Category: Pendidikan

  • Pengertian Sedimentasi, Jenis, Proses dan Cara Mengatasinya

    Pengertian Sedimentasi, Jenis, Proses dan Cara Mengatasinya

    Jika kita pelajari lebih lanjut tentang permukaan bumi, ada suatu proses yang dinamakan dengan sedimentasi. Lalu, apa pengertian sedimentasi ini? Sedimentasi sering disebutkan dengan proses pengendapan.

    Pada kesempatan ini, kita akan mempelajari secara lebih lengkap tentang sedimentasi dan jenisnya. Peristiwa sedimentasi ini juga disebabkan oleh beberapa faktor tertentu. Materi ini akan dibahas untuk mata pelajaran Geografi SMA kelas 10.

    Pengertian Sedimentasi

    Pengertian-Sedimentasi

    Lalu, apa itu sedimentasi? Pengertian sedimentasi adalah proses pengendapan berbagai bahan hasil dari erosi yang terjadi di suatu wilayah. Ada material yang mengalami pengendapan karena beberapa penyebabnya seperti bahan yang terbawa angin, terbawa gletser, atau terbawa oleh air yang mengalir.

    Keitka bahan tersebut terbawa oleh beberapa faktor ini, nantinya bahan itu akan menumpuk di suatu tempat dan akhirnya akan bergelombol. Itulah yang disebut dengan pengertian sedimentasi.

    Selanjutnya, bahan yang terendapkan ini lama kelamaan akan mengeras dan membentuk batuan yang kita kenal dengan sebutan batuan sedimen.

    Jenis Sedimentasi Berdasarkan Sebabnya

    Jenis-Sedimentasi-Berdasarkan-Sebabnya

    Setelah membahas tentang pengertian sedimentasi, akan dilanjutkan dengan jenis sedimentasi berdasarkan penyebabnya. Jenis tersebut terbagi menjadi 3 bagian, yaitu sedimentasi akuatis, Aeolis, dan marine. Simak perbedaannya berikut ini.

    1. Sedimentasi Akuatis

    Sedimentasi pertama adalah sedimentasi akuatis. Akuatis berkaitan dengan air sehingga sedimentasi ini disebut juga sebagai sedimentasi air sungai.

    Alasannya karena penyebab pengendapan bahan alam ini dilakukan oleh air sungai. Jadi, pada suatu waktu, aliran sungai ini akan bergerak menuju dataran rendah. Saat air sungai tersebut mengalir, ada beberapa material seperti tanah dan material anorganik yang terbawa oleh arus sungai tersebut.

    Arus sungai ini akan menuju ke dataran rendah atau hilir dan mengendap disana karena aliran sungai yang semakin rendah. Hasil dari sedimentasi akuatis ini contohnya berupa kipas alluvial atau dataran banjir.

    2. Sedimentasi Aeolis

    Jenis sedimentasi berikutnya adalah sedimentasi Aeolis. Penyebab sedimentasi yang satu ini karena pengaruh angin. Angin punya kekuatan untuk membawa material di permukaan bumi dan memindahkannya ke daerah yang lain.

    Sedimentasi Aeolis ini mengendapkan bahan yang diterbangkan oleh angin contohnya debu, pasir, dsb. Contoh sedimentasi Aeolis ini yaitu gumuk pasir yang biasa terjadi di daerah gurun atau pantai.

    3. Sedimentasi Marine

    Jenis sedimentasi berikutnya adalah sedimentasi marine atau sedimentasi air laut. Pengertian sedimentasi marine adalah proses pengendapan yang disebabkan oleh air laut. Air laut memiliki gelombang yang bisa membawa berbagai material yang terhantam oleh gelombang air laut tersebut.

    Nantinya, gelombang ini akan mengendapkan bebrapa bahan material seperti karang, batu, dan pasir. Contoh hasil dari sedimentasi marine yaitu tombolo dan sedimentasi karang di daerah pantai.

    4. Sedimentasi Glasial

    Terakhir, ada sedimentasi glasial yaitu pengendapan yang disebabkan oleh peristiwa gletser. Gletser sendiri adalah proses pembentukan bongkaan es atau daratan es karena salju.

    Pada saat gletser terbentuk, lama kelamaan akan mencair dan membawa berbagai material seperti batuan dan tanah di permukaan bumi di lembah pegunungan. Sedimentasi ini umumnya terjadi di wilayah beriklim dingin atau di pegunungan.

    Jenis Sedimentasi Berdasarkan Lokasinya

    Selain jenis sedimentasi dari penyebabnya, ada juga kategori sedimentasi yang dilihat dari lokasi terbentuknya sedimentasi tersebut. Jenis ini terbagi menjadi 5 jenis, yaitu sebagai berikut:

    • Sedimen marine: endapan yang ada di laut.
    • Sedimen lakustris: endapan yang ada di danau paling dalam atau dasar danau.
    • Sedimen limnis: endapan yang terbentuk di daerah rawa.
    • Sedimen fluvial: endapan yang terbentuk di di dasar sungai. Sedimen fluvial yang terlalu banyak bisa mengakibatkan pendangkalan sungai dan pembentukan daratan akibat penumpukan tanah di sungai tersebut.
    • Sedimen teristris: endapan yang terbentuk karena pembentukan di darat atau dataran banjir.

    Proses Sedimentasi

    Secara umum, proses pengendapan ini akan menciptakan batuan sedimen yang berguna dalam membentuk permukaan bumi. Contoh sedimentasi yait pasir dan lempung yang bisa terbawa oleh air sungai.

    Saat aliran sungai sudah sampai ke daerah yang rendah, terjadi proses pengendapan. Jika terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama, maka material ini akan menyatu dan membentuk batu lanau dan batu pasir melalui proses litifikasi.

    Dari proses tersebut, dapat disimpulkan jika sedimentasi ini terjadi mealui proses yang panjang dan tidak bisa dilakukan satu waktu saja. Adapun dalam prosesnya, sedimentasi ini terbagi menjadi dua yaitu proses yang dipercepat dan proses geologis.

    Berdasarkan proses sedimentasi yang dipercepat, pembentukan endapan ini berlangsung dalam waktu yang lebih singkat. Alasannya karena ada campur tangan aktivitas manusia sehingga pengendapan yang berjalan bisa dilakukan lebih cepat dibandingkan sedimentasi geologis.

    Contohnya seperti adanya proses penambangan dimana terjadi penggerukan tanah oleh alat berat sehingga penimbunan bisa terjadi secara cepat. Namun, ada kekurangan yang dialami oleh sedimentasi yang dipercepat.

    Kekurangannya adalah ada proses sedimentasi yang dipercepat bisa mengganggu ekosistem dan keseimbangan alam yang terjadi. Sedangkan sedimentasi secara geologis adalah pembentukan endapan melalui proses yang alami.

    Ada beberapa tahapan dalam proses ini yaitu mulai dari pelapukan, erosi, transportasi, lalu baru terjadi proses pengendapan yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti yang sudah disebutkan di atas.

    Cara Mengatasi Sedimentasi

    Adanya sedimentasi memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Contohnya mengganggu aliran air sungai dan terjadi pendangkalan sungai. Hal ini mengakibatkan resiko banjir. Oleh sebab itu, Anda perlu melakukan pencegahan dengan mencari penyebab endapan tersebut terlebih dahulu.

    Kemudian, Anda bisa melakukan tindakan pencegahan agar tidak mengakibatkan sedimentasi, diantaranya adalah sebagai berikut:

    1. Menanggulangi Erosi Permukaan

    Untuk mencegah sedimentasi, Anda perlu mengatasi erosi terlebih dahulu. Erosi adalah pengikisan tanah yang terjadi di suatu wilayah. Jika erosi berhasil dicegah, tentu tidak ada pemindahan material atau pengendapan di wilayah tertentu.

    Adapun cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya adalah menanam vegetasi untuk mencegah kerusakan tanah. Anda bisa melakukannya dengan menanam pohon, melakukan reboisasi, mencegah kebakaran hutan, melestarikan DAS, DSB.

    Cara lain untuk mengatasi erosi permukaan yaitu membuat bangunan untuk memperlambat kecepatan aliran air sehingga mengurangi sedimentasi. Cara ini dilakukan dengan membuat terasering agar mencegah erosi.

    2. Mengendalikan Bahan Sedimen

    Cara untuk mengendalikan material sedimen dilakukan dengan membuat penahan sedimen, membuat sabo dam, penahan sedimen, membuat kantong lumpur, dan menjalankan metode bottom control structure.

    Bottom control structur ini berfungsi untuk mengatur kemiringan dari dasar sungai.

    3. Pengendalian Sedimentasi

    Cara terakhir yang dapat Anda lakukan yaitu mengupayakan agar pengendapan bisa terkontrol dan ada di wilayah tertentu. Contohnya dengan penggerukan endapan untuk dipindah ke wilayah lain, pembangunan tempat endapan sungai, pembuatan kantong lumpur, dsb.

    Dari penjelasan di atas, sudah jelas pengertian sedimentasi dan beberapa jenis sedimentasinya yang  dilihat dari beberapa kategori. Jadi, sedimentasi adalah proses pengendapan berbagai bahan yang ada di permukaan bumi yang mengakibatkan terbentuknya batuan atau penumpukan tanah.

    Baca Juga:

  • Gletser Itu Apa? Ini Pengertian, Proses, dan Jenisnya

    Gletser Itu Apa? Ini Pengertian, Proses, dan Jenisnya

    Bumi yang kita tempati terbilang unik karena  di dalamnya kita bisa menemukan berbagai bentuk bentang alam. Ada daratan yang terdiri dari berbagai jenis tanah. Selain itu, ada juga air permukaan dan gletser. Lalu, gletser itu apa?

    Di bumi, kita bisa menemukan wilayah yang mengandung es. Es di bumi paling banyak berada di daerah kutub karena wilayahnya yan sulit mendapatkan sinar matahari. Daerah kutub ini terdiri dari salju dan gunung es. Hal ini berkaitan dengan gletser.

    Selain di daerah kutub, ada juga bagian bumi lainnya yang memiliki gletser atau geyser. Gletser itu apa? Mari kita simak bersama.

    Pengertian Gletser

    Pengertian-Gletser

    Gletser atau geyser adalah suatu bentukan yang ada di permukaan bumi. Gletser sendiri menunjukkan suatu bongkahan yang berasal dari es. Lalu, gletser itu apa?

    Gletser adalah bongkahan es yang memiliki ukuran yang besar yang terbentuk dari endapan salju dalam jangka waktu yang lama. Hal ini membuat endapan salju tersebut berbentuk padatan dari es.

    Selain pengertian di atas, ada juga yang menyebut bahwa gletser adalah sungai es yang mengalir di lembah pegunungan. Penyebabnya karena pencampuran antara es, salju, dan juga batuan akibat perubahan suhu sehingga menjadi sungai es.

    Dari pengertian yang sudah dipaparkan di atas, dapat dipahami jika gletser adalah suatu bentukan alam yang berasal dari salju. Pembentukan gletser ini juga tidak terjadi dalam waktu yang singkat sehingga ada suatu proses dan tahapan sampai salju menghasilkan gletser.

    Proses Terjadinya Gletser

    Proses-Terjadinya-Gletser

    Gletser tidak terbentuk secara otomatis, tetapi terdiri dari beberapa proses sampai menjadi suatu gejala alam ini. Faktor pemicu dari adanya gletser adalah karena adanya salju. Oleh sebab itu, tak heran jika gletser ini hanya bisa ditemukan di daerah dingin terutama bersalju.

    Peristiwa gletser ini terjadi di lereng pegunungan yang memiliki bentuk cekung.

    Proses terjadinya gletser dimulai saat salju yang turun kemudian mengalami sublimasi sehingga terbentuklah bongkahan es. Selanjutnya, butiran ini akan lepas dan berubah menjadi padatan sehingga terbentuklah bola salju.

    Jika salju yang turun semakin banyak, maka akan lebih banyak yang membeu dibandingkan menguap sehingga terbentuklah gletser. Adapun prosesnya secara lebih rinci adalah sebagai berikut:

    • Gletser awalnya terbentuk dari salju yang turun ke permukaan bumi. Kemudian, salju ini mengenda dan terperangkap di antara kepingan sehingga bentuknya menjadi lebih padat atau dikenal dengan firn.
    • Jika salju yang terbentuk semakin banyak di puncak gunung, firn ini akan membentuk bongkahan es. Lalu, batuan dari puncak gunung akan jatuh ke bawah dan tererosi bersama dengan gletser. Di daerah yang curam, es ini menjadi beberapa potongan dan terbentuk rekahan.
    • Di bagian ujung dari gletser ini akan mencair dan turun ke lereng pegunungan sehingga akhirnya membentuk aliran sungai gletser. Gletser terdiri dari berbagai macam bahan, baik itu batuan, salju, dan juga campuran endapan sedimen lain. Hal ini yang mempengaruhi bentuk dari pegunungan.

    Jenis-jenis Gletser

    Setelah Anda mempelajari tahapan pembentukan gletser, perlu dipahami juga beberapa tipe gletser. Gletser itu apa? Gletser adalah benda yang berasal dari salju dan mengendap dalam waktu dan jumlah yang banyak.

    Pembentukan gletser ini bisa berbeda-beda sehingga tidak herap jika gletser terbagi menjadi beberapa jenis. Tipe gletser itu apa saja? Simak informasinya berikut ini.

    1. Gletser Gunung

    Ada dua tipe gletser yang utama, pertama adalah gletser gunung. Sesuai dengan namanya,bentuk dari gletser ini seperti gunung. Umumnya, gletser ini terbentuk di daerah pegunungan. Hal ini karena di daerah puncak, umumnya bersalju karena faktor ketinggian dan suhu.

    Adanya gletser ini menyebabkan erosi uamh besar dengan gerakan yang lambat dan biasanya membuat cekungan atau celah yang dalam di bagian kaki gunung.

    2. Gletser Benua

    Jenis gletser yang kedua adalah gletser benua. Istilah ini diberikan karena bentuk esnya yang seperti daratan atau lembaran es. Di bumi ini, Anda bisa menemukan gletser benua terbesar yaitu di Antartika dan Greenland.

    Kedua wilayah ini mendominasi hampir 90 persen gletser yang ada di seluruh dunia. Kemudian, 10 persennya ada di daerah pegunungan. Contohnya seperti Pegunungan Himalaya, Pegunungan Kauskus, dan Pegunungan Alpen.

    Dari kedua jenis gletser ini, dapat dipahami jika gletser ini bisa ditemukan di daerah yang bersalju, terutama di bagian kutub dan iklim dingin. Fakta menariknya, gletser nyatanya juga tersedia di wilayah yang tidak memiliki musim salju.

    Contohnya seperti Indonesia yang memiliki iklim tropis. Namun, di Indonesia ada gunung yang tinggi sehingga di bagian puncaknya turun salju. Hal ini juga menyebabkan pembentukan gletser. Contohnya puncak gunung Jaya Wijaya di Papua.

    Manfaat Gletser

    Gletser di permukaan bumi punya beberapa manfaat untuk manusia dan makhluk hidup lainnya. Beberapa manfaat dari pembentukan gletser ini diantaranya adalah sebagai berikut:

    • Terbentuknya danau glasial yaitu danau yang terbentuk karena gletser.
    • Adanya fyord yang merupakan hasil dari erosi gletser. Fyord adalah teluk dari gletser yang mencair.
    • Sebagai penelitian yang dilakukan oleh ahli glasiologi.
    • Sarana olahraga ski di musim dingin.
    • Sebagai sumber air pada daerah sungai yang terbuat dari gletser.
    • Daerah yang memiliki gletser atau tertutup es memunculkan budaya yang berbeda sesuai dengan wilayahnya mulai dari rumah, pakaian, dan mata pencahariannya.

    Respon Gletser Terhadap Perubahan Iklim

    Keberadaan gletser ini berkaitan erat dengan kondisi iklim di daerah tersebut. Proses pertukaran panas yang terjadi dengan lingkungan menentukan massa dari gletser itu sendiri. Perubahan keseimbangan iklim ini akan menentukan respons dari gletser apakah mengalami perkembangan atau tidak.

    Iklim lokal dengan curah hujan yang tinggi di musim dingin membuat gletser yang ada menjadi lebih meningkat. Hal ini terbukti dari ketebalan es yang semakin bertambah. Ketebalan es yang besar ini juga akan mempengaruhi laju aliran gletser di lereng apakah besar atau tidak.

    Perubahan iklim yang dinamis ke musim dingin menyebabkan gletser yang terbentuk lebih banyak sehingga aliran sungai gletser ini akan meluas sampai ke hilir.

    Bagi para ahli yang ingin meneliti respon dinamis gletser terhadap perubahan iklim ini bisa dilakukan dengan menganalisis perubahan waktu, gangguan iklim, dan berbagai pengaruh perubahan lainnya.

    Diketahui, gletser punya waktu yang cukup lama untuk merespon adanya perubahan iklim yang terjadi di suatu wilayah. Adapun waktu yang dibutuhkan untuk memberikan respon perubahan keseimbangan yaitu 10-100 tahun.

    Gletser yang mengalami penebalan bisa bertahan lebih lama dan lapisan es yang mempunyai skala waktu lama juga bisa bertahan lebih lama meski terjadi perubahan iklim.

    Dari pemaparan di atas, sudah jelas gletser itu apa dan manfaatnya untuk kehidupan. Gletser adalah bongkahan atau lapisan es yang ada di permukaan bumi. Proses terbentuknya gletser ini diawali dengan turunnya salju yang kemudian mengalami pengendapan.

    Baca Juga:

  • Jenis-Jenis Pasar Berdasarkan Kegiatan, Jenis Barang, dll

    Jenis-Jenis Pasar Berdasarkan Kegiatan, Jenis Barang, dll

    Pasar menjadi tempat untuk melakukan jual beli guna memenuhi kebutuhan pokok manusia. Tiap wilayah punya pasar yang unik dan ciri khas yang berbeda, berikut adalah jenis-jenis pasar yang umum ditemukan di Indonesia. Pasar-pasar ini dibedakan berdasarkan tempat, waktu buka, hingga model transaksi.

    Meski punya model yang berbeda, namun pasar-pasar ini punya fungsi yang sama, yakni jual beli dan tempat bertemunya pembeli maupun penjual. Supaya lebih paham mengenali jenis dan model pasar, simak penjelasannya berikut ini!

    Pengertian Pasar

    Pengertian-Elastisitas-Permintaan-dan-Penawaran

    Pasar merupakan tempat untuk melakukan transaksi dan akad jual beli antara pihak penjual dan pembeli. Di pasar juga terjadi tawar menawar dan tersedia pula berbagai jenis usaha selain produk atau barang yang dijual. Dengan begitu pembeli bisa menggunakan jasa sesuai kesepakatan dengan pemiliknya.

    Ada beberapa pengertian pasar berdasarkan para ahli ekonomi, diantaranya adalah:

    Kotler

    Menurut Kotler, pasar merupakan tempat yang terdiri dari pelanggan potensial yang sedang mencari kebutuhan. Pelanggan ini juga punya keinginan yang sama dan melakukan pertukaran yang memuaskan keinginan atau kebutuhannya tersebut.

    Kuntowijoyo

    Cendekiawan termahsyur Indonesia, Kuntowijoyo, juga memberikan pengertian dari pasar. Menurut Kunto pasar tak hanya sekedar tempat untuk melakukan jual beli, melainkan tempat yang memiliki mekanisme untuk menata kepentingan pembeli dan penjual.

    Ehrenberg

    Bagi Ehrenberg, pasar adalah tempat bertemunya pembeli atau penjual, dengan barang atau jasa yang juga mereka pertukarkan. Dalam pertukaran yang mereka lakukan, muncul harga atas barang atau jasa yang akhirnya dipilih untuk dipertukarkan.

    William J. Stanton

    Berdasarkan pemahaman Stanton, pasar merupakan tempat sekumpulan orang melakukan kepentingan yang sama, yakni jual beli dengan uang sebagai media belanjannya. Tak hanya itu, menurut Stanton, pasar adalah tempat dimana orang-orang memiliki keinginan untuk membelanjakan uang.

    Fungsi dan Manfaat dari Pasar

    Fungsi-dan-Manfaat-dari-Pasar

    Sebelum membahas jenis jenis pasar, ada baiknya mengetahui fungsi dari pasar terlebih dahulu. Pasar punya peran yang penting dalam aktifitas perekonomian suatu negara, diantaranya adalah:

    1. Mempertahankan dan Mempersiapkan Kebutuhan

    Di pasar ada berbagai kebutuhan yang bisa di dapatkan, baik barang atau jasa. Dengan begitu pasar bisa menjadi tempat untuk mempertahankan sekaligus mempersiapkan kebutuhan. Ada berbagai macam kebutuhan pangan, sandang, dan lainnya yang bisa didapatkan di pasar.

    2. Pasar sebagai Tempat untuk Promosi

    Promosi punya arti untuk memperkenalkan hasil produksi yang sudah dibuat ke masyarakat sebagai konsumen. Jika promosi berjalan dengan baik, omzet penjualan yang produsen dapatkan akan menigkat secara pesat, apalagi jika ditunjang dengan kualitas dan harga yang bagus.

    3. Pasar untuk Membentuk Harga

    Fungsi pasar lainnya adalah mewujudkan kesepakatan harga antara pejual dengan pembeli. Tiap semua proses jual beli terjadi secara langsung, seringkali terdapat tawar menawar antara penjual dan pembeli hingga kedua belah pihak merasa puas. Penjual tetap mendapat keuntungan, sedang konsumen mendapat harga yang di mau.

    4. Pasar sebagai Tempat Distribusi

    Pasar juga punya fungsi dan peran sebagai tempat untuk melancarkan proses distribusi dari produsen ke konsumen. Produsen bisa langsung menyalurkan barangnya ke pembeli atau membawanya terlebih dahulu ke perantara untuk mempermudah proses penjualan.

    5. Pasar untuk Menyerap Sumber Daya Manusia

    Makin luas suatu pasar, maka makin besar pula sumber daya manusia yang terserap. Secara tak langsung, keberadaan pasar bisa membuka lapangan kerja untuk masyarakat dan mengurangi adanya pengangguran. Aktifitas jual beli yang dilakukan juga bisa menjadi penggerak ekonomi negara secara signifikan.

    Jenis Jenis Pasar yang ada di Indonesia

    Jenis jenis pasar yang ada di Indonesia punya banyak modelnya, berikut beberapa yang paling sering ditemui, antara lain:

    1. Jenis Pasar Berdasar Bentuk Kegiatannya

    Ada dua jenis pasar jika dilihat dari bentuk kegiatannya, yaitu pasar nyata dan pasar abstrak.

    • Pasar nyata, adalah jenis pasar yang menyediakan berbagai macam barang untuk di perjual belikan. Pasar nyata contohnya adalah pasar tradisional yang ada di desa, juga pasar swalayan atau minimarket.
    • Pasar abstrak, merupakan jenis pasar yang kecil kemungkinannya terjadi tawar menawar. Dalam pasar abstrak pembeli dan penjual tidak bertemu secara langsung, melainkan lewat aplikasi atau platform tertentu.

    2. Jenis Pasar Berdasarkan Model Transaksi

    Serupa dengan jenis pasar berdasarkan bentuk kegiatannya, pasar berdasarkan model transaksi terbagi dalam dua bagian, yakni:

    • Pasar Tradisional

    Merupakan jenis pasar yang sifatnya tradisional, dimana penjual dan pembeli bertemu langsung. Barang yang diperjual belikan biasanya berupa bahan pokok sehari-hari, ciri-cirinya adalah tersedianya sistem tawar menawar, barang yang dijual beragam, serta dikelola oleh pemerintah setempat.

    • Pasar Modern

    Jenis jenis pasar selanjutnya adalah pasar modern, pasar ini biasanya menggunakan sistem yang lebih terkini, yakni harga yang pas dan punya layanan sendiri. Pasar modern biasanya tak mempertemukan pembeli dan penjual secara langsung, contohnya swalayan yang dilayani oleh pramuniaga.

    3. Jenis Pasar Menurut Jenis Barang

    Pasar dibagi menjadi dua jenis berdasarkan macam-macam barang yang dijual, diantaranya adalah:

    • Pasar Barang Konsumsi

    Pasar ini menjual ataupun membeli berbagai macam jenis barang untuk di konsumsi sehari-hari. Produk yang dijual bervariasi, mulai dari sayuran, daging, hingga buah. Beberapa jenis pasar kadang hanya menjual satu jenis barang saja, misalnya pasar ikan atau pasar sapi.

    • Pasar Sumber Daya Produksi

    Pasar jenis sumber daya produksi merupakan pasar yang menjual atau membeli produk hasil produksi, khususnya dari perusahaan. Ada berbagai barang yang dijua oleh pasar ini, mulai dari tenaga kerja, mesin, hingga alat alat berat untuk membantu proses produksi.

    Jenis Pasar menurut Waktunya

    Ada 4 jenis pasar yang dibagi berdasarkan waktunya, yakni pasar harian, mingguan, bulanan dan juga temporer.

    • Pasar Harian

    Merupakan jenis pasar yang menjual kebutuhan pokok dan berlangsung setiap hari. Pasar ini seringnya ditemui buka setiap hari dan penjual maupun pembeli bisa bertemu untuk melakukan transaksi secara langsung.

    • Pasar Mingguan

    Berbeda dengan pasar harian, pasar mingguan hanya buka sekali tiap minggunya. Pasar ini sering ditemui di pedesaan untuk menjual berbagai macam hewan ternak. Pasar mingguan biasanya memiliki hari buka yang sudah ditentukan berdasarkan aturan lokal.

    • Pasar Bulanan

    Jenis jenis pasar berikutnya adalah pasar bulanan yang hanya buka satu bulan sekali. Pasar bulanan hanya ada di daerah tertantu saja, di pasar tersebut pembeli membeli barang-barang tentu dan biasanya akan dijual kembali.

    • Pasar Temporer

    Sesuai dengan namanya, pasar temporer merupakan pasar yang hanya buka di waktu tertentu saja. Waktu bukannya tidak bisa diprediksi, kadang hanya buka untuk perayaan tertentu saja, misalnya pasar bazar dengan tema khusus.

    Masih banyak jenis pasar yang bisa ditemukan di Indonesia, misalnya pasar yang dibagi berdasarkan luas wilayahnya hingga pasar berdasarkan jenis dagangannya. Masing-masing pasar punya kelebihannya sendiri dibandingkan dengan pasar yang lain.

    Penjelasan mengenai jenis-jenis pasar akan membantu mempermudah mempelajari ilmu ekonomi dan penerapannya. Dengan tahu jenis pasar yang ada di Indonesia, penelitian dan analisis ekonomi bisa dilakukan lebih mudah.

    Baca Juga:

  • Elastisitas Permintaan dan Penawaran: Jenis dan Faktornya

    Elastisitas Permintaan dan Penawaran: Jenis dan Faktornya

    Dalam dinamika praktik ekonomi, dikenal istilah elastisitas permintaan dan penawaran. Keduanya punya keterkaitan satu sama lain dan mempengaruhi aktifitas ekonomi. Menurut ilmu ekonomi, elastisitas merupakan derajat kepekaan pada suatu gejala ekonomi terhadap perubahan ekonomi lain.

    Supaya pemahaman elastisitas penawaran maupun permintaan dapat dipahami dengan baik, berikut adalah penjelasan lengkapnya. Penjelasan tersebut diikuti dengan faktor yang mempengaruhi elastisitas sekaligus jenis-jenisnya.

    Pengertian Elastisitas Permintaan dan Penawaran

    Pengertian-Elastisitas-Permintaan-dan-Penawaran

    Sebelum tahu mengenai pengertian elastisitas penawaran ataupun permintaan, ada baiknya tahu lebih terlebih dahulu arti dari permintaan dan penawaran.

    1. Pengertian Permintaan

    Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang diinginkan oleh konsumen dengan rentang harga tertentu. Terdapat hukum permintaan, yakni jika harga barang atau jasa rendah, maka jumlah permintaan terhadap barang atau jasa tersebut cenderung meningkat.

    Sebaliknya, jika harga barang atau jasa tersebut meningkat, maka jumlah permintaannya cenderung turun. Hukum ini berlaku untuk barang produksi pabrik ataupun barang yang bersumber dari alam tanpa campur tangan manusia.

    2. Pengertian Penawaran

    Pengertian dari penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang ditawarkan oleh produsen dengan rentang harga tertentu. Sama dengan permintaan, penawaran juga memiliki hukum yang berlaku secara universal.

    Hukum tersebut berbunyi, jika ada kenaikan harga suatu barang atau jasa, maka akan ada pula peningkatan kegiatan penawaran terhadap barang atau jasa tersebut. Tapi jika ada penurunan harga pada barang atau jasa tersebut, maka kecenderungan penawarannya juga akan berkurang.

    3. Pengertian Elastisitas Permintaan

    Setelah mengetahui makna dari permintaan dan penawaran,selanjutnya adalah pengertian elastisitas permintaan. Elastisitas permintaan adalah pengaruh naik turunnya harga terhadap besar atau kecilnya barang yang diminta oleh konsumen atau pasar.

    Selain pengertian tersebut, elastisitas permintaan juga bisa berarti tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang diminta oleh konsumen terhadap perubahan harga barang tersebut. Jadi elastisitas dalam permintaan fokus membahas tingkat kepekaan kuantitas barang yang diminta sebab naik turun harga.

    4. Pengertian Elastisitas Penawaran

    Pengertian elastisitas penawaran adalah pengaruh perubahan harga barang maupun jasa terhadap kuantitas barang yang ditawarkan. Bisa juga berarti tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen terhadap perubahan harga.

    Berbeda dengan elastisitas permintaan, elastisitas penawaran akan membahas dan menunjukkan tingkat kepekaan jumlah barang yang ditawarkan. Barang yang ditawarkan tersebut punya tingkat kepekaan yang naik turun karena perubahan harga,

    Jenis Jenis Elastisitas Permintaan dan Penawaran

    Jenis-Jenis-Elastisitas-Permintaan-dan-Penawaran

    Baik elastisitas permintaan dan penawaran, keduanya memiliki jenis-jenisnya sendiri. Berikut adalah rincian lengkap dari jenis elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran.

    1. Jenis Elastistitas Permintaan

    Dalam elastisitas permintaan, ada lima jenis koefisien, diantaranya adalah:

    • Elastis

    Merupakan persentase perubahan ketika jumlah barang yang diminta lebih besar dibandingkan dengan persentase perubahan harga. Elastis bisa terjai jika nilai koefisiennya lebih dari satu dan sering kali terdapat dalam barang yang tingkat subtitusinya banyak.

    • Elastis Uniter

    Berikutnya adalah elastis uniter, yakni persentase jumlah barang yang diminta sama dengan persentase perubahan harganya. Dalam artian lain, jumlah nilai koefisiennya sama dengan satu. Bisanya sering ditemukan dalam sebagian alat elektronik.

    • Inelastis

    Berbeda dengan dua jenis sebelumnya, inelastic berupa jumlah presentase jika perubahan jumlah barang yang diminta lebih kecil dibandingkan perubahan harganya. Inelastis bisa terjadi jika nilai koefisiennya kurang dari satu dan sering terjadi pada barang yang tidak memiliki subtitusi.

    • Inelastis Sempurna

    Pengertian dari inelastis sempurna adalah berapa pun perubahan harga terjadi pada suatu barang atau jasa, perubahan harga tersebut tak akan berpengaruh pada jumlah barang yang diminta oleh konsumen, kasusnya terjadi pada harga beras.

    • Elastis Sempurna

    Jenis elastisitas permintaan yang terakhir adalah elastis sempurna, arti dari istilah ini adalah suatu keadaan ketika harga tidak berubah, namun jumlah barang yang diminta mengalami perubahan. Contohnya terlihat pada harga garam atau harga BBM.

    2. Jenis Elastisitas Penawaran

    Tidak jauh berbeda dengan elastisitas permintaan, elastisitas penawaran juga memiliki lima jenis koefisien, diantaranya adalah:

    • Elastis

    Merupakan persentase perubahan jumlah barang atau jasa yang ditawarkan ternyata lebih besar dibandingkan dengan presentase perubahan harganya. Nilai koefisien dari elastis adalah lebih dari satu.

    • Elastis Uniter

    Elastis uniter bisa terjadi jika presentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan kepada konsumen sama dengan presentase perubahan harganya. Untuk nilai koefisien elastis uniter adalah sama dengan satu.

    • Elastis Sempurna

    Jenis elastisitas penawaran selanjutnya adalah elastis sempurna, makna dari istilah ini adalah suatu kondisi ketika harga tidak mengalami perubahan yang signifikan. Sedangkan jumlah barang atau jasa yang ditawarkan berubah kuantitasnya.

    • Inelastis

    Koefisien lainnya dari elastisitas penawaran adalah inelastis. Inelastis bisa terjadi jika persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan lebih kecil dibandingkan presentasi pergantian atau naik turunnya harganya. Nilai koefisien dari inelastic adalah kurang dari satu.

    • Inelastis Sempurna

    Inelastis sempurna bisa terjadi ketika harga berubah di pasar, tapi tetap tidak mampu mengubah jumlah barang yang ditawarkan. Ini tentunya menyebabkan konsumen tak bisa mendapatkan barang yang diinginkan.

    Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan dan Penawaran

    Dalam elastisitas permintaan dan penawaran terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi, diantaranya adalah:

    1. Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan

    Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kondisi elastisitas permintaan, beberapa faktornya antara lain:

    • Ketersediaan barang substitusi, semakin banyak dan semakin baik suatu barang substitusi, maka elastisitas permintaannya seringkali makin besar.
    • Jumlah penggunaan barang atau jasa, jika jumlah pemakaiannya semakin besar, maka makin tinggi pula elastisitas permintaannya.
    • Pengeluaran atas barang dan jasa, apabila semakin besar persentasi pendapatan yang dipakai untuk mengeluarkan barang atau jasa tersebut, maka elastisitas permintaannya juga semakin besar.
    • Faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan berikutnya adalah intensitas kebutuhan. Apabila kebutuhan suatu barang atau jasa terus meningkat, maka kenaikan harga akan berpengaruh kecil terhadap permintaan.
    • Masa penyesuaian, semakin lama periode yang diperlukan untuk menyesuaikan kuantitas suatu produk, maka permintaannya cenderung makin elastis. Ini bisa terjadi karena konsumen butuh waktu untuk mempelajari pergerakan harga baru.

    2. Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran

    Serupa dengan elastisitas permintaan, elastisitas penawaran juga memiliki faktor pembentuknya sendiri, antara lain:

    • Jumlah persediaan, apalagi produsen menyimpan persediaan barang dalam jumlah besar, maka kurva penawara akan lebih elastis karena produsen bisa langsung memasok ke pasar sesuai permintaan konsumen.
    • Mobilitas faktor produksi, apabil faktor produksi punya mobilitas tinggi, maka produsen bisa menyesuaikan kapasitas produksinya. Dengan begitu penawaran barang atau jasa yang terjdi akan lebih elastis.
    • Faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran selanjutnya adalah jangka waktu produksi. Penawaran barang hasil industry akan berbeda dengan hasil pertanian, sebab jangka waktu pembuatannya juga berbeda.
    • Daya tahan penyimpanan, produk yang daya tahannya lebih singkat biasanya bersifat inelastic. Sedangkan produk yang daya tahannya lama cenderung lebih elastis dalam penawarannya.

    Dengan mengetahui pengertian dan jenis elastisitas permintaan dan penawaran, maka proses dan dinamika ekonomi lebih mudah untuk di pahami dan di pelajari.

    Baca Juga: 

  • Apa itu Sosialisasi? Pengertian, Syarat, Tujuan dan Tahapannya

    Apa itu Sosialisasi? Pengertian, Syarat, Tujuan dan Tahapannya

    Sejatinya manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain bahkan sejak lahir. Manusia perlu bersosialisasi supaya bisa beradaptasi dan berbaur dengan lingkungan tempat tinggalnya. Lalu sebenarnya apa itu sosialisasi?

    Dalam sosiologi, sosialisasi menjadi salah satu proses belajar yang diperlukan untuk memahami nilai dan norma di masyarakat. Dengan bersosialisasi, seorang individu dapat menentukan cara berperilaku yang sesuai.

    Pengertian Tentang Apa itu Sosialisasi

    Sekilas-Tentang-Apa-itu-Sosialisasi

    Secara umum, sosialisasi adalah proses interaksi dan belajar yang dilakukan setiap individu sepanjang hidupnya. Proses ini akan membantu manusia dalam mengenali lingkungan tempat ia hidup, baik lingkungan fisik maupun sosial.

    Kemudian apa itu sosialisasi dalam sosiologi? Jika dilihat dari sisi ilmu sosiologi, sosialisasi merupakan proses belajar-mengajar untuk memahami cara berperilaku di masyarakat. Sehingga dalam prosesnya, manusia akan menyesuaikan diri dengan peran status sosialnya masing-masing.

    Berkat adanya proses sosialisasi, individu dapat menjalan hak dan kewajiban sesuai kedudukannya. Selain itu sosialisasi juga dapat dijadikan proses untuk menanamkan nilai, kebiasaan dan aturan yang mengatur cara bertingkah laku.

    Syarat dan Tujuan Sosialisasi

    Syarat-dan-Tujuan-Sosialisasi

    Pada dasarnya sosialisasi dapat membuat masyarakat jadi mampu berpartisipasi untuk mewujudkan kepentingan bersama. Namun dalam prosesnya, sosialisasi baru bisa terjadi apabila memenuhi beberapa syarat berikut:

    • Hal yang disosialisasikan merupakan informasi tentang nilai, norma, dan peran.
    • Melibatkan proses belajar.
    • Disosialisasikan oleh pihak individu, kelompok, institusi, atau media massa.

    Setelah proses sosialisasi sudah berhasil terjadi, maka masyarakat dapat mencapai tujuan-tujuan tertentu. Berikut adalah beberapa tujuan yang dapat diwujudkan jika kita melakukan sosialisasi:

    • Mendapatkan hak hidup dengan baik.
    • Menyesuaikan tingkah laku dengan budaya.
    • Mampu menyadari dan memahami peran masing-masing.
    • Menjadi anggota masyarakat yang menjunjung tinggi nilai dan norma.
    • Terwujudnya keutuhan masyarakat.

    Fungsi Sosialisasi

    Apa itu sosialisasi? Secara luas, sosialisasi merupakan proses yang berfungsi untuk membantu individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Selain itu, sosialisasi juga memiliki fungsi lain yang dapat dilihat dari sudut pandangnya.

    1. Sudut Pandang Individu

    Sosialisasi memiliki fungsi sebagai sarana bagi individu untuk mengenal dan menyesuaikan diri terhadap nilai-nilai, norma, serta struktur sosial. Setelah itu barulah individu akan diterima di masyarakat karena mampu menjadi anggota yang baik.

    2. Sudut Pandang Kepentingan Masyarakat

    Selanjutnya, sosialisasi juga berfungsi sebagai media pelestarian, penyebarluasan, dan pewarisan nilai-nilai sosial. Sehingga nantinya nilai dan norma yang berkembang dapat diwariskan dari generasi ke generasi sebagai karakteristik suatu kelompok.

    Bentuk-bentuk Sosialisasi

    Apabila dilihat dari bentuk-bentuknya, sosialisasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu sosialisasi primer dan sekunder. Keduanya sama-sama memiliki tujuan sama namun dalam prosesnya melibatkan pihak yang berbeda.

    1. Sosialisasi Primer

    Apa itu sosialisasi primer? Bentuk sosialisasi ini merupakan proses pertama dan utama yang akan memengaruhi kehidupan manusia di masa mendatang. Seorang individu melakukan proses sosialisasi pertama kali dalam lingkungan keluarga saat masih anak-anak.

    Proses sosialisasi primer dilakukan untuk mempersiapkan anak memasuki kehidupan di masyarakat. Awalnya anak akan dikenalkan dengan lingkungan terdekatnya terlebih dahulu dan diajari untuk memahami bahasa.

    2. Sosialisasi Sekunder

    Lantas apa itu sosialisasi sekunder? Pada bentuk sosialisasi ini, individu sudah mulai mengerti tentang identitas dirinya di lingkungan masyarakat. Ia akan bersosialisasi di dunia luar dengan masuk sekolah dan bermain bersama teman-teman sebaya.

    Agen Sosialisasi

    Jika mengacu pada pengertian apa itu sosialisasi, proses ini baru bisa terjadi ketika ada pihak yang menjadi perantara. Pihak-pihak tersebut dikenal sebagai agen sosialisasi yang terdiri dari orang-orang di sekitar individu.

    1. Keluarga

    Agen sosialisasi yang paling dibutuhkan oleh setiap individu adalah keluarga. Pasalnya proses interaksi pertama kali terjadi dalam keluarga yang melibatkan, ayah, ibu, dan saudara. Setelah lahir, manusia akan dikenalkan dengan dunia sekitarnya pertama kali oleh keluarga.

    Banyak proses belajar yang diajarkan kepada anak saat mereka masih dalam pengawasan penuh keluarga. Mulai dari cara berbicara, penggunaan bahasa, hingga penanaman nilai dan norma sosial. Sehingga nantinya seorang anak dapat beradaptasi di dunia luar.

    2. Teman

    Setelah berhasil menjalankan sosialisasi di lingkup keluarga, seorang individu akan mulai bergaul dan memiliki teman. Interaksi individu dengan teman sebayanya merupakan salah satu bentuk sosialisasi untuk mempelajari nilai dan norma baru.

    3. Sekolah

    Sekolah merupakan lembaga terbesar untuk seorang individu melakukan sosialisasi. Bahkan sekolah menjadi lingkungan yang mendukung untuk belajar dan melatih keterampilan. Interaksi yang terjadi di sekolah juga dapat memberikan dampak yang besar bagi kehidupan individu.

    4. Media Massa

    Melalui media massa kita bisa mendapatkan informas-informasi terbaru tentang perubahan sosial. Banyaknya informasi yang didapatkan mampu memengaruhi sudut pandang dan cara bersosialisasi dalam masyarakat.

    Tahapan Sosialisasi

    Untuk memahami apa itu sosialisasi, ada beberapa tahapan yang perlu dipelajari. Setidaknya ada empat tahapan dan sosialisasi yang akan dialami oleh setiap individu dalam proses menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

    1. Preparatory Stage

    Preparatory stage merupakan tahap persiapan yang memungkin individu untuk belajar mengenali lingkungan tempatnya tinggal. Dalam tahap ini agen yang berperan besar adalah keluarga. Biasanya proses sosialisasi dimulai ketika anak memasuki usia batita.

    Pada tahap persiapan, orang tua memperkenalkan bahasa sehari-hari sambil mengajarkan cara berkomunikasi yang baik. Maka biasanya di tahap ini anak akan menirukan perkataan anggota keluarga tanpa tahu apa maknanya.

    2. Play Stage

    Memasuki tahap play stage, seorang anak mulai mempelajari tentang peran dan statusnya. Ia akan meniru peran orang disekitar yang sering berinteraksi dengannya. Bahkan ia juga sudah bisa memahami tindakan apa yang diharapkan oleh orang lain.

    Saat berada dalam tahap play stage, seorang anak tertarik untuk meniru perilaku dan kebiasaan orang-orang di rumahnya. Sementara, ketika berada di luar, ia juga memiliki keinginan untuk melakukan perbuatan yang sama dengan teman-temannya.

    3. Game Stage

    Selanjutnya anak yang masuk dalam game stage sudah siap untuk melakukan suatu tindakan. Kemampuan interaksi seorang anak semakin meningkat dan mulai mahir dalam menjalankan perannya sebagai anggota dari masyarakat.

    Anak sudah sadar dengan nilai dan norma yang harus ia tanamkan dalam dirinya. Kesadaran tersebut mampu membatasi anak dalam berperilaku. Contohnya seperti saat di sekolah, anak paham bahwa ada tata tertib yang harus dipatuhi.

    4. Generalized Other

    Generalized other merupakan tahapan terakhir dari sosialisasi yang terjadi saat manusia memasuki usia dewasa. Pada tahap ini, interaksi yang terjadi sudah semakin meningkat dan membuat individu mampu memahami hak serta kewajibannya sebagai anggota masyarakat.

    Selain itu, pada tahap generalized other, individu yang sudah dewasa juga memiliki sikap tenggang rasa dan toleransi terhadap sesama. Sehingga akhirnya, setiap individu yang berhasil melewati tahapan ini dapat menjadi anggota masyarakat seutuhnya.

    Jadi kesimpulannya, apa itu sosialisasi? Pada dasarnya sosialisasi merupakan proses belajar yang akan dilewati oleh setiap individu untuk mengenal diri dan lingkungannya. Melalui proses ini kita bisa memahami nilai dan norma di masyarakat untuk menentukan perilaku sehari-hari.

    Baca Juga: