maka akan lebih mudah membedakan setiap benda kerajinan tangan. Apalagi, mengingat hasil produk seni kriya banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari.

    Baca Juga:

  • 9 Tokoh Seni dalam Islam Paling Berpengaruh Sepanjang Masa

    9 Tokoh Seni dalam Islam Paling Berpengaruh Sepanjang Masa

    Dalam perspektif pendidikan Islam, kebudayaan dan seni memiliki peran penting untuk membimbing manusia menuju akhlak mulia melalui pembelajaran positif. Sepanjang sejarah peradaban Islam, telah lahir pula beberapa tokoh seni dalam Islam, baik seniman pada bidang seni rupa, lukis, hingga musik.

    Pada dasarnya, Islam memperbolehkan manusia melakukan aktivitas seni selama tidak mengarah pada perbuatan maksiat. Dengan kata lain, selama yang dikerjakan tidak keluar dari syariat Islam dan mampu memberikan dampak baik  terhadap seniman itu sendiri maupun orang disekitarnya, maka sah saja.

    Tokoh Seni dalam Islam yang Paling Disegani

    Hingga saat ini, masih ada orang yang beranggapan bahwa seni haram dalam Islam. Padahal, hal tersebut tidak selalu benar adanya. Dalam berbagai hadits telah disebutkan, bahwa manusia tidak dilarang melakukan kesenian, selama tujuannya baik dan seni tersebut dapat memberikan manfaat.

    Hal tersebut juga dipertegas dengan keberadaan seniman Islam sejak zaman kekhalifahan, yang menjadi bukti bahwasanya perkembangan seni juga dipelopori oleh para tokoh ternama dalam Islam. Bahkan, tidak sedikit seniman Islam yang karya-karya dijadikan pedoman oleh penggiat seni dari Barat.

    Di bawah ini adalah beberapa tokoh seni paling disegani sepanjang peradaban Islam:

    1. Ibnu Muqlah

    Ibnu-Muqlah

    Sosok yang dikenal sebagai bapak para kaligrafer ini lahir di Baghdad pada 272 Hijriyah. Salah satu kontribusinya pada bidang kaligrafi adalah sukses dalam mengubah tulisan Naskhi menjadi Khat Kufi.

    Ibnu Muqlah mempunyai jasa besar terhadap pengembangan tulisan kursif karena ia menemukan rumus-rumus geometri. Tidak mengherankan apabila namanya tercatat dalam sejarah sebab dianggap sebagai penemu sejati dari kaligrafi Arab.

    Berbekal kepiawaiannya pada bidang ilmu geometri, Ibnu Muqlah menemukan tata cara menulis dengan cara mengukur huruf per huruf secara mendetail menggunakan alat ukur mizan.

    Tujuannya adalah menciptakan huruf dengan bentuk dan ukuran yang harmonis dan indah dipandang, termasuk lengkungan, tinggi rendah, dan tegak miringnya.

    Rumus ciptaan Ibnu Muqlah disebut sebagai al- khat al mansub atau kaligrafi berstandar yang terdiri dari:

    • Standar Alif.
    • Standar Titik.
    • Standar Lingkaran.

    2. Ibnu Misjah

    Ahli musik pertama Islam yang hidup pada era pemerintahan Umayyah adalah Ibu Misjah. Sosok Ibnu Misjah sangat dihormati dan disebut sebagai bapak musik Islam. Ibnu Misjah merupakan pria berdarah Persia yang lahir di Kota Mekah. Ia dikenal sebagai seorang ahli teori musik dan terampil bermain kecapi.

    Untuk mendalami pengetahuannya dalam dunia musik, khususnya musik Persia dan Bizantium, Ibnu Misjah kerap melakukan perjalanan ke Persia dan Suriah. Sejak saat itu, Ibnu Misjah mulai mengkombinasikan wawasan yang dimiliki  dan menuangkannya dalam seni Arab.

    Meskipun Ibnu Misjah mengadopsi unsur baru, seperti musik asing. Akan tetapi, ia bersikeras menolak sifat musik lain yang dianggap tidak cocok dengan musik Arab.

    3. Yunus bin Sulaiman Al Khatib

    Tokoh seni dalam Islam yang selanjutnya adalah Yunus bin Sulaiman Al Khatib (wafat pada 785 M). Sosok seniman ini memiliki sumbangsih besar terhadap perkembangan seni musik di Arab, bahkan dunia.

    Yunus bin Sulaiman Al Khatib merupakan pengarang teori musik Islam populer dan memberikan inspirasi bagi dunia Barat. Sosoknya juga disebut-sebut sebagai pengarang musik pertama Islam. Kitab-kitab musik karangannya memiliki nilai sangat tinggi, sehingga kerap dijadikan rujukan oleh ahli musik Eropa.

    4. Yaqut Al-Musta’simi

    Penyair sekaligus seniman kaligrafi ini terkenal dengan gaya penulisannya yang cukup epik. Hal tersebut dikarenakan Yaqut Al-Musta’simi menggunakan sebuah bambu yang telah dipotong miring dan kemudian dimanfaatkan sebagai pena dalam menuliskan kaligrafi.

    Di samping itu, Yaqut Al-Musta’simi juga berprofesi sebagai kepala perpustakaan pada Al- Mustanshiriyah, Baghdad. Di tempat tersebut, ia lebih dikenal sebagai Abu Al-Majid atau Abu Durra.

    Peran Yaqut Al-Musta’simi dalam perkembangan kaligrafi juga ia tuangkan dalam filsafat, “Kaligrafi merupakan geometri spiritual dan kemudian diekspresikan melalui jasmani”. Yaqut Al-Musta’simi juga berperan dalam mengembangkan gaya kaligrafi khat Tsulusi menjadi bentuk ornamen dekoratif.

    5. Nasuh Al-Matraki

    Salah satu tokoh dalam seni lukis yang memiliki nama besar dalam sejarah adalah Nasuh Al-Matraki. Tokoh termasyhur ini dikenal sebagai seorang pelukis, kaligrafer, dan miniaturis yang ulung. Ia mempunyai keahlian luar biasa dalam melukis karena dapat melukiskan berbagai tempat dengan sangat mendetail.

    Bahkan, Nasuh Al-Matraki menggambar peta daratan jenis relief secara khusus dalam salah satu bukunya, Bayan-i Manzil-I Safar-I Iraqayn-I Sultan Suleyman Khan. Buku tersebut berisi informasi detail tentang ekspedisi perdana Sultan Sulaiman al-Qanuni ketika bertempur dengan Kerajaan Safavid Iran.

    Sejarah mencatat nama Al-Matraki sebagai pencipta gaya tulisan kaligrafi Kalem-i Divani yang menjadi karakteristik Utsmani Turki. Ia tutup usia pada April 1564 dan untuk mengenangnya, pada tahun 1979 Televisi serta Radio Turki merilis film dokumenter tentang ilmuwan sekaligus seniman fenomenal tersebut.

    6. Ibn al-Bawwab

    Abu Al- Hasan Ali bin Hilal atau yang lebih dikenal dengan nama Ibn al-Bawwab adalah seorang tokoh seni dalam Islam, khususnya pada bidang penulisan kaligrafi. Ia merupakan pemrakarsa dari kaligrafi Muhaqqaq dan Raihani. Penerus khat Naskhi ini juga adalah seorang hafiz.

    Karya Ibn al-Bawwab dalam bentuk tulisan dan ornamen dapat dengan mudah ditemukan pada beberapa masjid besar di Kota Istanbul, Turki. Diketahui, seniman kelahiran Irak ini juga mendirikan sebuah sekolah kaligrafi di ibukota Irak, Baghdad.

    7. Ishak bin Ibrahim Al- Mausuly

    Salah satu tokoh Islam dalam bidang seni musik yang namanya dikenang sepanjang zaman adalah Ishak bin Ibrahim Al- Mausuly. Ia berhasil memperbaiki musik Arab di masa jahiliyah dengan sistem yang baru. Ia juga menulis beberapa buku musik, seperti Kitabul Alhan Wal-Angham.

    Sebagai seorang seniman, Ishak bin Ibrahim Al- Mausuly (wafat pada 850 M) juga mendapatkan julukan sebagai Imam Ul- Mughanniyah atau Raja Penyanyi.

    8. Sa’ib Khathir

    Musisi Persia paling berpengaruh pada masa awal Kekhalifahan Umayyah adalah Sa’ib Khathir. Ia memperkenalkan musik ke seantero negeri hingga ke Madinah. Sayangnya, ia terbunuh selama pertempuran al- Harrah pada tahun 683 M.

    Umumnya, Sa’ib Khathir menyanyi dengan diiringi oleh alat musik, seperti kecapi dan perkusi. Selain memiliki hobi di bidang musik, ia juga menggeluti profesi sebagai seorang pedagang.

    9. Abul-Hasan Ali Ibn Nafi

    Sosok seniman yang dijuluki sebagai Ziryab (Burung Hitam) ini lahir di Irak pada tahun 789 M. Ia mendapatkan julukan tersebut karena memiliki kulit gelap dan suara yang merdu. Ia merupakan siswa dari seorang musisi terkenal Baghdad, Ishaq al-Mawsili.

    Bakatnya di bidang musik membuat Ziryab menjadi dekat dengan keluarga istana, termasuk Khalifah Abbasiyah Harun Al-Rashid. Perjalanan karir di bidang kesenian semakin cemerlang seiring berjalannya waktu. Ia bahkan berkesempatan menyalurkan bakatnya dengan merevolusi musik.

    Pada bidang musik, Abul-Hasan Ali Ibn Nafi menjadi orang pertama yang memperkenalkan alat musik kecapi ke Spanyol dan Eropa pada umumnya.

    Tokoh-Seni-dalam-Islam-yang-Paling-Disegani

    Ada banyak tokoh seni dalam Islam yang berhasil mempengaruhi perkembangan kesenian hingga ke berbagai belahan dunia. Bahkan, sampai saat ini karya-karya dan teori seni para seniman tersebut masih digunakan oleh banyak kalangan, karena dianggap akurat serta mampu menciptakan karya berkualitas.

    Baca Juga: