Author: Putri Larasati

  • Sejarah dan Keutamaan Malam Nuzulul Quran

    Sejarah dan Keutamaan Malam Nuzulul Quran

    Balitteknologikaret.co.id – Malam Nuzulul Quran jatuh pada tanggal 7 April 2023. Malam ini diperingati di hari ke 17 Ramadhan. Bagaimana sejarah dan keutamaan malam Nuzulul Quran? Malam Nuzulul Quran adalah peristiwa diturunkannya Al-Quran ke bumi.

    Peringatan Nuzurul Quran ini merujuk kepada peristiwa ketika Rasulullah SAW menerima wahyu pertama kali di Gua Hira, yakni Al-Quran surat Al-Alaq ayat 1 hingga ayat 5. Arti dari surat Al-Alaq yakni:

    “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

    Malam Nuzulul Quran ini penuh dengan Rahmat dan keberkahan juga pahala yang akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, malam ini banyak dinantikan oleh umat muslim untuk mengerjakan amalan ibadah.

    Malam Nuzulul Quran di tahun 2023 jatuh pada tanggal 7 April 2023. Sedangkan, Nuzulul Quran jatuh di Sabtu, 8 April 2023.

    Untuk mengetahui bagaimana sejarah dan keutamaan Nuzulul Quran, bisa menyimak penjelasannya di bawah ini.

    Sejarah Malam Nuzulul Quran

    ilustrasi kitab suci alquran

    Dilansir dari situs NU Online, peristiwa Nuzulul Quran adalah proses diturunkannya Al-Quran untuk menyempurnakan ajaran Islam, dan sebagai bentuk petunjuk untuk umat manusia. Surat yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah SAW adalah surat Al-Alaq ayat 1 hingga ayat 5.

    Ayat tersebut turun di saat Rasulullah SAW tengah di Gua Hira di tahun 610 Masehi. Ada dua fase proses turunnya Al-Quran. Fase pertama yakni Al-Quran diturunkan dari Lauh Mahfuz ke langit dunia di dalam kitab yang utuh.

    Di tahap tersebut, Al-Quran turun di malam Lailatul Qadar. Ibnu Abbas berkata,

    “Al-Quran itu diturunkan pada lailatul qadar secara sekaligus, kemudian diturunkan lagi berdasarkan masa turunnya sebagian demi sebagian secara berangsur pada beberapa bulan dan hari.”

    Fase kedua yakni Al-Quran diturunkan secara berangsur lewat Malaikat Jibril lalu ke Rasulullah SAW. Peristiwa ini diperingati di malam 17 Ramadhan di mana ditandai dengan wahyu pertama yakni turunnya surat Al-Alaq.

    Rasullullah SAW masih belum dapat membaca ketika wahyu pertama turun. Dan saat Malaikat Jibril mengucapkan firman Allah SWT dan menyerukan Nabi Muhammad SAQW untuk membacanya, Rasulullah SAW tak dapat mengikutinya.

    Hal tersebut membuat kegelisahan dirasakan oleh Rasulullah SAW saat kembali pulang. Bahkan Rasulullah SAW menjadi demam dan menggigil. Saat tiba di rumah, Rasulullah SAW meminta Khadijah untuk menyelimutinya dan menemaninya hingga tenang.

    Proses waktu diturunkannya Al-Quran dari Malaikat Jibril ke Rasulullah SAW yakni kurang lebih 23 tahun. Proses turunnya ayat per ayat Al-Quran menyesuaikan dengan keagamaan, problematika sosial, krisis moral, kisah para Nabi terdahulu, hingga sesuai dengan kondisi di masa itu.

    Ayat terakhir di Al-Quran turun usai waktu ashar di hari Jumat tepatnya di Padang Arafah di saat musim haji terakhir atau wada. Ayat terakhir yang diturunkan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW adalah surat Al-Maidah ayat 3.

    Di saat ayat tersebut turun, Rasulullah SAW tengah berada di atas unta yang membuatnya sedikit kesulitan untuk menangkap isi dan makna yang terkandung di dalam ayat 3 surat Al-Maidah. Rasulullah SAW pun memutuskan untuk turun dari unta dan bersandar kepada Binatang itu.

    Malaikat Jibril pun lalu membacakan firman Allah SWT tersebut. Berikut arti surat Al-Maidah ayat 3:

    “…Pada hari ini telah aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu…”

    Usai ayat tersebut turun, Rasulullah SAW pun pergi dari Mekkah ke Madinah untuk mengumpulkan para sahabat dan menyampaikan kabar gembira. Para sahabat pun bergembira setelah mendengar kabar tersebut, mereka pun seraya berkata, ‘Agama kita telah sempurna. Agama kita telah sempurna.’

    Apa Saja Keutamaan di Malam Nuzulul Quran?

    Malam ini adalah malam yang sangat penting untuk umat muslim sebab mempunyai banyak keutamaan di dalamnya. Oleh karena itu, banyak umat muslim yang menantikan malam. Di bawah ini adalah beberapa keutamaan Malam Nuzulul Quran.

    ilustrasi alquran

    1. Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan

    Hal tersebut sebagaimana firman Allah SWT di dalam surat Al-Qadr ayat 3 yang berbunyi:

    Arab-Latin:

    Lailatul-qadri khairum min alfi syahr

    Artinya: Malam kemulian itu lebih baik daripada seribu bulan.

    Adapun maksudnya adalah amalan ibadah yang dilakukan umat muslim selama satu malam di malam ini, lebih baik dari amalan yang dikerjakan selama seribu bulan.

    2. Dosa Diampuni Bagi yang Menghidupkan Malam Nuzulul Quran

    Sebagaimana seusai dengan hadist Riwayat Bukhari yang berbunyi:

    Artinya: “Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”

    3. Malam Dipenuh Keberkahan

    Sebagaimana firman Allah SWT di dalam surat Ad-Dukhan ayat 3:

    Artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.”

    4. Malaikat Turun ke Bumi

    Sebagaimana firman Allah SWT di dalam surat Al-Qadar ayat 4:

    Artinya: “Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.”

    5. Takdir Tahunan Dicatat

    Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam ayat 4 dalam surat Al-Dukhan ayat 4:

    Artinya: “Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.”

    Urusan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah hidup, rezeki, mati, untung, dan lain sebagaimana. Oleh karena itu, tak hanya mendapatkan keberkahan sepanjang tahun, namun orang yang menghidupkan malam Nuzulul Quran akan mendapatkan takdir yang baik.

    Demikian penjelasan mengenai sejarah dan keutamaan malam Nuzulul Quran. Mari semangat menghidupkan malam dan Nuzulul Quran. Semoga informasi ini dapat membantu.

    Baca Juga:

  • Kapan Puasa Syawal Dilakukan? Niat dan Keutamaannya

    Kapan Puasa Syawal Dilakukan? Niat dan Keutamaannya

    Balitteknologikaret.co.id – Setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri, umat Islam bisa melaksanakan puasa Syawal. Puasa Syawal ini dikerjakan di bulan Syawal atau bulan kesepuluh kalender Hijriyah. Lantas kapan puasa Syawal dilakukan?

    Perayaan Idul Fitri menjadi awal dari bulan Syawal. Ada ibadah yang bisa dikerjakan umat muslim di bulan Syawal, salah satunya adalah puasa Syawal. Dilansir dari laman resmi NU Online, ideal dalam pelaksanaan puasa Syawal bisa dilakukan dari tanggal 2 hingga 7 di bulan Syawal.

    Puasa Syawal dianjurkan untuk dilakukan secara berturut-turut. Namun, bagaimana jika menjalankan ibadah puasa lewat dari tanggal yang ditentukan, tapi masih di bulan Syawal? Untuk yang berpuasa di hari lain tapi masih di bulan Syawal, tetap akan mendapatkan keutamaan dari puasa Syawal.

    Hal tersebut memungkinkan umat muslim untuk dapat melakukan puasa di setiap hari Senin dan Kamis. Di mana, hari tersebut sama seperti berpuasa sunnah yang dilakukan setiap bulannya.

    Di bawah ini akan dijelaskan secara rinci kapan puasa Syawal dilakukan untuk umat muslim yang merujuk putusan Muhammadiyah dan pemerintah.

    Kapan Puasa Syawal Dilakukan Untuk Putusan Muhammadiyah dan Pemerintah

    ilustrasi berdoa muslim

    Terkait pelaksanaan puasa Syawal secara rinci, jika berdasarkan putusan Muhammadiyah yang telah menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriyah pada tanggal 21 April 2023. Maka, puasa Syawal dapat dilakukan sejak tanggal 22 April 2023.

    Sementara, jika merujuk kepada putusan pemerintah yang telah menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriyah pada Sabtu, 22 April 2023. Maka, puasa Syawal dapat dilaksanakan pada hari Minggu, 23 April 2023.

    Bagi yang ingin melaksanakan puasa Syawal, bisa menyimak niat dan keutamaan puasa Syawal di bawah ini.

    Niat Puasa Sunnah Syawal 1444 Hijriah

    Untuk melaksanakan puasa Syawal, umat muslim dapat membaca niat puasa Syawal di malam hari sebelum melakukan puasa. Dan juga bisa dilakukan di hari saat berpuasa. Seperti apa bacaan niat puasa Syawal? Simak penjelasannya di bawah ini.

    Niat Puasa Syawal di Malam Hari

    Arab latin:

    Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta’âlâ

    Artinya: Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah Taala.

    Niat Puasa Syawal di Siang Hari

    Arab latin:

    Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta’âlâ

    Artinya: Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah Taala.

    Keutamaan Puasa Syawal

    doa puasa hari ke 25

    Berpuasa di bulan Syawal tepatnya selama enam hari di bulan ini memiliki keutamaan yang sayang untuk dilewatkan. Rasulullah SAW telah menjelaskan terkait puasa enam hari di bulan Syawal setelah pelaksanaan puasa Ramadhan, akan mendapatkan pahala yang sama dengan berpuasa selama setahun.

    Hal tersebut tercantum dalam hadist yang diriwayatkan Muslim yang berbunyi:

    “Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.”

    Dikutip dari penjelasan Ustadz Abdul Somad atau UAS, substansi atau makna dari puasa Syawal sendiri ini bertujuan untuk menjaga, melestarikan nilai-nilai Ramadhan. Pasalnya, kata UAS, puasa ini bisa membuat umat muslim menahan diri selepas dari bulan Ramadhan.

    Seperti contoh yang ada, banyak sekali umat muslim yang seperti lepas dari kandang usai selesai melaksanakan bulan Ramadhan.

    Umat muslim bisa mulai mengerjakan puasa Syawal dimulai pada 24 April hingga 27 April 2023. Namun, jika tak bisa memulai dari tanggal 24 April 2023, umat muslim bisa memulainya di tanggal 26 April 2023.

    Demikian penjelasan mengenai kapan puasa Syawal dilakukan, beserta niat dan keutamaan puasa Syawal. Usai membaca penjelasan di atas, diharapkan bisa menjalankan ibadah sunnah puasa Syawal. Semoga informasi di atas bisa membantu, ya.

    Baca Juga:

  • Doa Malam Nuzulul Quran: Arab Latin dan Artinya

    Doa Malam Nuzulul Quran: Arab Latin dan Artinya

    Balitteknologikaret.co.id – Amalkan bacaan doa malam Nuzulul Quran untuk menyambut Nuzulul Quran yang jatuh di malam ke-17 bulan Ramadhan. Di tahun 2023, Nuzulul Quran diperingati pada Sabtu, 8 April 2023.

    Malam menjelang hari mulia tersebut, terdapat doa Nuzulul Quran yang dianjurkan untuk dibaca oleh umat muslim. Membaca doa Nuzulul Quran adalah salah satu cara yang bisa dilakukan umat muslim, untuk menghidupkan malam Nuzulul Quran.

    Malam Nuzulul Quran adalah peristiwa penting yakni diturunkannya Al-Quran oleh Nabi Muhammad SAW. Peringatan ini mengacu kepada peristiwa saat Rasulullah SAW menerima wahyu pertamanya di Gua Hira, yakni Al-Quran pada surah Al-Alaq ayat 1 hingga 5.

    Peringatan ini menjadi momen umat muslim untuk memperbanyak melakukan amalan ibadah. Pasalnya, di malam Nuzulul Quran ini adalah salah satu malam yang penuh dengan Rahmat juga keberkahan dan pahala yang berlipatganda.

    Peringatan Nuzulul Quran biasanya diisi dengan kegiatan yang positif dan penuh keberkahan. Di antaranya adalah khataman Al-Quran, menyantuni anak-anak yatim, dan melakukan kegiatan keagamaan lainnya.

    Tentunya kegiatan apa pun yang dilakukan untuk memperingati Nuzulul Quran ini tak terlepas dari doa. Simak bacaan doa malam Nuzulul Quran yang dapat diamalkan lengkap dengan arab latin dan artinya.

    Kumpulan Doa Malam Nuzulul Quran: Arab Latin dan Artinya

    ilustrasi al quran

    Doa Malam Nuzulul Quran – Khatmil Quran

    Arab latin:

    Allhummarhamni bilquran. Waj’alhu lii imaman wa nuran wa hudan wa rohmah. Allhumma dzakkirni minhu maa nasiitu wa ‘allimnii minhu maa jahiltu warzuqnii tilawatahu aana-allaili wa’atrofannahaar waj’alhu li hujatan ya rabbal ‘alamin.

    Artinya:

    “Ya Allah, rahmatilah aku dengan Al-Quran. Jadikanlah ia sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku. Ya Allah, ingatkanlah aku atas apa yang terlupakan darinya. Ajarilah aku atas apa yang belum tahu darinya. Berikanlah aku kemampuan membacanya sepanjang malam dan ujung siang. Jadikanlah ia sebagai pembelaku, wahai tuhan semesta alam.”

    Doa Meminta Keselamatan dan Keberkahan pada Allah SWT

    Arab latin:

    Allaahumma innaa nas aluka salaamatan fid diin, wa ‘aafiyatan fil jasad, wa ziyadatan fil ‘ilmi, wabarokatan dir rizqi, wa taubatan qoblal maut, warohmatan indal maut, wa maghfirotan ba’dal maut. Allaahumma hawwin ‘alainaa fii sakarootil maut, wan najaata minan naar, wal ‘afwa indal hisaab.

    Artinya:

    “Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu keselamatan ketika beragama, kesehatan badan, limpahan ilmu, keberkahan rezeki, tobat sebelum datangnya maut, rahmat pada saat datangnya maut, dan ampunan setelah datangnya maut. Ya Allah, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, berikanlah kami keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat hisab.”

    Malam Nuzulul Quran Kapan dan Tanggal Berapa?

    ilustrasi quran

    Kapan memperingati malam Nuzulul Quran? Malam Nuzulul Quran biasa diperingati di malam ke 17 Ramadhan. Berdasarkan penetapan 1 Ramadhan oleh pemerintah, tahun 2023 ini malam Nuzulul Quran akan jatuh pada Jumat, 7 April 2023.

    Sedangkan, Nuzulul Qurannya jatuh di keesokan harinya yakni di Sabtu, 8 April 2023.

    Di malam Nuzulul Quran ini diperingati sebagai malam diturunkannya wahyu pertama kepada Rasulullah SAW, ketika sedang berada di Gua Hira. Wahyu ayat pertama yang turun di malam ini adalah surat Al-Alaq ayat 1 hingga ayat 5.

    Arti Surat Al-Alaq

    “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

    Ada dua fase proses turunnya Al-Quran. Fase pertama yakni Al-Quran diturunkan dari Lauh Mahfuz ke langit dunia di dalam kitab yang utuh. Fase kedua yakni Al-Quran diturunkan secara berangsur lewat Malaikat Jibril lalu ke Rasulullah SAW.

    Peristiwa turunnya Al-Quran ke bumi ini diperingati di malam 17 Ramadhan, yang ditandai dengan wahyu pertama surat Al-Alaq.

    Demikian adalah doa malam Nuzulul Quran yang bisa diamalkan. Semoga membantu ya.

    Baca Juga:

  • Doa Puasa Hari ke 23 Ramadhan 2023: Arab Latin dan Artinya

    Doa Puasa Hari ke 23 Ramadhan 2023: Arab Latin dan Artinya

    Balitteknologikaret.co.id – Terdapat doa puasa hari ke 23 Ramadhan yang dianjurkan dibaca oleh umat muslim. Bulan Ramadhan mempunyai keistimewaan yang tak dapat ditemui di bulan-bulan lainnya. Banyak amalan yang dapat dilakukan di bulan Ramadhan, terutama berdoa.

    Simak arab latin dan arti bacaan doa puasa hari ke 23 Ramadhan yang memiliki keutamaan. Doa ini mempunyai keutamaan yang sangat sayang untuk dilewatkan. Keistimewaan bulan Ramadhan ini membuat umat muslim berlomba-lomba dalam mengerjakan ibadah dan kebaikan.

    Sebab, keistimewaan tersebut tak dapat ditemui pada bulan-bulan lainnnya, di luar bulan Ramadhan. Oleh karena itu, umat muslim dianjurkan untuk memanfaatkan momen puasa Ramadhan ini untuk mengerjakan amalan ibadah sebanyak-banyaknya.

    Sebab, tak ada yang tahu apakah Allah SWT masih mengizinkan kita untuk bertemu di bulan puasa Ramadhan berikutnya atau tidak. Di bulan yang mulia ini, Allah SWT telah menjanjikan pahala yang berlipat ganda untuk hamba-Nya yang mengerjakan amalan ibadah.

    Doa umat muslim di bulan Ramadhan dipastikan tak akan tertolak oleh Allah SWT. Umat muslim dianjurkan untuk memanjatkan doa meminta ampunan dosa hingga hajat-hajat yang diinginkan.

    Selain berdoa, ada amalan ibadah lainnya yang bisa dikerjakan yakni berdzikir, beristigfar, bershalawat, bersedekah, membaca Al-Quran, dan lainnya.

    Mari amalkan doa puasa hari ke 23 Ramadhan supaya mendapatkan keutamaan mulia dari Allah SWT.  Berikut adalah arab latin dan arti bacaan doa puasa hari ke 23.

    Arab Latin dan Arti Doa Puasa Hari ke 23 Ramadhan

    berdoa di bulan puasa

    Doa puasa hari ke 23

    Arab latin:

    Allâhummaghsilnî fîhi minadzdzunûbi wa thahhirnî fîhi minal ‘uyûbi wamtahin qalbî bitaqwal qulûbi yâ muqîla ‘atsarâtil mudznibîna

    Artinya: :
    ”Ya Allah, sucikanlah aku dari dosa-dosa dan bersihkanlah diriku dari segala aib/ kejelekan.Tanamkanlah ketakwaan di dalam hatiku. Wahai Penghapus kesalahan orang-orang yang berdosa.”

    Doa puasa hari ke 22

    Arab latin:

    Allâhummaftah lî abwâba fadhlika wa anzil ‘alayya fîhi barakâtika wa waffiqnî fîhi limûjibâti mardhâtika wa askinnî fîhi buhbûhâti jannâtika yâ mujîba da’watil mudhtharrîn

    Artinya :

    ”Ya Allah bukakanlah lebar–lebar pintu karunia-Mu di bulan ini dan curahkan berkah-berkah-Mu Tempatkan aku di tempat yang membuat-Mu ridho padaku. Tempatkan aku di dalam Surga-Mu. Wahai Yang Maha menjawab doa orang yang dalam kesempitan.”

    Apa keutamaan doa puasa hari ke 23?

    Doa-Sholat-Taubat-(Arab-&-Terjemahan),-Tata-Cara-&-Keutamaan

    Di hari ke 23 puasa Ramadhan, kalian akan melintasi jembatan shirathal mustaqim bersama para Nabi, syuhada’ dan shiddiqin. Dan pahala kalian seperti memberi makan kepada setiap anak yatim dari ummatku dan seperti memberi pakaian kepada setiap yang telanjang dari ummatku.

    Allah SWT berfirman dalam surah Al-Qadr ayat 1 sampai 5, yang berbunyi:

    “Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”.

    Yang artinya adalah satu malam di bulan Ramadhan memiliki nilai yang melebih baiknya dari seribu bulan. Yang artinya adalah Ramadhan sebagai peluang untuk setiap muslim untuk memperbanyak melakukan amalan ibadah.

    Itulah arab latin dan arti bacaan doa hari ke 23 Ramadhan. Dengan keutamaan dan keistimewaan puasa hari ke 23, jangan lupa untuk membaca doanya ya. Semoga informasi di atas dapat membantu.

    Baca Juga:

  • Besaran Zakat Fitrah Beras yang Harus Dibayarkan Umat Muslim

    Besaran Zakat Fitrah Beras yang Harus Dibayarkan Umat Muslim

    Balitteknologikaret.co.id – Umat muslim kini tengah bersiap-siap untuk membayar zakat menjelang Hari Raya Idul Fitri. Dalam penyalurannya, terdapat takaran atau besaran zakat fitrah beras yang harus dibayarkan.

    Meski menjadi kewajiban bagi umat muslim di setiap bulan Ramadhan, namun masih banyak yang belum memahami besaran zakat fitrah beras yang harus dikeluarkan. Untuk itu Balitteknologikaret akan memberikan penjelasan mengenai hal tersebut dengan rinci.

    Namun sebelumnya, Balitteknologi akan menjelaskan mengenai apa arti zakat fitrah dan hukum dalam membayar zakat fitrah. Menunaikan zakat fitrah merupakan kewajiban untuk seluruh umat muslim di bulan Ramadhan. Terdapat takaran besaran zakat fitrah yang harus dikeluarkan oleh setiap muslim.

    Pengertian Zakat Fitrah Adalah

    Secara filosofi, zakat  fitrah yakni memberikan kesempatan dan kemampuan untuk orang-orang yang tak memiliki pasokan makanan.

    Dan orang-orang tersebut lah yang mendapatkan bantuan makanan agar dapat makan dengan nikmat. Hal tersebut menunjukkan bahwa Hari Raya Lebaran atau Idul Fitri merupakan hari bahagia dan sudah melewati masa berpuasa.

    ilustrasi bayar zakat fitrah

    Sementara dalam buku karya Khairuddin yang berjudul Zakat dalam Islam menjelaskan bahwa, zakat fitrah berasal dari dua kata yaitu zakat dan fitrah. Secara bahasa, arti zakat adalah tumbuh, berkembang, dan bertambah.

    Sedangkan arti fitrah yakni membersihkan jiwa, sifat awal, ciptaan, bakat, perangai, dan perasaan keagamaan. Dan menurut syara’ zakat fitrah adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh setiap umat muslim, baik dewasa ataupun anak-anak, perempuan maupun laki-laki di bulan Ramadhan.

    Hal ini bertujuan untuk menyucikan diri dan diberikan untuk orang-orang yang berhak menerimanya atau mustahik. Hukum membayar zakat fitrah yakni wajib untuk setiap individu muslim, anak-anak ataupun dewasa. Baik berjenis kelamin perempuan ataupun laki-laki, orang yang merdekat ataupun hamba sahaya, orang berakal maupun tak berakal.

    Besaran Zakat Fitrah Beras

    Para ulama sudah sepakat bahwa besaran zakat fitrah tak boleh kurang dari satu sha’. Yang termasuk di dalamnya adalah baik kurma ataupun gandum atau sebagainya. Besaran tersebut adalah takaran yang digunakan dalam mengukur banyak atau sedikitnya makanan secara jumlah di masa Rasulullah SAW.

    Penyaluran zakat fitrah adalah dalam bentuk makanan pokok yang terdapat di tempat muzakki. Tujuan dari zakat sendiri yakni untuk mengenyangkan para mustahil atau penerima zakat di malam dan siang hari di Hari Raya Idul Fitri.

    Menurut Imam Syafi’I, Imam Malik, Imam Ahmad, dan para ulama yang lain telah sepakat bahwa besaran zakat fitrah yang ditunaikan sebesar satu sha’. Satu sha’ setara dengan berat 2,8 kilogram kurma, beras, gandum, atau makanan pokok lain yang ada di negeri tersebut.

    ilustrasi bayar zakat

    Sedangkan Imam Hanafi memiliki pendapat yang berbeda, yakni memperbolehkan umat muslim untuk membayar zakat fitrah dengan uang. Besaran uang yang digunakan untuk membayar zakat nilainya harus sama dengan bahan makanan pokok tersebut.

    Besaran satu sha’ menurut Imam Hanafi yakni lebih tinggi dari pendapat para ulama lainnya yakni sebesar 3,8 kilogram. Akan tetapi, jika bermaksud membayar zakat fitrah dengan uang, maka gunakan patokan besaran 3,8 kilogram harga kurma kering.

    Menurut fatwa MPU Aceh yakni Nomor 13 Tahun 2014 yang berisikan ketentuan zakat fitrah, menjelaskan bahwa besaran zakat fitrah beras atau makanan pokok lainnya adalh 2,8 kg. Akan tetapi, jika yang disalurkan dalam bentuk uang maka senilai 3,8 kilogram dari harga anggur kering, kurma kering, gandum sya’ir, dan gandum bur.

    Oleh karena itu, bagi umat muslim yang ingin membayar zakat dengan uang, maka tak diperbolehkan untuk membayar zakat dengan cara dikalikan dengan 2,8 kilogram. Namun besarannya harus dikeluarkan yakni senilai 3,8 kilogram.

    Pandangan Ulama Terkait Bayar Zakat Fitrah dengan Uang

    ilustrasi memberi

    Melalui video ceramah Ustadz Adi Hidayat, beliau menjelaskan bahwa mayoritas ulama terutama ulama Hanabilah, Syafiiyah, Malikiyah telah sepakat jika zakat fitrah harus dibayarkan atau disalurkan menggunakan bahan makanan pokok.

    Apa alasannya? Alasannya karena zakat fitrah mempunyai tujuan sebagai bantunan pasokan yang dapat dikonsumsi seperti makanan. Sehingga bisa menunjukkan bahwa hari tersebut bukan lagi bulan Ramadhan, melainkan telah hari Lebaran.

    Akan tetapi berbeda dengan ulama Hanafi yang memiliki pendapat bahwa, umat muslim boleh membayar zakat fitrah dengan uang. Menurut para ulama tersebut, hal tersebut hukumnya sah jika uang yang dibayarkan memiliki nilai dengan bahan makanan pokok yang harus dikeluarkan.

    Khalifah Umar bin Abdul Aziz pun memiliki pendapat yang sama. Sebagaimana terdapat dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Ishaq yang berbunyi:

    “Aku menjumpai mereka (Al-Hasan dan Umar bin Abdul Aziz) sementara mereka sedang menunaikan zakat Ramadhan dengan beberapa dirham yang senilai bahan makanan.”

    Namun, pendapat tersebut dikhawatirkan sebagian besar ulama berpotensi bertentangan dengan tujuan awal dari zakat fitrah. Para ulama khawatir jika uang yang diberikan itu tak dibelanjakan dengan barang berjenis pasokan makanan. Misalnya justru dibelikan baju atau barang lain.

    Di mana barang-barang tersebut tak menandakan bahwa ibadah puasa Ramadhan telah berhenti, dan Hari Lebaran telah tiba yang menunjukkan umat muslim sudah boleh makan seperti biasa dan bergembira.

    Jika pemberi zakat menilai bahwa penerima juga membutuhkan selain makanan, kata Ustadz Adi Hidayat, hal itu bisa disertakan dengan skema infaq. Bagaimana caranya? Caranya yakni dengan mengumpulkan sedekah di dalam konteks zakat mal di bulan Ramadhan.

    Hukum Bayar Zakat Fitrah Pakai Uang

    Adanya perbedaan terkait boleh atau tidak membayar zakat fitrah dengan uang, membuat umat muslim harus bersikap. Perbedaan kehidupan dan peradaban bisa menjadi patokan dalam memilih langkah. Dalam ceramah Ustadz Adi Hidayat, hukum membayar zakat fitrah dengan uang adalah boleh.

    Pemberi zakat diperbolehkan membayar zakat fitrah dengan uang, akan tetapi tetap harus membayar zakat menggunakan bahan makanan pokok. Saat ini menjalani sebuah kehidupan juga harus lebih realistis. Masyarakat saat ini lebih membutuhkan uang.

    Sebab, masyarakat saat ini tak terlalu kekurangan bahan pokok seperti beras. Pasalnya pemerintah gencar memberikan bantuan pasokan bahan makanan pokok kepada masyarakat. Oleh karena itu, berzakat dengan menggunakan uang dianggap juga lebih bermanfaat.

    Itulah penjelasan mengenai besaran zakat fitrah beras atau makanan pokok lain yang harus disalurkan umat muslim. Dan ada penjelasan mengenai pandangan ulama terkait pembayaran zakat fitrah pakai uang beserta hukumnya.

    Baca Juga: