Category: Agama

  • Keutamaan Bulan Muharram dan Amalannya bagi Umat Islam

    Keutamaan Bulan Muharram dan Amalannya bagi Umat Islam

    Balitteknologikaret.co.id – Bulan Muharram menjadi salah satu bulan yang sangat istimewa serta sangat dimuliakan oleh Allah SWT. Ada beberapa keutamaan bulan muharram yang perlu kita ketahui yang sangat sayang apabila kita lewatkan. Bulan muharram merupakan bulan pertama di kalender tahun Hijriah atau tahun baru islam. Pada bulan ini pula Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekah ke Madinah.

    Bukan hanya itu, terdapat pula hari istimewa pada bulan muharram yaitu hari Asyura yang jatuh tepat tanggal 10 muharram. Maka beruntunglah kita yang bisa merasakan keutamaan bulan muharram di tahun baru islam ini.

    Bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang suci yang juga disebut bulan para Nabi. Untuk itu umat islam dianjurkan untuk mengerjakan berbagai amalan wajib maupun sunnah sehingga bisa menjadi manfaat. Adapun amalan sunnah yang bisa dikerjakan seperti berpuasa dan bersedekah.

    Karena segala amalan pada bulan muharram akan dilipat gandakan, maka Allah melarang umat islam untuk melakukan kezaliman. Serta banyak pula peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada bulan muharram, jadi sudah sepantasnya kita harus mengindahkannya dengan banyak beribadah.

    Keutamaan Bulan Muharram

    keutamaan bulan muharram

    Bulan suci dan penuh berkah ini banyak memiliki keutamaan yang apabila kita ketahui maka kita akan takjub tentang betapa sangat istimewanya bulan muharram ini

    Bulan yang Berkaitan dengan Peristiwa Para Nabi

    Banyak terjadi persitiwa penting yang berkaitan dengan para Nabi di Bulan Muharram, yaitu:

    • Nabi Adam: Allah menciptakan Nabi Adam dan Istrinya Siti Hawa. Kemudian Allah juga memberikan ampunan kepada Nabi Adam pada bulan muharram setelah Nabi Adam memakan buah kuldi.
    • Nabi Idris: Allah mengangkat derajat Nabi Idris tepat pada bulan Muharram.
    • Nabi Nuh: diselamatkan dari banjir bandang, Allah menurunkan Nabi Nuh dari kapal.
    • Nabi Ibrahim: diselamatkan dari kobaran api yang disulutkan oleh Raja Namrud yang membakar tubuh Nabi Ibrahim.
    • Nabi Yusuf: dibebaskannya Nabi Yusuf dari penjara setelah mendapat fitnah.
    • Nabi Yaqub: dalam surat yusuf ayat 76 dijelaskan bahwa Nabi Yaqub buta karena sedih dan jatuh sakit akibat Nabi Yusuf menghilang, maka pada bulan Muharram Nab Yaqub bisa melihat kembali.
    • Nabi Ayyub: disembuhkannya Nabi Ayyub dari penyakit kulit di sekujur tubuhnya.
    • Nabi Musa: pada 10 Muharram Nabi Musa diselamatkan dari kejaran Firaun. Kemudian diturunkannya kitab taurat, serta tenggelamnya Firaun di Laut Merah juga terjadi pada bulan muharram.
    • Nabi Yunus: setelah 40 hari berada dalam perut ikan, pada bulan muharram akhirnya Nabi Yunus berhasil keluar dari perut ikan. Nabi Muhammad: peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah.

    Hari Asyura

    Hari Asyura bulan muharram

    Hari Asyura jatuh tepat pada tanggal 10 muharram. Hari asyura termasuk salah satu hari yang istimewa, sebab banyak peristiwa penting serta bersejarah terjadi. Pada hari asyura atau ke hari kesepuluh bulan Muharram, umat muslim dianjurkan untuk berpuasa.

    Dalam hadist riwayat muslim juga dijelaskan bahwa apabila kita melakukan puasa pada tanggal 10 muharram, maka itu sama saja dengan menghapuskan dosa setahun sebelumnya.

    Amalan akan Dilipat Gandakan

    Momen terbaik untuk mencari amalan sebanyak-banyaknya juga salah satunya baik dilakukan pada bulan muharram. Karena Allah menjanjikan akan melipat gandakan amalan yang kita lakukan. Allah juga akan melipat gandakan dosa apabila kita berbuat dosa pada bulan muharram.

    Untuk itu baik sekali apabila kita melakukan banyak amalan amalan pada bulan muharram. Ada beberapa anjuran amalan yang bisa kita lakukan pada bulan muharram:

    • Sholat Sunnah
    • Menjalankan puasa
    • Bersilaturahmi
    • Bersedekah
    • Berbersih diri atau mandi
    • Menggunakan celak mata
    • Mengunjungi Ulama
    • Menjenguk orang sakit
    • Menambahkan nafkah untuk keluarga 
    • Memotong kuku
    • Mengusap kepala anak yang telah yatim
    • Membaca surat al ikhlas (1000 kali)

    Puasa Terbaik Setelah Bulan Ramadhan

    puasa di bulan muharram

    Dari sekian banyak waktu terbaik untuk menjalankan puasa, berpuasa di bulan muharram termasuk salah satunya. Melaksanakan puasa sunnah pada bulan muharram, karena puasa pada bulan muharram adalah puasa terbaik setelah puasa ramadhan. 

    Itulah keutamaan bulan muharram, maka itu sebagai umat islam kita sangat dirugikan apabila tidak menjalankan amalan sebanyak banyaknya karena banyak sekali keistimewaan yang akan kita dapatkan.

    Baca Juga:

  • Doa Minta Jodoh Agar Cepat Datang dan Dapat yang Terbaik

    Doa Minta Jodoh Agar Cepat Datang dan Dapat yang Terbaik

    Balitteknologikaret.co.id – Bacaan doa minta jodoh bisa diamalkan umat muslimin saat ingin bisa segera menemukan pasangan. Doa ini dapat dibaca kapanpun kepada Allah SWT.

    Masalah jodoh hingga rezeki diketahui sudah diatur oleh SWT. Bahkan ketetapannya itu sudah diatur sejak kita belum terlahir di dunia. Sebagaimana firman Allah SWT, Dia sudah menjanjikan pasangan untuk seluruh umatnya. Hal tersebut sudah tercantum di dalam Q.S Az Zariyat ayat 49, yang berbunyi, “Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah.”

    Namun menemukan pasangan yang cocok bukanlah perkara mudah. Seringkali ada banyak orang yang mengalami kegagalan dalam mendapatkan pendamping yang tepat. Akan tetapi, kamu bisa meminta pasangan terbaik dengan berdoa kepada Allah SWT dan mengamalkan doa minta jodoh.

    Walaupun sebenarnya bacaan doa ini bisa diamalkan kapan saja, tetapi banyak ulama yang menyarankan agar berdoa di waktu istimewa dan mustajab, seperti di sepertiga malam. Sebab di saat itulah, Allah turun ke langit dunia di untuk mendengar doa umat-Nya.

    Kumpulan Doa Minta Jodoh

    Doa Nabi Idris Latin Dan Artinya

    Ada banyak bacaan doa minta jodoh yang bisa diamalkan umat muslim dalam memohon untuk diberikan pasangan yang tepat dan terbaik dari Allah SWT. Bahkan doa ini juga banyak yang tertera di dalam Al Quran. Berikut ini beberapa di antara doanya.

    Q.S Al Anbiya Ayat 89

    وَزَكَرِيَّآ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥ رَبِّ لَا تَذَرْنِى فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْوَٰرِثِينَ

    Arab-Latin: Wa zakariyyā iż nādā rabbahụ rabbi lā tażarnī fardaw wa anta khairul-wāriṡīn

    Artinya: Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: “Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.

    Adapun doa ini diangkat dari kisah Nabi Zakaria yang begitu mendambakan memiliki keturunan. Setelah puluhan tahun, dia akhirnya mendaptakan keinginannya.

    Qs. Al-Furqan Ayat 74

    وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

    Arab-Latin: Wallażīna yaqụlụna rabbanā hab lanā min azwājinā wa żurriyyātinā qurrata a’yuniw waj’alnā lil-muttaqīna imāmā

    Artinya: Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

    Kamu bisa mengamalkan doa ini setelah menunaikan ibadah salat wajib maupun sunnah supaya bisa segera mendapatkan pasangan terbaik.

    Q.S. Al Qashaash Ayat 24

    رَبِّ إِنِّى لِمَآ أَنزَلْتَ إِلَىَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

    Arab-Latin: Rabbi innī limā anzalta ilayya min khairin faqīr

    Artinya: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku”.

    Walaupun bacaan doa ini diangkat dari kisah Nabi Musa saat dirinya menolong hewan ternak, tetapi doa ini juga dapat dipanjatkan untuk memohon mendapatkan pasangan terbaik dari Allah SWT.

    Bacaan Doa Minta Jodoh untuk Perempuan

    Bagi perempuan, kamu memiliki doa khusus yang bisa diamalkan saat ingin mendapatkan pasangan yang terbaik pilihan Allah SWT. Berikut ini doa minta jodoh untuk perempuan selengkapnya.

    رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ زَوْجًا طَيِّبًا وَيَكُوْنُ صَاحِبًا لِى فِى الدِّيْنِ وَالدُنْيَا وَالْأَخِرَة

    Robbi hablii milladunka zaujan thoyyiban, wayakuuna shoohiban, lii fiddiini waddunyaa wal aakhiroh.

    Artinya: “Ya Robb, berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia & akhirat”.

    Doa Minta Jodoh untuk Laki-Laki

    Tidak hanya perempuan, para lelaki juga memiliki doa khusus jika ingin meminta istri terbaik. Berikut ini doa minta jodoh untuk laki-laki.

    رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ زَوْجَةً طَيِّبَةً أَخْطُبُهَا وَأَتَزَوَّجُ بِهَا وَتَكُوْنُ صَاحِبَةً لِى فِى الدِّيْنِ وَالدُنْيَا وَالْأَخِرَةِ

    Robbi hablii milladunka zaujatan thoyyibah akhtubuhaa wa atazawwaju biha watakunu shoohibatan lii fiddiini waddunyaa wal aakhiroh.

    Artinya: “Ya Robb, berikanlah kepadaku istri yang terbaik dari sisi-Mu, istri yang aku lamar dan nikahi dan istri yang menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat”.

    Bacaan Doa Minta Jodoh Terbaik

    Sementara itu, jika kamu ingin mendapatkan pasangan terbaik, kamu bisa membaca doa minta jodoh terbaik yang bunyinya sebagai berikut:

    رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

    Rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa zurriyyatinaa qurrota a’yun.

    Artinya: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

    Bacaan Doa Mohon Jodoh untuk yang Sudah Lama Menunggu

    Sudah lama menantikan pasangan hidup tetapi masih belum kunjung datang? Mungkin kamu bisa mengamalkan doa yang satu ini. Berikut doa selengkapnya.

    رَبِّ لَا تَذَرْنِى فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْوَٰرِثِين

    Rabbi laa tadzarni fardan wa anta khoirul waritsina.

    Artinya: “Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Zat Maha Waris Paling Baik.”

    Amalan Agar Enteng Jodoh

    doa minta jodoh 1

    Selain dengan berikhtiar, kamu juga bisa mengamalkan beberapa amalan supaya bisa lebih enteng jodoh. Amalan ini pun tidak sulit untuk dilakukan. Mau tahu apa saja? Berikut ini informasi selengkapnya.

    Rajin Salat Tahajud

    Salat malam merupakan salah satu salat yang biasa dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Tidak hanya itu, doa ini merupakan salah satu amal kebaikan yang bisa kamu lakukan. Karena waktu di sepertiga malam merupakan momen berharga yang penuh keberkahan dan sangat cocok untuk memanjatkan doa, termasuk meminta jodoh terbaik.

    Rajin Salat Hajat

    Seperti halnya tahajud, salat hajat juga merupakan salah satu ibadah sunnah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Salat sunnah ini biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki tujuan atau keinginan yang ingin segera dicapai.

    Jika kamu ingin segera mendapatkan pasangan, kamu bisa mengamalkan ibadah ini. Setelahnya, kamu bisa membaca doa minta jodoh agar lebih maksimal. Namun pastikan kamu melakukannya dengan tulus dan yakin bahwa permintaanmu akan diwujudkan oleh Allah SWT. Untuk salat hajat, kamu bisa melakukannya di sepertiga malam.

    Menjaga Salat Wajib

    Selain mulai mengamalkan ibadah sunnah, kamu juga tidak boleh lalai dalam menjaga salat wajib. Sebab, ini merupakan kewajiban bagi para kaum muslimin. Dengan menjaga salat lima waktu, berarti kamu juga sedang berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT yang bisa memudahkan dalam segala urusan.

    Menjalani Puasa Sunnah

    Amalan keempat yang bisa kamu lakukan adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui puasa. Dengan melakukan puasa, kamu pun akan mengurangi sifat buruk dalam diri dan dapat memudahkan anda dalam segala urusan. Salah satunya adalah bertemu dengan orang yang mencintai Allah SWT.

    Bertawakal dan Berserah Diri

    Selain membaca doa, kamu juga perlu berusaha mencari orang yang tepat dan terus memperbaiki diri. Hal ini karena pasangan hidupmu merupakan cerminan dari diri sendiri. Setelahnya, kamu juga perlu berserah diri kepada Allah SWT atas hasil dari usaha yang sudah kamu upayakan.

    Menjalin Silaturahmi

    Terakhir, kamu juga tetap perlu menjalin silaturahmi dengan orang lain. Bukan hanya karena dapat mempererat hubungan seseorang, bisa saja silaturahmi membawa berkah seperti mendapatkan pasangan. Sebab bisa saja kamu bertemu pasangan saat sedang melakukan silaturahmi dengan orang lain.

    Itulah kumpulan doa minta jodoh agar cepat datang dan yang terbaik, lengkap dengan arab, latin, hingga artinya. Semoga membantu!

    Baca Juga:

  • Niat Wudhu dalam Bahasa Arab, Latin, Terjemahan dan Rukunnya

    Niat Wudhu dalam Bahasa Arab, Latin, Terjemahan dan Rukunnya

    Balitteknologikaret.co.id – Wudhu menjadi amalan krusial bagi umat Islam tanpa terkecuali. Mengingat amalan yang satu ini menenutkan apakah suatu perbuatan bernilai ibadah atau tidak. Oleh sebab itu, penting untuk memahami niat wudhu berdasarkan hadits shahih dan yang dicontohkan Rasulullah.

    Terlebih wudhu harus dilakukan sebelum melaksanakan salat. Wudhu menjadi salah satu syarat sah salat agar diterima oleh-Nya. Penting untuk memahami dan mempraktikkan wudhu dengan benar agar bersih dari hadats besar maupun kecil.

    Pengertian Wudhu

    Pengertian Wudhu

    Sebelum memahami niat wudhu Arab, ada baiknya mengetahui maknanya secara bahasa terlebih dahulu. Adapun kata wudhu sendiri berasal dari bahasa Arab “wadha’ah” yang memiliki arti kebersihan yang baik.

    Singkatnya, wushu merupakan salah satu cara menyucikan setiap anggota tubuh seorang muslim dengan air.

    Meski demikian, hal tersebut tidak mutlak karena terdapat istilah tayammum. Artinya, amalan wudhu bisa juga menggunakan debu. Namun, hanya dalam kondisi tertentu dimana seorang muslim kesulitan mendapatkan akses air untuk wudhu.

    Sementara itu, arti wudhu berdasarkan istilahnya yaitu menggunakan air untuk menyucikan empat anggota tubuh, yaitu wajah, tangan, kepala, dan kaki. Wudhu dilakukan dengan sifat khusus agar memenuhi hukum syariat.

    Dalil Mengenai Wudhu

    Dalil Mengenai Wudhu

    Tidak sah salat seorang muslim jika tidak niat wudhu. Hal ini sesuai dengan yang disabdakan Rasulullah SAW yang artinya:

    “Allah tidak menerima sholat salah seorang di antara kamu sampai ia berwudhu.” (H.R Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi).

    Berdasarkan salah satu hadits shahih di atas, bisa disimpulkan bahwa berwudhu sangat penting sebelum memulai ibadah. Tidak hanya salat, beberapa ibadah lainnya juga mengharuskan untuk seorang muslim dalam keadaan berwudhu.

    Niat Wudhu dan Artinya sesuai Sunnah Rasulullah

    Niat Wudhu dan Artinya sesuai Sunnah Rasulullah

    Tata cara wudhu harus dilakukan dengan tepat dan sesuai dengan rukunnya. Adapun rukun pertama wudhu adalah niat dimana hal inilah yang membedakan sebuah perbuatan bernilai ibadah di mata Allah atau tidak. Singkatnya, niat yang akan membedakan apakah suatu aktivitas disebut ibadah atau tidak.

    Adapun yang dimaksud niat wudhu artinya menyengajakan suatu perbuatan bersamaan dengan perbuatan di dalam hati. Dengan demikian, niat berwudhu di dalam hati sebenarnya sudah cukup dan sudah bernilai ibadah. Sedangkan melafalkan niat juga bisa dilakukan sesuai sunnah Rasulullah.

    Jika hendak melafalkan niat wudhu, berikut bacaannya:

    نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى

    “Nawaitul wudhuu-a liraf’il hadatsil ashghari fardhal lilaahi ta’aalaa”

    Artinya: “Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardu karena Allah.”

    Rukun Wudhu (Termasuk Niat Wudhu)

    Rukun Wudhu

    Jika sudah memahami niat wudhu baik yang dilafalkan atau tidak, maka rukun lain di dalamnya juga tetap wajib dilaksanakan. Jangan sampai salah satu rukun amalan yang satu ini terlewat karena bisa membuat ibadah tidak sah.

    Sebagai seorang muslim yang taat, penting untuk memahami apa saja rukun wudhu. Adapun rukun wudhu itu ada enam dan sebaiknya dilaksanakan dengan tertib.

    1. Niat

    Berdasarkan Mahzab Syafi’i , niat merupakan salah satu rukun wudhu yang tidak boleh terlewatkan. Jika rukun yang pertama ini terlewat, maka seorang muslim harus mengulang dari awal. Adapun jika ingin melafalkannya, maka bisa menggunakan bacaan yang sudah disebutkan di atas.

    2. Membasuh Wajah

    Setelah niat berwudhu, maka selanjutnya adalah membasuh wajah. Adapun langkah dalam berwudhu ini sudah disebutkan dalam Q.S Al-Maidah ayat 6 yaitu sebagai berikut.

    “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki.

    “Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu.

    Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.”

    Lalu, bagaimana cara membasuh wajah dengan benar ketika wudhu? Caranya adalah dengan membasuhkan air mengalir secukupnya ke seluruh muka. Pastikan untuk melakukannya dari permukaan kening sampai pojok dagu. Bagian depan telinga kanan dan kiri juga jangan sampai terlewat.

    3. Membasuh Kedua Tangan dan Siku

    Rukun wudhu selanjutnya adalah membasuk anggota tubuh lain, yaitu kedua tangan dan siku. Pada langkah ini dilakukan dengan membasuhkan air mengalir dari ukung-ujung jari tangan sampai ke bagian siku. Pada tahap ini, pastikan siku terkena air sampai basah.

    4. Membasuh Sebagian Kepala

    Masih rukun wudhu yang sesuai dengan Q.S Al-Maidah ayat 6, maka selanjutnya adalah menyapu sebagain kepala. Bagian yang harus dibasuh adalah kepala tempat tumbuhnya rambut. Jika seorang muslim hanya mengusap rambut tertentu di area kepala, maka wudhunya tetap sah.

    5. Membasuh Kedua Kaki

    Dalam Q.S Al-Maidah ayat 6, rukun wudhu setelah menyapu sebagian kepala adalah membasuh kaki. Hal ini dilakukan mulai dari bagian telapak kaki, punggung kaki, tumit, hingga mata kaki. Jika ingin melebihkan bagian lainnya bisa dilakukan sampai batas betis.

    6. Tertib

    Rukun wudhu terakhir yang penting dilakukan adalah tertib, artinya ibadah wudhu dilakukan sesuai urutannya.

    Syarat Sah Wudhu

    Syarat Sah Wudhu

    Rukun wudhu harus dilakukan dengan tertib dan jangan sampai ada yang tertinggal. Termasuk niat wudhu itu sendiri jangan sampai terlewatkan mengingat hal tersebut akan menentukan apakah perbuatan bernilai ibadah atau tidak.

    Hal lainnya yang tidak kalah penting dipahami adalah syarat sah wudhu itu sendiri. Setiap muslim wajib memahaminya mengingat beberapa ibadah memang mengharuskan berwudhu. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa syarat sah wudhu yang penting diketahui.

    1. Berakal

    Syarat sah wudhu seorang muslim adalah berakal sehingga hal ini penting untuk diingat. Ketika syarat yang satu ini tidak terpenuhi, maka wudhunya dianggap tidak sah.

    2. Baligh

    Tidak hanya berakal, wudhu juga dilakukan oleh umat Islam yang sudah baligh. Sementara itu, mereka yang masih anak-anak sampai menjelang baligh tidak diwajibkan melaksanakan amalan ini.

    3. Beragama Islam

    Pada dasarnya, beragama Islam merupakan syarat wajib semua ibadah. Tidak hanya salat dan wudhu, melainkan juga haji, puasa, tawaf, dan sebagainya.

    4. Wudhu dengan Air Suci yang Cukup

    Terdapat tujuh jenis air yang bisa digunakan umat Islam untuk bersuci, yaitu air laut, air sumur, air sungai, mata air, air salju, air hujan, dan air embun. Penting untuk diingat bahwa penggunaan air secukupnya dan tidak berlebihan.

    5. Sebelumnya Memiliki Hadats Kecil

    Syarat wudhu berikutnya yaitu memiliki hadats kecil sebelum melaksanakan amalan yang satu ini.

    Jika Anda masih memiliki wudhu dari ibadah sebelumnya, maka tidak diwajibkan untuk bersuci lagi.

    6. Suci dari Hadats Besar

    Hadats besar tidak bisa dibersihkan hanya dengan berwudhu. Jika sebelumnya memiliki hadats besar, maka harus disucikan terlebih dahulu dengan mandi junub atau mandi wajib. Adapun hadats besar yang dimaksud adalah karena keluar mani, haid, maupun nifas.

    Sunnah-Sunnah dalam Amalan Wudhu

    Sunnah-Sunnah dalam Amalan Wudhu

    Jika sudah memahami niat wudhu dan rukunnya dengan baik, maka Anda juga bisa melaksanakan sunnahnya. Pastikan sunnah dalam wudhu memang sudah dicontohkan Rasulullah, diantaranya adalah sebagai berikut.

    1. Membaca Basmallah

    Menyebut nama Allah sebelum berwudhu dianjurkan karena dicontohkan oleh Rasulullah. Namun jika lupa mengucapkannya di awal wudhu, maka boleh melakukannya di pertengahan. Sedangkan ketika selesai wudhu baru mengingatnya, maka sunnah ini tidak perlu dilakukan.

    2. Membasuh Telapak Tangan

    Pada dasarnya, anggota tubuh yang wajib dibasuh ketika berwudhu terdapat pada Q.S Al-Maidah ayat 6. Sunnah yang bisa dilakukan adalah membasuh kedua telapak tangan. Hal ini dilaksanakan sebelum membasuh seluruh wajah.

    3. Berkumur

    Sunnah wudhu berikutnya adalah menggosok gigi dengan siwak serta berkumur. Adapun langkah ini sendiri dilakukan setelah membasuh kedua telapak tangan. Jadi, sebelum membasuh muka bisa berkumur terlebih dahulu.

    4. Memasukkan Air ke dalam Hidung

    Sunnah wudhu selanjutnya yang bisa menambah pahala adalah memasukkan air ke dalam hidung. Adapun tahap ini dilakukan sesudah berkumur dan sebelum membasuh seluruh wajah.

    5. Membasuh Kedua Telinga

    Seorang muslim yang sedang berwudhu juga bisa membasuh kedua telinga, khususnya bagian luar. Tahap ini dilakukan setelah membasuh sebagian kepala yang ditumbuhi rambut.

    Dengan memahami niat wudhu, maka perbuatan yang dilakukan akan bernilai ibadah. Pada dasarnya, seorang muslim bisa melafalkan niat tersebut atau tidak. Tidak hanya memahami niat, pastikan untuk melakukan rukun wudhu secara tertib.

    Baca juga beberapa informasi lainnya:

  • Bacaan Surat Yasin Dan Tahlil Lengkap, Arti & Keutamaannya

    Bacaan Surat Yasin Dan Tahlil Lengkap, Arti & Keutamaannya

    Balitteknologikaret.co.id – Surat Yasin dan Tahlil biasa dibaca saat menjalankan ritual pada malam Jum’at dan acara tahlil. Tahlil sendiri merupakan kegiatan untuk mendoakan orang yang sudah wafat seperti keluarga, saudara, ataupun kerabat.

    Bacaan tersebut bertujuan untuk memohonkan ampun dan rahmat bagi almarhum atau almarhumah. Selain itu, juga bisa mendatangkan banyak manfaat terutama untuk meringankan siksa kubur sehingga memang sangat penting.

    Lalu bagaimanakah bacaan dari Yasin dan Tahlil? Jika belum paham, berikut ini akan diberikan bacaannya lengkap beserta arab, latin, dan artinya.

    Bacaan Surat Yasin dan Tahlil Lengkap Beserta Artinya

    "Bacaan

    Surat Yasin umumnya dibaca terlebih dahulu sebelum memulai serangkaian zikir tahlil. Namun saat membaca surat ini harus diawali dengan membaca surat Al-Fatihah.

    Supaya semakin paham, berikut ini adalah susunan dalam acara tahlil yang dimulai dari surat Al-Fatihah, Surat Yasin, bacaan tahlil, dan doa arwah.

    1. Pengantar Surat Al-Fatihah

    Sesuai namanya, pengantar ini dibaca sebelum pembacaan Surat Al-Fatihah yang tak boleh terlewatkan. Inilah bacaan pengantar Surat Al-Fatihah yang sudah dilengkapi dengan artinya:

    اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَاَلِهِ وإِخْوَانِهِ مِنَ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْنَ وَالأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالعُلَمَاءِ العَامِلِيْنَ وَالمُصَنِّفِيْنَ المُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ المَلَائِكَةِ المُقَرَّبِيْنَ، ثُمَّ اِلَى جَمِيْعِ أَهْلِ القُبُوْرِ مِنَ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا إِلَى آبَائِنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَمَشَايِخِنَا وَمَشَايِخِ مَشَايِخِنَا وَأَسَاتِذَتِنَا وَأَسَاتِذَةِ أَسَاتِذَتِنَا وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلِمَنْ اجْتَمَعْنَا هَهُنَا بِسَبَبِهِ شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ

    Artinya: “Untuk yang terhormat Nabi Muhammad SAW, segenap keluarga, dan saudaranya dari kalangan pada nabi, rasul, wali, syuhada, orang-orang saleh, sahabat, tabi’in, ulama al-amilin, ulama penulis yang ikhlas, semua malaikat Muqarrabin, kemudian semua ahli kubur Muslimin, Muslimat, Mukminin, Mukminat dari Timur ke Barat, baik di laut dan di darat, khususnya bapak kami, ibu kami, kakek kami, nenek kami, guru kami, pengajar dari guru kami, ustadz kami, pengajar ustadz kami, mereka yang telah berbuat baik kepada kami, dan bagi ahli kubur/arwah yang menjadi sebab kami berkumpul di sini.”

    2. Surat Al-Fatihah

    Surat Al-Fatihah ini ditujukan kepada baginda Rasulullah SAW, para rasul, nabi, syuhada, wali, shabat, ulama, orang-orang saleh, dan saudara-saudara yang sudah wafat. Pahala yang didapatkan dari surat ini bisa memberikan kebaikan untuk mereka yang sudah lebih dahulu meninggalkan dunia.

    بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الَّمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِ يْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اَمِينْ

    Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terlontar. Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah. Hanya kepada-Mu pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Kauanugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Semoga Kau kabulkan permohonan kami.” (QS. Al-Fatihah ayat 1-7).

    3. Membaca Surat Yasin Ayat 1 sampai 83

    Setelah pengantar dan surat Al-Fatihah selesai, maka bisa dilanjutkan dengan membaca surat Yasin. Surat ini cukup panjang dan memiliki bacaan seperti berikut:

     بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، يٰسۤ، ۚ وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ، اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ، عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ، تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ، لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ، لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ، اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ، وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ، وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ، اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ،اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ، وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ، اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ، قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ، قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ، وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ، قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ، قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ، وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ،   اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْـَٔلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ، وَمَا لِيَ لَآ اَعْبُدُ الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ، ءَاَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً اِنْ يُّرِدْنِ الرَّحْمٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يُنْقِذُوْنِۚ، اِنِّيْٓ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ، اِنِّيْٓ اٰمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُوْنِۗ، قِيْلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ ۗقَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙ، بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ، وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ، اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خَامِدُوْنَ، يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ، اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ، وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ، وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُ ۖاَحْيَيْنٰهَا وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَ، وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ وَّفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙ، لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ، سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ، وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙ، وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ، وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ، لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ،   وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ، وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَ، وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَاهُمْ يُنْقَذُوْنَۙ، اِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ، وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ، وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ، وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ، وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ، مَا يَنْظُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَ، فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ اِلٰٓى اَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَ، وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ، قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ، اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ، فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَّلَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ، اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَ ۚ، هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ مُتَّكِـُٔوْنَ ۚ، لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ۚ، سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ، وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ، اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ،   وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ، وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًا ۗاَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَ، هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ، اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ، اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ، وَلَوْ نَشَاۤءُ لَطَمَسْنَا عَلٰٓى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَنّٰى يُبْصِرُوْنَ، وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَ، وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ، وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗ ۗاِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌ ۙ، لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ، اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُوْنَ، وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَ، وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ، وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنْصَرُوْنَ ۗ، لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُّحْضَرُوْنَ، فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ ۘاِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ، اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ، وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ، قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ، ِۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًاۙ فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ، اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ، اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ، فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

    Apabila sudah menyelesaikan Surat Yasin sampai akhir maka rangkaian doa berikutnya adalah susunan bacaan tahlil. Susunan bacaan tahlil ini juga bisa dibaca di beberapa tempat seperti rumah, makam, masjid, majelis taklim dan lain sebagainya.

    4. Membaca Surat Al Ikhlas

    Susunan bacaan surat yasin dan tahlil yang pertama adalah dengan membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 3 kali. Surat ini hanya terdiri dari 4 ayat saja dan tergolong dalam surat Makkiyyah sehingga cukup pendek.

    بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ. اَللهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكٌنْ لَهُ كُفُوًا اَحَدٌ

    Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah, ‘Dialah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan tempat bergantung oleh segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya.’” (3 kali).

    5. Membaca Tahlil dan Takbir

    Tahlil dan takbir juga merupakan bacaan dzkir atau doa saat bertahlil. Inilah bacaan tahlil dan takbir yang cukup singkat:

    لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

    Artinya: “Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Allah maha besar.”

    6. Surat Al-Falaq

    Al-Falaq adalah surat ke 113 yang ada dalam Al-Quran. Bacaan surat pendek yang terdiri dari 5 ayat ini yaitu:

    بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَاثاتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

    Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai waktu subuh dari kejahatan makhluk-Nya. Dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus napasnya pada buhul-buhul. Dan dari kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia mendengki.”

    7. Tahlil dan Takbir

    Membaca tahlil dan takbir dengan bacaan yang sama seperti sebelumnya:

    لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

    Artinya: “Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Allah maha besar.”

    8. Membaca Surat An-Nas

    Salah satu surat pendek lainnya yang wajib dibaca dalam bertahlil adalah Surat An-Nas. Bacaan surat yang memiliki sebanyak 6 ayat ini adalah sebagai berikut:

    بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلَهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

    Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Tuhan manusia, raja manusia. Sesembahan manusia, dari kejahatan bisikan setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia. Dari setan dan manusia.’”

    9. Membaca Kembali Tahlil dan Takbir

    Membaca surat yasin dan tahlil, takbir untuk kesekian kalinya dengan bacaan:

    لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

    Artinya: “Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Allah Maha Besar.”

    10. Surat Al-Baqarah Awal

    Surat Al-Baqarah yang dibaca kali ini tidak secara menyeluruh, hanya di bagian awal saja:

    بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. المّ. ذَلِكَ الكِتابُ لاَرَيْبَ فِيْهِ هُدَى لِلْمُتَّقِيْنَ. الَّذِيْنَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُونَ بِمَا اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَا اُنْزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِالْاَخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ. اُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ، وَاُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

    Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Alif lam mim. Demikian itu kitab ini tidak ada keraguan padanya. Sebagai petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab Al-Qur’an yang telah diturunkan kepadamu (Muhammad SAW) dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya, serta mereka yakin akan adanya kehidupan akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya. Merekalah orang orang yang beruntung.”

    11. Surat Al-Baqarah Ayat 163

    Selain awal surat, bacaan Surat Al-Baqarah ini bisa diteruskan kembali pada ayat 163:

    وَاِلَهُكُمْ اِلَهٌ وَّاحِدٌ لاَ اِلَهَ اِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ

    Artinya: “Dan Tuhan kalian adalah Tuhan yang Maha Esa. Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Dia yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

    12. Ayat Kursi (Membaca Surat Al-Baqarah Ayat 225)

    Membaca Ayat Kursi atau lebih tepatnya Surat Al-Baqarah ayat 255:

    اللهُ لاَ اِلَهَ اِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَاْ خُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَّهُ مَا فِى السَّمَوَاتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِى يَشْفَعُ عِنْدَهُ اِلاَّ بِاِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَينَ اَيْدِيْهِمِ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلاَ يُحْيِطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ اِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضَ، وَلاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمُا، وَهُوَ الْعَلِىُّ الْعَظِيْمُ

    Artinya: “Allah, tiada yang layak disembah kecuali Dia yang hidup kekal lagi berdiri sendiri. Tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberikan syafa’at di sisi-Nya kecuali dengan izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu dari ilmu-Nya kecuali apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat menjaga keduanya. Dia maha tinggi lagi maha agung.”

    13. Membaca Istighfar

    Istighfar adalah kalimat Astaghfirullah yang dibaca sebanyak 3 kali untuk meminta ampun kepada Allah:

    اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمَ

    Artinya: “Saya mohon ampun kepada Allah yang maha agung.” (3 kali). (Allah) yang tiada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup, lagi Terjaga. Aku bertobat kepada-Nya.”

    14. Hadits Keutamaan Tahlil

    Selanjutnya adalah hadits keutamaan tahlil yang memiliki bacaan seperti di bawah ini:

    اَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ اَنَّهُ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ، حَيٌّ مَوْجُوْدٌ

    Artinya: “Sebaik-baik zikir-ketahuilah-adalah lafal ‘La ilāha illallāh’, tiada Tuhan selain Allah, zat yang hidup dan ujud.”

    لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ، حَيٌّ مَعْبُوْدٌ

    Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah, zat yang hidup dan disembah.”

    لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ، حَىٌّ بَاقٍ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ

    Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah, zat kekal yang takkan mati.”

    15. Membaca Tahlil

    Mengucap tahlil yang tak kalah singkat yaitu Laa Ilaaha Illallah sebanyak 33 kali:

    لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ

    Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah.”

    16.  Membaca Dua Kalimat Syahadat

    Syahadat yang hanya terdiri dari dua kalimat ternyata termasuk dalam bacaan tahlil. Inilah bacaan dua kalimat syahadat yang lengkap beserta artinya:

    لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

    Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah. Nabi Muhammad saw. utusan-Nya.”

    17.  Membaca Shalawat Nabi

    Shalawat nabi adalah suatu bacaan yang bertujuan untuk memanjatkan doa dan memuji Rasulullah SAW. Banyak sekali keistimewaannya sehingga bacaan ini merupakan bagian dari tahlil seperti berikut:

    اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ

    Artinya: “Ya Allah, limpahkan shalawat untuk Sayyidina Nabi Muhammad saw. Ya, Allah, limpahkan shalawat dan salam untuknya (Nabi Muhammad saw.).”

    اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، يَا رَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ

    Artinya: “Ya Allah, limpahkan shalawat untuknya (Nabi Muhammad SAW). Tuhanku, limpahkan shalawat dan salam untuknya (Nabi Muhammad saw.).”

    18. Kalimat Tasbih

    Tasbih ini berarti mengakui bahwa Allah merupakan maha suci atas segala macam keburukan dalam perbuatan dan sifat. Sedangkan bunyi dari kalimat tasbih adalah:

    سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ. سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

    Artinya: “Maha suci Allah dan dengan memuji-Nya. Maha suci Allah dan dengan memuji-Nya. (10 kali). Maha suci Allah dan dengan memuji-Nya. Maha suci Allah yang maha agung dan dengan memuji-Nya.”

    19. Shalawat Nabi 3 Kali

    Membaca shalawat nabi hingga 3 kali yang kemudian diakhiri dengan bacaan Al-Fatihah:

    اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى حَبِيْبِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ *3 اَجْمَعِيْنَ

    Artinya: “Ya Allah, tambahkanlah rahmat dan kesejahteraan untuk kekasih-Mu, yaitu pemimpin kami, Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya semua.. Al-Fatihah.”

    20.  Surat Al-Ahzab Ayat 56

    Surat Al-Ahzab juga tidak dibaca secara keseluruhan, namun hanya potongannya saja atau pada ayat ke 56:

    اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا

    Artinya: “Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bacalah shalawat untuknya dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

    21. Membaca Al-Fatihah

    Sekarang bisa membaca kembali Surat Al-Fatihah cukup sebanyak 1 kali saja:

    اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الَّمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِ يْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اَمِينْ

    Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terlontar. Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah. Hanya kepada-Mu pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Kauanugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Semoga Kaukabulkan permohonan kami.”

    Doa Tahlil

    Doa tahlil atau yang biasa disebut dengan doa arwah ini merupakan sebuah doa yang ditujukan secara khusus untuk yang sudah meninggal. Membacakan doa ini berarti memohonkan ampun atas segala dosa yang sudah diperbuat dan untuk meringankan siksa kubur.

    Adapun bunyi dari doa tahlil atau doa arwah tersebut adalah seperti berikut ini:

    اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنْ الرَّحِيْمِ. الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ حَمْدًا يُّوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِىءُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. سُبْحَانَكَ لَا نُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ، فَلَكَ الحَمْدُ قَبْلَ الرِّضَى وَلَكَ الحَمْدُ بَعْدَ الرِّضَى وَلَكَ الحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ عَنَّا دَائِمًا أَبَدًا

    Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang dilontar. Dengan nama Allah yang maha pengasih, lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam sebagai pujian orang yang bersyukur, pujian orang yang memperoleh nikmat sama memuji, pujian yang memadai nikmat-Nya, dan pujian yang memungkinkan tambahannya. Tuhan kami, hanya bagi-Mu segala puji sebagaimana pujian yang layak bagi kemuliaan dan keagungan kekuasaan-Mu.”

    اللَّهُمَّ صَلِّ علَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

    Artinya: “Ya Allah, tambahkanlah rahmat untuk pemimpin kami, yaitu Nabi Muhammad SAW dan untuk keluarganya.”

    اللَّهُمَّ كَمَا خَصَّصْتَنَا بِكِتَابِكَ الكَرِيْمِ وَهَدَيْتَنَا إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيْمِ، أَصْلِحْ بِهِ مِنَّا جَمِيْعَ مَا فَسَدَ وَطَهِّرْ بِهِ مِنَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ

    Artinya: “Ya Allah, sebagaimana Kaumuliakan kami dengan Kitab suci-Mu yang mulia dan Kautunjuki kami ke jalan yang lurus, maka berikanlah kemaslahatan untuk kami sebagai pengganti mafsadat dan sucikan kami dari kotoran yang tampak dan tersembunyi.”

    اللَّهُمَّ اشْرَحْ بِالقُرْآنِ صُدُوْرَنَا وَيَسِّرْ بِهِ أُمُوْرَنَا وَعَظِّمْ بِهِ أُجُوْرَنَا وَحَسِّنْ بِهِ أَخْلَاقَنَا وَوَسِّعْ بِهِ أَرْزَاقَنَا وَنَوِّرْ بِهِ قُبُوْرَنَا

    Artinya: “Ya Allah, dengan Al-Qur’an lapangkanlah hati kami, mudahkan urusan kami, lipat gandakanlah pahala kami, perbaiki akhlak kami, luaskan rezeki kami, dan terangilah kubur kami.”

    اللَّهُمَّ اجْعَلْ وَاَوْصِلْ وَتَقَبَّلْ ثَوَاَبَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنْ الْقُرْاَنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً مِنَّا وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً اِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ اَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاِلَى حَضَرَاتِ جَمِيْعِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ

    Artinya: “Ya Allah, jadikan, sampaikanlah, dan terimalah pahala bacaan Al-Quran kami, bacaan tahlil, bacaan tasbih, istighfar, dan bacaan shalawat kami sebagai hadiah yang bersambung dari kami, rahmat yang turun, dan keberkahan yang merata untuk kekasih kami, pemberi syafaat kami, kesenangan kami, pemimpin serta tuan kami, penolong kami, kesenangan kami, yaitu Nabi Muhammad SAW, seluruh nabi dan rasul, para wali, syuhada, orang saleh, para sahabat, tabi’in, ulama yang mengamalkan ilmunya, ulama penulis yang ikhlas, seluruh mujahid di jalan Allah, dan para malaikat muqarrabin.”

    وَنَخَصُّ خَصُوْصًا إِلَى…(فلان/فلانة، وأهل هذا البيت، وأقرباؤهم

    Artinya: “Sampaikanlah pahala semua yang kami baca khususnya untuk (sebutkan nama-nama) almarhum/almarhumah yang dimaksud, keluarganya seisi rumah, dan kerabatnya.”

    اللَّهُمَّ أَنْزِلْ فِيْ قَبْرِهِ الرَّحْمَةَ وَالضِّيَاءَ وَالنُّوْرَ، وَالبَهْجَةَ وَالرَوْحَ وَالرَيْحَانَ وَالسُّرُوْرَ، مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ البَعْثِ وَالنُّشُوْرِ، إِنَّكَ مَلِكٌ رَبٌّ غَفُوْرٌ.

    Artinya: “Ya Allah, turunkanlah di kuburnya (almarhum fulan) rahmat, sinar, cahaya, kegembiraan, kesenangan, keharuman, dan kebahagiaan sejak hari ini hingga hari kebangunan dan kebangkitan. Sungguh, Kau penguasa, Tuhan yang maha pengampun.”

    اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُنَّ وَارْحَمْهُنَّ وَعَافِهِنَّ وَاعْفُ عَنْهُنَّ. اللَّهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ أَهْلِ لَاالَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ.

    Artinya: “Ya Allah, berikanlah ampunan, kasih sayang, afiat, dan maaf untuk mereka (laki-laki). Ya Allah, berikanlah ampunan, kasih sayang, afiat, dan maaf untuk mereka (perempuan). Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan bagi ahli kubur penganut dua kalimat syahadat, lā ilāha illallāh, Muhammadur rasulullah.”

    اَللَّهُمَّ اجْعَلْ قُبُوْرَهُمْ وَقُبُوْرَهُنَّ رَوْضَةً مِنْ رِيَاضِ الجِنَانِ، وَلَا تَجْعَلْ قُبُوْرَهُمْ وَقُبُوْرَهُنَّ حُفْرَةً مِنْ حُفَرِ النِّيْرَانِ

    Artinya: “Ya Allah, jadikanlah kubur mereka baik muslimin maupun muslimat sebagai taman surga. Jangan jadikan kubur mereka sebagai lubang neraka.”

    اللَّهُمَّ يَا مُيَسِّرَ كُلِّ عَسِيْرٍ، وَيَا جَابِرَ كُلِّ كَسِيْرٍ، وَيَا صَاحِبَ كُلِّ فَرِيْدٍ، وَيَا مُغْنِيَ كُلِّ فَقِيْرٍ، وَيَا مُقْوِيَ كُلِّ ضَعِيْفٍ، وَيَا مَأْمَنَ كُلِّ مَخِيْفٍ، يَسِّرْ عَلَيْنَا كُلَّ عَسِيْرٍ، فَتَيْسِيْرُ العَسِيْرِ عَلَيْكَ يَسِيْرٌ، اللَّهُمَّ يَا مَنْ لَا يَحْتَاجُ إِلَى البَيَانِ وَالتَّفْسِيْرِ، حَاجَاتُنَا إِلَيْكَ كَثِيْرٌ، وَأَنْتَ عَالِمٌ بِهَا وَبَصِيْرٌ.

    Artinya: “Tuhan kami, wahai Zat yang memudahkan mereka yang kesulitan, wahai Zat yang menggenapkan mereka yang patah hati, wahai Zat yang menemani mereka yang dalam kesendirian, wahai Zat yang mencukupi mereka yang fakir, wahai Zat yang menguatkan mereka yang daif, wahai Zat tempat aman dari segala ketakutan, mudahkanlah segala kendala yang menyulitkan kami. Sedangkan ‘upaya’ pembalikan yang sulit menjadi mudah bagi-Mu adalah sesuatu yang mudah. Tuhan kami, wahai Zat yang tidak memerlukan penjelasan dan tafsir, hajat kami kepada-Mu begitu banyak. Sedangkan Kau maha tahu dan maha lihat atas itu.”

    رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا إِلَى آبَاءِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَأَسَاتِذَتِنَا وَمُعَلِّمِيْنَا وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلِأَصْحَابِ الحُقُوْقِ عَلَيْنَا

    Artinya: “Ya Allah, ampunilah mukminin, mukminat, muslimin, muslimat, yang masih hidup, yang telah wafat, yang tersebar dari timur hingga barat, di darat dan di laut, khususnya bapak, ibu, kakek, nenek, ustadz, guru, mereka yang telah berbuat baik terhadap kami, dan mereka yang masih memiliki hak terhadap kami.”

    رَبَّنَا يَا اللهُ اسْتَجِبْ دُعَاءَنَا مِنْ كُلِّ حَاجَاتِنَا. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سًبْحَانَ رَبَّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةْ …

    Artinya: “Tuhan kami, ya Allah, penuhilah doa kami terkait hajat kami. Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia, dan kebaikan di akhirat. Maha suci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan dari segala yang mereka gambarkan. Semoga kesejahteraan melimpah untuk para rasul. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. (baca Surat Al-Fatihah).”

    Dilanjutkan dengan membaca Surat Al Fatihah

    اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الَّمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِ يْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اَمِينْ

    Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terlontar. Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah. Hanya kepada-Mu pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Kauanugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Semoga Kau kabulkan permohonan kami (Amin).”

    Doa Pendek

    Doa pendek merupakan sebuah doa yang dibacakan sesudah membaca Surat Al-Fatihah sebanyak satu kali. Dapat dikatakan bahwa doa ini adalah sebagai penutup dari Surat Yasin, susunan tahlil ringkas, dan doa arwah yang sudah dipanjatkan.

    وَاعْفُ عَنَّا يَا كَرِيْمُ *2 بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ ارْحَمْنَا. اَللَّهُمَّ بِحَقِّ الفَاتِحَةِ وَبِسِرِّ الفَاتِحَةِ وَبِكَرَامَةِ الفَاتِحَةِ، يَا فَارِجَ الهَمِّ يَا كَاشِفَ الغَمِّ يَا مَنْ لِعَبْدِهِ يَغْفِرُ وَيَرْحَمُ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ ذُنُوْبَنَا وَاسْتُرْ عُيُوْبَنَا وَفَرِّجْ هُمُوْمَنَا وَاكْشِفْ غُمُوْمَنَا وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، دَعْوَاهُمْ فِيْهَا سُبْحَانَكَ اَللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيْهَا سَلَامٌ، وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ

    Artinya: “Maafkanlah kami wahai Tuhan yang pemurah (2 kali). Dengan kasih sayang-Mu wahai zat yang paling pengasih, kasihanilah kami. Ya Allah, berkat hakikat, rahasia, dan kemuliaan Surat Al-Fatihah, wahai Tuhan pemberi jalan dari kebingungan, pembuka jalan dari kebimbangan, wahai Tuhan yang pengampun dan penyayang hamba-Nya, ya Allah ampunilah dosa kami, tutuplah aib kami, berikan jalan atas kebingungan kami, bukakanlah jalan atas kebimbangan kami, dan damaikanlah perseteruan di antara kami. ‘Doa mereka (ahli surga) di dalamnya adalah ‘Maha suci Engkau ya Allah.’ Penghormatan mereka di dalamnya adalah salam. Akhir doa mereka adalah ‘Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.’”

    Keutamaan Bacaan Surat Yasin

    Surat Yasin dan tahlil ternyata memiliki banyak keutamaan bagi siapapun mengamalkan ataupun yang didoakan. Berikut ini adalah beberapa keutamaan yang dikutip dari sebuah karangan dari Muhammad Abdul Karim:

    1. Pengampunan Atas Dosa di Masa Lalu

    Pengampunan Atas Dosa di Masa Lalu

    Sebagai umat manusia, sudah seharusnya kita selalu berdoa untuk memohon ampunan. Sebab terlalu banyak dosa yang mungkin sudah dilakukan tanpa sadar, baik dosa kecil maupun dosa besar.

    Allah SWT selalu memberikan ampunan untuk umatnya yang ingin memperbaiki diri. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memohon ampun adalah dengan membaca surat Yasin secara istiqomah. Menurut riwayat dari Abu Hurairah menyebutkan bahwa baginda Rasulullah SAW bersabda:

    “Barang siapa membaca surat Yasin dengan mengharap ridho Allah, ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Oleh karena itu, bacalah surat Yasin ketika menghadapi kematian (sakaratul maut),”

    2. Untuk Meringankan Siksa Kubur

    Untuk Meringankan Siksa Kubur

    Apabila surat Yasin dan tahlil ditujukan secara khusus untuk seseorang yang sudah meninggal dunia, maka hal tersebut akan meringankan siksa kuburnya. Maka dari itu, ulama telah menyarankan umat muslim agar rutin membaca surat ini untuk memberikan pahala kepada seseorang yang meninggal.

    Annas mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

    “Barang siapa yang memasuki pekuburan, bacalah surat Yasin, Allah akan meringankan (siksa) dari mereka (penghuni kubur) dan ia akan mendapatkan sejumlah pahala kebaikan dari surat Yasin tersebut,”

    3. Memudahkan Segala Urusan

    Memudahkan Segala Urusan

    Seorang muslim sebaiknya memulai hari dengan mengamalkan surat Yasin. Tujuannya supaya segala macam urusan yang terjadi di hari itu semakin dilancarkan oleh Allah SWT.

    “Barang siapa yang membaca surat Yasin pada pagi hari, ia akan diberi kemudahan dalam menjalani harinya sampai datang waktu petang, dan barangsiapa membacanya pertengahan malam, ia akan diberi kemudahan dalam menjalani malamnya sampai datang waktu pagi,”

    Keutamaan Membaca Tahlil

    Sama halnya dengan surat Yasin, kalimat tahlil ternyata juga menyimpan banyak keutamaan. Adapun berbagai keutamaan dari kalimat yang mulia ini adalah sebagai berikut:

    1. Kunci Masuk Surga

    Kunci Masuk Surga

    Masih belum banyak diketahui kalau surat yasin dan tahlil ternyata bisa mengantarkan seseorang masuk surga. Apalagi jika kalimat ini dibaca saat sakaratul maut, maka orang tersebut dijamin untuk masuk ke surganya Allah SWT.

    “Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘Laailaaha illallah’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621).

    2. Dzikir Paling Utama

    Dzikir Paling Utama

    Meskipun cukup singkat, kalimat tahlil dalam bacaan surat yasin dan tahlil ternyata merupakan dzikir yang paling utama. Hal tersebut disebutkan dalam sebuah hadits marfu, Rasulullah SAW bersabda:

    “Dzikir yang paling utama adalah bacaan ‘Laailaaha illallah’.” (Dinilai hasan oleh Syaikh Al Albani dalam tahqiq beliau terhadap Kalimatul Ikhlas, 62)

    3. Mampu Memperbaiki Iman

    Mampu Memperbaiki Iman

    Jika seseorang membaca kalimat tahlil secara rutin dan bahkan setiap saat, berarti orang tersebut telah memperbaiki imannya. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

    “perbaruilah selalu iman-iman kamu.” Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana cara kami memperbarui iman kami?” Rasulullah SAW bersabda, “Perbanyaklah olehmu ucapan Laailaaha illallah (tiada Tuhan selain Allah).” (HR. Ahmad dan Thabrani dari Abu Hurairah ra.)

    Surat Yasin dan Tahlil termasuk dalam susunan tahlil untuk mendoakan orang-orang yang sudah meninggal dunia. Selain itu, doa ini pastinya juga menjadi amalan yang bisa mendatangkan pahala untuk mereka yang sudah membacanya.

    Baca Juga:

  • Niat Sholat Jenazah Perempuan/Lak-laki (Arab, Latin & Arti)

    Niat Sholat Jenazah Perempuan/Lak-laki (Arab, Latin & Arti)

    Balitteknologikaret.co.id – Ketika seorang muslim meninggal, menshalatkannya adalah bagian penting sebelum pemakaman. Jika dibandingkan dengan sholat fardhu dan sunnah lainnya, niat sholat jenazah sampai tata caranya tergolong berbeda.

    Dilihat dari hukumnya, melaksanakan sholat jenazah adalah fardhu kifayah dengan empat kali takbir dan bisa dilaksanakan di masjid atau di lokasi yang suci lainnya.

    Niat Sholat Jenazah (Arab, Latin & Terjemahan)

    Kumpulan-Niat-Sholat-Jenazah

    Niat Sholat Jenazah Laki-Laki

    Jika jenazah yang akan dishalatkan adalah laki-laki maka bacaan niat orang yang menshalatkannya adalah:

    اُصَلِّى عَلَى هَذَاالْمَيِّتِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةِ اِمَامًا| مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

    ushalli ‘ala hadzal mayyiti arba’aa takbiraatiin fardhan kifayatin  lillaahi ta’aalaa

    Artinya adalah: Sengaja aku berniat shalat untuk mayat laki-laki ini empat kali takbir dan fardhu kifayah atasku karena Allah

    Untuk menjadi makmum dalam shalat jenazah laki-laki, maka niat yang dapat dibaca yaitu: ushalli ‘ala hadzal mayyiti arba’aa takbiraatiin fardhan kifayatin ma’muumaan lillahi ta’aalaa.

    Artinya adalah: Sengaja aku berniat shalat atas mayat laki-kali ini, empat kali takbir dan fardhu kifayah atasku menjadi makmum karena Allah.

    Jika menjadi imam maka kata makmum diganti dengan kata imaaman, dengan arti yang juga hampir sama.

    Niat Sholat Jenazah Perempuan

    Perbedaan niat sholat jenazah untuk perempuan terletak pada penyebutan jenis kelamin dari mayat yang dishalatkan. Untuk mayat perempuan, niatnya adalah:

    اُصَلِّى عَلَى هَذِهِ الْمَيِّتَةِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةِ اِمَامًا| مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

    ushalli ‘ala hadzihil mayyitii arba’aa takbiratin fardhan kifayatin, ma’muumaan lillahi ta’aala.

    Artinya adalah: Sengaja aku shalat untuk mayat perempuan ini, empat kali takbir dan fardhu kifayah atasku menjadi makmum karena Allah.

    Sedangkan jika menjadi imam shalat jenazah untuk mayat perempuan, maka niat yang dibaca adalah: ushalli ‘ala hadzihil mayyitii arba’aa takbiratin fardhan kifayatin, imaaman lillahi ta’aala.

    Artinya adalah: Sengaja aku shalat untuk mayat perempuan ini, empat kali takbir dan fardhu kifayah atasku menjadi imam karena Allah.

    Cara Pelaksanaan Sholat Jenazah

    Cara-Pelaksanaan-Sholat-Jenazah

    Pelaksanaan shalat jenazah laki-laki dan perempuan adalah sama, perbedaan hanya pada niatnya saja. Berikut ini secara ringkas cara pelaksanaannya.

    • Shaf laki-laki dan perempuan dibedakan sama halnya dengan shalat berjamaah
    • Membaca niat di dalam hati dengan lengkap
    • Takbir Pertama dengan posisi takbiratul ihram, membaca ”Allahu akbar” dan membaca surat Al-Fatihah
    • Takbir Kedua, dilanjutkan dengan membaca sholawat kepada Rasulullah SAW yaitu “Allahumma shalli’alaa Muhammad wa’aalaa alii sayyidiinaa Muhammad
    • Takbir ketiga, setelah takbir ketiga dibaca doa untuk jenazah sesuai dengan jenis kelaminnya.
    • Takbir keempat, dilanjutkan dengan membaca doa Allahumma tarimna ajrahuu walaataftinnaa bakdahu”
    • Mengucapkan salam, dengan menoleh ke arah kanan lalu dilanjutkan dengan menoleh ke arah kiri.

    Berbeda dengat shalat lain, untuk shalat jenazah semua tahapannya dilakukan sambil berdiri. Mulai dari membaca niat sampai membaca salam dan doa untuk jenazah usai melaksanakan shalat tersebut.

    Keutamaan Melaksanakan Sholat Jenazah

    Keutamaan-Melaksanakan-Sholat-Jenazah

    Berdasarkan berbagai dalil hadits shahih, setidaknya ada tiga keutamaan melaksanakan shalat jenazah sesuai tata cara yang benar. Mulai dari membaca niat sholat jenazah sampai salam. Berikut ini penjelasannya.

    1. Doa Dikabulkan

    Hadits riwayat Tirmidzi dan Abu Daud menjelaskan bahwa, Malik bin Hubairah menyebutkan Rasulullah pernah bersabda. Jika seorang muslim meninggal dan dishalatkan oleh tiga shaf dari umat muslim yang hidup, maka doa mereka akan dikabulkan.

    2. Mendapatkan Syafaat

    Orang yang meninggal dunia dan dishalatkan oleh kaum muslim hingga mencapai 100 orang, kemudian mereka semua mendoakan kebaikan untuk yang meninggal tersebut. Maka doa kebaikan tersebut akan diperkenankan oleh Allah SWT.

    Keutamaan ini sesuai dengan hadits riwayat Muslim, dimana Aisyah RA pernah menyampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang hal tersebut.

    3. Mendapatkan Dua Qirath

    Rasulullah SAW pernah bersabda dan disampaikan oleh Abu Hurairah dan menjadi salah satu penjelasan dalam hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim.

    Di dalam hadits tersebut disebutkan, siapa saja yang melihat jenazah dan ikut shalat jenazah maka untuk mereka adalah satu qiroth. Sedangkan bagi yang ikut menyaksikan, shalat jenazah, hingga selesai pemakaman maka diberikan dua qirath.

    Ketika Abu Hurairah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang qirath, beliau menjawab bahwa qirath sama dengan gunung yang besar.

    Syarat Melaksanakan Shalat Jenazah

    Syarat-Melaksanakan-Shalat-Jenazah

    Untuk dapat melaksanakan shalat jenazah, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi oleh orang yang menshalatkan. Pertama adalah sama halnya dengan menjalankan shalat lainnya, yaitu bersih dari hadas kecil maupun besar serta bersih pula dari berbagai jenis najis.

    Selanjutnya adalah menutup aurat baik bagi perempuan yaitu hanya menampakkan telapak tangan dan wajah. Sedangkan laki-laki menutup aurat dari pusat hingga bagian lutut.

    Syarat selanjutnya yang juga perlu dipenuhi adalah menghadap kiblat saat melaksanakan shalat. Jenazah juga berada pada posisi menghadap kiblat.

    Kemudian kondisi jenazah yang sudah boleh dishalatkan adalah ketika sudah dimandikan dan dikafani dengan baik, sesuai jenis kelaminnya.  Setelah semua syarat sudah dipenuhi, maka shalat sudah bisa dilaksanakan dan dimulai tata caranya dari membaca niat sholat jenazah sampai salam.

    Posisi Jenazah Saat Shalat Jenazah

    Posisi-Jenazah-Saat-Shalat-Jenazah-

    Terkadang orang dibuat bingung, dimanakah posisi jenazah yang siap untuk dishalatkan ditempatkan selama proses shalat jenazah? Ada ketentuan yang wajib dilaksanakan, jenazah laki-laki akan beda posisinya dengan jenazah perempuan.

    1. Jenazah Laki-Laki

    Jenazah laki-laki ditempatkan di bagian depan ruangan, menghadap kiblat dimana kaki berada di bagian Selatan dan kepala di bagian Utara.

    Sedangkan imam shalat akan berada sejajar dengan kepala jenazah untuk memimpin jalannya shalat tersebut.

    Sedangkan makmum berada di belakang imam, membuat shaf yang rapi dan sejajar ke arah belakang.

    2. Jenazah Perempuan

    Untuk menshalatkan jenazah perempuan, posisi jenazah sama dengan jenazah laki-laki yaitu di bagian depan ruangan baik itu di masjid atau lokasi lainnya.

    Kemudian untuk imam, berdiri di depan jenazah sejajar dengan tali pusar jenazah perempuan tersebut. kemudian makmum membuat shaf di bagian belakang imam, dimana makmum laki-laki berbeda shafnya dengan makmum perempuan.

    Waktu dan Tempat Shalat Jenazah

    Waktu-dan-Tempat-Shalat-Jenazah

    Soal waktu dan tempat shalat jenazah, juga sudah dijelaskan dalam beberapa dalil dan langsung disabdakan oleh Rasulullah SAW.

    1. Waktu Shalat Jenazah

    Sebenarnya tidak ada waktu khusus yang diwajibkan untuk melaksanakan shalat jenazah, mengingat seorang muslim dapat meninggal kapan saja. Namun sebaiknya tidak melaksanakan shalat pada pagi hari, tengah hari, dan saat senja hingga malam hari.

    Berdasarkan hadits shahih riwayat Muslim disebutkan, Musa bin Ali mendengar Uqbah bin Amir Al Juhani menjelaskan kalau Rasulullah SAW pernah melarang umat Islam untuk shalat jenazah dan menguburkannya pada tiga waktu.

    Pertama, saat matahari terbit sampai cukup tinggi. Kemudian saat matahari berada tepat di tengah langit atau tengah hari. Juga saat matahari sudah menjelang terbenam sampai matahari tersebut benar-benar terbenam.

    2. Tempat Shalat Jenazah

    Memang lebih baik melaksanakan shalat jenazah di masjid, namun jika seandainya posisi masjid jauh dari rumah jenazah dan tidak memungkinkan membawanya kesana maka bisa dilakukan di tempat lain.

    Asalkan lokasi tersebut layak dijadikan tempat untuk melaksanakan shalat, seperti di rumah, di ruangan gedung yang bersih, atau lokasi lainnya yang sudah suci dan dibersihkan terlebih dahulu.

    Sangat penting mengetahui berbagai hal tentang shalat jenazah, mulai dari niat sholat jenazah sampai keutamaan dan tata cara melaksanakannya. Supaya suatu saat jika Anda ingin ikut melakukannya, sudah memenuhi syarat dan tahu mana yang benar untuk dilakukan dan mana yang tidak.

    Baca Juga: