Category: Pendidikan

  • Pengertian Teks Sejarah, Jenis, Struktur dan Contohnya

    Pengertian Teks Sejarah, Jenis, Struktur dan Contohnya

    Pernahkah Anda membaca sebuah teks yang menceritakan tentang asal usul benda atau kronologi peristiwa di masa lampau? Itulah yang disebut dengan teks sejarah.

    Pasalnya, jenis teks ini memiliki peran penting dalam memahami dan mengenang perjalanan sejarah manusia, baik itu dalam skala lokal, nasional, maupun global.

    Melalui cerita sejarah, kita dapat belajar dari pengalaman masa lalu untuk menghadapi tantangan masa depan yang lebih baik. Untuk itu, mari kita ulas lebih jauh mengenai teks cerita sejarah satu ini!

    Pengertian Teks Sejarah

    Pengertian-Teks-Sejarah

    Seperti halnya sejarah yang merupakan peristiwa yang terjadi pada masa lampau, maka teks cerita sejarah merupakan bentuk teks atau tulisan yang menceritakan sebuah kejadian masa lampau dan memiliki nilai sejarah.

    Dimana bentuk teks ini dapat berupa naskah, dokumen, buku, artikel, atau catatan-catatan sejarah lainnya. Biasanya, teks ini ditulis oleh para sejarawan, ahli arkeologi, atau individu lain yang tertarik dalam mempelajari sejarah.

    Namun perlu digaris bawahi, bahwa jenis ini bukanlah cerita khayalan atau imajinasi sepenuhnya. Karena meskipun tokoh dan latar peristiwa ada, namun penyajian teks nya menggunakan gaya prosa fiksi maupun nonfiksi.

    Ciri-Ciri Teks Sejarah

    Ciri-Ciri-Teks-Sejarah

    Cerita sejarah memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang berbeda dengan jenis teks lainnya, antara lain:

    1. Disajikan Secara Kronologis

    Sebaiknya dalam cerita sejarah disajikan secara kronologis supaya dapat membantu mengorganisir dan menggambarkan peristiwa sejarah secara sistematis dan koheren.

    Selain itu, urutan kronologis juga memudahkan pembaca dalam memahami peristiwa yang terjadi secara berkelanjutan serta melihat hubungan sebab-akibat antara peristiwa yang satu dengan yang lain.

    2. Isi Berupa Fakta

    Pada teks cerita sejarah, didasarkan pada fakta dan bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Selain itu, membutuhkan akurasi dan kebenaran informasi yang disajikan, serta mengacu pada sumber-sumber yang dapat dipercaya seperti dokumen asli, arsip, catatan, atau penelitian yang telah diuji.

    3. Objektivitas dan Kehati-hatian

    Cerita sejarah harus bersifat objektif dan hati-hati dalam menghadapi fakta-fakta sejarah. Sejarawan atau penulis harus menghindari bias pribadi atau pendekatan yang tidak objektif dalam menginterpretasi peristiwa atau kejadian.

    4. Bentuk Cerita Ulang Peristiwa Sejarah

    Cerita ulang sejarah adalah gaya penulisan teks sejarah yang menggambarkan peristiwa atau kejadian sejarah secara naratif seperti sebuah cerita.

    Cerita ulang sejarah cenderung mengandung unsur-unsur naratif seperti karakter, plot, konflik, dan resolusi, untuk memberikan gambaran yang lebih hidup tentang peristiwa sejarah.

    Struktur Teks Sejarah

    Dalam cerita sejarah harus memuat sejumlah struktur supaya pengemasan cerita lebih jelas, padat, dan koheren. Dimana struktur tersebut meliputi:

    1. Orientasi

    Bagian orientasi dalam cerita sejarah biasanya berisi pengenalan atau pendahuluan tentang konteks sejarah yang akan dibahas.

    Pada tahap ini berisi informasi mengenai waktu, tempat, dan latar belakang sejarah yang relevan. Selain itu, akan dimuat juga tentang suasana, sudut pandang, hingga hubungan antar tokoh.

    Tujuan dari bagian orientasi adalah untuk memberikan gambaran awal kepada pembaca tentang konteks sejarah yang akan dibahas, sehingga mereka memiliki pemahaman yang cukup sebelum memasuki bagian pengungkapan peristiwa.

    2. Pengungkapan Peristiwa

    Bagian pengungkapan peristiwa adalah inti dari teks, di mana peristiwa atau kejadian sejarah disajikan secara rinci. Bagian ini dapat berisi urutan kronologis atau berdasarkan tema peristiwa sejarah yang dijelaskan.

    Selain itu, terdapat juga fakta sejarah, narasi, atau cerita mengenai peristiwa atau kejadian sejarah yang terjadi, beserta tokoh-tokoh atau individu yang terlibat dalam peristiwa tersebut.

    Meskipun begitu, pengungkapan peristiwa dalam cerita sejarah harus didukung dengan bukti atau sumber yang dapat dipertanggungjawabkan untuk menjaga akurasi dan kredibilitas teks.

    3. Konflik

    Selanjutnya pada bagian ini, berfokus pada konflik atau pertentangan yang terjadi dalam peristiwa sejarah yang dijelaskan.

    Bagian ini bisa berisi analisis, pemahaman, atau penjelasan lebih lanjut mengenai konflik yang terjadi, penyebab dan dampaknya, serta implikasi terhadap peristiwa sejarah yang sedang diuraikan.

    4. Komplikasi

    Komplikasi merupakan bagian dari cerita yang berisi konflik atau puncak masalah yang dihadapi dalam peristiwa sejarah yang sedang diuraikan.

    Bagian ini biasanya memberikan ketegangan dan menghadirkan tantangan yang harus diatasi oleh tokoh-tokoh dalam peristiwa sejarah, sehingga memancing minat pembaca untuk terus membaca.

    5. Resolusi

    Setelah puncak masalah selesai, berlanjut ke tahap resolusi yang berfokus pada penyelesaian atau penyelesaian dari konflik atau tantangan yang dihadapi dalam bagian komplikasi.

    Resolusis ini berisi deskripsi atau penjelasan mengenai bagaimana konflik diselesaikan, dampaknya terhadap peristiwa sejarah, atau bagaimana tokoh-tokoh dalam peristiwa sejarah menghadapi atau mengatasi tantangan yang dihadapi.

    Resolusi dapat berupa hasil dari peristiwa sejarah yang dijelaskan, seperti perubahan sosial atau politik, kesepakatan antara pihak yang bertikai, atau hasil akhir dari peristiwa sejarah yang diuraikan.

    6. Koda

    Terakhir adalah bagian koda yang bersifat opsional. Biasanya berisi penutup atau kesimpulan dari cerita atau narasi sejarah yang disampaikan.

    Koda dapat berisi ringkasan singkat dari peristiwa sejarah yang dijelaskan, kesimpulan atau pesan yang dapat diambil dari peristiwa, maupun refleksi dari implikasi sejarah yang relevan.

    Koda dapat digunakan untuk memberikan penutup yang baik bagi teks sejarah, menggambarkan akhir dari cerita atau narasi sejarah yang telah diceritakan.

    Kaidah Kebahasaan

    Selain menggunakan struktur, ada baiknya dalam menulis cerita sejarah juga tetap memperhatikan kaidah kebahasaan yang sesuai dengan pedoman bahasa Indonesia yang berlaku. Dalam cerita sejarah biasanya kerap menggunakan:

    1. Konjungsi Temporal

    Merupakan jenis kata hubung yang digunakan untuk menghubungkan peristiwa sejarah dalam urutan waktu atau kronologis.

    Kata hubung jenis ini bisa membantu dalam menyusun narasi atau cerita tentang peristiwa sejarah secara teratur, hingga mengikuti urutan waktu atau periode tertentu.

    Kata yang sering digunakan adalah urutan waktu, adalah sebelum, sesudah, ketika, setelah itu, pada saat itu, dan lain sebagainya.

    2. Verba Material

    Verba material dalam teks sejarah merujuk pada kata kerja yang menggambarkan tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam konteks sejarah.

    Kata yang digunakan biasanya berkaitan dengan perbuatan yang dilakukan oleh subjek dalam peristiwa sejarah, seperti membuat, membangun, menghancurkan, merampas, melibatkan, dan sejenisnya.

    Penggunaan verba material dalam teks ini sangat penting karena dapat membantu menjelaskan tindakan konkret yang terjadi dalam peristiwa sejarah.

    3. Kata Ganti Orang Ketiga

    Dalam menulis ulang cerita sejarah, penulis kerap kali menempatkan dirinya sebagai orang ketiga dalam cerita. Sehingga, Ia memposisikan di luar dan seakan sedang mengisahkan orang lain di dalam cerita. Dimana kata ganti orang ketiga yang sering digunakan adalah, Ia, dia, beliau, -nya, dan mereka.

    4. Kata Keterangan

    Terakhir teks cerita sejarah juga sering melibatkan kata keterangan yang berfungsi memberikan informasi tambahan tentang waktu, tempat, maupun suasana yang melatarbelakangi terjadinya suatu peristiwa sejarah.

    Selain itu, penggunaan kata keterangan juga memudahkan dalam memberikan konteks dan detail lebih lanjut agar pembaca dapat memahami cerita dengan baik.

    Jenis-Jenis Teks Sejarah

    Diketahui teks cerita sejarah dibagi menjadi dua jenis, yaitu cerita sejarah fiksi dan non-fiksi, dimana penjelasan lengkapnya adalah sebagai berikut:

    1. Teks Cerita Sejarah Fiksi

    Merupakan jenis teks yang menggabungkan unsur-unsur sejarah dengan unsur fiksi atau imajinatif. Dimana penulis menggunakan imajinasi dan kreativitas untuk menggali peristiwa sejarah yang ada atau yang mungkin terjadi, dalam bentuk narasi atau cerita.

    Biasanya bentuk cerita fiksi sejarah sering ditemui dalam beberapa karya sastra, seperti drama sejarah, novel sejarah, cerpen, roman, dan legenda.

    Selain itu, teks cerita sejarah fiksi juga memiliki karakteristik atau ciri-ciri seperti:

    • Menggambarkan kehidupan tokoh lebih dalam.
    • Tidak sepenuhnya mengungkapkan karakter tokoh.
    • Alur disusun berdasarkan dunia nyata.
    • Dalam penyajiannya berdasarkan sudut pandang pengarang.

    2. Teks Cerita Sejarah Non-Fiksi

    Merupakan jenis teks yang berfokus pada penyampaian fakta, data, dan informasi berdasarkan pada penelitian, dokumentasi, dan analisis sejarah.

    Dimana teks ini tidak mengandung unsur fiksi atau imajinatif, melainkan mengemukakan peristiwa sejarah secara objektif dan akurat.

    Selain itu, jenis cerita sejarah non-fiksi hanya memiliki tiga struktur utama, yakni orientasi atau pembuka, kronologi atau rangkaian peristiwa, dan reorientasi atau bagian penutup yang bersifat opsional.

    Umumnya jenis teks ini banyak ditemui pada biografi, autobiografi, catatan sejarah, cerita perjalanan, buku, jurnal, dan artikel sejarah, maupun dokumentasi sejarah lainnya.

    Teks cerita sejarah non-fiksi memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:

    • Menyajikan fakta yang objektif.
    • Penggambaran tokoh ditulis dengan jelas dan lengkap.
    • Rangkaian peristiwa tersusun secara kronologis.
    • Berlandaskan pada sumber-sumber sejarah

    Contoh Teks Sejarah Singkat

    Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait dengan cerita sejarah, maka berikut ini kami berikan contoh bentuk teks cerita sejarah Indonesia beserta strukturnya.

    Tema: Sumpah Pemuda

    Orientasi

    Sumpah Pemuda adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928. Peristiwa ini menjadi salah satu tonggak sejarah dalam perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan Belanda.

    Tak hanya itu saja, Sumpah Pemuda bahkan juga menjadi simbol persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan etnis.

    Kronologi

    Pada tanggal 28 Oktober 1928, dalam Kongres Pemuda II yang diadakan di Jakarta, pemuda-pemuda Indonesia yang berasal dari berbagai organisasi pemuda mengadakan pertemuan untuk membahas nasib bangsa Indonesia yang saat itu masih dijajah oleh Belanda.

    Pertemuan ini dihadiri oleh lebih dari 1000 pemuda dari seluruh wilayah Indonesia, termasuk Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

    Dalam pertemuan tersebut, para pemuda sepakat untuk menyusun dan mengesahkan tiga butir sumpah yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda.

    Sumpah tersebut diucapkan secara bersama-sama oleh seluruh peserta Kongres Pemuda II dengan tekad untuk mengamalkannya dalam perjuangan merebut kemerdekaan.

    Reorientasi

    Seiring berjalannya waktu, Sumpah Pemuda menjadi salah satu momen bersejarah yang diabadikan dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda yang dirayakan setiap tanggal 28 Oktober di Indonesia.

    Peringatan ini dijadikan sebagai momentum untuk mengenang jasa dan perjuangan para pemuda Indonesia dalam merebut kemerdekaan serta sebagai ajakan untuk terus menjaga dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.

    Pada akhirnya, teks sejarah menjadi titik awal bagi perjalanan kita dalam memahami masa lalu dan menggali pengetahuan yang berharga untuk mengambil pelajaran di masa lalu kemudian membentuk masa depan yang lebih baik.

    Baca Juga:

  • Sebutkan Unsur-unsur dalam Iklan Media Elektronik, TV, Radio

    Sebutkan Unsur-unsur dalam Iklan Media Elektronik, TV, Radio

    Balitteknologikaret.co.id – Iklan merupakan bentuk pesan promosi jasa atau produk yang disampaikan lewat media tertentu. Tahukah apa saja unsur yang ada dalam iklan? Sebutkan unsur-unsur dalam iklan media elektronik, TV, radio.

    Iklan tentunya sudah taka sing lagi untuk orang-orang yang berkecimpung di dunia bisnis. Dan semua orang pastinya sering menjumpai berbagai macam bentuk iklan dan media penyampaiannya. Mulai dari iklan radio, televisi, papan reklame, media online, dan masih banyak lagi yang lainnya.

    Iklan menjadi andalan utama bagi pebisnis atau perusahaan penyedia jasa atau barang. Hal ini sangat berguna untuk memperkenalkan sekaliguskan memasarkan produk-produk atau jasa mereka. Apa tujuan dari iklan?

    Iklan bertujuan untuk menarik hati konsumen supaya membeli barang dan menggunakan jasa yang diiklankan. Oleh karena itu, iklan harus menarik, jelas, informatif, dan menggunakan kata-kata yang bersifat ajakan.

    Untuk mendapatkan perhatian atau atensi masyarakat, iklan dibuat sebisa mungkin dengan menonjolkan informasi utama dan tak bertele-tele. Iklan bisa menarik konsumen harus memenuhi unsur-unsur dalam iklan.

    Jika telah mengetahui apa saja unsur-unsur dalam iklan, tentunya iklan bisa menjadi andalan promosi dan menarik konsumen. Oleh karena itu, mengetahui lebih dulu unsur-unsur dalam iklan sebelum pembuatannya sangatlah penting.

    Apa saja unsur-unsur yang ada di iklan? Sebutkan unsur-unsur dalam iklan. Untuk mengetahui jawabannya bisa menyimak penjelasan di bawah ini.

    Apa Saja Unsur-unsur di Iklan?

    ilustrasi contoh iklan

    Pertanyaan mengenai apa saja unsur-unsur yang ada dalam iklan, juga masuk ke dalam materi Tema 9 kelas 5 SD Subtema 2 halaman 71. Untuk mengetahui jawabannya, bisa menyimak kunci jawaban materi Tema 9 kelas 5 SD di artikel ini.

    Dan bagi yang ingin memulai untuk membuat iklan tapi masih bingung membuat iklan yang baik dan benar, juga harus menyimak penjelasan mengenai unsur-unsur iklan di artikel ini.

    Untuk menyajikan iklan media elektronik, radio, televisi, papan reklame, dan lainnya harus memenuhi beberapa unsur yang ada di dalam iklan. Hal ini sangat perlu dilakukan agar iklan yang dibuat bisa tepat sasaran dan menarik perhatian masyarakat.

    1. Gambar Produk

    Agar iklan lebih menarik perhatian tentunya harus disertai dengan gambar produk. Saat ini iklan dengan tulisan atau teks saja nampaknya sudah membosankan.

    Jika terdapat unsur visual seperti video atau gambar, tentunya akan membuat iklan lebih menarik untuk masyarakat agar mau melihat iklan yang dibuat.

    Terlebih jika bisa memadukan unsur gambar, teks, video, gambar bergerak, audio, dan musik sehingga bisa membuat iklan lebih kekinian dan menarik.

    1. Nama Produk

    Nama produk menjadi penting untuk dimasukkan ke dalam iklan, sebagai identitas dari produk yang diiklankan. Bahkan, informasi terkait nama produk ini harus menonjol supaya mudah dikenali oleh masyarakat.

    Oleh karena itu, menyiapkan nama produk yang kreatif, bagus, dan mudah diingat itu penting agar target pembeli tertarik untuk membeli produk.

    1. Menonjolkan Keunggulan

    Di dalam iklan juga harus menonjolkan keunggulan produk. Keunggulan dari produk dan jasa menjadi nilai tambah, dan akan menjadi alasan mengapa konsumen harus membeli produk tersebut.

    1. Kalimat Deskriptif dan Ajakan

    Jika membuat iklan harus menggunakan kalimat deskriptif, hal ini penting karena untuk menguraikan atau menjelaskan tekait produk atau jasa yang ditawarkan. Penggunaan kata dalam kalimat ini pun harus menarik dan mudah dipahami.

    Selain itu, juga harus berisikan kalimat ajakan, yang berfungsi untuk membujuk atau mengajak target konsumen untuk menggunakan produk atau jasa yang diiklankan.

    ilustrasi iklan

    1. Menarik Perhatian

    Unsur dalam iklan lainnya adalah atensi atau perhatian. Harus ada ide-ide baru yang dapat menarik atensi atau pehatian masyarakat. Hal ini agar iklan yang dibuat menjadi berkesan dan terus diingat.

    1. Membangun Minat

    Unsur iklan lainnya yang penting adalah minat. Iklan yang dibuat harus disesuaikan dengan ketertarikan atau minat dari konsumen. Sehingga, calon pembeli merasa ingin mengetahui produk yang ditawarkan dan tertarik untuk membeli.

    1. Keinginan

    Iklan harus memiliki unsur keinginan. Iklan yan dibuat harus bisa memecahkan masalah yaitu keinginan dari target konsumen. Pembuat iklan harus menemukan cara untuk memunculkan keinginan konsumen melalui iklan yang dibuat.

    1. Kepercayaan

    Dan hal penting lainnya adalah kepercayaan. Di mana penting untuk mendapatkan kepercayaan dari konsumen. Oleh karena itu, saat membuat iklan bisa memberikan testimonia tau kata-kata yang dapat meyakinkan pembeli.

    1. Kontak Penjual

    Yang terakhir yakni mencantumkan kontak penjual. Di dalam iklan harus mencantumkan akun media sosial, nomor telepon, hingga alamat. Hal ini bertujuan agar calon pembeli lebih percaya dengan toko yang diiklankan.

    Dan disaat konsumen tertarik ingin membeli produk, bisa langsung menghubungi penjual. Sehingga mempermudah pembeli dan penjual untuk bertransaksi.

    Demikian penjelasan mengenai pertanyaan sebutkan unsur-unsur dalam iklan. Semoga dapat membantu, ya.

    Baca Juga:

  • Apa Itu Teks Tanggapan? Ini Pengertian, Jenis, dan Contohnya

    Apa Itu Teks Tanggapan? Ini Pengertian, Jenis, dan Contohnya

    Teks tanggapan merupakan salah satu bentuk tulisan yang umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam literatur, jurnalisme, media sosial, maupun komunikasi bisnis.

    Biasanya, jenis teks ini digunakan untuk menanggapi sejumlah isu maupun hal-hal yang tengah terjadi dalam masyarakat, seperti fenomena sosial, sebuah karya orang lain, kejadian atau peristiwa tertentu, dan masih banyak lagi yang lainnya.

    Untuk lebih jelasnya, berikut kami berikan informasi lengkap terkait dengan jenis teks tersebut.

    Apa Itu Teks Tanggapan?

    Apa-Itu-Teks-Tanggapan

    Menurut KBBI Daring, tanggapan merupakan bentuk sambutan terhadap ucapan baik berupa komentar, kritik, dan lain sebagainya.

    Sedangkan, teks tanggapan sendiri merupakan bentuk tulisan yang memberikan respon terhadap suatu hal yang disampaikan melalui pujian, dukungan, kritik, komentar, evaluasi, maupun penolakan terhadap suatu hal.

    Biasanya, dalam teks ini mencerminkan pandangan, pemikiran, pengamatan, maupun pendapat yang muncul dari pemikiran seseorang.

    Fungsi Tanggapan

    Fungsi-Tanggapan

    1. Sebagai alat yang digunakan untuk membangun interaksi dalam berdialog melalui sebuah konteks, deskripsi, maupun penilaian terhadap suatu hal.
    2. Mengapresiasi suatu karya, objek, maupun kebijakan tertentu dengan memperhatikan setiap detail sejelas mungkin.
    3. Memberikan masukan terhadap suatu hal dengan tujuan membangun atau memperbaiki supaya bisa lebih baik lagi.
    4. Memberikan saran secara terarah dan sistematis sebagai bentuk penilaian dan evaluasi secara objektif.
    5. Menghadirkan sudut pandang baru atau memberikan interpretasi yang lebih dalam terhadap suatu hal.

    Ciri-Ciri Teks Tanggapan

    Dengan mengetahui ciri-ciri dari teks ini. Anda bisa lebih mengenali dan membedakan jenis teks ini dengan yang lain. Berikut ini ciri-cirinya:

    1. Bersifat lebih objektif karena berdasarkan fakta atau data maupun keadaan yang sebenarnya.
    2. Menggunakan kaidah kebahasaan yang benar, penyampaian yang jelas dan logis, serta tetap mematuhi norma dan peraturan yang berlaku.
    3. Memiliki tiga struktur teks berupa evaluasi, kemudian deskripsi, dan terakhir penegasan kembali.

    Unsur Teks Tanggapan

    Dalam membuat teks ini, perlu memperhatikan beberapa unsur yang harus dimuat dalam teks tersebut, di antaranya meliputi:

    • Terdapat isu atau masalah yang akan diberikan tanggapan.
    • Bisa memberikan opini dalam bentuk pujian, kritikan, sanggahan, maupun saran.
    • Terdapat argumen yang memperkuat tanggapan baik pujian maupun kritikan.
    • Menyajikan data dan fakta.

    Struktur Teks Tanggapan

    1. Evaluasi

    Bagian pertama merupakan evaluasi yang berisi pernyataan umum atau penilaian terhadap isu atau permasalahan tertentu.

    Dimana bentuk evaluasi di sini bisa berupa pendapat, pandangan, atau penilaian terhadap isi, kualitas, atau nilai dari hal yang diberikan tanggapan. Sehingga pembaca mudah menangkap inti permasalahan dari sebuah tanggapan.

    2. Deskripsi

    Deskripsi merupakan bagian dari teks yang memuat inti pembahasan dari penulis. Dalam hal ini bisa berupa penjelasan lebih lanjut tentang permasalahan yang diangkat, struktur, atau aspek lain dari teks yang dianggap relevan dalam tanggapan.

    3. Penegasan Ulang

    Pada bagian terakhir, terdapat penegasan ulang yang memiliki fungsi untuk menyampaikan simpulan terkait isu yang dibahas, baik dalam wujud saran atau masukan yang bisa dijadikan pembelajaran.

    Kaidah Kebahasaan

    Kaidah kebahasaan di sini, dimaksudkan untuk membedakan jenis teks ini dengan yang lainnya berdasarkan gaya bahasa, yang meliputi:

    1. Pemilihan Kata

    Salah satu aspek penting dalam mengekspresikan tanggapan secara efektif adalah dengan memilih diksi atau kata yang tepat supaya dapat mempengaruhi kesan, gaya, dan makna dari teks tersebut.

    Anda bisa memilih kata yang jelas dan spesifik, serta relevan dengan objek atau isu yang dijadikan tanggapan. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan kata persuasi supaya lebih memperkuat argumen.

    2. Pemakaian Konjungsi

    Pada dasarnya konjungsi bisa digunakan untuk menghubungkan kata, frasa, maupun kalimat yang satu dengan lainnya.

    Bahkan, pemakain konjungsi dalam teks juga dapat mempengaruhi hubungan antar kalimat atau ide dalam tulisan, serta membantu menyusun argumen yang lebih sistematis.

    Tentu hal ini bisa dimanfaatkan untuk menghubungkan berbagai data, fakta, maupun informasi terkait dengan permasalahan yang dibahas.

    3. Penggunaan Rujukan

    Selanjutnya, dalam membuat teks ini, perlu adanya rujukan atau referensi supaya argumen lebih kuat dan akurat, karena didukung oleh referensi yang relevan dengan konteks. Rujukan dapat berupa kutipan langsung, ringkasan, atau parafrase dari sumber yang dijadikan acuan.

    4. Kalimat Kompleks

    Penggunaan kalimat kompleks dalam teks ini dapat meningkatkan keragaman struktur kalimat serta menggambarkan tingkat pemahaman yang lebih mendalam atau pemikiran yang lebih kompleks tentang topik yang dibahas.

    Umumnya, kalimat kompleks pada teks ini memiliki dua verba atau kata kerja disertai dengan dua struktur untuk menjelaskan informasi yang ingin disampaikan.

    Jenis-Jenis Teks Tanggapan

    Selain kaidah kebahasaan yang perlu diperhatikan, terdapat juga dua jenis tanggapan baik berupa pujian maupun kritik dalam kepenulisan. Berikut ini penjelasannya.

    1. Berupa Pujian

    Merupakan tanggapan yang digunakan untuk merespon atau menggambarkan reaksi positif terhadap suatu hal atau peristiwa. Biasanya teks jenis pujian berisi penghargaan, apresiasi, atau pujian terhadap suatu karya, prestasi, maupun tindakan yang dianggap baik atau luar biasa.

    Dalam penyampaiannya sering menggunakan bahasa yang halus dan sopan serta mengungkapkan suatu hal secara jujur, positif, dan tulus.

    Selain itu, bentuk kalimat ini juga memiliki karakteristik tersendiri, yakni dengan menyampaikan saran positif, menjelaskan manfaat atau keuntungan, berupa saran dan alasan, disertai dengan fakta.

    Contoh kalimat pujian tanpa alasan:

    • Makanan ini sangat lezat.
    • Kamu cantik sekali hari ini.
    • Aku suka menyanyi dan menari.

    Contoh kalimat pujian dengan alasan:

    • Baju itu sangat cocok denganmu, karena warnanya yang kontras dengan celana dan sepatu yang kamu pakai.
    • Kami sangat puas dengan kinerja Anda, karena selalu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan sangat baik.
    • Ponsel keluaran terbaru itu sangat direkomendasikan karena memiliki daya tahan baterai yang awet dan desain warna yang elegan.

    2. Berupa Kritikan

    Merupakan jenis teks yang digunakan untuk merespon atau menggambarkan reaksi terhadap suatu hal maupun peristiwa yang dianggap kurang baik atau memiliki kelemahan.

    Biasanya teks ini berisi evaluasi, penilaian, atau saran terhadap suatu karya, perilaku, atau tindakan yang dianggap membutuhkan perbaikan.

    Namun, tanggapan berupa kritikan ini seringkali dianggap sebagai suatu pendapat yang buruk dan bersifat negatif, padahal sangat dibutuhkan untuk perbaikan banyak hal.

    Contoh kalimat kritik:

    Secara keseluruhan, film tersebut memiliki alur cerita yang menarik dan akting para pemainnya cukup baik. Namun, saya merasa ada beberapa adegan yang terasa terlalu lambat dan mempengaruhi ritme keseluruhan film.

    Selain itu, efek visual yang digunakan dalam beberapa adegan terlihat kurang realistis. Saya berharap di masa mendatang, penggunaan efek visual dapat diperbaiki agar film menjadi lebih imersif dan menarik bagi penonton.

    Cara Membuat Teks Tanggapan

    1. Tentukan tema atau isu yang akan ditanggapi
    2. Kumpulkan sejumlah bahan maupun referensi untuk menyajikan data dan fakta.
    3. Susun kerangka karangan (outline) supaya isi tidak keluar dari konteks.
    4. Kembangkan outline yang telah dibuat sesuai dengan struktur, yakni berupa evaluasi, deskripsi, dan penegasan ulang.
    5. Perhatikan kaidah kebahasaan yang harus sesuai dengan aturan tata bahasa yang benar.

    Contoh Teks Tanggapan

    1. Contoh Teks Tanggapan Singkat Tentang Karya Seni

    Tema: Karya seni lukisan Mona Lisa oleh Leonardo da Vinci.

    Evaluasi

    Karya seni lukisan Mona Lisa oleh Leonardo da Vinci adalah sebuah karya yang luar biasa. Kehalusan detail, teknik lukisan yang brilian, dan ekspresi misterius wajah Mona Lisa membuatnya menjadi salah satu lukisan paling terkenal di dunia.

    Deskripsi

    Mona Lisa digambarkan sebagai seorang wanita dengan senyuman samar dan tatapan mata yang tajam. Lukisan ini menggambarkan komposisi yang harmonis, dengan penggunaan warna dan bayangan yang cermat untuk menciptakan kedalaman dan dimensi yang menakjubkan.

    Penegasan Ulang

    Mona Lisa adalah karya seni lukisan yang tiada duanya. Keindahan dan keahliannya dalam menggambarkan detail wajah dan ekspresi yang menarik membuatnya menjadi karya seni yang sangat dihargai dan diakui di seluruh dunia.

    Bahkan, kehadiran Mona Lisa di museum Louvre, Paris, menjadi daya tarik bagi jutaan pengunjung setiap tahunnya.

    2. Contoh Teks Tanggapan Singkat Tentang Pergaulan Bebas

    Tema: Fenomena pergaulan bebas remaja

    Evaluasi

    Fenomena pergaulan bebas remaja saat ini sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, tak sedikit kasus yang terjadi akibat pergaulan bebas, seperti kehamilan remaja, penyalahgunaan narkoba, dan terjerumus ke dalam perilaku negatif lainnya.

    Deskripsi

    Pergaulan bebas remaja seringkali melibatkan aktivitas yang bertentangan dengan nilai-nilai moral dan norma sosial yang berlaku, seperti terlibat dalam hubungan seksual prematur, penggunaan alkohol atau narkoba, serta mengabaikan tanggung jawab sosial dan akademik mereka.

    Pergaulan bebas juga bisa mengarah pada kehilangan kendali diri, mempengaruhi kesehatan fisik dan mental remaja, serta menghancurkan masa depan mereka.

    Penegasan Ulang

    Pergaulan bebas remaja adalah suatu fenomena yang harus dihadapi secara serius. Penting bagi para remaja, orang tua, dan pihak terkait untuk bekerja sama dalam menghadapi tantangan ini.

    Pendidikan seksual yang benar, komunikasi terbuka antara orang tua dan anak, serta pengawasan yang bijak adalah langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi pergaulan bebas remaja dan mengarahkan mereka pada perilaku yang lebih sehat dan positif.

    3. Contoh Teks Tanggapan Singkat Tentang Karya Sastra

    Tema: Novel “Dilan” karya Pidi Baiq

    Evaluasi

    Novel Pidi Baiq Dilan merupakan karya yang sangat mengesankan. Ceritanya sangat menarik dan berhasil membangkitkan beragam emosi dalam pembaca. Penggambaran karakter Dilan sebagai tokoh utama sangat menarik dan berhasil mencuri perhatian.

    Deskripsi

    Pidi Baiq sebagai penulis mampu menghadirkan atmosfer masa remaja tahun 90-an dengan sangat apik. Detail dalam menggambarkan situasi, tempat, dan waktu membuat pembaca merasa seolah ikut terlibat dalam cerita.

    Penegasan Ulang

    Novel Pidi Baiq Dilan adalah karya yang sangat layak mendapatkan apresiasi. Dari alur cerita yang menarik, penggambaran karakter yang kuat, dan penggunaan bahasa yang indah, novel ini berhasil mencuri hati pembaca. Sungguh sebuah karya yang menghibur dan tak terlupakan.

    Dari ketiga contoh di atas bisa digambarkan bahwa jenis teks tanggapan memiliki peran yang penting dalam berbagai konteks, baik itu dalam dunia sastra, seni, maupun dalam komunikasi sehari-hari.

    Dengan menggunakan struktur yang tepat, pemilihan diksi yang tepat, dan gaya bahasa yang sesuai, jenis teks ini dapat menjadi sarana untuk mengungkapkan apresiasi, evaluasi, atau kritik dengan cara yang efektif dan berbobot.

    Baca Juga:

  • Penyebab Runtuhnya Kerajaan Mataram Islam & Peninggalannya

    Penyebab Runtuhnya Kerajaan Mataram Islam & Peninggalannya

    Sejarah di Indonesia tak hanya berpusat pada kisah-kisah kerajaan beragama Hindu atau Budha. Kerajaan Islam juga menorehkan sejarahnya sendiri, bahkan memiliki perjalanan yang tak kalah menariknya. Salah satunya adalah runtuhnya kerajaan Mataram Islam yang dampaknya begitu besar.

    Kerajaan Mataram Islam merupakan kerajaan besar yang ada di Pulau Jawa. Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-16 dengan ibu kota Kutagedhe yang ada di Yogyakarta. Peninggalan kerajaan ini bahkan masih bisa ditemukan hingga sekarang.

    Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Islam

    Sejarah-Berdirinya-Kerajaan-Mataram-Islam

    Kerajaan Mataram Islam berdiri pada tahun 1582, awalnya kerajaan ini hanya berupa wilayah kadipaten yang ada di bawah pemerintahan Kerajaan Pajang. Ki Ageng Pemanahan, salah satu tokoh penting di kerajaan tersebut, berhasil menumpas kawanan bandit Aria Penangsang.

    Karena jasa yang sudah dilakukannya, Ki Ageng Pemanahan kemudian mendapatkan imbalan, yakni area Hutan Mentaok, oleh Sultan Adiwijaya yang merupakan pemimpin Kerajaan Pajang. Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat, anaknya, Sutawijaya, mengambil alih kawasan hutan tersebut.

    Sutawijaya mengelola kawasan tersebut dengan baik dan perkembangannya cukup pesat. Ketika area Hutan Mentaok mulai ramai, Sutawijaya mengalihkan pusat pemerintahannya dari Banguntapan ke Kotagede.

    Melihat Kerajaan Pajang yang juga berkembang, Sutawijaya memulai rencananya untuk menjadi raja. Sutawijaya memulainya dengan melakukan penyerangan ke Kerajaan Pajang dengan harapan menjadi raja yang menguasai seluruh Jawa.

    Masa Kejayaan Mataram Islam

    Masa-Kejayaan-Mataram-Islam

    Kerajaan Mataram Islam berbeda dengan kerajaan Mataram Kuno yang sebelumnya juga pernah berkuasa di Jawa. Jika kerajaan Mataram Kuno memiliki agama yang beragam, maka kerajaan Mataram Islam hanya memiliki satu agama saja, yakni Islam.

    Mataram Islam sering berganti kepemimpinan setelah Sutawijaya mangkat. Raja Kerajaan Mataram Islam yang terkenal dan membawa ke puncak kejayaan adaah Raden Mas Rangsang atau Sultan Agung. Sultan Agung memerintah kerajaan Mataram Islam dari tahun 1613 – 1645.

    Pada masa tersebut, Kerajaan Mataram Islam berhasil menguasai banyak daerah kekuasaan, mulai dari wilayah Jawa hingga Madura. Beberapa pencapaian yang dimiliki oleh Sultan Agung selama memerintah antara lain:

    1. Bidang Ekonomi

    Selama memimpin Kerajaan Mataram Islam, Sultan Agung membawa wilayahnya dalam perkembangan ekonomi yang pesat. Ini terlihat dengan memberian tanah kepada petani sekaligus membentuk forum komunikasi khusus untuk membina petani area Mataram.

    2. Bidang Pemerintahan

    Kemajuan Mataram Islam juga terlihat dengan adanya kebijakan fiscal yang dibuat oleh Sultan Agung. Kebijakan tersebut berupa pengaturan pajak yang tak membebankan rakyat, meski begitu pajaknya tetap tersalurkan dengan baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

    3. Bidang Keuangan Negara

    Pengelolaan keuangan negara juga Sultan Agung atur dengan baik, ia membentuk lembaga keuangan khusus untuk mengelola dana kerajaan. Dana kerajaan tidak hanya didapatkan dari pajak saja, namun dari berbagai pemasukan kerajaan yang sudah diatur sumbernya.

    4. Bidang Agama

    Sebagai kerajan Islam, Sultan Agung juga membuat aturan yang sesuai dengan hukum Islam. Bahkan di masa pemerintahannya terdapat penerjemahan al-Quran ke dalam bahasa Jawa dan pembelajaran bahasa Arab yang terbuka untuk umum.

    5. Bidang Budaya dan Sosial

    Bersama dengan ulama yang ada di kerajaan Mataram Islam, Sultan Agung membuat penanggalan kalender Jawa di tahun 1633. Kalender tersebut merupakan kombinasi dari kalender Saka yang berasal dari umat Hindu dan kalender Hijriah dari umat Islam.

    6. Bidang Sastra

    Masa kejayaan Mataram Islam juga terlihat dengan adanya perkembangan di bidang kesusastraan. Berbagai jenis tarian, gamelan dan wayang berkembang pesat di masa pemerintahan Sultan Agung. Tingkatan bahasa juga diberlakukan untuk kalangan masyarakat.

    Penyebab Keruntuhan Mataram Islam

    Runtuhnya Kerajaan Mataram Islam berlangsung sejak Sultan Agung wafat dan gagalnya penaklukan Batavia. Setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Islam di Jawa ini, diantaranya adalah:

    1. Kemunduran di Bidang Ekonomi dan Sosial

    Selama memerintah Mataram Islam, Sultan Agung adalah raja yang melawan kolonialisme. Bahkan tercatat bahwa Sultan Agung pernah dua kali menyerang Batavia untuk mengalahkan Belanda. Meskipun sudah menggerakkan pasukan berjumlah besar, namun penyerangan tersebut tetap gagal.

    Akibat kekalahan tersebut, keadaan ekonomi masyarakat menurun drastis. Banyak masyarakat yang juga dipaksa untuk berangkat berperang, sehingga aktifitas ekonomi tak berjalan baik. Secara perlahan, kondisi ini membuat masyarakat kurang sejahtera dan mengalami kemiskinan.

    2. Banyaknya Kriminalitas

    Dengan kondisi ekonomi yang jatuh, kemiskinan dan kelaparan menjadi masalah utama yang ada di masyarakat. Kegelisahan masyarakat tak berhenti sampai disana, sebab kondisi yang serba kekurangan membuat kriminalitas meningkat, terutama di pedalaman.

    3. Banyak Wilayah Melepaskan Diri

    Ketika memimpin Mataram Islam, Sultan Agung berhasil menaklukan banyak wilayah karena berambisi menyatukan seluruh tanah Jawa. Usaha ekspansi terus dilakukan, bahkan perebutan hegemoni politik terus menerus dilangsungkan agar wilayah Mataram Islam makin luas.

    Padahal ekspansi wilayah yang besar tanpa pengelolaan yang baik bisa membuat sebuah kerajaan hancur. Ini terlihat dengan runtuhnya Kerajaan Mataram Islam karena banyak wilayah yang melepaskan diri setelah Sultan Agung wafat.

    4. Ketegangan Politik

    Wilayah yang melepaskan diri memulai gerakan separatism dengan melakukan penyerangan. Perang antara prajurit yang wilayahnya ingin melepaskan diri dan prajurit kerajaan Mataram Islam sering terjadi. Ini menyebabkan ketegangan politik terjadi di wilayah perbatasan kerajaan.

    5. Campur Tangan Belanda

    Sumber sejarah Kerajaan Mataram Islam memperlihatkan bahwa Belanda punya campur tangan pada runtuhnya kerajaan ini. Berbeda dengan Sultan Agung yang menolak kerja sama dengan Belanda, pengganti Sultan Agung malah melakukan hubungan baik dengan pihak Eropa.

    Ini membuat bangsa Belanda ikut campur dengan urusan kerajaan, salah satunya dengan melakukan perjanjian yang merugikan kerajaan Mataram Islam. Pengganti Sultan Agung lebih memilih bekerja sama dengan Belanda karena tak sanggup mengatasi pemberontakan di berbagai wilayah.

    6. Perselisihan Pewaris Tahta

    Masuknya Belanda ke kerajaan Mataram Islam membuat perselisihan antar pewaris tahta mulai memanas. Pihak Belanda tak segan memecah belah keluarga kerajaan, sehingga posisi mereka makin lemah dan timbul banyak pergolakan.

    Perselisihan antar pewaris tahta ini berakhir dengan adanya Perjanjian Giyanti di tahun 1755. Dengan perjanjian tersebut, kesultanan Mataram yang berpusat di Yogyakarta di pisah menjadi juga bagian, yakni Nagari Kesultanan Ngayogyakarta dan Nagari Kasunanan Surakarta.

    Akhir Kerajaan Mataram Islam dan Peninggalannya

    Dengan adanya perjanjian Giyanti dan dibaginya kerajaan Mataram Islam menjadi dua bagian, maka keberadaan kerajaan ini sudah berakhir. Peninggalan Kerajaan Mataram Islam masih bisa ditemukan hingga sekarang, diantaranya:

    • Keraton Kesultanan Ngayogyakarta yang terletak di kota Yogyakarta, bangunan ini dibuat pada tahun 1755 lengkap dengan alun-alun dan masjid.
    • Kompleks makam Imogiri, merupakan tempat makam untuk raja-raja Mataram Islam dan keluarganya.
    • Masjid Agung Gedhe Kauman yang ada di sebelah barat alun alun utara Yogyakarta.

    Runtuhnya Kerajaan Mataram Islam memiliki penyebab yang kompleks dan saling berkaitan satu sama lain. Kini kerajaan Islam terbesar di Jawa ini terpisah menjadi dua bagian, yakni Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta.

    Baca Juga:

  • Jenis-jenis Gunung Meletus Berdasarkan Tipe Letusan dan Bentuk

    Jenis-jenis Gunung Meletus Berdasarkan Tipe Letusan dan Bentuk

    Gunung berapi di Indonesia seringkali meletus karena adanya tekanan dari dalam bumi yang mendorong magma dengan suhu tinggi naik ke permukaan. Saat gunung meletus, memiliki bentuk yang berbeda. Berikut ini adalah jenis-jenis gunung meletus yang harus Anda ketahui.

    Saat gunung berapi mengalami letusan, maka akan ada partikel vulkanik yang keluar baik itu dalam bentuk padatan maupun cairan. Ada juga yang memiliki kekuatan letusan yang kuat dan ada juga yang lemah. Semua itu dibedakan menjadi beberapa jenis gunung meletus.

    Jenis-jenis Gunung Meletus Berdasarkan Tipe Letusannya

    Jenis-jenis-Gunung-Meletus-Berdasarkan-Tipe-Letusannya

    Berikut ini adalah jenis-jenis gunung meletus yang bisa dilihat dari ciri khas yang membedakannya baik dari segi kekuatan letusan, material vulkanik yang keluar, dsb.

    1. Letusan Plinial

    Pinial adalah jenis letusan dahsyat yang bisa mengakibatkan kerusakan yang buruk di sekitar gunung api tersebut. Letusan plinial ini berlangsung cukup lama dan terjadi beberapa kali sampai harian.

    Anda bisa melihat perbedaan letusan Plinial dari material yang keluar yaitu cairan sangat kental dan punya kandungan gas tinggi.

    2. Letusan Hawaiian

    Berikutnya adalah letusan Hawaiian yang termasuk jenis letusan tidak terlalu besar sehingga kerusakan yang ditimbulkan juga tidak terlalu besar.

    Selanjutnya, letusan Hawaiian ini ditandari dengan lava tidak kental, ada kandungan piroklastik yang terlempar ke udara, serta memiliki kandungan gas lebih rendah tidak seperti pada letusan Plinial sebelumnya.

    Sesuai dengan namanya, letusan Hawaiian ini sering ada di kepulauan Hawaii. Pada saat meletus dan mengeluarkan lava, lava yang turun ke lereng bergerak secara lambat. Hal ini memudahkan penduduk lokal untuk mengungsi ke tempat yang aman dengan jangka waktu yang lebih lama.

    Contoh letusan tipe Hawaai yaitu Gunung Maona Loa, Gunung Kilauea, dan Gunung Maona Kea.

    3. Letusan Strombolian

    Jenis-jenis gunung meletus selanjutnya adalah strombolian. Jenis letusan ini punya bentuk yang menarik. Letusakannya seperti bom sehingga menimbulkan suara seperti bom. Meskipun begitu, kekuatan dari letusannya tidak besar alias kecil sehingga tidak membahayakan.

    Jenis letusan ini tidak menghasilkan lava. Akan tetapi, hanya mengeluarkan sejumlah abu tepra. Letusan tipe Stromboli ini bisa Anda temukan di Indonesia yaitu Gunung Raung. Contoh letusan Strombolian lainnya ada di Kepualuan Lipan yang meletus dengan jarak waktu 12 menit tiap letusan.

    4. Letusan Vulkanian

    Jenis berikutnya adalah letusan vulkanian yaitu jenis letusan dengan ledakan pendek. Vulkanian mengeluarkan materi vulkanik berupa abu dan gumpalan  piroklastik yang terlempar ke udara. Gumpalan yang terlempar ini berukuran cukup besar yaitu seperti bola.

    Tanda berikutnya dari letusan Vulkanian yaitu adanya aliran lava yang mengalir keluar.

    5. Letusan Hidrovulkanik

    Jenis letusan lainnya yaitu hidrovulkanik yaitu letusan gunung berapi yang dicirikan dengan letusan-letusan pendek kemudian muncul asap dari gunung tersebut dalam beberapa waktu. Jenis letusan ini bisa melelehkan salju di daerah sekitarnya sehingga berpotensi mengalami bencana alam.

    Jika salju meleleh dalam jumlah besar, hal ini bisa mengakibatkan banjir bandang dan tanah longsor.

    6. Letusan Rekahan

    Jenis letusan berikutnya adalah letusan rekahan yang memiliki ciri adanya tirai api. Tirai ini memunculkan  lava ke atas permukaan. Penyebab dari letusan rekahan ini karena magma yang keluar dari celah tanah dan mengalir seperti sungai sehingga terkesan seperti tirai api.

    7. Letusan Tipe Merapi

    Letusan tipe ini memiliki ciri saat ada gunung meletus dengan lava kental. Karena terlalu kental inilah yang membuat lava bisa menyumbat mulut dari kawah tersebut. Akibatnya, gas yang ada di dalam permukaan semakin kuat tekanannya sehingga membuat sumbatan tersebut hancur dan terangkat.

    Akibatnya, mulut kawah tersebut pecah dan mengeluarkan material lain dan turun menjadi ladu. Ada juga awan panas yang ada disekeliling letusan gunung api tersebut. Letusan jenis ini termasuk letusan berbahaya sehingga perlu diwaspadai dan dideteksi sedini mungkin.

    Contoh gunung api tipe ini yaitu  Gunung Merapi di Jawa Tengah.

    8. Letusan Tipe Pelee

    Jenis-jenis gunung meletus cukup banyak Anda pelajari. Jenis lainnya yaitu tipe pelee yang merupakan letusan akibat kawah di puncak gunung mengalami penyumbatan yang berbentuk jarum.

    Hal ini membuat tekanan gas magma di bawah permukaan bumi yang cukup besar. Dengan demikian, sumbatan ini akhirnya tidak bisa bertahan dan pecah atau terangkat sehingga menimbulkan letusan gunung api.

    9. Letusan Tipe Sint Vincent

    Berikutnya adalah tipe Sint Vincent. Letusan ini terjadi di gunung yang memiliki danau. Ciri dari letusan Sint Vincent pada saat gunung mengalami letusan yang mengakibatkan air danau ikut tumpah sehingga menghasilkan lahar.

    Laha adalah campuran dari lava dan air sehingga cairan ini sangat panas dan berbahaya jika turun ke lereng. Oleh sebab itu, penduduknya harus lebih mewaspadai jenis letusan ini. Adapun contoh dari letusan tipe Sint Vincent ini juga pernah terjadi di tahun 1919 yaitu pada Gunung Kelud.

    Jenis-jenis Gunung Meletus Berdasakan Bentuk

    Jenis-jenis-Gunung-Meletus-Berdasakan-Bentuk

    Selain jenis gunung seperti yang sudah dijelaskan di atas, ada juga tipe gunung berdasarkan bentuk dan terjadinya. Jenis ini terbagi menjadi 3 yaitu gunung api maar, strato, dan perisai. Simak perbedaannya berikut ini.

    1. Gunung Api Maar

    Jenis gunung api ini memiliki bentuk seperti danau kawah. Adapun proses terjadinya gunung api ini dari letusan yang besar sehingga lubang di bagian puncaknya juga besar. Adapun material yang dikeluarkan dari jenis gunung ini terdiri dari partikel padatan.

    Contohnya seperti yang terjadi di Gunung Lamongan.

    2. Gunung Api Kerucut atau Strato

    Berikutnya adalah gunung api kerucut atau disebut dengan strato. Jenis gunung ini yang paling banyak dijumpai. Bentuk gunungnya yaitu seperti kerucut dengan lapisan lavanya yang cukup padat dan berlapis-lapis.

    Saat gunung api ini meletus, material yang keluar dari gunung apinya yaitu berupa lelehan batuan dan cairan. Letusan ini yang membuat lereng dari gunung tersebut memiliki perlapisan atau yang lebih dikenal dengan sebutan strato.

    Selanjutnya, dari gunung api ini juga ada di Indonesia. Contoh gunung api Strato yaitu Gunung Merapi.

    3. Gunung Api Perisai

    Jenis gunung api berdasarkan bentuknya yang terakhir adalah gunung api perisai atau tameng. Sesuai dengan namanya, bentuk dari gunung api ini terlihat landai dibandingkan jenis gunung api lainnya. Hal ini membuat letusan gunung api ini tidak kuat.

    Proses terbentuknya gunung api ini karena lelehan yang keuar berasal dari tekanan yang rendah. Jadi, hampir tida ada letusan karena lerengnya yang landai dengan kemiringan antara 1-10 derajat.

    Namun, gunung api persai tidak bisa Anda temukan di Indonesia. Gunung api perisai ada di luar negeri seperti Gunung Moana Loa Hawaii.

    Jenis-jenis gunung meletus seperti yang sudah dijelaskan di atas ternyata cukup banyak dan terdiri dari beberapa ciri khas yang membedakannya. Di Indonesia sendiri sering terjadi letusan dengan berbagai tipe karena Indonesia berada di jalur Ring of Fire sehingga perlu diwaspadai untuk menghindari dampak buruk dari letusan gunung api.

    Baca Juga: